webnovel

ILLECEBRA

Soo Ara seorang gadis lugu yang dipaksa melihat ibunya mendapatkan ketidakadilan didepan matanya, dia sendiri juga mendapatkan bully selam ia menempuh pendidikan dan dipaksa melihat ibunya terbakar hidup hidup didepan pelupuk matanya. Beban hidup yang sangat berat harus ia tanggung di usianya yang sangat muda, menjadikan Soo Ara menjadi pribadi yang sangat tertutup. namun dengan seiring berjalannya waktu ia menjadi sangat kuat karna hantaman masalah yang terus ia hadapi. Tanpa di sengaja anak perempuan itu terseret dalam dunia model ketika seorang sutradara melihatnya di lokasi syuting dan menjadikannya seorang model. Namun identitas aslinya sangat dirahasiakan karena alasan khusus, jika identitas itu terbongkar maka ia akan membayarnya dengan nyawa. Kisah ini juga menceritakan game online yang akan mempertemukan Soo Ara dengan sahabat lamanya. Soo Ara di ibaratkan seperti dua sisi mata koin yang berbeda ketika dia menjadi remaja biasa yang sangat polos dengan kaca mata tebalnya dan ketika ia menjelma menjadi seorang model profesional.

Kim_mieya · Urban
Not enough ratings
20 Chs

ID S9 DAN M4

Hari ini Nine baru saja sampai ke kota pertama toer mereka, setelah membereskan semuanya, Nine membuka leptopnya kemudian login ke game online, mencari teman bermainnya kemarin mengingat ingat ID superhero Elf itu.

Dalam permainan online ID Nine adalah M4(mata empat) entah kebetulan atau bagaimana, superhero Elf itu IDnya adalah S9 dalam pikiran Nine mungkin artinya Soo Ara Nine, meski itu hanya imajinasinya saja, tapi entah mengapa dia sangat bersemangat padahal itu mustahil, Soo Ara tidak mungkin bisa bermain game online.

Nine tersenyum lebar dia menemukan apa yang dicarinya dan pihak lain juga online, meski dalam superhero S9 adalah sebuah karakter laki-laki mungkin karena ID miliknya yang membuat Nine sedikit bersemangat.

Meski sedikit malu dan ragu Nine meminta pertemanan dengannya, karena Nine sadar diri jika levelnya jauh dibawah S9, tanpa diduga ternyata dia tidak sombong, S9 menerima permintaan pertemanan itu.

Sebagai ramah tamah Nine menyapanya melalui chat dan ahirnya mereka saling mengirim pesan cukup lama, Nine cukup bahagia meski pihak lain benar-benar orang lain tapi Nine menjadikannya sebagai botnya Soo Ara, meski dia sedikit bersalah karna memanfaatkan pihak lain namun setidaknya itu mengurangi rasa rindunya pada sahabat tercintanya.

S9 dia sangat asik selain dia jago dalam bermain game dia pandai mencairkan suasana, bisa saja mereka mengobrol melalui pengeras suara tapi Nine tidak melakukan itu ia tidak mau kecewa jika pihak lain adalah laki-laki dan itu tidak akan sama dengan imajinasinya.

***

Lee membaca chat yang masuk dari Kang Fu, dia menanyakan posisi Lee sekarang, karena Kang Fu berniat akan datang.

20 menit kemudian Kang Fu muncul dia hanya memakai baju santai namun tetap saja terlihat berwibawa.

"Aku mempunyai seorang teman dekat dia seorang perias artis, aku merekomendasikan kamu padanya."

"Apa tidak apa apa aku hanya paruh waktu?" Lee memastikan.

"Bukan masalah sebenarnya, dia tidak sesibuk make up artis lainnya dia juga baru debut tapi pengalamannya sebagai asisten make up artis sudah lebih dari 10 tahun jadi dia cukup profesional, dia datang dari ibukota Amna sedang ada proyek besar disini" kang Shin menjelaskan panjang lebar tentang temannya.

Kang Fu memberi nomor amna orang yang akan menjadikan Lee asistennya.

"Tidak perlu gugup dia orangnya sangat mudah untuk didekati." Lee menerimanya dengan senang hati.

Kemudian Lee memberi tahu jason tentang rencananya menjadi asisten make up artis meski jason tidak begitu setuju namun dia tidak dapat berbuat banyak, kebutuhan Lee akan semakin banyak dan dia merasa bersalah karna belum bisa memenuhi semua kebutuhan Lee.

Lee dulunya anak orang kaya dan sekarang tiba tiba menjadi serba terbatas, dia sudah bertahan selama setahun ini pasti sulit untuknya.

Lee benar benar memulai menjadi asisten make up artis dari nol, untung saja Amna sangat baik padanya, entah apa yang dilakukan oleh Kang Shin padanya hingga dia sangat baik sekali.

Namun dilihat dari matanya dan perlakuan Amna pada Lee dia terlihat sangat tulus, Amna membimbing Lee dengan sangat baik dia dengan sangat telaten membuat Lee mengerti segalanya tentang make up dan apa saja yang harus dilakukan pada seorang artis.

Karna Amna berada di agensi yang tidak terlalu besar selain make up, tugasnya juga harus menyiapkan autfit yang akan dikenakan seorang artis atau modelnya.

Untung saja Lee mempunyai otak yang encer dan cakap tanggap dia juga sangat cekatan membuat Amna sangat menyukainya, meski Lee mempunyai masalah komunikasi dan bersosialisasi namun jika dia sudah kenal dengan orang ke perbadiannya sangat menyenangkan.

Lee merasa dia sedang bimbel pada Amna dari nol, hingga dia bisa dengan berjalannya waktu meski kadang dia harus terkena semprot dari artis artis yang kepalanya besar yang meremehkan kaum bawah seperti Lee.

Tanpa Lee mengetahuinya sebenarnya Amna memanglah tidak membutuhkan asisten karna dia juga baru merintis kariernya namun Kang Shin membujuknya agar mau menerima Lee, padahal Amna jadwalnya tidak begitu banyak dan honornya pun masih pas pasan meski kemampuannya sangat baik tapi pengalaman sangat dibutuhkan dalam masalah honor.

Dan kang Fu lah yang mengaji Lee bukan perusahaan, meski terkadang Lee masih mendapatkan bonus kecil dari perusahaan, Amna tidak menganggap Lee bekerja padanya melainkan Lee sedang belajar padanya, sering kali mereka keluar bersama ketika mempunyai waktu luang.

Sambil menikmati makanan mereka Amna terus memperhatikan reynata dari ujung kepala sampai kaki sampai membuat reynata salah tingkah.

"Kak Amna apa ada yang salah dengan ku?" Lee membenarkan letak kaca mata tebalnya yang tidak miring.

"Berapa tinggi badanmu?" sahut Amna dengan pertanyaan.

"162" jawab Lee dengan wajah binggung.

"Kau mempunyai tinggi yang bagus ini masih bisa lebih tinggi karena kamu masih dalam masa pertumbuhan" jelas Amna sambil terus memandang Lee tanpa meninggalkan satu inci pun.

"Mata bulat, hidung mancung, bibir tipis yangg sexi, bentuk wajah yang sempurna,buah dada bisa di bilang tidak kecil, coba berdirilah!" pinta amna sambil menarik tubuh Lee.

Lee sangat malu meski mereka sesama perempuan, namun Lee merasa sangat tidak nyaman dengan itu.

"Lihatlah bentuk tubuhmu itu cukup bagus, mungkin cuma perlu menurunkan berat badan mu sekitar lima kg pasti ini sudah perfek" Amna melepas ikat tali rambut Lee dan membuatnya tergerai dan juga mengambil kaca mata tebal Lee.

"Lihatlah kau sangat cantik tinggal sentuhan sedikit kau bisa debut sebagai model atau artis, visualmu sangat mendukung" Lee memicingkan matanya karna tidak bisa melihat dengan jelas.

"Kak Amna kembalikan kaca mataku aku seperti orang buta" Amna mengembalikan kaca mata milik Lee dan kemudian kembali ketempat duduknya.

"Sepertinya kau harus menganti kaca mata tebal lama mu dengan soflen." Amna memberikan saran.

"Ini adalah kenangan terahir dari ibuku" Lee juga kembali ketempat duduknya setelah memasang kembali kaca mata nya.

"Maaf aku tidak tau" Lee tersenyum pada Amna sebagai tanda bukan masalah.

"Sepertinya kamu perlu di make over, tanganku sangat gatal ingin merias wajahmu" Lee malah tertawa.

"Apanya yang lucu? kau beneran sangat cantik apa kau tidak menyadari itu, meski aku benci mengatakan ini sebenarnya kau jauh lebih cantik dariku" Lee semakin tertawa, Amna memanglah sudah akan berumur kepala 3 tapi dia masih seperti berumur 20an.

"Kak Amna aku nyaman dengan ini, dengan ini aku menjadi diriku sendiri"

"Kau tidak salah tapi manusia juga harus berubah dengan seiringnya waktu, kau juga harus memanfaatkan apa yang kau punya."

"Benar, tapi ku rasa bukan saat ini." Lee masih berpegang teguh dengan keinginannya.

"Dan mulai sekarang kau juga harus belajar make up wajah mu sendiri, kau sering melihat ku meku up orang seharusnya kau juga sudah bisa sendiri."

"Akan aku lakukan, tapi aku harus menabung dulu untuk membeli alat rias."

"Gunakan milikku, apa aku sepelit itu selama ini padamu" Lee tertawa lagi.

"Bukan begitu, milik kak Amna untuk bekerja dan itu harganya sangat mahal akan sia sia jika hanya untuk mainanku, aku akan membeli yang murah saja untuk percobaan."

"Terserah kau saja."

Amna masih sesekali memandang Lee yang tengelam dalam makanannya yang sudah mulai dingin, Amna memuji dirinya sendiri matanya tidak pernah salah menilai batu permata meski itu didalam lumpur, tangannya sudah sangat gatal tak tertahankan ingin meng make over wanita didepannya itu.