webnovel

implicit: it's just you and me

Seorang gadis SMA yang pendiam, terlihat seperti nerd, dan merupakan pindahan dari sekolah lain yang bernama Hana bertemu dengan lelaki biasa di kelasnya karena kejadian tak disangka! Kejadian yang sangat memalukan dan menjijikannya itu dilihat oleh teman laki-laki dikelasnya itu. Karena itu Hana harus melayani lelaki itu agar apa yang dilakukannya tidak tersebar seisi sekolah. Namun seiring berjalannya waktu mereka sering memanfaatkan satu sama lain demi kepentingan pribadi mereka masing-masing, hingga suatu saat mereka sadar ada yang berbeda diantara mereka.

MackenCloy · Teen
Not enough ratings
39 Chs

Rivalmu (adalah) musuh.

***Sudut Pandang Rey***

Apa yang bisa kukatakan?

Melihat bagian luarnya saja seperti hendak masuk ke Istana Negara, dan benar juga, ketika aku masuk ke dalam, rumahnya sangat besar, halamannya juga begitu luas. Rasanya, jika rumahnya yang bertingkat-tingkat dan luas itu dijejerkan, aku yakin luasnya bisa melebihi Istana Presiden ataupun rumah apapun yang pernah kulihat, rasanya rumahnya lebih dari 1 blok, yang mana mungkin cuma satu-satunya di Indonesia. Aku tidak heran jika namanya begitu dikenal ayahku, Franz Farendra pastinya salah satu orang paling berkuasa di negara ini. Lalu aku memarkirkan mobilku di halaman, tepat di samping mobil Aston Martin, namun aku tidak yakin seri apa. Aku melihat-lihat mobilnya yang sangat mewah sekaligus sangat sporty. Memang tipe mobil untuk gentleman seperti James Bond. Honda Civic milikku tidak bernilai apa apa jika dibandingkan dengan Aston Martin ini.

"Rey! Kau sudah datang ya!" Panggil seseorang dari jauh.

Setelah aku menengok kebelakang ternyata itu adalah Faris bersama Hana dari jauh, mereka menghampiriku.

"Oh, aku lihat kamu seperti tertarik dengan mobilnya, mau test Drive?" Tanya Faris.

Siapapun pastinya mau lah.

"Seri apa? DB?" Tanyaku kembali.

"Walah, ini mah bukan DB. Ini Vanquish S Ultimate.."

tidak tahu, tapi sepertinya memang model yang langka.

"Gimana? Mau coba?"

"Tidak, aku kesini untuk menjemput Hana."

"Engga boleh. Aku diizinkan ayahnya untuk pinjam dia seharian.."

"Aku menolak. Dia adalah pacarku. Sekarang kembalikan dia padaku." Jawabku dengan tegas.

"Kalau begitu aku menolak penolakanmu, Hana aku pinjam hari ini saja. Mulai esok hari kamu bisa memakainya sepuasnya kok.."

"Tidak. Aku mau dia sekarang."

Faris menghela nafasnya.

"Baiklah, kalau begitu aku menantangmu!" Ujarnya sembari menunjukku.

Aku tidak begitu terkejut.

"Apa yang kau mau?" Tanyaku.

"Kita adu kecepatan antara mobil kita.., bagaimana?"

Sial, main tembak ke situ aja.

Lagipula sejak awal sudah ketahuan siapa yang menang, mobilku mana bisa mengalahkan Aston Martin, bisa setara saja sudah mustahil.

"Kecepatan mobil kita tidak ada hubungannya dengan cinta hana!" Jawabku.

"Oh? Kalau begitu kamu yang tentukan apa pertandingannya.."

Aku terdiam, aku berpikir apa yang bisa membuat rasio menenangkanku lebih tinggi daripadanya.

"Kamu bingung, kan? Kalau begitu kamu pikirkan dulu.."

Aku memikirkan di toiletnya, toilet yang luas serta mewah, toilet yang belum pernah kulihat sebelumnya. Jika aku ingin mengalahkannya, maka aku tidak boleh ceroboh. Aku harus memilih pertandingan yang menguntungkan bagiku. Orang lemah secara logika tidak akan menang melawan orang kuat, di situlah kuncinya. Orang yang kuat akan menggunakan seluruh kekuatannya untuk menang, itulah cara orang kuat berpikir. Sedangkan orang lemah akan menggunakan akan menggunakan otaknya untuk mencurangi orang kuat. Tidak mungkin adu kecepatan, tidak mungkin adu fisik, tidak mungkin juga adu olahraga. Faris tentunya hebat dalam semua itu. Lagipula Faris pastinya akan melakukan apapun untuk bisa menang, dia tipe orang yang tidak gampang menyerah.

Apa yang hanya bisa dimenangkan olehku?

Apa yang hanya diketahui olehku?

Tunggu dulu...

Itu dia!

Sesuatu yang hanya diketahui olehku.

Ya, hal-hal tentang Hana.

Baiklah, ayo lakukan ini.

Aku keluar dari toilet dan menemui mereka, dengan yakin aku menantang Faris, "Aku tantang kamu untuk mengadu pengetahuan kita tentang Hana!"

"Wah, aku tidak menyangka kamu akan memilih itu. Baik, ayo kita lakukan. Hana, buat 15 pertanyaan tentang dirimu." Sahut Faris.

"O-oke!" Jawab Hana.

Hana terlihat sangat senang, sepertinya dia yakin aku akan menang.

Setelah cukup lama, akhirnya Hana mendatangi aku dan Faris di sebuah ruangan besar yang terdapat meja panjang, sepertinya ini adalah ruangan untuk rapat. Kami bertiga duduk di sana, aku bersebelahan dengan Faris, sedangkan Hana jauh di seberang kami. Hana sudah membawa selembar kertas di tangannya, kertas itu pastinya berisi daftar pertanyaan yang telah ia buat.

"Baik, jadi aku sudah siapin 15 pertanyaan. Cara bermainnya adalah semuanya harus menjawab, yang tidak menjawab, maka dianggap salah, maksimal 3 kali menjawab salah." Jelas Hana.

"Ahh, aku sudah tidak sabar.." ujar Faris.

Aku memperhatikannya, sepertinya ia sangat senang dengan ini, lantas aku bertanya, "Kelihatannya kamu senang melawanku seperti ini ya.."

"Jelas, bukan? Ini adalah pertandingan yang sudah kutunggu.."

"Eh? Maksudnya?"

"Waktu terakhir kali kita bertemu, kamu bilang kepadaku, bahwa lain kali aku akan menang. Ini adalah waktunya.."

"Hah? Tapi.., waktu itu, maksudnya untuk pertandingan bulutangkis.."

"Iya memang, tapi juga tentang Hana.."

Ternyata itu maksudnya, karenanya aku mulai sedikit geram.

"Kalau begitu kita naikan taruhannya, yang kalah harus meninggalkan Hana dengan orang yang memang!" Lanjut Faris.

Begitu rupanya.

Memang Faris ini tidak akan menyerahkan Hana begitu saja, Hana bisa saja sampai berhari-hari di sini, pastinya hanya untuk memenuhi nafsunya hingga ayahnya pulang dari luar negeri.

"Lah, tapi tadi gaada kesepakatan kayak gitu!" Balas Hana.

"Iya, tapi aku yakin Pacarmu ini ingin aku pergi selamanya darimu, kan? Aku memberi kesempatan loh.."ujar Faris.

Perkataannya ada benarnya juga, jika aku memang, maka Faris akan pergi selamanya dari hidup Hana.

"Baiklah, aku terima."

Ayo, Rey, kamu pasti bisa.

Aku akan mengalahkannya..

..tidak, aku harus mengalahkannya!

"Pertanyaan pertama, apa makanan kesukaanku? Junk food juga termasuk."

"Burger!" Jawab Faris dengan cepat.

"Pizza." Jawabku.

"Rey benar. Faris salah. Poinnya 1-0"

"Pertanyaan kedua, apa warna favoritku?"

"Violet." Jawabku.

"Violet." Jawab Faris.

"Dua-duanya benar. Poinnya 2-1"

"Pertanyaan ketiga, apa rasa minuman kesukaanku?"

"Matcha." Jawab Faris.

"Taro" Jawabku.

"Rey benar, Faris salah. Poinnya 3-1"

"Wah jelas kesukaanmu sudah berubah ya.." ujar Faris.

"Pertanyaan keempat, apa negara kesukaanku?"

"Jepang." Jawab Faris.

"Jepang." Jawabku.

"Dua-duanya benar. Poinnya 4-2"

"Pertanyaan kelima, apa anime Favoritku? Pilih satu."

Sial, aku tidak tahu.

Memangnya Hana pernah memberitahuku?

Oh ya!

"Tsuki ga kirei.." jawabku.

"Suzumiya haruhi." Jawab Faris.

Hana menghela nafasnya, lalu berkata, "Rey salah, Faris benar. Poinnya 4-3"

Sial, aku lupa waktu festival kebebasan waktu itu.

Dia banyak berfoto dengan cosplayer Suzumiya Haruhi.

Aku tidak boleh lengah lagi.

"Pertanyaan keenam, Kapan Ulang Tahunku?"

"12 Februari." Jawabku.

"12 Februari." Jawab Faris.

"Dua-duanya benar. Poinnya 5-4"

"Pertanyaan ketujuh, apa zodiakku?"

"Jelas Aquarius.." jawab Faris.

"Aquarius." Jawabku.

"Dua-duanya benar. Poinnya 6-5"

"Pertanyaan kedelapan, apa golongan darahku?"

"O." Jawabku.

"O." Jawab Faris.

"Dua-duanya benar. Poinnya 7-6"

"Pertanyaan kesembilan, siapa penyanyi kesukaanku?"

"LiSA." Jawab Faris.

"LiSA." Jawabku.

"Dua-duanya benar. Poinnya 8-7"

"Pertanyaan kesepuluh, apa lagu kesukaanku?"

Lagu kesukaan?

Aku hanya tau ia suka dengan LiSA, tapi apa lagu kesukaannya?

Selama ini dia memutar semua lagunya..

"A-aku tidak tahu.." jawabku.

"Tapi kan.., hmmm, Faris?" Hana sepertinya kecewa.

"No More Time Machine." Jawab Faris.

"Rey salah, Faris benar. Poinnya 8-8"

Sial. Aku salah lagi.

"Pertanyaan kesebelas, apa ukuran sepatuku?"

"35!" Jawabku.

"35." Jawab Faris.

"Dua-duanya benar. Poinnya 9-9"

"Pertanyaan keduabelas, dimanakah tanda lahirku?"

"Ah? Memangnya kamu punya tanda lahir?" Tanyaku.

"Hana punya loh. Ada di belakang punggungnya. Kamu ini pasti pernah 'berbuat' dengannya bukan? Masa tidak sadar hal itu.." ujar Faris.

Sial, sudah jelas bukan?

Pasti Faris tadi melihat tanda lahirnya saat melakukan sesuatu dengan Hana.

Sial! Pastinya dia melakukan sesuatu dengan Hana!!

Aku sangat kesal, darahku mulai memanas. Kepalan tanganku semakin keras.

"Rey salah, Faris benar. Poinnya 9-10"

"Pertanyaan ketigabelas, apa cita-citaku?"

"Kamu ingin memiliki banyak teman!"

"Akuntan."

"Rey salah, Faris benar. Poinnya 9-11"

"Pertanyaan keempat belas, apa posisi kesukaanku? Cewek di atas atau cewek dibawah?"

"Eh? Apa itu?" Aku tidak mengerti.

"Cewek dibawah." Jawab Faris.

"Rey salah, Faris benar. Poinnya 9-12"

"Pertanyaan kelimabelas...., Berapa ukuran payudaraku?"

Mana aku tahu..

"Mana aku tahu? Aku tidak hanya memperhatikan payudaramu!" Jawabku.

"34B.." Jawab Faris.

Aku terkejut Faris bisa menjawabnya.

"Rey salah, Faris benar. Poin terakhir 9-13. Rey salah 6 kali, Faris salah 2 kali." Ujar Hana dengan kecewa.

"Sepertinya aku yang menang ya.., kalau begitu aku permisi dulu. Aku akan mengambilkan minuman untuk kalian, pastinya kalian capek bukan? Terutama Rey.." ujar Faris sembari berjalan keluar dari ruangan.

Aku menghampiri Hana yang sedang menahan tangisnya, sepertinya dia benar-benar kecewa karena aku tidak menang. Aku memegang tangannya, "Hana, maafkan aku. Aku sudah yakin.."

"Padahal aku percaya kamu akan menang, tapi kamu terlalu sombong. Buat apa kamu terima persyaratannya yang terakhir?!" Jawab Hana dengan kesal dan melepaskan genggamanku.

"Hana, Maaf..."

"Bagaimana mungkin kamu bisa tidak tahu semua itu?! Padahal aku sudah memilih pertanyaan yang pastinya kamu bisa jawab..."

"Jangan salahkan aku."

"Semua ini memang salahmu. Kamu terlalu percaya diri.."

"Jangan salahkan aku!!!" Bentakku kepadanya.

Hana terdiam melihatku dengan sangat ketakutan. Matanya yang melebar diiringi dengan air mata yang menetes.

"Akhir-akhir ini kamu selalu murung, bagaimana aku bisa mengerti?! Kamu mulai tertutup untuk cerita kepadaku! Aku kan pacarmu!!!" Bentakku lagi.

Kekesalanku makin membesar. Darahku mulai memanas semua.

Tak lama, Faris masuk dan membawakan kami berdua dua gelas minuman, sepertinya itu adalah anggur.

"Aku tahu kamu kesal, ayo minum aja dulu.." ujar Faris sembari memberikan segelas anggur kepadaku.

Aku menerimanya dengan terdiam karena menahan amarahku.

"Kamu mungkin bertanya kenapa aku bisa menjawabnya. Ya karena aku memperhatikan setiap lekukan tubuhnya Hana. Dan juga aku pernah membelikannya Bra dulu, seleraku tinggi loh.." ujar Faris dengan sombong.

Tidak tertahankan lagi, kata-katanya dengan nada yang sombong itu membuat murkaku tak terbendung lagi. Tanganku semakin keras mengepal hingga mulai terasa sakit. Aku lalu membanting gelas yang berisi anggur itu ke lantai dengan begitu kerasnya.

"Loh?! Kok dibanting? Itu anggur mahal loh, rakyat jelata seperti kamu mana bisa mendapatkan anggur seperti itu!!" Kesal Faris

.

Aku lalu melayangkan kepalanku ke wajahnya dengan sangat keras. Sebegitu kerasnya, sampai Faris tidak sadarkan diri. Aku baru tersadar, aku takut bahwa ia telah kehilangan nyawanya, namun sepertinya ia masih bernafas. Aku lalu langsung menarik Hana untuk segera pergi dari ruangan itu.

Kami berdua lari dengan sangat cepat menuruni tangga untuk menuju halaman tempat mobilku terparkir, setelah masuk ke mobilku, aku langsung menyalakan mobilku untuk pergi dari rumahnya. Untungnya penjaga gerbangnya tidak mengetahui bahwa Faris sudah terkapar. Aku mengemudikan mobilku dengan sangat cepat, aku dan Hana saling melihat satu sama lain, lalu kami serentak tertawa. Sepertinya hal itu membuat Hana cukup senang.

"Terima kasih, sayang.." ujar Hana dengan penuh kebahagiaan.

"Iya, tapi jangan senang dulu. Aku baru saja menonjok anak dari orang paling berkuasa di negeri ini..." Sahutku.

"Dia pasti akan mencari kita ya.."

"Ya, dia juga akan melakukan hal lebih buruk terhadap kita.."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Kita akan kabur dari keluar kota.."

"Tapi kemana?"

Ya, kita akan kabur.

Faris bukan orang biasa.

Dia bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Memang kabur darinya adalah solusi jangka pendek..

..akan datang masalah yang lebih besar lagi

Tetapi,

kemanapun kami akan lari, sejauh apapun itu, tidak masalah bagiku.

Yang penting aku bersama Hana.