webnovel

Artinya sebuah Kehidupan

…   Lanjutan…

Ketika itu juga Mama, terharu atas ke beranian ku. "Anisa Mama tau bahwa kamu tidak lah mudah menjalani ini semua, tetaplah seperti ini Nis, punya tekat dan pejuang, Serta tujuan mu mau kamu arahkan kemana satu saat nanti" mama yang duduk dari tadi di dekat ku lihatin uang receh yang berserakan di lantai, "Iya ma Anisa akan selalu ingat nasehat mama dan Papa, di manapun Anisa berada satu saat nanti"

" Iya Nis, jadilah Orang yang berguna dan bermanfaat bagi setiap orang tidak apa-apa jika seandainya kamu di hina, ataupun Kamu di sakiti dan Hatimu terluka sama orang lain. Tetaplah Baik kerena sebagai Manusia gimanapun ke adaan  nya harus, selalu ingat  bahwa kamu tidak di lahir kan menjadi yang sempurna, tapi berusaha lah terus agar jangan pernah menyerah..!" Mama yang selalu  nasihati saya punya waktu luang sedikitpun langsung nasehati apa lagi papa.

"Iya ma, Anisa bakalan ingat perkataan mama" Ujar ku ke pada mama.

" Setiap manusia itu berbeda-beda Nis, tidak pernah sama jadi ambilah pelajaran bagi setiap orang yang kamu kenal, mama pergi dulu ke sumur airnya persediannya mau habis"

" Iya Ma nanti Anisa bantuin Mama ke sumur, Anisa nyusul"! Kerena di rumah masih pegunungan jadi masih banyak orang-orang mengunakan Air sumur untuk ke butuhan hidup nya, dan ada pula sebagain penduduk mandi air sungai dan masyarakat ber bondong-bondong mandi ke sungai,  karena adalah suatu ke biasaan bagi masyarakat sekitar. itulah artinya sebuah kehidupan ras dan suku masih sangat mengental di diri mereka semua rasa kekeluargaan bahkan solidaritas sangatlah lekat, tidak bisa di pungkirin dari penduduk A sampai B itu masih hafal keluarganya.

Orang banyak berkata tinggal di pedalaman itu ke banyak ketinggalan pendidikan, tapi bagi Anisa adalah suatu ke bahagian karena adat istiadat kental dengan Agama Islam selain udaranya dingin, tinggal di suatu pedesaan itu sangatlah unik banyak pepohonan yang di lestarikan dan di jaga.

"Teteh ambil Air ya."! panggilan itu tiba-tiba terdengar di belakang ku,  setelah saya menoleh ternyata anak kecil yang umur lima tahunan.

"Iya dek, Kamu lagi ngapain di sini?!" tanya ku penasaran.

"Teteh liat kelereng saya tidak jatuh tadi di sekitar sini.?" ternyata anak itu entah siapa namanya kehilangan mainannya.

"mending adik pulang ya, apa lagi kamu sendirian di sini." Ujar ku menyeruh nya pulang.

" Tapi Teh, mainan saya gimana?" dia mukanya sedih dan memelas

"Dek, di rumah kan  kamu pasti banyak mainan kan"

"Iya teh banyak banget mainan Anton di rumah.!"

" Oh nama mu Anton ya.?" Tanya ku ke padanya.

" Iya teh, Nama ku Anton.!"

"Gini kamu pulang ya dek, Nanti Mama mu cariin kamu gimana.." Anton sambil garuk-garuk kepalanya sambil berpikir perkataan ku, dan akhirnya memilih pulang  tampa melanjutkan mencari mainannya yang hilang.

" Iya udah teh kalo gitu Anton pulang dulu ya." sambil matanya lirik kanan kiri, cari mainannya.

"Iya dek, Teteh juga mau pulang" Ujar ku ke Anton.

Setelah saya pulang dan sampai rumah tarok air  tersebut, saya kembali mempersiapkan untuk minggu depan acara wisuda ku, mulai pesan baju mama dan papa untuk  di  pakai acara foto, selesai semuanya saya memilih untuk beristirahat.