webnovel

Impossible wish

WARNING!! Adult konten. banyak adegan dewasa dan kekerasan

NvigirlFanaticzz · LGBT+
Not enough ratings
60 Chs

Meet

Saat ini jimin dan yoongi sudah berada di tempat parkir perusahaan Min Corp. Jimin keluar dari mobil dengan perasaan gugup karena jimin belum pernah masuk ke tempat seperti itu.

Jimin dan yoongi kini mulai berjalan beriringan memasuki gedung perusahaannya. Banyak mata memandang jimin dengan kagum atau bahkan memekik tertahan karena saat ini jimin terlihat sangat manis dan ada pula yang menatapnya dengan tatapan tak suka.

"Cih!" Terlihat seorang wanita melihat yoongi dan jimin memasuki ruangan CEO melipat tangannya di dada.

"Hyung, aku merasa aneh berada di sini." Ucap jimin yang tak nyaman saat tadi melewati para karyawan yang menatapnya.

"Tenang lah jimin bersikaplah acuh pada mereka yang menatapmu benci. Tak ada gunanya kau mengkhawatirkannya itu hanya membuat mental mu down, mengerti?"

"Ne hyung akan ku coba." Ucap jimin ragu karena bagaimana pun jimin seorang yang peka dan perasa pastinya akan sulit melakukannya.

"Sekarang kemarilah dan bawa kursi itu kemari untukmu duduk di sampingku."

Jimin pun menuruti apa yang hyung nya katakan dan segera memposisikan duduknya di samping yoongi.

"Bantu aku mengerjakan file-file ini aku akan mengajarkanmu perlahan. Tolong ambil laptop yang ada di dalam lemari kaca  itu. Coba kau mengoperasikan sendiri laptop itu dengan mengerjakan ini." 

Setelah mengambil laptop yang yoongi maksud jimin mulai mengoperasikan laptop di depannya.

"Woah kau bisa menggunakan nya ternyata. Apa kau pernah memilikinya?" Tanya yoongi dengan terkagum melihat jimin.

"Tidak hyung, aku belum pernah memilikinya sendiri. Tapi dulu saat masih sekolah aku pernah memakai milik temanku." Yoongi mengerti yang di katakan jimin dan mulai memberikan satu map berwarna biru pada jimin dan mulai mengajarkan beberapa hal yang mulai di mengerti oleh jimin. Dan jimin pun mencoba mengerjakannya.

Setelah beberapa lama, jimin menyelesaikannya dengan cepat.

"Hyung, coba kau periksa ini.." Yoongi yang masih mengerjakan miliknya menolehkan kepala ke arah jimin dan meraih laptop yang di pakai jimin.

"Hum, aku curiga kalau kau ini putus sekolah. Apa kau bohong mengenai putus sekolah hum?" Ucap yoongi yang mengamati laptop jimin.

"Kenapa hyung? Aku memang putus sekolah saat di SHS."

"Kenapa kau bisa mengerjakannya dengan mudah? Padahal aku sendiri sedikit kesulitan mengerjakannya."

"Yah.. Mungkin karena otak encer ku ini." Ucap jimin sambil menempelkan telunjuknya di kepala.

"Owh.. Kau ingin bilang hyung bodoh? Begitu?"

"Hey mana ada aku tak mengatakan itu."

"Oh.. Benarkah? sini kau anak nakal.."

"Ahahaha.. Hyung.. Geli.. Ahahaha.. " Ke duanya pun tertawa dan melempar candaan tanpa menyadari seseorang masuk ke dalam ruangan itu.

"Permisi tuan Min." Yoongi pun menolehkan kepala saat di masih asyik bercanda dengan sang adik.

"Aera-ssi ada apa?"

"Tuan Min setengah jam lagi akan ada pertemuan dengan klien kita dari jeon corp."  Ucap Aera sambil sesekali mencuri pandang kearah jimin yang kini kembali memperhatikan layar laptop di depannya

"Ah baiklah.. Aku akan bersiap. Jimin-ah kau sudah selesai bukan tolong print file itu karena file itu akan aku bawa juga."

"Ne hyung. Tunggu sebentar.." Jimin pun mulai mengerjakan tugas yang baru di perintahkan yoongi.

Setelah lima menit file yang di inginkan yoongi pun sudah ada di meja.

"Hyung sudah selesai."

"Ne. Dan Aera-ssi tolong copy file ini." Yoongi pun memberikan file yang sudah di print itu kepada wanita yang berada di depannya. Wanita itu pun segera keluar dengan sebelumnya memberikan tatapan sinis pada jimin yang tak di ketahui ke dua orang di depannya karena yoongi yang sekarang sibuk menjelaskan sesuatu pada jimin.

"Ah, bangga sekali mempunyai adik yang pintar. Bagaimana jimin-ah kau masih gugup?"

"Tidak hyung, aku senang sekali bisa membantu di sini."

"Hmm, bagus lah kalau begitu. Kalau begitu kau akan membantuku saja di sini menjadi peran ganda dari CEO."

"Maksud hyung?" Jimin memiringkan kepalanya tak mengerti maksud dari hyung nya.

"Maksud ku begini, saat ada pertemuan yang tak bisa ku datangi dan waktunya bersamaan kau yang akan menggantikan ku untuk datang pada pertemuan itu karena aku tak ingin orang lain yang menggantikan ku. Aku percaya kau pasti bisa jimin."

"Eh, aku tak yakin bisa hyung.."

"Oh ayolah bersikaplah optimis."

"Hah... Baiklah hyung akan ku lakukan."

"Great choice. Baik aku pergi dulu ke ruang rapat mereka pasti sudah datang. Kalau kau datang berkeliling lah untuk mengenal setiap sudut perusahaan ini."

"Ne hyung." Sebelum pergi yoongi mengusap kepala jimin dengan lembut. Yoongi pun pergi dari ruangannya meninggalkan jimin sendiri di dalam sana.

.

.

.

Di sisi lain, kini jeon jungkook dengan sekertaris nya jung hoseok sudah berada di dalam gedung perusahaan Min Corp. Di berjalan dengan sekertaris nya menuju ruang rapat yang di antar seorang wanita yang bekerja sebagai resepsionis di perusahaan Min Corp.

"Silahkan tuan ini ruangannya." Jungkook dan hoseok masuk ke dalam ruangan yang masih sepi itu memang pertemuan itu hanya melibatkan dua CEO dengan sekertaris nya saja.

"Lama sekali mereka!" Jungkook geram karena tidak tepatnya waktu pertemuan itu dia mulai mengetuk-ngetukkan jarinya pada meja di depannya. Tak berapa lama yoongi dan sekertaris nya masuk ke ruangan itu.

"Maaf menunggu lama." Ucap yoongi dengan membungkukkan tubuhnya sebagai tanda permintaan maaf.

"Baiklah lupakan, kita mulai saja." Ucap jungkook datar.

.

.

.

"Ah... Aku bosan sudah satu jam hyung juga belum kembali. Emm.. Aku berkeliling saja kalau begitu." Jimin pun beranjak dari duduknya dan mulai melangkahkan kakinya menuju pintu dan keluar dari ruangan itu. Jimin mulai berkeliling melihat karyawan di sana dengan senyum manisnya dan sesekali para karyawan menyapanya.

"Tuan kau cantik sekali, kyaaa!!" Ucap seorang karyawan wanita bertubuh mungil memberanikan diri untuk mendekati jimin.

"Eh, kenapa cantik seharusnya tampan noona." Ucap jimin sambil memperlihatkan senyum bulan sabit nya.

"Oh astaga, senyum tuan sangat mempesona. Oh jantungku.. Kau membuat jantungku tak sehat tuan cantik.." Goda wanita itu dengan tingkah lucunya.

"Kau ini ada-ada saja. Dan tolong jangan memanggilku tuan."

"Eh kalau begitu boleh tahu namamu? Aku Im yoora, salam kenal!" Ucap yoora sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Pa.. Ah tidak aku Min Jimin. Salam kenal.." Ucap jimin dengan menyambut uluran tangan yoora.

"Min jimin? Min? Eh.. Apa kau saudara dari CEO kami?"

"Ah.. Ne aku adiknya."

"Ow! Astaga maafkan saya tuan jimin sudah lancang." Ucap yoora yang menyesal dan merasa takut karena kebodohannya menggoda adik dari atasannya.

"Hey, tenanglah tidak apa-apa tak perlu formal seperti itu noona. Dan jangan memanggilku tuan panggil jimin saja. Karena mungkin umurmu lebih tua dari ku."

"Ah.. Ne sekali lagi maaf jimin."

"Tidak apa-apa." Ke duanya masih asik mengobrol sampai yoongi yang telah keluar dari ruang pertemuan memanggil sang adik.

"Jimin!" Jimin yang merasa di panggil pun menolehkan kepalanya ke arah yoongi. Dan mulai mendekat ke arah yoongi. Tanpa jimin sadari jungkook berdiri di samping yoongi. 'Ternyata pria rendahan ini ada disini. Apa dia sekarang menjadi jalang dari tuan Min? ' ucap jungkook dalam hati sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Ne hyung.. Eh.."

𝘿𝙚𝙜

Setelah jimin mendekati yoongi dia baru sadar bahwa orang yang pernah melakukan kekerasan padanya ada di sana. Jimin mulai gugup dan merasa takut pada orang yang ada di sebelah hyung nya.

"Jimin kenalkan dia adalah klien kita Jeon Jungkook dari perusahaan Jeon Corp."

"Jeon jungkook salam kenal." Ucap jungkook dengan menampilkan seringai di bibir tipisnya.

Jimin masih diam mematung karena keterkejutannya sampai sentuhan yoongi pada bahunya menyadarkannya.

"Jimin? Ada apa saeng?" Jimin tersentak dengan tindakan yoongi dia benar-benar takut pada orang di depannya.

"Ah.. Em.. Ne hyung."

"Kau kenapa hum? Apa kau sakit?" Ucap yoongi yang khawatir atas sikap jimin.

"T-tidak hyung. A-aku tidak apa-apa.." Jimin pun kembali menoleh pada orang yang berada di depannya dan perlahan membalas uluran tangan jungkook.

"M-min jimin imnida." Ucap jimin gugup.

"Min?"

"Ne tuan jeon dia adik ku."

"Oh.. Begitu rupanya." Jungkook pun menatap jimin dengan tatapan yang tak dapat di artikan dan jimin hanya menunduk takut pada orang yang ada di depannya.

𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩 𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩 𝘿𝙧𝙧𝙩𝙩

Ponsel yoongi bergetar menandakan panggilan masuk pada ponselnya.

"Ah maaf aku tinggal sebentar untuk mengangkat telepon." Yoongi pun pergi meninggalkan jimin bersama jungkook. Jungkook mendekatkan wajahnya ke telinga jimin dan mulai mengatakan sesuatu yang membuat jimin sakit hati.

"Min jimin eoh? Bukankah nama mu Park jimin? Kenapa bisa marga mu berubah? Oh atau jangan-jangan dia merubah marga mu dan mengatakan kalau kau adalah adiknya hanya untuk menyembunyikan statusmu sebagai jalang nya." Jimin meneteskan air matanya karena ucapan dari mulut jungkook. Begitu rendah kah dirinya di mata jungkook? Apakah orang sepertinya salah telah masuk ke dalam keluarga terpandang seperti keluarga Min?.

"Ah bagaimana kalau ku beri kau penawaran?" Jimin menoleh pada jungkook dengan tatapan tajam yang mana air mata masih saja menetes dari matanya.

"Sebenarnya apa mau mu tuan? Kenapa kau menghinaku dan merendahkan ku."  Jungkook tersenyum mendengar ucapan dari jimin.

"Hey orang seperti kalian para kalangan bawah hanya butuh uang bukan? Dan lihat lah dirimu sendiri masuk ke dalam keluarga yang terpandang itu, apa bukan hanya karena uang. Dan bisa ku tebak, kau pasti tiap malam berada di dalam kamar tuan Min dengan membuka lebar kakimu di atas ranjangnya untuk memuaskan tuan Min. apa aku benar?"

𝙋𝙡𝙖𝙠𝙠

Tamparan keras di terima jungkook di pipi kirinya.

"Jaga ucapan mu tuan Kau sendiri lah orang rendahan disini dengan mulut tak berpendidikan mu itu." Jimin pun pergi meninggalkan jungkook dengan amarahnya. Jungkook menatap tajam punggung sempit jimin yang perlahan menjauh.

"Dasar rendahan beraninya kau menamparku dengan tangan kotor mu itu, tunggu saja kau akan menyesal, aku pastikan kau akan hancur di tanganku."

Tbc