webnovel

Ikan Koi

Author: Penuliss
Romansa Fantasi
Ongoing · 7.4K Views
  • 5 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT

What is Ikan Koi

Synopsis

You May Also Like

Heir to Eternity: The Godless Realms

In the sprawling cosmos of the Seven Realms, each domain is watched over by a divine guardian, with the celestial emperor, Aeonis, reigning supreme from the ethereal heights of the First Realm. But tranquility shatters when Aeonis mysteriously vanishes, leaving behind a realm teetering on the brink of chaos and an arcane prophecy whispered through the ages. In the Seventh Realm—known for its mortal frailty and overlooked by the mighty—rises an unlikely savior, Elian, a mere human with a nondescript life. Unbeknownst to him, he has been chosen as the sole inheritor of Aeonis's omnipotent powers. Thrust into a vortex of inter-realm conspiracies, Elian must navigate his newfound abilities and the complexities of the divine courts. As the balance of power shifts, ancient foes emerge from the shadows, seeking to claim the vacant throne and unleash their dominion over the realms. Amidst this turmoil, Elian's ascension sparks hope and fear alike, as prophecies foretell of a mortal who will either unite the realms or herald their ruin. With allies scarce and enemies on all sides, Elian's journey is fraught with peril, political intrigue, and the daunting task of forging his destiny. As he struggles to embrace his role as the "Heir to Eternity," he must decide whether to follow the path of righteousness or succumb to the darker forces vying for control. "Heir to Eternity: The Godless Realms" explores themes of legacy, power, and the eternal quest for identity against the backdrop of a richly imagined fantasy universe. With each decision, Elian shapes the fate of not just the Seventh Realm, but all of existence.

LJDRLwanen · Fantasy
Not enough ratings
9 Chs

At the edges of infinity (Apocalypse)

It's an apocalyptic story that began when the king of the gods, "Jarvěs", felt a forbidden love for a mortal woman he couldn't love freely for fear of upsetting the cosmic balance he had created when he created the universe. This god then decided to destroy his desire by destroying the mortal world, and called upon the dwarf weaver of destiny: the latter wove the god's desires into the canvas of destiny with golden thread, but being deaf and almost blind, made several mistakes, shifting the date and the person conceived... and the prophecy would also destroy the immortal world... When "jerves" became aware of this, he was seized with a black anger, but the dwarf, having plotted against the god to avoid his fury, lied to the god's sons. A rebellion was organized on the celestial mount (the residence of the supreme god) and the powerful god was defeated. The god's sons tried to change the future, but were unable to do so because they had run out of golden thread. the prophecy was unavoidable! it began when Jamil, the noble son of an oriental family, found himself the victim of the war that broke out in the city. (The first chapter of the book is a true story, then a bit of fantasy takes over in the following chapters. Jamil, who had fallen victim to the war by a miracle, returned from the world of the dead, after a shepherd had found him dying under the rubble.Following his return to life, he had a dream in which the famous prophecy was announced to him. His sister thought he had gone mad when he told her his dream, so she took advantage of the situation to rob him of his share of the inheritance and chased him out of the family home. jamil was helped by an old man who, to his great surprise, turned out to be the shepherd who had once saved him. his daughter's hand was granted to the young man, who married her and the couple had two children: jacob and angélique. the birth of these children will mark the beginning of the appocalypse. this is the fulfillment of prophecy!

charbel_raad · Fantasy
Not enough ratings
12 Chs

Addara

----- Sebuah kisah kehidupan seorang perempuan yang memiliki sifat yang begitu dingin. Di balik sifat dinginnnya ada sebuah kisah yang tidak dapat di ceritakan dengan begitu singkat saja, cerita yang begitu banyak bahkan beribu ribu luka didalamnya. Tak ada satu hari pun tanpa terluka. Orang sekitar tak ada yang mengetahui luka dalam dirinya bahkan keluarga. Ada satu orang yang mengetahui kisah yang begitu banyak luka dalam kehidupan Addara, orang tersebut mengetahuinya tanpa membuka dan menyebarkan kisah tersebut, dalam diri orang tersebut hanya ingin mengetahui dan bahkan diri orang tersebut tidak mengetahui bahwa dirinya dapat mengubah kisah Addara menjadi kebalikannya. Apakan dirinya tetap ingin menjalain kehidupannya bahkan tetap ada luka didalamnya? Apakah tidak ada akan lagi perubahan kisah tersebut? Apakah orang tersebut dapat mengubah sebuah kisah seorang perempuan menjadi lebih baik? Apakah tetap ada luka dalam diri seorang perempuan tersebut? Saat usia bertambah, ternyata dalam hidup kita justru lebih sering mengalami kehilangan. Masalah datang bertubi-tubi membuat apa yang digenggam jadi terlepas. Menjadikan sesuatu yang semula membahagiakan jadi lenyap. Selama masih bernafas, tak bisa lepas dari perkara kehilangan. Bentuknya bisa bermacam-macam. Mengecap rasa sakit saat kehilangan. Tak jarang rasa itu begitu membekas sampai sulit untuk dilupakan. Menerobos masuk hingga ke pusat memori yang terdalam dan menetap di sana. Perlahan kita mulai menghujat hidup yang terasa tak adil. Kenapa dalam diri seorang perempuan tersebut diberi pengalaman yang tak mengenakkan begini? Mengapa rasa sakit yang timbul membuat semangat hidup nyaris menguap? Akankah ada kata tanpa terluka lagi? -----

ttyas_r · Fantasy
Not enough ratings

Life Switch "ON"

Aku bisa merasakan dengan jelas lidah api yang terus menerus menjilati setiap jengkal tubuhku. Panas, perih, menyakitkan. Hingga bahkan untuk berteriak pun aku sudah tidak sanggup. Kenapa aku masih sadar sampai sekarang. Dari yang pernah aku baca, ketika ajal sudah dekat kau akan mulai melihat kilas balik seluruh hidup mu. Sepertinya kilas balik itu sudah dimulai. Aku menatap tangan ku, tapi anehnya terlihat seperti tangan mungil yang hanya dimiliki oleh bayi, didepanku ada kedua orangtua ku. Mereka terlihat sangat bahagia. Tiba-tiba adegan berganti. Aku melihat orang lain yang sama sekali belum pernah kutemui dimanapun. Seorang gadis yang mungkin seumuran denganku, hanya saja dia sangat cantik, terlalu cantik hingga rasanya menyakitkan. Setidaknya bagiku. Dia tengah berdiri di depan tebing dengan pandangan kosong menatap lautan. Rambutnya yang panjang berwarna perunggu bergerak liar tertiup angin kencang. Sama seperti tadi tiba-tiba semua penglihatan ini berganti dengan adegan baru. Hanya saja kali ini aku bukan hanya sekedar melihat, tapi aku ikut merasakan semuanya. Aku tidak bisa bernapas, semuanya gelap gulita. Api yang tadinya melalap ku dengan rakus menghilang entah kemana, rasa panas menyakitkan yang menyayat tubuhku berganti tusukan tajam. Ribuan, tidak, aku tidak bisa mengira-ngira, rasanya tubuhku seperti ditusuk tanpa henti dari berbagai arah. Apakah aku sudah mati? bukankah seharusnya kematian itu damai? kenapa aku masih terus disiksa seperti ini? apa aku sekarang berada di neraka? Ya. Itulah satu-satunya jawaban yang masuk akal dari semua ini. Aku mengerjapkan mata, terlihat sesuatu, seperti bergerak ke arahku. bayangan hitam kelam. Kau bisa bayangkan segelap apa warnanya hingga bahkan aku bisa melihat jelas bentuk nya di tengah-tengah kegelapan ini. Seperti kain hitam yang merayap ke arahku. Ketika bayangan itu semakin dekat aku merasakan hentakan yang teramat menyakitkan dari dalam dadaku. Seperti ada yang menarik paksa jantungku tepat dari dalam tubuhku sendiri. Sakit. Aku sudah tidak bisa bertahan lagi, jika seperti ini siksaan yang harus aku jalani selamanya di Neraka, aku tidak mau mati. Tidak sekarang. Tolong, kumohon tolong aku. Tolong berikan aku satu kesempatan lagi untuk hidup kembali. Aku mohon tolong selamatkan aku, siapapun. Tuhan. Dewa. Siapapun. Aku terbangun. Tiba-tiba. Dadaku sesak, jangankan bicara, aku mati-matian megap-megap berusaha menarik masuk tiap Oksigen yang bisa kuhirup. Tapi kedua mataku bisa melihat dengan jelas. Langit malam tanpa bintang, bulan tidak terlihat di manapun. Perlahan awan yang lebih gelap dari langit pun bergulung-gulung diatas ku. Tidak bisa lebih lama menatap langit karena tiba-tiba saja aku merasakan tangan seseorang di wajahku. Aku menoleh kearah orang tersebut, pasti dia yang menolongku. Yang pertama aku lihat adalah wajah tampan seorang pria asing yang menatapku dengan penuh rasa syukur. "Jossie, syukurlah." Dia menangis, sesenggukan. Tangannya dengan lembut membelai wajahku, menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangan. "Syukurlah. Ya Tuhan! Kau sadar, syukurlah." Kemudian langkah kaki berlari mendekat ke arah kami. Beberapa langkah kaki. Oke, seseorang sudah menghubungi 911 kan? aku butuh perawatan medis.Tubuhku terasa sakit luar dalam. Ketika mulai mendekati tempat kami berada langkah-langkah tersebut perlahan melambat. Aku terganggu dengan sinar senter yang tiba-tiba diarahkan ke wajahku. "Ketemu! Mereka disini! Hubungi ambulans sekarang!" Seorang pria dengan mantel kulit panjang mulai memberi perintah kepada orang lain disebelahnya. Mungkin polisi, pikirku. "Jossie, kau terluka parah? Kau bisa mendengarku kan?" Pria yang kulihat pertama kali tadi kembali menarik perhatianku. Siapa? Jossie? Tapi dia berbicara pada ku. Aku mungkin linglung tapi jelas-jelas dia tidak sedang berbicara dengan orang lain. "Jossie?" Hah? siapa Jossie? itu bukan namaku.

Ann_Louis13 · Urban
Not enough ratings
1 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews

SUPPORT

empty img

coming soon

More about this book

General Audiencesmature rating
Report