1 pertemuan pertama

"Yerin, cepat," teriak produser yang meminta Yerin menyiapkan costum dan makeup para artis.

"Iya-iya," sahut Yerin seraya berlari kecil.

Sore itu sangat melelahkan bagi Yerin. Ia segera mengatur ruangan untuk bintang tamu pada saat itu. Dan ia tahu bahwa bintang tamunya adalah BIGSTAR yang sering di sebut dengan BS. Dan ia mengidolakan salah satu dari mereka, yaitu Joon.

"Syukurlah sudah selesai," gumam lirih Yerin melihat sekeliling dan hendak meninggalkan ruangan tersebut.

'bruk'

Tiba-tiba ia menabrak seseorang yang hendak masuk dalam ruangan itu.

"Maaf," ucap Yerin pada pria di hadapannya.

"Tidak apa-apa," sahut pria itu.

Yerin yang mengenal suara itu seketika mematung dan memastikan bahwa orang itu benar yang ada di pikirannya. Dan benar saja. Pria itu adalah Joon, salah satu anggota BS yang ia idolakan.

Namun saat itu ia datang sendiri sedangkan member lain belum datang. Yerin yang mengetahui idolanya berada di depannya dengan jarak yang dekat membuatnya sangat gugup.

"Nona, apa anda bisa minggir?" suara salah salah satu pengawal Joon menyadarkan Yerin yang terpesona oleh Joon.

"Ma... Maaf," ucap Yerin dengan terbata-bata.

Yerin segera Menggeser tubuhnya untuk memberi jalan pada bintang tamu itu. Dan membiarkan Joon memasuki ruangannya.

Joon memang datang lebih awal, sehingga makeup artis yang seharusnya memakeupnya belum datang. Karena melihat Joon sudah memasuki ruangan, Yerin memilih pergi karena ia tidak bisa mengontrol detak jantungnya yang semakin kencang.

"Nona." baru saja beberapa langkah Yerin meninggalkan ruangan itu suara seseorang memanggilnya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Yerin berusaha tenang dan profesional walupun ia masih gugup karena bisa melihat idolnya berada di depannya.

Pria tinggi itu tidak menjawab ia malah memberi isyarat dengan tangannya bahwa Joon memanggilnya, hal itu membuat Yerin semakin panik dan gugup. Namun ia berusaha tetap tenang dan profesional

"Ada yang bisa di bantu?" tanya Yerin saat sampai di depan Joon yang sedang bermain ponsel.

"Tolong bantu aku memakai ini," jawab Joon.

Tanpa berkata sepatah katapun Yerin menghampiri Joon yang kesusahan menarik resleting pada baju bagian belakangnya.

Tangan Yerin bergetar, matanya gugup melihat kulit Joon yang berada di depan matanya. Tubuh bidang Joon membuat Yerin terpesona.

"Astaga, aku harus panggil dia apa? Tuan, bapak, mas, kakak, atau apa?" Batin Yerin.

"Apa sudah selesai?" suara Joon membuat Yerin merasa sangat kaget dan segera sadar dari kehaluannya.

"Su-sudah," jawab Yerin dengan terbata-bata.

"Terima kasih, YERIN." Joon menyebut namanya membuat Yerin merasa tersambar petir di sore hari.

"Eh.."

"Aku baca id card mu hang teringgal." Joon memberikan sebuah kalung id yang tertinggal milik Yerin.

"Oh, iya. Te-tterima kasih." tangan Yerin bergetar saat hendak mengambil id card nya dari tangan Joon.

"Apa kamu perlu tanda tangan dan foto bersama?" tanya Joon.

"Weh ...?" Mata Yerin terbelalak mendengar ucapan Joon.

Joon merebut ponsel Yerin dan membuka kamera pada ponsel Yerin, ia berpose imut sedangkan Yerin masih tidak bergerak sesenti pun.

"Senyumlah," ucap Joon.

Yerin tersenyum terpaksa dan melihat kearah kamera.

"Baiklah, ini ponsel mu. Lain kali hati-hati dengan id card mu. Aku sudah memberi tanda tangan pada idcardmu." Lagi-lagi Yerin di buat shock. Ia melihat pada kalung id-nya dan benar tanda tangan Joon sudah tertera pada kalung id card nya.

***

Malam berlalu, Yerin pulang larut malam. Ia menggunakan motor matic nya menyusuri jalanan yang sepi. Namun fikirannya berada pada kejadian tadi sore. Bahkan ia tidak melepaskan kalung yang bertanda tangan Joon.

"Joon, kalau begini kamu berasa bisa di gapai. Aku bisa gila karena kejadian ini." Yerin berbicara pada dirinya sendiri.

Sepanjang perjalanan Yerin sesekali senyum-senyum sendiri. Ia membayangkan jika dirinya bersama Joon. Ia bahkan berhayal akan memanjakan Joon setiap saat. Namun hayalannya berhenti saat ia memasuki kawasan perumahan. Yerin tinggal sendiri dalam sebuah rumah kontrakan.

Yerin segera membersihkan diri, ia bahkan membawa kalung id card nya bersamanya saat mandi. Ia seakan mendapatkan harta Karun yang tidak ingin hilang atau di ambil orang. Bahkan ia tidak ingin terpisah sedetik pun dengan tanda tangan itu.

Sejak saat itu Yerin bertingkah berlebihan pada id card nya. Bahkan saat tidurpun ia bawa.

***

Keesokan harinya Yerin yang libur, Yerin berniat untuk membeli kebutuhannya di sebuah mall. Namun tanpa sengaja ia melihat BS group sedang shooting di area mall tersebut. Walaupun penjagaan sangat ketat. Yerin berhasil memasuki area shooting dan melihat Joon dan teman-temannya sedang wawancara.

Yerin kenal dengan salah satu crew sehingga membuat Yerin bisa lebih dekat dengan BS group. Tiba-tiba Yerin berlari ke arah Bs group karena melihat properti di belakang hendak jatuh.

"Awaas...," teriak Yerin.

'BRUKKK...'

Yerin mendorong Joon ke arah teman-temannya sehingga mereka terhindar dari runtuhan itu. Namun naasnya kaki Yerin tertimpa properti.

"Aww...," Pekik Yerin kesakitan.

"Yerin," teriak Shima teman Yerin. Karena hanya Shima yang kenal Yerin dan dia lah yang mengijinkan Yerin masuk kearea Shooting.

"Crew, bantuin dong." Shima merasa kesal karena tidak ada yang membantu mengangkat properti yang menimpa Yerin. Begitu pula Joon. Ia dengan sigap mengangkat properti itu dan membantu Yerin berdiri.

"Terima kasih," ucap Yerin.

Yerin di bantu oleh Shima untuk berjalan untuk mencari tempat untuk mengobati kakinya.

Beberapa saat kemudian BS group menghampiri Yerin dan mengucapkan terimakasih.

Namun tatapan berbeda di berikan oleh Joon. Dan sejak saat itu Yerin dan Joon sering berkomunikasi. Bahkan beberapa kali ia membalas sebuah cuitan di sosial media. Hal itu membuat ribuan fans iri pada Yerin.

'trrrrrt...trrrrt'

Getaran ponsel Yerin membuatnya terbangun.

"Hallo," ucap Yerin yang baru saja bangun tidur.

"Apa kau sudah tidur?" tanya seseorang yang menelepon Yerin.

"Ini siapa?" tanya Yerin.

"Aku Joon,"

"Hahaha..." Yerin tertawa mendengar jawaban penelepon itu.

"Aku rasa kau sedang mengigau," ucap Yerin.

"Apa kau tidak percaya?"

"TIDAK...."

"Apa yang membuat mu percaya bahwa aku Joon?"

"Tidurlah, aku rasa kau salah sambung. Sudahlah jangan ganggu aku. Tidak ada gunanya kau berpura-pura menjadi Joon."

"Aku tidak pura-pura."

"Aku tahu kau pasti salah satu dari teman di kantor. Karena kalian tahu aku sangat menyukai Joon. Aku suka berhayal tentang Joon. Jadi kalian akan mengerjaiku."

"Apa yang kau hayalkan?"

"Kau pasti tahu, jangan pura-pura lagi."

"Aku kan mengganggu mu jika kau tak katakan!"

"Astaga, apa yang kau inginkan? Kau ingin dengar aku sangat mencintai Joon. Aku sering berhayal untuk menjadi pacar bahkan istrinya?"

"Hahah...."

"Sudahlah, jangan menggunakan Joon untuk mengganggu ku."

Yerin mengakhiri panggilan itu. Dan ia kembali tidur.

avataravatar
Next chapter