webnovel

I Want To Hug You

---WARNING ALERT!! CONTENTS ONLY FOR 18+/21+--- Genre : Yaoi, Comedy-Romance Bagi yang suka, baca ep 1. Mohon maaf sebesar-besarnya jika ada yang tidak berkenan di hati atau menyinggung. Cerita ini hanya fiksi, jika ada kesamaan, itu tidak disengaja dan mohon di maklumi. Cerita Ini hanya untuk menghibur semata. Terima kasih...

Rybee · Anime & Comics
Not enough ratings
45 Chs

11 - Apa dia sudah tergila-gila padaku? Part 4

Syuting untuk hari ini juga berjalan lancar seperti biasanya. Shunta bersiap-siap untuk pulang, dia keluar dari gedung rumah sakit dan sesampainya di luar, dia menghela nafas. Shunta berjalan menuju ke parkiran mobil. Takeru yang sudah bisa menduganya bahwa hari ini pun Shunta pasti akan pulang duluan tanpa mengatakan apa pun kepadanya, jadi sejak dari tadi dia dengan sengaja keluar lebih cepat dan menunggunya di parkiran mobil. Takeru bersandar di sebuah mobil milik Shunta sambil melipatkan tangan di dadanya.

Takeru : Oh, akhirnya kau datang. Aku sudah menunggumu dari tadi. Beri aku tumpangan pulang (berbicara dengan santai)

Shunta : Eh? (tersentak kaget melihat Takeru yang sedang bersandar di mobilnya) B-baik! (senang) Eh, ah tidak tunggu... (ragu-ragu) Kira-san bagaimana?

Takeru : Aku sudah menyuruhnya pulang (menjawab dengan tenang)

Shunta : Oh... (sedikit menutupi wajahnya yang terlihat senang dengan tangannya dan berusaha menunjukkan sikap tenang) Hari ini aku sedikit... Anu, maaf (melihat ke arah lain)

Takeru : . . . . . (menatap tajam) Aku akan membuatkanmu teh... (membujuknya dengan membuat penawaran terakhir)

Shunta : (tersentak kaget) *menurunkan tangannya dari wajah*

Takeru : Ayolah, bawa aku pulang (tersenyum)

***********************

Pada akhirnya Shunta memberi tumpangan pulang kepada Takeru. Di sepanjang perjalanan, mereka berdua hanya diam di dalam mobil, keduanya tidak berbicara sama sekali. Mereka hanya mendengarkan radio yang sedang menyiarkan sebuah ramalan bintang.

Radio : Ramalan bintang malam ini. Yang terburuk adalah....

Lampu rambu lalu lintas berubah menjadi merah. Mobil berhenti. Takeru yang merasa tidak nyaman, mencoba untuk memecahkan keheningan di antara mereka berdua, dia memulai pembicaraan.

Takeru : Apa kau sibuk akhir-akhir ini?

Shunta : Eh, ya, aku rasa begitu (jawab dengan gugup) Tetapi kau juga sibuk (tidak melihat ke arah Takeru)

Radio : Aries!

Takeru : Ya, aku selalu sibuk.

Radio : Kau akan terkejut ketika pasanganmu memberimu pundak yang dingin!

Takeru : Tapi aku sudah terbiasa dengan kesibukan, jadi tak masalah bagiku (melihat ke arah Shunta)

Radio : Tetapi jangan hanya berpangku tentang hal itu. Cobalah untuk memulai dan tanyakan bagaimana perasaannya tentangmu.

Shunta : (melirik sekilas ke arah Takeru) Haha, itu luar biasa (tersenyum) *langsung melihat kembali ke arah depan jalan*

Radio : Barang keberuntunganmu adalah madu.

Keduanya kembali diam selama beberapa menit. Takeru terus menatap ke arah Shunta. Akan tetapi, Shunta tidak melihat ke arah Takeru dan hanya tetap melihat ke arah depan jalan. Takeru merasa ada yang aneh dengannya mencoba untuk memancingnya dengan bertanya sesuatu.

Takeru : Oi, kenapa kau tidak mau melihatku?

Shunta : Eh? Ah, itu... Soalnya aku lagi nyetir *menjawab dengan gugup* (mencari-cari alasan)

Takeru : Tapi ini kan lampu merah.

Shunta : Ya, tapi demi keselamatan, lebih baik aku memperhatikan jalan (berusaha tenang) *masih tidak melihat ke arah Takeru*

Lampu rambu lalu lintas yang tadinya merah tiba-tiba berubah menjadi hijau.

Shunta : Tuh lihat, kan? Lampunya sudah berubah (melanjutkan menyetir)

Takeru masih belum mengalihkan pandangannya ke arah lain, dia masih tetap melihat ke arah Shunta. Dia merasa geram dan tangan yang tadi dilipatkan di depan dadanya memeras lengannya sendiri. Dia tidak habis pikir, sebenarnya apa yang terjadi dan ada apa dengan Shunta? Dia terus berpikir keras untuk mencari masalahnya.

Takeru : (Sikap yang aneh. Dia jelas-jelas menghindariku)

Takeru yang merasa kesal akhirnya berhenti melihat ke arah Shunta. Dia mengalihkan pandangannya dan melihat ke arah jendela mobil.

Takeru : (Ini sering terjadi. Soalnya, saat kau mengacaukan seseorang karena bosan dengan mereka, dan kemudian membuangnya)

**************************

Mereka tiba di parkiran basement, apartermennya Takeru.

Tanpa mengatakan apa pun, Takeru turun dari mobil, akan tetapi langkahnya terhenti karena Shunta memanggilnya dan dia pun menoleh ke arah Shunta.

Shunta : Begini, Takeru-san... (membuka jendela kaca mobil)

Takeru : Kamu juga turunlah dari mobil. Ayo ikut aku.

Shunta : Eh?

Takeru : Aku akan membuatkanmu teh.

Setelah mengajak Shunta untuk ikut dengannya. Takeru melanjutkan langkahnya kembali tanpa menunggu Shunta.

Takeru : (Jangan bercanda!! Setelah apa yang telah kau lakukan denganku, kau juga telah mengsawadikapku dan sekarang kau mau membuangku?! Aku gak akan membiarkanmu melakukan seenak jidatmu lebih dari ini. Aku akan membuatmu membayar semua ini!)

Beberapa saat Shunta terbengong di dalam mobil. Dia terus berpikir keras dan akhirnya dia membuka pintu lalu turun dari dalam mobil. Dia mengikuti Takeru sampai berdiri di depan pintu apartermen Takeru. Shunta ragu-ragu untuk masuk ke dalam, dilihatnya Takeru membuka sepatunya.

Takeru : Ini pertama kalinya kau datang di sini, kan?

Shunta : Ah, iya (gugup) *masih berdiri di depan pintu* Tapi... (ragu-ragu)

Takeru : Ayo masuk!

Dengan hati yang sedikit berat, Shunta masuk ke dalam apartermen. Takeru membuka pintu ruang tamu, Shunta mengikuti Takeru dan masuk ke dalam dengan diam. Dia terpaku diam dan hanya melihat sekeliling ruang tamu yang biasa di pakai oleh Takeru. Takeru meletakkan tas kerjanya di atas sofa.

Takeru : Lu mau kopi atau minuman apa?

Shunta : Hm, Takeru-san, aku minta maaf. Aku harus segera pergi sekarang... (merasa tidak nyaman)

Shunta langsung berbalik badan dan bermaksud membuka pintu untuk keluar tapi langkahnya terhenti karena Takeru mengatakan sesuatu seperti memberikan sebuah kode atau memancingnya untuk melakukan hubungan intim.

Takeru : Kenapa? (membuka jas) Padahal aku sudah membiarkanmu datang ke sini (meletakkan jas di atas sofa) Apa kau tidak akan melakukan apa-apa?

Shunta : (tersentak kaget) *tidak berani menoleh ke belakang*

Takeru : (melihat ke arah balkon jendela) Apa kau benar-benar sudah bosan denganku, huh?!

Setelah mengatakan isi hatinya, Takeru langsung membalikkan badannya dan dengan memaksa memegang kepala Shunta lalu memutarkan kepalanya supaya Shunta bisa melihat ke arahnya. Wajah mereka berdua sangat dekat hanya sebatas beberapa centimeter saja, Takeru menatapnya dengan tajam.

Takeru : Aku TAK AKAN membiarkanmu pergi dari sini! (mempertegas ucapannya)

Takeru menarik kepala Shunta ke bawah supaya bisa menciumnya. Dia mengulurkan lidahnya untuk masuk ke dalam mulut Shunta. Takeru memaksa untuk berciuman dengan Shunta. Shunta merasa ini bukanlah hal tepat berusaha mendorong dan menolak ciuman Takeru.

Shunta : Ngg... (mendorong Takeru) Tolong hentikan! Kita tak bisa melakukannya!

Takeru melepaskan tangannya dari kepala Shunta lalu tertawa sedih.

Takeru : (menunduk dan melihat ke arah bagian bawahnya Shunta) Hahaha. Tak bisa? Kau mengatakan hal yang lucu sekali. Setelah penis-mu menusukku... (memaksa memegang penisnya Shunta)

Takeru berjongkok lalu membuka paksa tali pinggang Shunta. Shunta terkejut dengan tindakan Takeru. Hati Takeru terluka, ingin dia berteriak kepada Shunta, dan berkata, "Jangan konyol! Aku selalu saja di permainkan olehmu! Aku seperti orang bodoh yang hilang kendali, sekarang kau bosan padaku dan mau membuangku? Hahaha! Sial, gawat aku jadi ingin menangis..."

Takeru merasa frustasi dan marah karena merasa dia akan dicampakkan oleh Shunta. Tali pinggang dan resleting celana Shunta terbuka.

Shunta : Eh? Takeru-san! (kaget) *berusaha menahan tangan Takeru*

Takeru : (Kau membuatku menjadi mainanmu dan ini balasanku! Ini akan menjadi yang terakhir kalinya...)

Shunta : Takeru-san! (mendorong Takeru)

Takeru menatap Shunta dengan tatapan kosong.

Takeru : Jika ini yang terakhir kalinya, kau setidaknya harus membiarkanku memilikimu dengan caraku.

Shunta : Uhk! (tersentak kaget sampai pupil mata bergetar karena mendengar perkataan Takeru) Takeru-san... Aku sudah tak bisa menahannya lagi. Aku minta maaf!

Shunta langsung manarik kepala Takeru dan memaksa Takeru untuk mengulum penisnya. Takeru tersentak kaget dengan tindakan Shunta.

Takeru : Ugh... (Apa? Kenapa tiba-tiba...)

Shunta menarik Takeru hingga dia berdiri dan langsung menciumnya dengan kasar.

Takeru : Nngg... Haah... (melepaskan ciuman Shunta dan terengah-engah karena kehabisan oksigen)

Takeru terduduk di lantai hingga lemas

Shunta : Maaf... Uhuk... Uhuk, uhuk... (berjongkok lalu terbatuk-batuk)

Takeru : (sedikit panik) Eh, tunggu ada apa? Kenapa kau tersedak? Hei, kamu baik-baik saja kan?

Shunta : Tak apa... Uhuk, uhuk, uhuk... Uhuk... (wajah sedikit pucat) *batuk tidak berhenti*

Takeru : Oi! Jangan mati! (panik)

-Bersambung-

Author : *sedang mengetik buat episode berikutnya*

Takeru : (muncul dsn berdiri dari belakang sambil membawa pisau) Thor, kalau episode berikutnya terjadi hal buruk pada Shunta-ku, awas ya!

Author : Jangan lihat ke belakang. Jangan lihat ke belakang *keringatan dingin*

Takeru : *menatap tajam* (masih memegang pisau)

Author : Re-readers, i-itu... Ja-jangan lupa Like/Favorite dan komentarnya ya... Sampai jumpa 😨😨😨

Shunta masih terbatuk-batuk di belakang layar, dalam hati : Wah, Takeru-san dia bilang Shunta-ku (senang)