webnovel

Kisah Kami Sebelum Kami Bersama

Bunga sakura yang mekar berjatuhan diterpa angin musim semi. Di sepanjang jalan menuju SMA Sakuragi banyak siswa yang terhenti jalannya karena melihat indahnya bunga sakura yang berjatuhan. Itu alasan pertama kenapa siswa terhenti jalannya menuju gerbang sekolah, alasan keduanya adalah melihat seorang laki-laki berwajah sangat tampan berlari dari sekumpulan gadis yang membawa surat ditangan mereka.

Laki-laki itu menangis karena ketakutan dikejar-kejar oleh para gadis. Sedangkan siswa laki-laki yang melihat adegan kejar-kejaran ini merasa iri dan ingin dikejar oleh para gadis.

"Tunggu! Sayangku Kaname!!".

"Tidak!! Biarkan aku sendiri!!!!".

Laki-laki tampan itu bernama Aino Kaname, siswa SMA Sakuragi yang dijuluki sebagai pangeran oleh para gadis dan guru disekolah nya.

Setiap hari, setiap jam istirahat Kaname harus menolak satu-persatu orang-orang yang menyatakan perasaannya kepadanya. Sudah puluhan wanita yang dia tolak. Bukan berarti ada yang salah dengan Kaname yang menolak semua wanita, Kaname tidak dapat mencintai seseorang secara instan. Bagi Kaname kalau seorang wanita hanya memandang tampangnya maka hubungan yang akan terjalin sama saja dengan hubungan bohongan. Dia membutuhkan seseorang yang dapat mencintainya dengan tulus dalam hati tanpa melihat tampangnya.

"SAFE!! SAFE!!!".

Dengan nafas yang terengah-engah Kaname bersandar di tembok gedung olahraga yang jarang dikunjungi oleh para siswa kecuali…

"Pagi pangeran!".

"Yo pangeran, gimana hari ini?".

"Berisik kalian Pasutri!". (Kaname)

Yang menyapa Kaname adalah sahabat Kaname sejak kecil.

Perempuan dengan rambut panjang dikuncir biru gelap dengan mata biru gelap pula bernama Sumire Haruka, atau para lelaki di sekolah memanggilnya Suha-Tan. Penampilan nya imut dan persis seperti idol, tapi sebenarnya sifatnya sangatlah berkebalikan dari penampilannya.

Lalu laki-laki dengan rambut hitam yang disisir kesamping bernama Kogahara Kaito. Dia adalah pacar Haruka dan satu-satunya orang yang dapat meredam sifat sebenarnya dari Haruka.

"Kenapa tidak memacari salah satu dari mereka? Kalau begitu kan Kaname tidak dikejar-kejar lagi." (Kaito)

"Enak ya kalau bicara! Sudah kukatakan kalau percuma saja berpacaran dengan orang yang hanya memandang tampang ku." (Kaname)

"Kalau gitu kenapa gak ke Thailand operasi plastik jadi jelek?". (Haruka)

Usul Haruka sangatlah tidak masuk akal. Dimana-mana orang operasi plastik untuk jadi cantik, mana ada yang pengen jelek. Kaname pernah memikirkan untuk operasi plastik jadi jelek tapi biaya untuk ke Thailand sangatlah mahal dan operasi plastik bukanlah murah!

Kaname geleng-geleng kepala menolak ide Haruka. Kaname terduduk ditanah karena dia merasa putus asa memiliki wajah yang membuat dia sendiri kesusahan. Jika saja bisa transfer muka maka dia akan mentransfer mukanya kepada orang yang ingin menjadi tampan.

Dengan kegundahan hati Kaname, tidak terasa bel berbunyi yang menandakan Homeroom akan dimulai.

Seperti biasa Haruka dan Kaito mengawal Kaname masuk ke kelas agar tidak ada menyerangnya.

Sebenarnya gangguan tidak hanya muncul dari para perempuan, para laki-laki juga menganggu Kaname. Mereka tidak menyukai Kaname karena semua perempuan terus membicarakan Kaname dan tidak ada satupun perempuan yang pandangannya tertuju kepada laki-laki selain Kaname.

Gangguan itu berupa bully-an, kotak sepatu Kaname diberi paku, dan yang lebih parah adalah Kaname pernah dilempari telur busuk ketika masih kelas 1 SMA. Melihat temannya di-bully, Haruka dan Kaito pun memutuskan untuk mengawal Kaname dari masuk kelas, istirahat, dan pulang sekolah. Kecuali berangkat sekolah karena rumah Kaname adalah…

Mansion.

"Baik! Homeroom untuk hari ini selesai. Silahkan berkumpul ke gedung olahraga untuk menghadiri upacara pembukaan." (Sanahara-sensei)

Dengan pemberian salam dari wali kelas mereka, Sanahara-sensei maka berakhirlah Homeroom pada pagi ini.

Untungnya untuk tahun kedua Kaname satu kelas dengan kedua sahabatnya. Jadi Kaname akan terus dikawal oleh kedua sahabatnya.

"Gimana? Mau bolos aja?". (Kaito)

"Iya~~~ aku malas jika tiba-tiba disuruh pidato penyambutan." (Kaname)

"Sudah kuduga. Oi Haru, ikut gak?". (Kaito)

"Hmm? Aku tidak nakal seperti kalian. Aku juga harus menemani Sakuna yang menggantikan seseorang untuk membacakan pidato!". (Haruka)

Perempuan dengan penampilan yang sangat sederhana beranjak dari kursinya dan berdiri disamping Haruka.

Rambut merah muda yang dikuncir rapi, kacamata bulat besar dan baju yang terlihat kebesaran membuat penampilannya terlalu membosankan untuk dilihat. Tapi dimata Kaname penampilannya adalah sesuatu yang aku harus dia hargai karena Kaname jarang melihat perempuan seumuran dengannya masih menggunakan penampilan yang membosankan.

Namanya Watabe Sakuna.

Kaname mendatangi Sakuna dengan tujuan meminta maaf karena dia yang harus menggantikan Kaname untuk berpidato.

Sebenarnya Sakuna dan Kaname adalah murid unggulan di SMA Sakuragi karena mereka selalu berada peringkat 3 besar setiap ujian semester. Terkadang Kaname no.1, terkadang Sakuna no.1, begitu terus seperti balapan. Banyak yang mengira jika Kaname dan Sakuna selalu bertempur memperebutkan posisi no.1, kenyataan nya malah mereka tidak masalah siapa yang menduduki no.1.

"Maaf ya Sakuna. Kamu harus menggantikan ku." (Kaname)

"Ti-tidak masalah! Bagiku pidato ini adalah latihan untukku melawan rasa malu yang berlebihan ini…" (Sakuna)

Benar, Sakuna adalah orang yang pemalu dan berkat sifat pemalu nya itu dia tidak memiliki teman selain Haruka.

Haruka adalah orang yang tidak memandang siapapun untuk menjadi temannya. Karena itu Kaito dan Kaname sangat menghormati Haruka disamping sifat sebenarnya.

"Kalau gitu kami duluan! Kai, jangan lupa ya!". (Haruka)

Setelah perginya Haruka bersama Sakuna, Kaito dan Kaname pun beranjak ke tempat mereka biasa bolos yaitu dibelakang gedung olahraga.

Biasanya mereka membahas tentang hal yang aneh-aneh seperti, [Cara menaklukkan dunia], atau yang lebih parah dan tidak masuk akal, [Bagaimana membuat sebuah negara].

Kaname sudah biasa mendengar hal yang aneh keluar dari mulut Kaito. Kaname hanya meladeninya sampai puas walaupun Kaname tau itu tidak ada manfaatnya.

Kaito melempar batu kerikil kearah Kaname yang sedang duduk di drum bensin yang sudah tidak terpakai. Awalnya Kaname tidak menghiraukannya sampai batu kerikil berubah menjadi batu besar.

"SUDAH SETAN!". (Kaname)

"Aku kepikiran sesuatu…" (Kaito)

"Apa? Cara membuat Afrika merasakan daging panggang?". (Kaname)

"Bukan! Itu urusan PBB. Gimana kalau kamu berpacaran dengan Sakuna."

Waktu terasa berhenti. Dunia tiba-tiba menjadi abu-abu dimata Kaname.

Kaname melihat Kaito seperti iblis yang berusaha menghancurkan hidupnya.

Selain alasan hati dan ketulusan, kalau Kaname berpacaran maka dia tidak akan dikejar-kejar lagi, tapi jadi diteror wanita-wanita yang mengejarnya dulu. Itu adalah skenario terburuk yang pernah ada.

Apalagi kalau dia berpacaran dengan Sakuna. Itu adalah skenario paling paling buruk yang pernah dia pikirkan.

Bukan Kaname tidak suka dengan Sakuna atau menolak berpacaran dengan Sakuna karena penampilannya tapi karena teror yang akan dilancarkan oleh wanita-wanita yang mengejarnya. Di mata orang lain, Sakuna bukanlah wanita yang cantik dan pasti banyak yang tidak setuju jika pangeran sekolah harus berpacaran dengan kutu buku.

Teror itu tidak hanya akan tertuju kepada Kaname tapi juga kepada Sakuna. Kaname saja sudah merasakan yang namanya di-bully, dia tidak mau orang lain merasakan pahit yang pernah dia rasakan.

"Kau bodoh!! Apa kau tau—". (Kaname)

"Terus? Kau ingin seperti ini selamanya?". (Kaito)

Kaname mengepalkan kedua tangannya hendak memukul Kaito. Tapi dia tahan niatnya karena dia tahu Kaito tidak asal memberi saran.

"Kenapa Sakuna?". (Kaname?)

Kaito berdiri dan duduk disebelah Kaname yang duduk di tong bensin.

"Sakuna adalah satu-satunya orang yang tidak jatuh hati pada penampilan mu. Itu kata Haruka." (Kaito)

Kaname sedikit terkejut. Dia tidak akan menyangka ada seseorang yang tidak berpacaran, tidak menyukai dirinya. Kaname semakin menghormati Sakuna.

Tapi dia tetap khawatir dengan teror yang akan menimpa Sakuna nantinya.

Sakuna adalah orang paling pintar di sekolah dan jika dia diperlakukan buruk maka sekolah akan mengetahuinya, menjadi masalah besar, orang tuanya tau, dan Sakuna harus pindah sekolah.

"Ingatlah ini Kaname. Aku dan Haruka akan selalu bersamamu sampai kami merasa kau sudah bisa menghadapi semua rintangan dalam hidupmu." (Kaito)

"Ya aku tau. Kalian berdua mengatakan itu puluhan kali dan aku sangat menghargainya." (Kaname)

Kaname memeluk Kaito dengan erat. Sedikit air mata mengalir dari kelopak mata Kaname.

Merasa dipeluk penuh dengan rasa terima kasih, Kaito ikut meneteskan air matanya.

Sungguh pemandangan yang indah bagi yang mengerti situasi nya.

Sungguh pemandangan yang mengerikan bagi yang tidak mengerti situasi nya… Seperti kedua perempuan yang baru sampai.

"Kaname… Jadi kamu memutuskan untuk belok ya? Kamu juga Kaito?". (Haruka)

Mereka berdua berhenti berpelukan dan dikejutkan dengan kedatangan Haruka bersama Sakuna.

Kaito dan Kaname segera beranjak dari tong bensin yang mereka duduki tadi. Dengan mata yang masih berkaca-kaca, Haruka semakin curiga dengan hubungan mereka berdua.

Haruka berusaha melupakan apa yang dia lihat tadi. Dia berdoa dalam hati agar pacarnya tidak jatuh cinta kepada orang lain… Khususnya kepada laki-laki.

"Sebenarnya aku ingin mengajukan satu usulan baik untuk Kaname. Aku juga sudah membicarakan ini dengan Sakuna dan dia setuju." (Haruka)

"Apa itu?". (Kaname/Kaito)

Dengan jawaban sama dan sama-sama berucap, kecurigaan Haruka semakin bertambah terhadap hubungan dua sahabat ini.

Haruka berusaha tenang lagi.

"Kaname, mau kah kau pura-pura pacaran dengan Sakuna?".

Next chapter