webnovel

ibuku surgaku

Namaku Derrissa, aku biasa di panggil Rissa. umurku lima belas tahun. aku mempunyai dua adik yang bernama Derlian dan Deshita. mamak ku seorang petani. aku tidak mempunyai bapak,aku hanya mempunyai mamak, walaupun mamak ku sedikit galak,tapi aku tau mamak ku sayang kepada kami bertiga. inilah kisah perjuangan seorang ibu yang berkerja Karas menghidupi keluarganya.

Hana_Hanara_agista · Fantasy
Not enough ratings
3 Chs

episode 2

"Derlian!!" teriakku memanggil adik laki-laki ku itu. "aduh anak itu dimana ya?" omel ku sendiri. tapi, saat aku di depan sungai, banyak sekali orang yang mengerumuni pinggir sungai itu. aku yang penasaran, ikut menyelip di antara ibu-ibu. dan aku menemukan Derlian yang sedang duduk memberikan sesuatu kepada para ibu-ibu. Dan ibu-ibu itu memberikan uang yang cukup banyak. setelah selesai semua nya belanja,aku langsung menghampiri Derlian.

"kenapa baju kamu,kok basah?" tanya ku melotot. "eh,ini tadi.." kata-katanya terputus.

"kenapa?" tanyaku lagi. dia menelan ludah untuk menjawab. "tadi Lian pergi ke sungai sebentar kak." jawabnya menunduk.

"dan uang yang kamu pegang, emangnya kamu jual apa?" tanyaku lagi.

"eh,ini,ini kalung." jawabnya ragu-ragu.

"darimana kamu bisa dapatkan kalung itu?" tanyaku menyelidik.

"eh, ini Lian buat kak." jawabnya nunduk.

"sejak kapan kamu buat nya?" tanyaku masih menyelidik.

"sejak lima hari yang lalu." jawabnya masih menunduk.

"terus tadi kamu ngapain di sungai, sampai baju kamu basah?" tanyaku lagi.

"tadi Lian mencari batu lagi di sungai." jawabnya masih menunduk.

"hah, kamu ini.."

"yuk pulang." ajak ku merangkul nya. dia hanya mengangguk mengikuti.

***

"assalamualaikum,Mak." salam ku sambil mengetuk pintu. "waalaikumsalam." yang jawab bukan mamak, tapi Deshita.

"mamak mana,shit?" tanyaku yang langsung masuk ke dalam.

"mamak di sawah belakang." jawab Deshita. aku hanya manggut-manggut.

"eh, kak Lian kenapa,kok bajunya basah?" tanya Deshita, saat melihat baju Derlian basah kuyup. Derlian hanya menggeleng pelan.

"kakak ganti baju dulu,n nanti Shita buatin teh hangat."ucap Deshita lembut.

"Astagfirullah Derlian!!" teriak mamak, saat melihat Derlian yang basah kuyup. Derlian hanya menundukkan kepalanya dalam-dalam. "kalian ni ya, berapa kali mamak harus bilang, jangan nakal, disiplin, apa susahnya disiplin hah?!" tanya mamak melotot kearah kami.

kami bertiga hanya menunduk.

" dan kamu Risa, kamu kakak nya, harus nya kamu yang menjaga adik-adik kamu, disiplin, kamu sebagai kakak harusnya tau tanggung jawab kamu sendiri." omel mamak kepada ku. aku hanya menunduk,. Derlian dan Deshita menatap ku kasihan.

"hah, mamak gak tau lagi mau bilang apa." mamak langsung pergi ke dapur sambil mengelus dada. kami yang masih di ruang tamu berdiri mematung.

"kak, maaf kan Lian ya." aku menoleh ke arah Derlian. "kenapa?" tanyaku bingung. dia hanya menggeleng.

"ini semua gara-gara Lian, yang gak mau dengar mamak." aku tersenyum mendengar nya. "kamu tidak salah." jawabku menggeleng lembut. Lian menatap ku, wajah tampan nya terlihat bingung. "ini tidak salah kamu Lian." kataku mengulang kembali kalimat ku tadi.

"tapi, kakak kan kena marah?" tanya nya bingung. "kakak yang salah, tidak bisa menjadi kakak yang baik." ucap ku lembut.

"Shita juga minta maaf ya kak." aku menoleh ke arah Deshita. aku menatap matanya bingung.

" Shita sering nakal sampai kena marah mamak." katanya lagi. aku menggeleng. "kalian tidak salah,kalian anak yang baik kok, mungkin mamak marah karena mamak lagi capek." kataku tersenyum. mereka berdua ikut tersenyum.

"Risa,Shita,Lian!" teriak mamak memanggil kami. kami bertiga saling tatap. kenapa mamak memanggil kami? saat itu juga aku tau sebab nya.

" kalian ya, kalian pada gak lihat jam apa?!" tanya mamak marah. kami bertiga langsung menatap jam yang ada di dinding. jam menunjukkan pukul setengah empat sore. aku dan kedua adik ku langsung berlari ke kamar. aku dan Deshita mencari kami masing-masing. saat kami sudah siap,mamak menatap tajam ke arah kami. aku menarik tangan Deshita dan Derlian untuk cepat pergi ke musholla.

***

"assalamualaikum." salam kami bertiga, yang lain sudah datang.

"waalaikumsalam warahmatullah." jawab semua yang ada di musholla.

"kenapa terlambat?" tanya Ustazah Meli.

"ada urusan ustazah." yang jawab bukan aku, tapi Derlian. ustazah yang mengerti maksud 'ada urusan.' mengangguk. kami pun masuk, mengikuti pelajaran.

"oke, anak-anak siapa yang mau bertanya?" salah seorang temannya Deshita mengangkat tangan. "ya,Rio?" tanya Ustazah Meli.

"kenapa kita harus belajar Alqur'an, ustazah?" tanya Rio. "ada yang bisa jawab?' bukannya di jawab, ustdzah malah balik bertanya. aku sebenarnya tau,tapi ini untuk anak seusianya Deshita. "Shita, apakah kamu tahu jawabannya?" tanya Ustazah Meli kepada Deshita. Deshita hanya mengangguk pelan.

"boleh kah kamu memberi tahu teman-teman kamu?" tanya Ustazah Meli, menatap wajah Deshita. Deshita hanya mengangguk.

"Alqur'an adalah kitab suci umat Islam, kita sebagai umat Islam harus mempelajari isinya." Deshita berhenti sejenak. "dan bukan hanya sekedar menghafal ataupun membaca, kita juga harus memahami isi kandungan dari Al-Qur'an." jelas Deshita. ustazah Meli yang ikut menyimak, menatap kagum ke arah Deshita.

"masyaallah,siapa yang ajari kamu?" tanya Ustazah bangga. Deshita tidak menjawab, tapi dia menunjuk ke arah ku sebagai jawaban.

ustazah Meli menoleh ke arahku. aku yang tau sedang di tatap, langsung berhenti membaca Alqur'an.

"masyaallah Risa, kamu mengajari adik-adik kamu dengan baik." puji ustdzah Meli. aku menggeleng. "saya tidak mengajari mereka, tapi mamak dan bapak yang mengajari saya." jawabku. "saya hanya mengajari mereka apa yang saya ketahui." lanjut ku sebelum ustazah Meli salah paham. ustazah Meli mengangguk.

"oh ya, hafalan kamu sudah berapa?" tanya Ustazah Meli yang teringat sesuatu. "tujuh." jawab ku pendek.

"kalau kamu Lian?" Lima." jawab Derlian.

"kamu manis?" tanya Ustazah Meli kepada Deshita. "dua." jawabnya.

"masyaallah, semoga bapak dan mamak kalian bangga dengan kalian." puji ustdzah Meli. yang lain mengaminkan,hanya kami yang tersenyum tipis.

"naaah, sekarang kita lanjutkan pelajaran kita, diawali bismillah."

"bismillahirrahmanirrahim." ucap seluruh anak yang ada di musholla.

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri saya lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung saya ~ Voting untuk aku!

Saya sudah memberi tag untuk buku ini, datang dan mendukung saya dengan pujian!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan membacanya dengan serius. dan jangan lupa untuk mengsuport saya dalam menulis. terimakasih untuk pembaca yang terhormat.

Hana_Hanara_agistacreators' thoughts