1 KEBANGKITAN MANUSIA TERKUAT

Jepang, pada tahun 9990 disebuah laboratorium uji coba perusahaan pembuatan senjata biologi ilegal di Tokyo tengah mengadakan uji coba

"Persiapan telah selesai dilakukan!!

Percobaan siap untuk dimulai"

kata salah seorang petugas pengawas uji coba.

Mengamati kembali persiapan yang telah dilakukan dengan cermat seorang pria paruh baya berusia kisaran 60 tahunan menganggukkan kepalanya sambil menjawab

"Baik!

Segera kunci tutup semua pintu serta fentilasi ruangan uji coba dan lepaskan virusnya."

yang berbicara ialah Thensei Suzuki yang dikenal sebagai Prof. Thensei yaitu seorang ilmuan jenius.

Namun karena sebuah alasan yang tidak diketahui ia bekerja disebuah perusahaan ilegal sebagai kepala ilmuan dan berhasil menciptakan virus yang dapat meningkatkan bentuk dan kekuatan fisik manusia serta memberikan kekuatan yang berada diluar imajinasi kepada mereka yang terkena virus atau dikenal dengan nama virus "Human Revolusioner".

Di dalam ruangan uji coba terdapat lebih dari 500 anak yang berumur kisaran dari 10-15 tahun.

Mereka terlihat dalam keadaan seperti orang yang tidak mempunyai jiwa dan hanya berdiri diam sambil pasrah menantikan apa yang akan terjadi kepada mereka.

Tapi masih ada beberapa anak diantara mereka yang masih mempunyai sedikit kesadaran dan dapat dengan jelas berpikir secara logis tapi mereka juga hanya berdiri diam, untuk menyesuaikan suasana disekitar mereka.

Salah satu diantara mereka yang masih memiliki sedikit kesadaran tersebut adalah Rieka Kaneko, seorang anak yang berasal dari sebuah desa terpencil di prefektur Yamaguchi.

Ia diculik oleh pihak perusahaan 2 tahun lalu saat masih berumur 8 tahun dan seluruh keluarganya dimusnahkan oleh pihak perusahaan dan iapun dicuci otak untuk menghilangkan semua ingatannya tentang keluarganya.

Hal ini terjadi karena ia serta anak-anak lain yang masih memiliki sedikit kesadaran telah menarik perhatian pihak perusahaan dengan bakat dan tingkat kecerdasan mereka.

Rieka adalah anak yang mempunyai iq dan bakat tertinggi diantara mereka semua sehingga, walaupun hanya memiliki sedikit kesadaran ia bisa memahami keadaan yang ia alami sebagai bahan uji coba dalam sebuah eksperimen dan hanya dia seorang yang masih mengingat namanya serta tanggal kelahirannya.

Namun karena ingatan tentang keluarganya telah ia lupakan ia tidak dapat mengingat nama marganya.

Kurang lebih 5 menit setelah virus disebarkan, Rieka serta anak-anak lainnya tiba-tiba jatuh dari posisi berdiri diam mereka akibat merasakan sebuah serangan kejutan seperti terkena aliran listrik yang sangat besar di seluruh tubuh mereka dan sebagian besar dari mereka kehilangan kesadaran mereka.

Adapun Rieka sendiri dengan mental yang sangat kuat mencoba sebaik mungkin menjaga kesadarannya yang juga hampir hilang sambil memejamkan matanya menahan rasa sakit yang telah ia alami.

Mengepalkan gigi dan telapak tangannya Rieka bergumam

"Aggghh,,

Apa yang terjadi padaku?

Uji coba seperti apa yang mereka lakukan pada kami?"

katanya sambil mencoba sebisa mungkin menjaga kesadarannya dan menahan rasa sakit yang ia alami.

10 menit kemudian setelah kesadaran dan rasa sakitnya hampir pulih sepenuhnya ia mencoba bangkit sambil membuka matanya dan mulai mengamati sekelilingnya.

Namaun apa yang ia temukan membuatnya terkejut serta merasa sedikit ketakutan.

Penampakan yang ia lihat adalah ia menyaksikan makhluk asing yang tidak ia kenali jenisnya sedikitpun tengah bertarung diantara mereka sendiri dan menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas diarea pertarungan mereka bahkan beberapa tembok bangunan yang dilapisi timah yang sangat tebal roboh dan mengakibatkan area pertarungan mereka semakin meluas dari waktu ke-waktu.

Bangun dari keterkejutannya yang singkat, Rieka sebisa mungkin menenangkan pikirannya sambil mengamati dan menganalisa apa yang sedang terjadi.

Namun sebelum dapat menyimpulkan hasil pengamatannya ia dikejutkan oleh hawa menakutkan yang berasal dari bagian belakang tubuhnya.

Mengalami kejadian tersebut, Rieka secara naluriah berbalik sambil melepaskan pukulan sekeras mungkin ke arah hawa menakutkan yang ia rasakan.

Namun dampak dari pukulan sekuat tenaga yang baru saja ia lepaskan secara refleks membuatnya terkejut dan syok karena dalam jarak sejauh mata memandang di arah pukulannya, ia menyaksikan ruang terdistorsi dalam ruang berdiameter sejauh mata memandang pula dan mengakibatkan apapun yang berada diruang tersebut menguap dan menghasilkan gas yang melayang dan lenyap tertiup udara.

Terbangun dari syok dan keterjutannya yang cukup lama, Rieka tertegun dan bergumam

"uuuhhh,,

Apa yang baru saja terjadi?

Apakah aku yang melakukan itu?

Tidak mungkin!

Berapa banyak makhluk hidup yang telah mati karena fenomena barusan, tapi-.."

katanya sambil melihat bagian punggung telapak tangannya dan menyaksikan darah yang sedang menguap.

Hal ini membuatnya takut kepada dirinya sendiri dan tanpa sadar menetaskan air mata karena merasakan sedikit penyesalan atas tindakannya yang telah secara tidak sengaja membunuh entah berapa banyak makhluk hidup akibat pukulannya tersebut.

Namun hal ini juga membuatnya sadar akan realisasi yang menyadarkannya bahwa makhluk asing yang telah ia lihat adalah anak-anak yang di jadikan sebagai bahan uji coba tapi ia masih belum tahu uji coba seperti apa yang telah dilakukan pada mereka yang membuat mereka berubah menjadi makhluk yang mengerikan dan mempunyai kekuatan diluar imajinasi manusia dan hal ini membuatnya merasakan kemarahan yang sangat besar didalam hatinya.

Namun dengan mental yang kuat, Rieka sebisa mungkin menekan amarahnya agar tidak lepas kendali dan melampiaskan kemarahannya kepada mereka yang tidak bersalah.

Entah telah berapa lama ia akhirnya dapat menenangkan dirinya dari amarah dan penyesalan yang telah ia alami dan kembali mengamati sekelilingnya untuk memastikan kesimpulan dari realisasi yang ia dapatkan sebelumnya.

Mengamati sekelilingnya, setelah menimbulkan kekacauan yang sangat besar Rieka tidak terkejut menemukan ia telah dikerumuni oleh anak-anak lain yang telah berubah menjadi makhluk mengerikan dan menatapnya dengan tatapan ganas bercampur ketakutan.

Menghadapi ketegangan tersebut, Rieka tetap tenang dan menyadari semua kualitas inderanya telah meningkat secara dramatis seperti, ia dapat melihat gerak-gerik sekecil apapun yang dilakukan oleh makhluk-makhluk mengerikan yang mengerumuninya dari jarak yang cukup jauh darinya dan dengan jelas mendengar suara serta bunyi detak jantung mereka yang sedang marah bercampur takut kepadanya.

Hal ini membuat Rieka sedikit sedih sekaligus lega karena menilai dari tindakan mereka, ia dapat menyimpulkan bahwa mereka telah sepenuhnya kehilangan kesadaran mereka sebagai manusia.

Memeriksa seluruh bagian tubuhnya, Rieka tidak menemukan perubahan apapun dan membuatnya sedikit bingung.

Dalam kebingungan yang ia alami, Rieka mulai mengingat serta menganalisa bagaimana ia dapat mengeluarkan kekuatan yang sangat besar dari pukulan yang ia lakukan secara refleks sebelumnya.

Hal ini ia lakukan untuk meminimalkan korban serta kerusakan uang akan ia lakukan dalam upayah pelariannya nanti.

Berkat iq-nya yang tinggi, dalam waktu singkat Rieka telah memiliki kesimpulan atas kekuatan yang telah ia peroleh.

Kemudian ia mulai memfokuskan semua inderanya untuk merasakan segala bentuk energi yang berada di dalam serta diluar tubuhnya dan menggunakan energi tersebut untuk meningkatkan kualitas semua inderanya ketingkat yang lebih tinggi dari waktu ke-waktu.

Setelah memastikan kesimpulannya benar, Rieka segera bersiap untuk melakukan aksi pelariannya.

Namun sebelum memulai aksinya ia dengan sedikit harapan berharap semoga makhluk-makhluk mengerikan yang sedang mengepungnya masih memiliki walau hanya sedikitpun kesadaran sembari memperingatkan

"Sekarang aku akan meninggalkan tempat ini.

Siapapun yang masih menyayangi nyawanya maka jangan mencoba melakukan apapun yang menghalangi jalanku"

teriaknya sekeras mungkin dan secara perlahan bergerak kearah dimana jumlah makhluk mengerikan yang mengepungnya paling sedikit.

Dengan kualitas semua inderanya yang terus meningkat dari waktu ke waktu, kekutan fisik Rieka juga ikut meningkat yang membuat gerakannya semakin cepat pula.

Namun sepertinya harapannya sebelumnya sia-sia karena walaupun takut kepadanya, makhluk-makhluk mengerikan yang berada didepannya masih mencoba menghentikannya menggunakan kekuatan mereka.

Adapun Rieka yang perikemanusiaannya juga telah menipis akibat efek cuci otak yang telah ia alami, ia tidak ragu sedikitpun menyingkirkan mereka dari jalan pelariannya.

Namun dalam pembelaannya tersebut ia juga berusaha sebisa mungkin mengendalikan energi yang ia gunakan serta meningkatkan kecepatannya untuk menghindari dan meminimalkan korban yang ia singkirkan.

Kurang lebih 1 jam setelah berjuang dalam pelariannya, akhirnya ia berhasil lolos dari kepungan mereka dan tanpa sadar ia telah berada di luar area kawasan perusahaan yang berada di tengah hutan di Tokyo.

Menyadari ia telah lolos dari kepungan makhluk-makhluk asing yang mencoba menahannya, Rieka akhirnya merasa sedikit lega bercampur beberapa kebimbangan dihatinya.

Karena dalam upayah pelariannya sebelumnya ia mendapati jumlah makhluk asing yang mencoba menahannya lebih banyak dari jumlah anak-anak yang dikumpulkan sebagai bahan percobaan.

Namun ia sangat malas untuk memikirkan hal tersebut karena mengalami rasa kelelahan yang cukup berat dan segera mencari tempat peristirahatan sambil terus mengawasi lingkungan sekitarnya.

Saat ini tepat pukul 21.00 pm, walaupun telah keluar dari area kawasan perusahaan yang terletak di tengah hutan yang sangat dalam, Rieka saat ini masih berada di tepi hutan dan masih sekitar 6-7 km dari pusat kota sehingga pencahayaan disitu hanya berasal dari sinar bulan yang lumayan terang saat ini.

Sayangnya sebelum ia sempat pulih sepenuhnya dari kelelahannya, indera pendengarannya yang telah sangat meningkat ia mendengar ledakan dari arah pusat kota.

Penasaran akan sumber suara tersebut, Rieka segera mencari dan menaiki pohon tertinggi yang ada di sekitarnya dan mulai mengamati apa yang sedang terjadi.

Namun karena sumber suara terlalu jauh meskipun dengan indera penglihatan yang telah meningkat pula, Rieka tidak dapat mengetahui secara pasti apa yang sedang terjadi.

Ia hanya memiliki spekulasi telah terjadi kekacauan yang sangat besar pada sumber suara tersebut.

Karena sumber suara memiliki arah yang berlawanan dari tempat pelariannya sebelumnya, Rieka mulai menyadari lokasi keberadaannya sekarang.

Sambil terus mengawasi lokasi sumber suara mengejutkan barusan, Rieka mulai menyimpulkan hasil analisanya sembari bergumam

"Seharusnya aku telah berada dalam jarak sekitar 10 km dari tempat pelarianku sebelumnya.

Sedangkan sumber suara barusan berasal berlawanan dengan arah tempatku melarikan diri sebelumnya dan berjarak sekitar 6-7 km dari sini.

Mengingat dengan jumlah yang tidak masuk akal dari makhluk mengerikan yang aku temui sebelumnya, aku yakin sekarang aku telah berada diluar area kawasan perusahaan.

Sedangkan sumber suara yang mengejutkan barusan berada tepat di pusat kota.

Adapun penyebabnya, sepertinya aku harus kesana secara langsung untuk memastikan kesimpulan yang aku dapatkan benar bahwa akibat pemberontakan makhluk mengerikan di lokasi perusahaan telah menyebabkan menyebarnya virus uji coba yang telah mereka buat ke seluruh penjuru.

Sial!!!!

Sepertinya waktu beristirahat telah berakhir."

katanya dengan wajah serius bercampur kesal.

Walaupun kesal sebagai seorang jenius, Rieka jelas tidak dapat melawan rasa penasarannya sehingga ia bergegas secepat mungkin bergerak menuju sumber suara.

Dengan antisipasi yang sangat besar, ia terus meningkatkan kecepatannya secepat mungkin.

All hasil dalam waktu kurang lebih 5 menit ia telah sampai tepat di pusat sumber suara yang sesuai dugaannya terletak di pusat kota Shinjuku atau ibukota prefektur Tokyo.

Hal yang ia saksikan disini tidak jauh berbeda dari apa yang ia lihat di lokasi perusahaan.

Hanya saja area kekacauan yang terjadi lebih besar dan makhluk mengerikan lebih banyak pula disini.

Meskipun telah mengantisipasi reaksi yang akan ditimbulkan oleh makhluk-makhluk mengerikan terhadapnya, Rieka masih saja terkejut dengan reaksi mereka yang lebih ganas dan tanpa rasa takut sedikitpun kepadanya.

Mengamati sekelilingnya Rieka mendapatkan sebuah spekulasi yang mengatakan bahwa mungkin hal ini yang disebut dengan insting buas yaitu insting untuk memangsa yang lemah berdasarkan bentuk fisiknya yang berbeda dari mereka yang lebih kecil dan terlihat lemah layaknya manusia biasa.

Hal ini membuatnya merasa sedikit kesal tapi semangat pertempurannya juga mulai berkobar.

Sambil bergumam Rieka meningkatkan volume suaranya secara perlahan

"Hhhuuff,,

Baiklah!!

Sepertinya kalian sangat menginginkan kematian, maka aku tidak punya pilihan selain mengabulkan keinginan itu"

katanya dengan nada yang jelas kemudian segera melancarkan serangan kepada mereka yang mengerumuninya sambil berusaha keluar dari kepungan mereka.

Dengan kontrol yang mulai membaik terhadap kekuatannya, Rieka tidak terlalu menemui banyak masalah dalam menyingkirkan mereka.

Namun karena jumlah mereka yang sangat banyak, tanpa sadar ia telah melakukan pertempuran hampir semalaman penuh dan tanpa tahu berapa banyak jumlah makhluk mengerikan yang telah ia bunuh dan berhasil keluar dari kekacauan tersebut.

Dan tanpa tahu lokasi keberadaannya sekarang, Rieka tiba didepan gerbang sebuah rumah yang sangat besar.

Dimana tidak ada sedikitpun tanda-tanda kekacauan di daerah tersebut.

Hal ini membuat Rieka akhirnya merasa lega meskipun ia mengalami kelelahan serta kelaparan yang lebih berat dari sebelumnya.

Namun dalam kelelahan tersebut Rieka tidak sedikitpun kecewa atau menyesal melainkan seutas senyum puas terpampang di wajah lusuhnya.

Karena berkat pengalaman bertarungnya yang telah ia lalui ia dapat dengan jelas memahami dan mengontrol kekuatannya dengan baik yaitu kekuatan untuk mengendalikan serta menggunakan segala bentuk energi alam. Walaupun saat ini jumlah energi yang dapat ia gunakan dan kendalikan masih terbatas ia tidak frustasi dan tetap berpikir positif bahwa kekuatannya akan terus meningkat seiring dengan pengalaman dan latihan yang akan ia lakukan nanti.

Diambang kesadarannya yang mulai buyar, Rieka memfokuskan seluruh konsentrasinya dan mulai mengendalikan semua energi yang berada di sekitarnya dan menggunakan energi tersebut untuk membuat sebuah dimensi energi yang dapat menghalangi menyebarnya virus di daerah tersebut.

Dengan luas daerah yang lumayan luas dalam kisiaran ribuan km kubik, Rieka akhirnya tidak sanggup lagi menahan kesadarannya dan jatuh pingsan secara perlahan di depan gerbang rumah sebelumnya untungnya percobaannya berhasil dan ia pingsan dalam keadaan senyum puas meskipun keadaannya saat ini sangat mengerikan.

Kulitnya terlihat sangat pucat, pakaian dan beberapa bagian tubuhnya berlumuran darah bercampur debu yang mulai membeku.

(8 jam sebelumnya)...

Di pusat pemerintahan kota Shinjuku, Disebuah bangunan bintang 5 dalam sebuah ruangan yang sangat besar terlihat puluhan pria paruh baya yang masing-masing mengenakan jas hitam yang sangat rapi tengah duduk melingkari meja berbentuk oval saling menatap dengan tatapan serius di wajah mereka.

Mereka adalah kumpulan kepala pemerintahan Jepang yang bertugas mengatur keamanan negara.

Di tengah-tengah mereka hadir presiden Jepang saat ini ialah Sugei Saito, ia duduk tepat ditengah sisi utarah meja.

Di sebelah kanannya seorang pria paruh baya yang usianya tidak beda jauh dengannya berdiri sambil terus menatap kearahnya.

Ia adalah kepala pemerintahan yang bertugas mengawasi keamanan negara yaitu Hitoo Watanabe, setelah mendapat anggukan dari Sugei ia mulai berbicara

"Ehem,,

Seperti yang kalian telah ketahui ataupun lihat, saat ini di berbagai daerah prefektur Tokyo telah terjadi kekacauan makhluk aneh yang mengerikan.

Berdasarkan laporan yang kami terima dari sisi tv dan juga saksi mata, kami mendapatkan makhluk aneh tersebut adalah warga yang tidak diketahui penyebabnya mengalami perubahan fisik dan melakukan pemberontakan dengan kekuatan mengetikan yang mereka miliki.

Saat ini daerah-daerah yang telah mengalami fenomena tersebut adalah pertama sebagai pusat dan awal munculnya makhluk tersebut adalah kota Shinjuku diikuti kota-kota lain seperti Tachikawa, Oome, Fuchuu, dan Mitaka.

Menurut perhitungan arus terjadinya fenomena tersebut, tidak menutup kemungkinan seluruh prefektur Tokyo bahkan mungkin di seluruh Jepang fenomena tersebut akan terus terjadi.

Sekian laporan yang telah kami dapatkan."

katanya dengan jelas.

Usai mendengarkan laporan mengerikan tersebut, ruangan yang awalnya sunyi tiba-tiba mulai gempar oleh kepanikan kepala pemerintahan lainnya dengan menyuarakan pendapat serta desakan mereka kepada Sugei untuk segera mengambil tindakan untuk menangani krisis tersebut.

Adapun Sugei sendiri hanya duduk diam sambil mendengarkan ocehan mereka.

Beberapa saat kemudian melihat keadaan yang akan lama mereda, Sugei dengan bunyi yang cukup keras mengetuk meja pertemuan.

Setelah kebisingan mulai mereda, iapun angkat bicara

"Tenanglah semuanya!!

Aku mengerti apa yang kalian khawatirkan dan juga tidak akan tinggal diam.

Dari laporan yang telah kita dengarkan kita dapat membuat beberapa spekulasi,

pertama : untuk menghentikan makhluk-makhluk yang sedang memberontak kita perlu kekuatan yang setara atau melebihi mereka.

Kedua : Perubahan yang terjadi kepada mereka menurutku adalah karena sebuah virus yang tidak diketahui telah menyerang mereka.

Dari spekulasi-spekulasi ini kita dapat menyimpulkan cara untuk menanganinya yaitu kita akan mengerahkan semua pasukan militer negara dengan persenjataan penuh untuk mengevakuasi warga yang belum terkena virus dan menangkap atau membunuh mereka yang telah terkena virus.

Kemudian kumpulkan semua ilmuan terbaik dan terpercaya untuk mengidentifikasi jenis virus tersebut dan membuat penangkalnya dengan membedah makhluk mengerikan yang kita tangkap nanti.

Itu saja!!!"

Katanya dengan jelas dan tegas.

Mendengar keputusan tegas dari Sugei kepala kepemerintahan lainnya hanya gemetar dalam hati dengan ketegasannya dan hanya dapat menyetujuinya.

Setelah itu tanpa buang waktu mereka segera melakukan rencana sesuai dengan keputusan Sugei.

avataravatar
Next chapter