webnovel

I Want To Hug You

---WARNING ALERT!! CONTENTS ONLY FOR 18+/21+--- Genre : Yaoi, Comedy-Romance Bagi yang suka, baca ep 1. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada yang tidak berkenan di hati atau menyinggung. Cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan, itu tidak disengaja dan mohon di maklumi. Cerita Ini hanya untuk menghibur semata. Terima kasih...

Rybee · Anime & Comics
Not enough ratings
45 Chs

18 - Jangan mengocokku di tempat umum - Part 6 "special edition" (END)

Author : Episode ini, WARNING ALERT!! 21+ ONLY. Silakan lanjut baca buat orang dewasa! Tidak dianjurkan buat anak-anak di bawah umur. Terima kasih...

****************************

Pada akhirnya tiba saatnya drama film "Bintang di Siang hari" telah siap diluncurkan ke setiap cinema (bioskop) di seluruh penjuru kota. Bahkan di semua majalah, koran, maupun di acara TV mempromosikan drama film tersebut secara besar-besaran, dan di setiap cinema juga terpampang pamflet yang besar dengan cover depannya yaitu Shunta dan Takeru yang begitu menarik perhatian orang-orang saat orang melewatinya dan juga terdapat berbagai macam iklan-iklan lainnya untuk mempromosikan drama film "Bintang di Siang hari".

Satu hari sebelum drama film ini diluncurkan, Shunta dan Takeru beserta artis/aktor lainnya dan juga seluruh orang yang terlibat dalam pembuatan drama film ini mengunjungi cinema dan menontonnya bersama-sama di sebuah ruangan VIP yang biasanya khusus untuk orang-orang penting.

Drama film "Bintang di Siang hari" sedang berputar dengan panjang durasi 120 menit, Takeru menatap layar cinema dan menontonnya dengan serius.

Takeru : (Bukan penampilan yang buruk. Bahkan sesama aktor/artis dan seluruh anggota staff/kru dan juga sutradara terpaku pada layar. Daya tarik yang...)

Shunta menatap layar dengan wajah serius dan memegangi tangan Takeru. Takeru tersentak lalu melirik ke arah Shunta. Shunta yang menyadari tatapan Takeru sedikit menoleh ke arahnya, Takeru langsung salting dan dengan cepat memalingkan wajahnya ke arah depan layar.

Shunta : (berbisik) Sayang, aku tahu kamu melihatku, kan? (goda)

Takeru : (berbisik) Ti-tidak!! (malu, pipi merona)

Shunta : (tersenyum)

Takeru : (berbisik) Jangan memegangi tanganku, gimana kalau yang lain melihatnya nanti?

Shunta : (berbisik) Tenang, semua orang hanya fokus pada film dan tidak memerhatikan kita.

Takeru membalas pegangan tangan Shunta lalu kembali fokus menatap layar cinema.

Takeru : (Aku senang kita punya kesempatan untuk bekerja sama dalam pembuatan drama film ini)

*******************************

Tiba di mana sebuah acara ajang penghargaan aktor/artis terbaik di mulai. Dihadiri oleh beberapa kameraman dan wartawan beserta seluruh aktor/artis yang berkumpul di satu ruangan yang megah ini. Seluruh aktor/artis duduk di kursi yang sudah disediakan, di setiap masing-masing meja juga terdapat makanan dan minuman mewah yang dihidangkan sambil menunggu nominasi dengan hati yang berdebar-debar yang akan dibacakan oleh Takeru Saitama dan seorang (wanita muda) pembawa acara yang berdiri di samping tidak jauh dari tempat berdirinya Takeru yang berdiri di atas panggung yang megah itu.

Takeru membuka sebuah amplop putih dan menggeluarkan sebuah kertas dari dalam amplop itu. Lalu mendekatkan mulutnya ke arah mic.

Takeru : Kalian semua pasti tegang ya? Apa tahun ini juga saya? Bercanda.

Seketika ruangan yang tadinya dingin karena tegang itu mencair dengan candaan Takeru. Seluruh orang yang berada dalam ruang tersebut tertawa riang. Shunta tersenyum.

Takeru : Dan sekarang aku akan mengumumkan hasilnya (membuka kertas yang dilipat)

Suasana kembali menegang.

Takeru : Penghargaan untuk aktor utama terbaik...

Tiba-tiba sorotan lampu diarahkan ke arah Shunta. Dan terdengar suara alat musik drum ringan yang membuat ruangan tersebut menjadi semakin menegang. Shunta terlihat sedikit bingung karena sorotan lampu tertuju padanya tapi dia tetap bersikap tenang. Sekeliling orang yang duduk bersamanya tersenyum senang, seolah-olah sudah bisa menebaknya.

Takeru : Diberikan kepada Shunta Kanzaki, untuk drama film "Bintang di Siang hari" !

Seluruh orang yang hadir langsung bertepuk tangan dan bersorak riang. Shunta bangkit dari kursinya lalu tersenyum dengan puas. Takeru juga tersenyum puas dan bangga. Shunta berjalan dan menaiki panggung dengan gagah.

Takeru : (tersenyum) Selamat (memberi sebuah piala emas aktor terbaik)

Shunta : Ya, terima kasih! (tersenyum)

Shunta menerima sebuah piala emas aktor terbaik dari Takeru. Dan seluruh orang yang berada di dalam ruangan tersebut kembali bertepuk tangan riang saat Shunta memegang piala emas aktor terbaik itu. Takeru juga bertepuk tangan dan tersenyum.

******************************

Di apartermennya Takeru. Takeru dan Shunta membuat pesta perayaan kecil-kecilan di apartermennya untuk Shunta yang telah berhasil memenangkan penghargaan aktor terbaik tahun ini. Dia memegang sebotol wine dan mau menyerahkannya ke Shunta sebagai sebuah hadiah.

Takeru : Ya, aku senang kau menang (memberi sebotol wine)

Shunta : Terima kasih (senang) *menerima sebotol wine* Ah, apa kau yakin kau memberikan wine ini kepadaku? Ayo kita meminum wine ini bersama, sayang?

Takeru : Hmm (duduk di sofa) Ada snack Chiki Taro dikulkas. Ambil saja sesukamu. Makan snack dengan minum wine itu enak.

Shunta : Ya (pergi ke arah dapur dan membuka kulkas)

Takeru membuka jasnya dan menaruhnya di atas sofa lalu sedikit melonggarkan dasinya.

Shunta : Sayang...

Takeru : Ha?

Shunta : Gimana dengan strawberry shortcake utuh (a whole cake bukan slice cake) yang tadi kau beli? Boleh aku memotongnya?

Takeru : Tak usah, berikan padaku seperti itu. Aku akan memakannya seperti itu. Ambilkan saja aku garpu.

Shunta : Baik! (menutup kulkas)

Shunta duduk di sofa tidak jauh dari Takeru dan menuangkan wine di gelas dan menaruhnya di atas meja.

Shunta : Sutradara bilang padaku sebelumnya.

Takeru : (memulai makan strawberry shortcake) Apa?

Shunta : Dia bilang ketika Takeru-san dalam suasana hati yang jelek, kau akan membeli satu cake besar dan memakan semuanya sendirian.

Takeru : Aam... (memotongnya dengan ukuran besar dan memasukkannya ke dalam mulut) Apa kau ada masalah dengan itu? (mulut penuh dengan cake)

Shunta : Tak ada (tersenyum)

Takeru melihat sebuah strawberry yang ada di atas cake yang sebagai topping lalu membayangkan strawberry itu dengan wajah Nakata, saingan yang paling dibencinya dan dengan kesal menancapkannya dengan garpu dan menekannya lebih ke dalam dengan kasar. Shunta yang melihat itu merasa ngeri dan mulai bertanya dengan hati-hati.

Shunta : Sayang, katakan padaku, kenapa kamu kesal?

Takeru : Seandainya bukan karena lelaki tua brengsek itu, pasti aku yang akan memenangkan penghargaan sebagai aktor pendukung terbaik! (marah)

-Flashback sekilas di acara ajang penghargaan aktor/artis terbaik-

Aktor lain (pembawa acara) : Dan sekarang aku akan mengumumkan hasilnya. Penghargaan untuk aktor pendukung terbaik tahun ini diberikan kepada...

Takeru : (Pasti aku!! *percaya diri*)

Tiba-tiba sorotan lampu diarahkan ke arah saingan yang paling dibenci Takeru. Takeru tersentak kaget dan merasa kesal.

Aktor lain (pembawa acara) : Nakata Kozaburo!

Dengan sombong, Nakata bangkit dari kursinya lalu tersenyum puas dan mengangkat tangannya. Seluruh orang yang hadir langsung bertepuk tangan dan bersorak riang. Setelah mengambil piala silver di atas panggung dan pada saat Nakata hendak kembali ke tempat duduknya, Takeru menghentikan langkah kakinya dan memberikan kata selamat.

Takeru : Selamat ya, Nakata-san.

Nakata : Yah, makasih. Aku minta maaf karena sudah mencuri penghargaan itu darimu, Saitama-kun. Sejujurnya, aku berharap aku bisa memberikannya kepada aktor muda yang menjanjikan seperti dirimu (tersenyum meremehkan)

Takeru : Ahahaha... Jangan begitu! Aku masih harus banyak belajar dengan melihatmu, pak (tersenyum terpaksa dan mencoba untuk bersikap sopan dan merendahkan diri)

Nakata : Benar begitu? Kalau begitu, aku akan mempertahankan ini tanpa keberatan (memamerkan piala silvernya) Tantang aku lagi lain kali, Saitama-kun! (tersenyum meremehkan dan merendahkan Takeru) Aku tak sabar untuk itu (pergi)

-Flashback selesai-

Takeru : Sial!! (geram) Apa kau tidak melihatnya tadi sewaktu di acara itu?! (marah) Padahal aku bermaksud ikhlas merelakannya dan juga memberikan kata selamat padanya. Tapi apa yang kudapatkan, hah?! (marah) Dia tersenyum dengan sombongnya! Dia juga meremehkanku dan mengejekku! (melahap cake dengan cepat) Cepatlah, pensiun! Orang tua seharusnya tidak bekerja terlalu keras! (mengomel-omel)

Shunta : Tenanglah Takeru-san, tapi sayang, kau hampir menonton semua filmnya Nakata-san, kan?

Takeru : Ya! Kuakui si tua itu sangat luar biasa! Haaah... (menghela nafas dan berusaha bersikap tenang) Yah, aku tak berpikir kalau dia akan menyingkirkanku, padahal aku ingin menang dan mendapatkan penghargaan itu. Untuk drama film kita, walaupun kita punya sutradara terbaik dan kau mendapatkan penghargaan aktor utama terbaik. Tapi...

Shunta hanya diam mendengarkan Takeru yang sedang berceloteh panjang lebar itu, lalu Takeru mengayun-ayunkan garpunya ke depan dan ke belakang, Shunta menatapnya dengan gemas, dan tanpa disadari oleh Takeru dia menunjukkan ekspresi yang berseri-seri.

Takeru : Aku juga ingin melengkapinya menjadi aktor pendukung terbaik.

Shunta tersenyum mendengarkan semua perkataan Takeru. Takeru merasa heran kenapa Shunta tidak memberikan respon lalu langsung melirik ke arah Shunta sekilas dan dikiranya Shunta melihat ke arah cake yang dari tadi di pegangnya.

Takeru : Ng? Apa? Kau mau juga?

Shunta : Eh? Oh, nggak.

Takeru : (tidak dengar) Baiklah, apa boleh buat. Kuberi satu suap saja ya (mencongkel cakenya lalu menyodorkan ke arah Shunta) Nih... Aaang~

Shunta : Eh? (tersentak)

Takeru : Ng? (bingung)

Terlihat dengan sangat jelas ekspresi Shunta yang bisa menjelaskan situasi sekarang. Pikiran Shunta langsung menjadi-jadi karena dilihatnya Takeru mau menyuapinya dengan bekas garpu yang dipakai Takeru tadi. Shunta merasa sangat senang dan tiba-tiba seolah-olah sepasang sayap putih yang biasanya kecil sekarang muncul cukup besar di belakang punggungnya.

Shunta : Sa-sayang... (berseri-seri senang)

Takeru : Eh? (menyadari tindakannya yang menurutnya sendiri itu tidaklah senonoh langsung salting) Bu-bukan. Hahaha... Aku bercanda kok! (merasa canggung dan malu) *pipi memerah* Sudahlah, jangan banyak bacot! Ini, cepat ambil garpunya dan makan sendiri, bodoh!! Terus jauhkan sayapmu itu!! *seolah-olah bisa melihat sepasang sayap putih di belakang punggung Shunta* (Bodohnya aku! Kenapa aku melakukan hal yang memalukan seperti itu?! Jadi kelihatan seolah-olah aku yang menggodanya, kan!)

Shunta : Terima kasih (mengambil garpu dari tangan Takeru) Tapi aku... (menatap Takeru dengan lembut) Kalau aku mau makan, aku lebih suka makan kamu, sayang (merona)

Takeru : Eh? (tersentak)

Shunta langsung mendorong dan menidurkan Takeru di atas sofa.

Takeru : O-oi, bentar. Nanti cakenya jatuh!

Shunta mengambil cake dari tangan Takeru dan meletakkannya di atas meja. Lalu mematikan lampu dengan menggunakan remote control dan langsung menindih tubuh Takeru. Ruangan menjadi gelap akan tetapi cahaya rembulan dan lampu-lampu jalanan yang terpantul dan menyinari lewat jendela kaca besar dari apartermen Takeru memasuki ruangan tersebut sehingga mereka masih bisa melihat satu sama lain dengan cukup jelas.

Takeru : Chunta, aku bukan makanan!

Shunta : Bagiku, kau adalah makanan terenak, sayang (tersenyum lembut menggoda)

Takeru menatap Shunta lekat-lekat, lalu Shunta membisikkan sesuatu kepada Takeru.

Shunta : Buka mulutmu, sayang.

Takeru membuka mulutnya. Shunta mengulurkan lidahnya dan memasukkannya ke dalam mulut Takeru, lalu menciumnya dengan sedikit kasar. Takeru menikmatinya. Shunta memegangi kepala Takeru dengan lembut. Takeru memegangi tangan Shunta yang memegangi kepalanya. Mereka berciuman dengan panas.

Shunta : Manisnya

Takeru : Bodoh, itu karena aku makan cake (merona)

Shunta : Aku tahu (tersenyum lalu menciumnya lagi)

Takeru : Nnggg...

Shunta melepaskan ciumannya dan terengah-engah karena kehabisan oksigen.

Takeru : Haa... Haa... (terengah-engah karena kehabisan oksigen)

Shunta : (tersenyum) Sayang, sesuai janji aku memenangkan penghargaan aktor terbaik. Saat kau mengucapkan kata "selamat" padaku di atas panggung itu. Kau tahu, aku sangat senang sekali, sehingga hampir membuatku kehilangan kendali dan aku hampir mencabulimu juga.

Takeru : Ugh! (kaget dan merasa takut)

Shunta : Namun untungnya aku bisa menahannya dan aku juga tak mau melakukannya di atas sana, karena aku ingin terus berdiri bersamamu (tersenyum lembut)

Shunta mendekatkan wajahnya ke telinga Takeru lalu membisikkan sesuatu.

Shunta : Jadi, aku ingin mendapatkan sebuah hadiah yang kau janjikan padaku waktu itu. Bolehkah aku menjadi "Pria Yang Ingin Kupeluk"-mu nomor satu?

Sesaat Takeru berdebar-debar dan meleleh saat mendengarkan perkataan Shunta, dia menatapnya dengan lembut. Shunta mendekatkan wajahnya dan mau menciumnya. Akan tetapi Takeru tersadar sesuatu dan mendorongnya sedikit.

Takeru : Berhenti.

Shunta : Eh? (tersentak kaget) Sayang? *sedikit merasa kecewa*

Takeru : Bukan di sofa. Melakukan di sofa, itu membuatku tidak nyaman.

Shunta tersenyum lega, dia pikir Takeru menolaknya.

Shunta : Pfft.

Takeru : Apa? (malu) *pipi merona*

Shunta : Kau benar. Baiklah, kita pindah ke kamar (menggendong Takeru)

Takeru : (berbisik di telinga Shunta) Chunta...

Shunta : Hm? (berjalan menuju kamar)

Takeru : Aku... (ragu ragu)

Shunta : (membaringkan Takeru di atas kasur)

Takeru : (menarik Shunta lalu membisikkan sesuatu) Aku mau menjadi "Pria Yang Ingin Kupeluk" nomor satu mu untuk malam ini (menjawab pertanyaan Shunta) *merasa malu*

Shunta : Ya (tersenyum senang)

Shunta membuka kemeja baju Takeru, dan saat melihat tubuh Takeru, Shunta merasakan sesuatu yang bergejolak muncul di dadanya. Dia berdebar-debar. Wajahnya memerah. Dia menutupi wajahnya dengan satu tangan dan mencoba untuk lebih tenang supaya tidak langsung menerkam Takeru.

Shunta : Sayang... Kau begitu manis dan sexy (pipi merona)

Takeru : Peluk aku (pipi merona)

Shunta menarik Takeru berdiri lalu menciumi bibirnya dengan lembut. Setelah itu, Takeru membuka tali pinggang dan relesting celana Shunta. Lalu duduk di atas pangkuannya dan memegangi penis Shunta dan memasukkannya perlahan-lahan ke dalam lobang pantatnya sendiri.

Takeru : Ngg... Aaahh... Aahh... Ssshhh... Chun..ta pelan se..dikit... Aahh... Aahhh...

Shunta tidak mendengarkan Takeru, dia terus bergerak dengan cepat. Takeru merasakan sensasi nikmat dan sakit luar biasa. Dia mencengkram pundak Shunta dengan kuat sehingga pundak Shunta tergores dan menggeluarkan sedikit darah.

Takeru : AAAHHHH!! AAAHHH!!!

Suara desahan Takeru semakin kuat. Shunta tahu Takeru merasakan kesakitan karena dia bisa merasakan cengkramannya yang erat pada pundaknya.

Takeru : AAAHHH SAKIT... AAAHH.. Chunta pelan aaaggghhh!!

Shunta memelankan gerakannya lalu menciumi bibir Takeru.

Takeru : Nnggg...

Shunta melepaskan ciumannya dan melepaskan penisnya juga.

Takeru : Chunta kau kenapa kasar sekali hari ini?

Shunta : (tersenyum) Maaf sayang. Aku sedikit kasar ya? Aku tidak bisa menahannya. Ganti posisimu dan berbaliklah.

Takeru : (membalikkan badan dan memegangi pembatas kasur) Chunta pelan-pelan ya, itu membuatku sakit.

Shunta hanya tersenyum lalu memasukkan penisnya lagi kedalam.

Shunta : Aku tidak janji (tersenyum)

Takeru terkejut karena Shunta memasukkannya dengan kasar dan langsung bergerak dengan sangat cepat. Dia berdesah tak karuan saking kesakitan, dia menggeluarkan air matanya. Shunta menjilati air mata yang turun dipipinya.

Shunta : Tahan sebentar ya sayang, aku hampir mencapai klimaks.

Shunta lebih mempercepat gerakannya dan membuat Takeru berteriak kesakitan.

Shunta sudah mencapai klimaks dengan perlahan menggeluarkan penisnya, cairan putih keluar dari lobang pantat Takeru. Takeru langsung tertidur lemas. Shunta mengambil beberapa tissu di samping meja kasur dan membersihkannya. Selesai membersihkannya Shunta memeluk Takeru dari belakang dan membisikkan kata cinta.

Shunta : Takeru-san...

Takeru : Ng? (memejamkan mata)

Shunta tersenyum melihat Takeru tertidur

Shunta : Aku mencintaimu, sayang.

Takeru hanya tersenyum, Shunta bisa melihat pipi Takeru merona. Takeru dengan manja membalikkan tubuhnya dan memeluk Shunta. Shunta membalas pelukannya dan mereka pun tertidur.

-Bersambung-

Author : Bagaimana episode kali ini? Bosan? Biasa? Atau gimana, Readers?! 😁🤘

Ok, no matter apa pun itu. Hahaha.. Nah, sesuai judul part 6 end itu berarti untuk part 6 ini habis sampai disini, gak ada part 7 dan seterusnya lagi. Tapi karena Author tulis kata "special edition" makanya episode kali ini extra lebih panjang 2x lipat dari biasanya. Kenapa? Karena Valentine baru lewat! Hahaha... Ini hadiah Author buat para Readers yang tercinta dan setia #eaaa Dan karena Author hari ini lagi baik hati, Author juga kasih sedikit SPOILER to the next episode ya 😁 Cekidot babe ❤

****************************

Chihiro melihat Takeru tertidur pulas.

Chihiro : Aku sudah lama tidak sesange ini (tersenyum) Tidak ku sangka aku akan melakukannya dengan lelaki, tapi biarlah... (membuka baju) Bukan cuma sekedar sex... (mengelus-elus pipi Takeru yang sedang tertidur) Tapi sudah lama aku tidak sesenang ini (tersenyum lembut)

Chihiro mencium leher Takeru dan membuat tanda kissmark di leher Takeru.

Chihiro : Saitama-san... Aku bisa membuatmu jadi wanitaku.

*******************************

Author : Kyaaaaa!! Shuntaaa, kemana kau???? Takerumu... Takerumu...!! (panik)

Readers, saingan Shunta akhirnya muncul ya. Hahaha.. Kira-kira gimana reaksi Shunta saat tahu ada saingannya muncul lalu mendekati Takeru? 😈 (tersenyum setan) Apa kira-kira dia bakalan cemburu atau gak ya? Ya kita lihat saja nanti. Hehehe...

Ada saran, kritikan pedas atau dukungan?

Tulis di komentar ya! 😊

Jangan lupa Vote, FAVORITE/LIKE dan juga rate 5 bintang ya! Thank you ❤

See you to next episode (^_^)//