webnovel

Di Jauhin Keluarga Lantaran Miskin

seiringan waktu terus berjalan hari demi hari yang di lalui Anisa siapa sangka saudara ayahnya yang tinggal di rumah Anisa pulang dari perantauan, pada hari itu Anisa mulai gelisah yang seharusnya  bagi setiap orang bertemu dengan tantenya yang puluhan tahun tidak ketemu menjadi sebuah kebahagian justru yang terjadi adalah sebaliknya..

seolah olah dirinya tidak senang dengan kehadiran tantenya,,,

Dulu waktu itu usia Anisa menginjak 13 thun sebelum Anisa menjadi orang yang sukses seperti saat ini .

yang di kenal Anisa adalah sebagian orang berkata kalo tantenya ini jahat, perjalanan dari malaysia ke Indonesia hampir 1 minggu lebih  dan akhirnya yang di tunggu tiba tantenya tiba jam 20:30 Wib.

Karena waktu itu sudah malam Anisa tidak banyak bicara kerena ada hari esok lusa buat ngobrol paling paling capek juga tantenya karena perjalanan jauh.

Tiba esok harinya emang bener tantenya ketus ke Papa Mamanya Anisa. sedangkan Anisa dari ke jauhan  cuma memerhatikan sikap tantenya, Anisa mencoba, beranikan diri untuk menyapa.

"Pagi tante.."

"Iya pagi juga."Sambat Tante.

"Gimana kabar  tante..?" tanyaku ke Tante.

"Baik alhamdulilah, kamu anisa ya.? balik nanya tantenya.

"Iya saya anisa tante" jawab ku ke tante

"Wah sudah besar ya, dulu tante pas mau berangkat kamu masih bayi sekarang sudah besar banget ya," jawab tante seakan tidak percaya.

"Iya tante alhamdulillah masak kecil terus" canda Anisa,

" Tante mau sarapan ya sarapan dulu ya ini semua sudah siap, mama yang masak." ujarku tantenya ngambil nasi dan serta ikan namun anehnya tantenya makan tidak di rumah makan di rumah tetangga tapi bawa nasi dari rumah Anisa sempat kaget dan memberanikan diri bertanya

"Kenapa tante tidak makan di rumah dan duduk di di kursi Ma?"

"Tante mau makan di rumah mu ini yang tidak ada lantai teras yang ada cuma  tanah ini kamu lihat dong gimana rumah mu ini.

yang bikin saya sumpek dengan segala isinya,, tante tidak akan makan di sini mending makan di tetangga numpang duduk makan..

Anisa semakin tidak mengerti kenapa tantenya sendiri seperti itu, Anisa mencoba melihat mamanya yang diam seribu bahasa, Anisa mencoba bertanya pas tantenya ke rumah tetangganya,

"Ma boleh Anisa bertanya.? tanyaku

"Iya Anisa ada apa dan apa yang mau kamu tanyain?" saut Mama

"Ma kenapa tante sikapnya seperti itu bukannya tante tau kalo ke adaan rumah kita ini seperti ini?" tanyaku

"Anisa tidak usah di pikirin ya nak, tante mu benar di sini rumahnya bikin sumpek dan tante mu tidak suka dari dulu ke keluarga ini"

Anisa kaget dan penasaran kenapa dan kenapa ini semua terjadi, "Mama coba jelaskan kenapa tante pulang kesini kalo sudah tau ke beradaan Mama sama Papa tidak punya apa-apa kenapa pulang kesini..?" Anisa yang ke pengen tau alasannya dan akhirnya mendapat jawaban dari mamanya..

'Anisa kamu tau tante mu pulang kesini itu cuma mau operasi penyakit tumornya yang ada di perutnya,, kalo tidak karena penyakit itu tante mu tidak akan pulang kesini." jelas Mama

"Tante punya penyakit tomur ma.?

"Iya Anisa tante mu punya penyakit tumor" saut Mama

"Empat tahun tantenya mengidap penyakit Nis  maka dari  itu tante mu pulang kalo apapun yang mau di katakan sama kamu atau yang lain jangan di masukin hati ya"

semakin hari tingkah laku tantenya semakin menjadi jadi lantaran tidak suka ke orang tua Anisa, semua barangnya tidak boleh di sentuh apapun itu, hingga pada suatu hari tante mau periksa ke dokter tampa ngasih tau seisi rumah dan parahnya lagi lebih percaya ke pada tetangganya dari pada keluarganya sendiri, begitulah kehidupan Anisa dan keluarganya lantaran miskin tidak terpandang di depan masyarakat tantenya malu, mempunyai keluarga tidak terpandang bahkan kata kakak Anisa tantenya jauh lebih perhatian kepada tetangga nya ke timbang keluarganya sendri segala perhiasan yang ia punya di simpan di rumah tetangganya, lantaran kerena miskin papanya Anisa takut di habisin seluruh kekayannya, padahal sebaliknya tetangganya lah yang ngabisin seluruh mas dan uangnya itu dan di tuduh Papa Anisa yang ngabisin uang dan segalanya makanya selama ini tantenya Anisa lebih percaya ke pada tetangganya yang mau merusak keluarganya sendiri, sosok Papa Anisa adalah sangat baik dan dermawan sehingga ke baikannya banyak orang memper alatnya.