1 Broken Home

Ilalang Liar

Bumi begitu jijik melihatku

Langit pun tak lagi menyayangiku

Entah apa dosa aku tanggung

Hingga angin tak lagi menghiburku

Telan aku wahai bumi

Benamkan aku dalam perutmu

Jatuhkan aku kedasar neraka yang paling dalam

Bakar tubuh ini agar semesta puas mentertawakan aku

Ilalang liar yang tak di perdulikan

Seringai jahamam pun mencabik tiap nadiku

Pencapaian pada titik nadir

Menghempaskan aku dalam keputusasaan

Tak lagi berharap pada semesta

==============≠=============

"Tolong jangan lakukan itu, Kak. Uang itu untuk membeli beras. Apa kamu tidak kasihan dengan putrimu," pinta Mia dengan begitu memohon pada suaminya.

"Aku butuh uang ini. Berikan padaku," bentak suaminya.

Aksan tetap menarik tas kecil milik istrinya itu dia merampas semua isi yang ada didalamnya. Mia yang terjatuh berusaha menahan kaki Aksan. Dan ...

Duuuggg ...

Baaakkk ...

Buuuggh ...

Tendangan dan pukulan diterima Mia berkali-kali dari suaminya. Wajahnya lebam. Darah segar mengalir daru hidungnya. Aksan tak segan-segan menghajar istrinya jika keinginan tidak dituruti. Sementara itu putri mereka hanya bersembunyi ketakutan dibelakang lemari. Gadis kecil berusia lima tahun yang berwajah mungil dan cantik. Kulitnya putih bersih pupil matanya hitam kecoklatan. Bibir mungilnya yang selalu tersenyum membuat siapa saja pasti tergoda dengan kelincahannya. Agista Grizelle, dia biasa dipanggil Gita. Bapaknya seorang pemabuk berat, hobi berjudi dan main perempuan. Dia tinggal dirumah bersama dengan ibunya yang hanya seorang buruh cuci. Dari pintu kepintu, Mia, ibu kandung Gita mengambil upahan cucian harian. Uang yang didapat Mia seringkali difoya-foyakan Aksan dimeja judi atau dirumah bordir. Dia tak perduli apakah anak dan istrinya makan atau tidak.

Braakk ...

Aksan menutup pintunya dengan kasar. Mia hanya bisa menangis memeluk Gita kecilnya. Terkadang ada rasa sesal dihati saat menatap wajah tak berdosa putrinya. Anak perempuan yang dia lahirkan dalam suatu kejadian kelam yang menakutkan. Anak yang tak diinginkan, anak yang lahir dari sebuah kesalahan orang tuanya. Dimalam durjana itu Aksan membuainya dengan bujuk dan rayuan, sampai dia harus melepaskan miliknya yang paling berharga pada laki-laki tak berakhlak itu. Kesalahannya yang paling fatal seumur hidupnya. Mia memeluk Gita kecil yang menangis dalam dekapannya.

"Gita, jangan takut Nak. Ibu ada disini bersamamu. Ibu akan menjagamu, Cantik. Ibu sayang kamu." airmata Mia mengalir dengan derasnya.

"Ibu kenapa menangis .... " gadis kecil itu heran melihat ibunya pun ikut menangis bersamanya. Gita membelai wajah ibunya, menghapus airmatanya. Mendapat perlakuan seperti itu dari putri tunggalnya, Mia tak kuat lagi membendung airmatanya. Matanya maki menggenang dan kelopaknya tak sanggup lagi menampung genangannya.

"Kalau sudah besar, Gita jadi anak baik ya. Ibu doakan kamu tidak akan pernah mengalami nasib seperti ibu. Ibu harap kamu kelak bisa menemukan laki-laki yang bisa menjaga dan melindungimu, menjaga kehormatanmu. Cukup putuslah takdir buruk ini pada ibu. Kamu harus bahagia, Nak." Mia tersenyum memandang gadis kecilnya. Gita yang tak mengerti apa arti dari ucapan ibunya itu hanya ikut mengangukkan kepalanya.

Entah apa yang dipikirkan gadis kecil itu saat melihat ibunya menangis. Dalam otaknya yang sederhana dia hanya tahu kalau ibunya sangat menyayanginya.

******

Setiap hari Gita melihat pertengkaran kedua orang tuanya. Mungkin saat itu dia belum paham apa yang mereka peributkan. Namun yang tercerna di otak kecilnya adalah sebuah rasa sakit yang membekas dihatinya sampai dia dewasa kelak. Seperti malam itu Gita yang sedang makan malam bersama ibunya, dikejutkan dengan kedatangan bapaknya yang mabuk berat bersama seorang perempuan. Sontak saja hati Mia terbakar amarah. Lagi dia mendapatkan wajah dan tubuhnya yang berbekas merah dan berdarah.

Mia mengemas pakaiannya lalu pergi meninggalkan suaminya dan perempuan bayaran itu. Gita kecil hanya terbengong melihat semua itu. Dia berjalan beriringan dengan ibunya. Mereka menuju rumah orang tuanya. Orang tua mia bukanlah pula orang tua yang berada, hanya kuli bangunan sederhana. Hanya tinggal seorang ibu yang tua dirumah itu. Tentunya sakit hati seorang ibu melihat anak perempuan pulang kerumah penuh luka lebam akibat kekerasan yang dilakukan suaminya. Berkat saran dan ketidak sanggupan Mia untuk bertahan lagi, maka Mia mengajukan gugatan cerai. Setelah beberapa kali sidang mediasi akhirnya dia dan suaminya resmi bercerai. Hak asuh Agista jatuh pada ibunya. Gita kecil yang baru berumur lima tahun delapan bulan resmi menyandang status anak broken home.

"Bapak mana, Bu?" tanya Gita suatu hari. Sudah lama dia tak melihat bapaknya datang menemuinya. Mia yang sudah menjadi janda itu hanya bisa menatap sedih pada putrinya saat dia menanyakan bapaknya. Empat bulan kemudian Gita kembali menjadi anak yatim, bapak kandungnya meninggal dunia tertembak timah panas polisi saat pengejaran diarena perjudian. Namun naas, Aksan yang melakukan perlawanan harus mengakhiri hidupnya.

Selepas kematian mantan suaminya, Mia kembali melanjutkan hidup seorang diri. Dia memutuskan pindah kekota sebelah. Sebuah kota yang lebih besar dari kota asal mereka. Dia ingin memulai kehidupannya yang baru bersama anaknya, jauh dari bayang-bayang masa lalunya Menghidupi kedua perempuan yang disayanginya. Ibunya dan juga putrinya. Buruh cuci, hanya itulah yang bisa dia lakukan. Dia hanya tamatan SMP, saat kelas dua SMA dia sudah melahirkan Gita.

"Mia ... " panggil ibunya.

"Ya, bu ... "

"Apa kamu baik-baik saja, Nak? Kamu pasti lelah mengurus ibu dan anak mu ini? Maafkan ibu ya, Nak. Ibu yang sudah tua ini tak bisa membantu mu apa-apa." ibu Mia meneteskan airmata melihat keadaan putrinya.

"Tidak apa-apa, Bu. Mia ikhlas, Ko. Yang penting sekarang adalah kesehatan ibu dan masa depan Gita. Mia tidak ingin Gita mempunyai masa depan sesuram ibunya. Mia ingin dia bisa jadi anak yang cerdas, tercapai cita-cita nya dan yang lebih penting lagi, yang sangat Mia khawatirkan adalah kehidupannya kelak. Mia ingin Gita mendapatkan laki-laki yang baik sebagai pendamping hidupnya kelak. Gita anak perempuan. Mia lebih takut apa yang Mia alami ini akan terjadi juga padanya, Bu." airmatanya mulai mengalir dikedua pipinya.

Dia sangat takut membayangkan masa depan anaknya. Apalagi masalah psikologisnya kelak. Yang sejak kecil melihat dengan mata dan kepalanya sendiri kekerasan yang diterima oleh ibunya.

"Ibu yakin, Gita anak yang cerdas akal dan hatinya. Dia pasti bisa mencapai cita-citanya. Semoga saja apa yang kalian alami tak akan pernah terulang pada cucu kesayangan ibu. Cucu satu-satu ibu," ucap ibunya.

"Iya, Bu. Aamiiin ... "

Mia memeluk ibunya yang sudah lama sakit-sakitan akibat memikirkan nasibnya. Mereka hanya keluarga sederhana yang menjadi korban kekejaman keluarga kaya. Aksan, mantan suami Mia adalah putra bungsu dari pengusaha mabel ternama dikota itu. Anak orang berada yang punya pengaruh kuat dikotanya. Maka saat mereka menikah karena suatu kesalahan itu, kedua orang tua Aksan tak menyetujuinya. Selain perbedaan harta dan tahta, kasta mereka berbeda. Bahkan Agista pun tak diakuinya sebagai cucu mereka. Apalagi setelag perceraiannya itu. Mereka semakin terbuang, teruta Gita yang merupakan cucu kandung mereka. Gita sendiri sejak bayi tak pernah bertemu bahkan melihat oma dan opanya.

*******

avataravatar
Next chapter