webnovel

barang hilang

Erika berkutat dengan komputer. Dia mengetik daftar barang hilang.

Dia melotot ketika melihat jumlahnya. 30 dan 28 belum ketemu. Apa-apaan ini?! Apakah ada pencuri?!

Data itu diprint dan Erika bergegas menyerahkannya ke Mizuki, si ketua OSIS yang berada di ruangannya.

Erika masih belum berani menanyakan perihal kejadian waktu itu.

"Hm... Apakah ini sudah semua?" tanya Mizuki tenang.

"Ya," Erika mengangguk mantap. "Itu yang tertulis di data Lost&Found asrama."

Mizuki mengangguk-angguk mengerti. Dia meletakkan tumpukan kertas itu di meja dan memejamkan mata sebentar.

"Ada yang kehilangan pakaian dalam," gumam Mizuki.

Erika mematung. Ia tidak tau harus berkomentar apa terhadap pernyataan yang baru ia dengar ini.

"Kamu tidak perlu mengulang," ucap Mizuki. "Orangnya emang tidak menulis atau melapor ke bagian lost&found."

Erika mengangguk.

"Kalau kamu ketemu shuhei..." ucap mizuki datar. "Tolong bilang aku ingin bertemu."

"Baik, Kak," Erika mengangguk.

Erika berjalan menyusuri lapangan sekolah sambil membenarkan barang bawaannya. Ia meliat sosok Kak Shuhei dengan seorang cewek teman Kak Ran, teman sekamarnya.

"Permisi, Kak," ucap Erika.

Shuhei menoleh dan tersenyum lebar seramah mungkin pada Erika.

"Ada apa, Erika?" tanya Shuhei dengan suara-nya yang tenang dan menenangkan.

"Itu... Kak Mizuki ingin kakak menemuinya," ucap Erika gugup.

Raut Kak Shuhei tampak sendu untuk beberapa saat dan kembali tersenyum. Ia mengambil ponselnya, mengetik dan kembali memasukkan ponsel ke saku celana.

"Baik. Terima kasih, Erika," Shuhei tersenyum dan menoleh ke cewek itu. "Chika, soal data Lost&Found akan kukasih lusa. Aku pergi duluan, ya."

Shuhei bergegas pergi dengan langkah cepat.

Chika memandangku dan tersenyum dengan ceria.

"Hallo! Aku Chika, kelas 11 temannya Ran," ucap Chika.

"Hallo," Erika tersenyum.

"Erika, kamu pacarnya Ren, kan?" tanya Chika.

"Iya," Erika mengangguk.

"Jangan berpikir macam-macam," kekeh Chika. "Aku cuma takut kamu dibully ama yang lain."

"Makasih, Kak," ucap Erika.

"Kalo ada yang nge-bully, bilang ke aku, ya. Nanti, pasti kubelain," Chika tersenyum tulus. "Aku selalu ngedukung kalian berdua. Kalian pasangan yang manis."

"Kakak bisa aja," Erika tersipu. "Kakak sama Kak Kenzo juga cocok, kok. Semoga langgeng, ya."

Chika tertawa pelan, "Kami cuma temen, kok."

Erika terdiam. Jelas dia shock, kedua orang itu selalu bareng.

"Aku juga dukung si Ran sama Yu," gumam Chika. "Pacarmu kemana?"

"Aku suruh dia pulang duluan," jawab Erika. "Habis aku pasti lama."

Chika mengangguk mengerti.

"Pulang bareng, yuk," ajak Chika. "Habisnya, si Kenzo lagi hang out."

"Ayo!" Erika antusias.

Kedua gadis itu berjalan bersama, menyusuri trotoar. Mereka mengobrol seru, sayang kak Ran ada jadwal di Chiyou Cafe.

"Eh, Kak!" Erika melirik ke Chika. "Katanya kak Ran, kak Yu sama kak Kenzo gay. Bener enggak, sih?"

"Si Ran seriusan ngomong gitu?" Chika tampak tertarik. "Hahaha..."

"Itu bener, kak?" tanya Erika, memastikan.

"Enggak lah, Eri," bantah Chika. "Soalnya, si Yu seriusan suka sama Ran."

"Oh, bagus kalo gitu," gumam Erika.

"Yang harus diwaspadai itu, si Ren sama kak Shuhei," sambung Chika.

"Kenapa gitu, kak?" Erika menoleh.

"Mereka, kan, sekamar," jelas Chika. "Siapa tau mereka gay."

"Aku bakal tanya ke Ren, deh," kekeh Erika.

Kedua gadis itu masih sibuk mengobrol.

Mereka baru berpisah ketika Erika mau masuk kamar.

___________________________________

Di kamar...

Erika keluar kamar mandi dengan rambut yang setengah basah. Ia memakai piyama merah jambu bermotif kelinci dan sandal kamar kelinci biru pastelnya.

Ia duduk di ranjang dan melihat pesan yang baru masuk.

Ren

| Udah sampe asrama?

Erika tersenyum kecil melihat pesan itu.

| Udah

Ting...

Ren

| Pulang sama siapa?

| Kok enggak nelpon aku, sih?

Erika menggeleng pelan dan membalasnya.

| Pulang sama Kak Chika

| Takut kamu lagi istirahat

Ting...

Ren

| Bagus... Enggak pulang baremg cowok

Erika terkikik ketika membaca pesan dari Ren itu.

"Ren bisa cemburu juga," batinnya sambil mengetik balasan.

| Kamu cemburu, nih?

Setelah 3 menit, balasan pesan Erika muncul.

Ren

| Tentu saja

| Aku pacarmu tau

Erika melongo dan membaca pesan terakhir hingga 5× untuk memastikan ia tidak salah membaca.

| Aku tidak bisa percaya

Ting...

Ren

| Biarin

| Yang penting aku jujur soal itu

Erika mengetik dengan cepat. Memastikan ia benar, sebelum mengirimnya.

| Soal hang out besok

| Itu jadi?

Ting...

Ren

| Bukan hang out, Eri!

| Kencan

Erika nyengir sambil mengetik balasan.

| Bodo amat

| Jadi gak, sih, KENCAN-nya?

Ting...

Ren

| Jadi

| Ketemuan di deket air mancur aja, ya

Erika mendesah senang.

| Ok

| Ada yang mau aku omongin sama kamu

Ting...

Ren

| Soal apa?

Erika mengetik cepat.

| Besok aja

| Lebih enang ngobrol langsung

Ting...

Ren

| Terserah kamu aja

| Aku jadi gak sabar besok, nih

| Good night

| Mimpi indah, ya

| ILY

Erika melongo melihat pesan terakhir.

| ILY apaan?

Ting...

Ren

| I Love You

Malam itu...

Dua orang yang menginginkan agar malam cepat berlalu dan hari baru cepat datang tidur dengan senyuman di wajah mereka.

Malam indah berbintang yang dinikmati tidak hanya oleh dua orang itu saja, tapi 6 orang lainnya...