1 Two - 2

Tak lama kemudian terlihat Yaxuan yang sedang memegang tangannya yang luka dan melangkahkan kakinya ke arah Fany yang sedang menatapnya seolah-olah ingin diomeli dan dicaci maki.

"Aduh! Pelan dong" kesal Yaya saat Fany mulai menaruh kapas yang telah dibasahi oleh obat. Namun siapa sangka, Fany malah menekannya lagi.

"Duh gimana sih, mau jadi psikopat ya jie? Kasar banget"

"Lagian, tiap hari jatoh. Lama-lama besok kalo keluar rumah pake baju astronot aja sana biar kalo jatoh nggak kegores terus luka, kan enak" kesal Fany memberikan kapas dan hansaplast ke tangan Yaxuan yang terluka.

"Ntar gue dikira lagi main drama dong, lagipula kan kita nggak punya bajunya" balas Yaxuan dengan polosnya membuat Fany mendengus sebal.

"Udah Udah sana, main lagi keluar sana!" usir Fany mengibaskan tangannya, "Besok, sebelum berangkat ke sekolah diganti lagi tuh Hansaplast nya ke sini" sambung Fany kembali memakai earphone dan mengerjakan tugasnya.

"Okey sip, xiexie jiejie"

***

Ditempat lain, seorang laki-laki bernama Ao Ziyi sedang mencari tempat enak untuk beristirahat dengan tenang sebelum pergi ke tempat reuni teman-teman rekan lamanya. Tetapi notif ponselnya lah yang membuat dirinya tidak jadi menidurkan badannya di sofa, melainkan menjadi bermain game.

Yup! Tadi adalah notif dari game nya karena telah membuahkan hasil.

"Ge, mana jie Vina?" Tanya Jessica yang menghampiri Ziyi.

"Dikamar, lagi beres beres. Kayaknya lagi dikamarnya Junlin noh" ujarnya masih memantau game nya.

"Yaudah deh, aku kesana dulu ge" dibalas deheman oleh Ziyi.

Dengan tenang nya Ziyi melupakan tujuannya untuk malam ini, yaitu pergi keluar dengan Tianze yang sudah pergi satu jam yang lalu beserta teman-teman lamanya. Memang rencananya ada reuni sekolah untuk malam ini, namun gara-gara notif game semuanya menjadi gagal.

Teringat dengan janjinya, Ziyi terburu-buru mematikan hp nya karena mengingat bahwa sudah terlambat hampir dua jam, hebat memang!

Ziyi berlari keluar ingin menaiki motornya jika saja tidak meninggalkan sesuatu, jaketnya tertinggal! Baiklah, dasar ceroboh memang.

Saat Ziyi sedang mencari jaketnya yang tertinggal di sofa, tiba-tiba saja datang segerombolan temen-temen Yaowen yang datang,

"Ge, awas temen Owen mau duduk" usir Yaowen membuat Ziyi menoleh dan acuh melanjutkan kegiatannya mencari baju.

"Ge!?" Teriak Yaowen tepat di telinga Ziyi membuat Ziyi mendengus.

"Apasih elah, kamu kira telinga Gege budek gitu? Teriak-teriak segala" kesal Ziyi mengusap telinganya yang berdengung.

"Kirain, kan Gege kebanyakan pake earphone, sampe kemarin-kemarin aja waktu dipanggil Chengxin ge kalo nggak dilempar buku nggak bakalan nyaut kan" ujar Yaowen dengan tampang tak berdosa nya membuat teman-teman nya menahan tawa, sedangkan Ziyi yang sudah ancang-ancang akan melakukan sesuatu kepada Yaowen pun terhenti karena Yaowen memberikan aba-aba kepada teman-teman nya untuk kabur.

"Kaborr!!" Teriak Yaowen diikuti teman-temannya untuk berpindah ke taman belakang rumah.

"Bisa gila tiap hari punya adek satu kek gitu bikin darah tinggi, hipertensi, naik darah" omel Ziyi masih mencari bajunya.

"Ini juga jaket kemana larinya sih, heran. Nggak ada angin tiba-tiba hilang, ngga mungkin juga kan jalan sendiri." Gerutu Ziyi mencari ditepi sofa.

Tiba-tiba....

"ZIYI, INI JAKETNYA MAU AKU BUANG ATO GIMANA!? NAROH SEMBARANGAN, NTAR KALO NGGAK ADA NYARINYA KE AKU!" Teriak Vina dari kamar atas yang kebetulan sedang membersihkan kamar Zhenyuan dan menemukan jaket milik Ziyi.

"Mampus gue"-batin Ziyi.

"IYA BEB, BENTAR BENTAR AKU OTEWE KESANA" Lari Ziyi terburu-buru supaya tidak membuat mood Vina menjadi tambah jelek. Cukup saat PMS aja Vina nya itu marah-marah secara terus-menerus.

"Bagus ya, ntar kalo hilang nyarinya ke aku. Aku yang dimarahin ntar!" Omel Vina

"Maap beb tadi buru-buru, lupa kalo ada reuni dari dua jam yang lalu" jelasnya membuat Vina menggelengkan kepalanya.

"Yaudah gih berangkat!" Ujar Vina

"Ngga jadi deh, terlambat nya jam-jam an. Malu ketemu sama yang lainnya ntar disana" jelas Ziyi melepas jeketnya dan memberikannya kepada Vina.

"Makanya, jangan kebanyakan main game mulu. Jadi ketinggalan kan" tutur Vina dibalas anggukan dan cengiran oleh Ziyi.

"WOEY BERDUA AJA DIKAMAR ORANG!" Membuat kaget Ziyi dan Vina.

"Setan!"

"Jin!" seru keduanya secara bersamaan.

"Enak aja, ganteng-ganteng begini dikatain setan sama jin lagi. Kalian ngapain berduaan disini? lo juga Ziyi, ngapain dah pacaran disini? di kamar lo sendiri sonoh." Ujar seseorang yang memergoki Vina dan Ziyi.

"Sapa yang pacaran sih Zhen, padahal gue nggak lagi pacaran," jelas Ziyi.

"Tau tuh! Kang ghibah dasar" sambung Vina.

"Halah ngeles aja dah lo pada, ngaku nggak lo?" desak Zhenyuan terhadap keduanya.

"Bukan, dia bukan pacar gue. Tapi calon tunangan" jelas Ziyi tertangkap pendengaran Vina.

Vina yang mendengar Ziyi berkata seperti itu hanya menundukkan wajahnya kebawah, menyembunyikan warna wajahnya yang mungkin sudah semerah tomat sekarang.

"WHAT!? DEMI APA LO MAU TUNANGAN SAMA SI VI-" bungkam Ziyi kepada Zhen yang sudah berteriak malam-malam.

"Bisa diem kagak sih tuh mulut, titisan lambe turah banget dah!" kesal Ziyi mengusap kan tangannya kepada Zhen karena sudah digunakan untuk membekap Zhen.

"Ya maklum lah, gue kan kaget. Lagian lo mah kagak bilang bilang kan" ujar Zhenyuan santai dan memberikan cengiran andalannya.

Tiba-tiba saja...

"ZHENYUAN! BISA DIEM GA SIH? KEBIASAAN MALEM-MALEM TERIAK! GATAU APA DISINI ADA ORANG MAU TIDUR!" teriak seseorang lain dari arah kamar lain juga. Siapa lagi kalau bukan Chengxin.

"Iya nih si Zhen udah gue urus, Cheng" balas Ziyi tak kalah kerasnya dengan Chengxin sebelumnya.

"Duh, hampir copot jantung gue" lega ZhenYuan.

"Makanya, punya mulut tuh jangan suka teriak-teriak" omel Vina

"Ya maap si"

***

Pagi ini, cuaca di komplek sangatlah mendukung untuk dilakukan kegiatan berolahraga. Seorang pemuda yang sedang bergelut dengan selimutnya kini mencoba menutup kepalanya juga dengan bantal karena suara seseorang yang sudah membuatnya kesal.

Gila saja dibangunkan sepagi ini!!

Baru juga jam 6!

"Bangun astaga ge!"

"Bangun ga?"

"Bangun ge!" ucapnya kesal serta sudah terlalu sabar menghadapi makhluk satu ini. Hingga ia mendapatkan ide untuk membangunkan seseorang pemuda tersebut.

"Jiaqi ge, ada Junkai ge, bangun ge!!" Buru-buru nya membuat Jiaqi langsung gelagapan dan bangun duduk di sisi tempat tidur.

"Mana? mana? mana?" Tanyanya yang masih menutup dan membuka matanya.

"Hehehe, Junkai gege belum pulang lah ge, kan masih di Chongqing" alibinya dengan sengaja membuat Jiaqi memandang kesal kearahnya dan dibalas kekehan olehnya.

"Ayo bangun ge! Ini tuh udah hampir jam setengah tujuh, gege harusnya olahraga dari tadi. Tuh yang lain udah pada bangun semua" jelasnya mencoba membuat Jiaqi berdiri dari tempat tidur nya.

"Masih ngantuk Jess, nggamau ah. Libur olahraga dulu, hoaammm" jawab Jiaqi malas.

"Bangun ge, bahkan Yaxuan ge aja bangun tuh buat olahraga" jelas Jessica membuat Jiaqi heran.

"Hah? YaXuan olahraga? Tumben tuh anak olahraga?" tanya jiaqi bingung.

"Tanyain aja tuh sama jie Fany, orang Yaya daritadi dibangunin jie Fany ampe mau disiram tapi gajadi" cerita Jessica tertawa menjelaskan nya.

"Yaudah kalo gitu, Gege tidur lagi" baru saja Jiaqi ingin membaringkan tubuhnya kalau saja tidak ada suara bisik bisik yang membuatnya langsung beranjak ke kamar mandi.

"Jessi, Jiaqi dah bangun belom? Kalo belum bangun biar Gege aja yang bangunin"

Teriak seseorang yang berada dibawah.

Jiaqi tau suara itu!

Itu suara, gegenya!

Itu suaranya WANG JUNKAI!

Dan ternyata, Jessica sedang menipu dirinya mengatakan bahwa Junkai masih di Chongqing. Ternyata, Junkai berada di bawah.

"Mampus" gumam Jiaqi langsung gelagapan lari ke kamar mandi dan segera mandi.

"Udah bangun kok ge, ini udah masuk ke kamar mandi" teriak Jessi untuk menanggapi ucapan Junkai.

"Ge, ntar kalo udah selesai langsung turun ya ge! Jessi tunggu dibawah" ujar Jessi turun dan keluar kamar Jiaqi setelah mendapat jawaban 'iya' dari dalam kamar mandi.

Saat kegiatan olahraga selesai, semuanya pergi ke taman belakang rumah untuk melakukan kegiatan lainnya. Yaitu, melaksanakan bakar-bakar dan mencoba menghabiskan waktu bersama sama.

Mumpung hari libur!

"Cheng, gue balik dulu ya. Kapan-kapan bakalan main lagi kesini ko" pamit Junkai dan juga Yuan serta Yuhang ke ChengXin.

Junkai, Yuan adalah saudara kembar tiga dengan Qianxi. Namun, untuk saat ini Qianxi tidak dapat hadir karena ada kerjaan di kantor yang tidak bisa ditunda. Oleh karena itu Junkai datang dengan Yuan.

Sementara itu, Yuhang merupakan sahabat Chengxin sejak kecil dan selain Yuhang, semuanya adalah bagian dari keluarga "Fei".

"Buru-buru banget, nggak mau nginep aja nih?" Tawar ChengXin.

"Kapan-kapan aja, besok ada jadwal meeting padet banget" jelas Junkai.

"Oke deh, see you soon. Hati-hati dijalan" ujar ChengXin.

"Yo i, salam buat yang lain!" Mereka bertiga berjalan keluar dari gerbang dan mulai menjalankan mobilnya untuk pulang.

Tbc.

avataravatar
Next chapter