webnovel

I Love My Cold Senior

"kak, kakak mau gak, jadi pacar nya lita?" - Giselda Lita Salsabila. "minggir, belajar dulu yang bener dek!" - Aurellio Rafael Aditya. Kisah gadis polos bernama Lita yang sangat menyukai kakak kelas nya yaitu Rafael, si Ketos yang terkenal dingin dan kata-kata nya yang selalu bikin Savage murid-murid seantero sekolah. padahal Lita sudah ditolak secara kasar oleh Rafa berkali-kali, namun Lita masih saja tetap pada pendiriannya ingin mendapatkan sang pujaan hati. Akan kah Lita bisa mendapatkan Rafa? Akan kah Rafa mencintai Lita? ntah lah. sekeras apapun batu itu, jika terus ditetesi oleh air, batu itu akan terkikis oleh air. sama halnya dengan cinta, benar bukan?

NurFadilah_8092 · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

01

Seorang gadis polos, imut, cantik yang mengenakan seragam putih abu-abu nya itu,  kini tengah menata makanan dikotak bekal kesayangannya, seperti biasa, ia akan selalu membuatkan kakak kelas nya itu bekal, bahkan sudah sering ia selalu ditolak namun gadis itu tak pernah gentar.

Gadis itu bernama, Giselda Lita Salsabila. Ia Adalah salah satu dari sekian banyaknya murid di SMA Putra Bangsa, ia adalah murid kelas 11 tapi sikap dan sifat nya yang menggemaskan dan polos itu membuat nya terlihat seperti anak TK.

"Mamah? Mah sini sarapan dulu, Lita udah masakin makanan kesukaan mamah" ucap Lita tersenyum senang melihat mamahnya (Sinta), keluar dari kamar dengan wajah datar dan terlihat tak suka padanya.

Lita sudah terbiasa, mamah nya memang membenci dirinya, tapi Lita tau, mau sebenci apapun mamah nya pada dirinya, ia adalah sosok yang telah melahirkannya.

Mamah nya tidak menjawab ucapan Lita malah melewati nya begitu saja menuju kamar mandi yang memang berada didekat dapur.

Lagi lagi Lita menghela nafas lalu tersenyum menyemangati dirinya.

15 menit berlalu Lita sudah menyiapkan sarapan dan bekal nya, ia duduk dimeja makan menunggu mama nya untuk sarapan bersama.

Ceklek..

Mamah nya Lita keluar dari kamar mandi dengan wajah yang terlihat lebih segar namun tetap saja datar, Sinta mengenakan baju kantornya lalu duduk di kursi meja makan tanpa menyapa Lita atau pun tersenyum pun tidak.

"Biar lita sendokin yah mah" ucap Lita lalu mengambil makanan untuk mamah nya.

Ia mengambilkan nasi dan ayam goreng bumbu rendang kesukaan mamah nya, lalu ia menaruh piring itu didepan mamah nya tak lupa dengan segelas air.

Sinta lagi lagi tidak menjawab ia hanya memandang makanan itu dengan tatapan kosong.

Lita tersenyum sedih melihat mamah nya yang seperti itu, ia tahu mamah nya sangat lelah telah membesarkan ia seorang diri, papah nya meninggalkan Lita saat ia masih bayi.

Lita adalah anak diluar nikah, Sinta melakukan kesalahan dengan mantan suaminya dulu yaitu Firman, mereka melakukan kesalahan sehingga Lita hadir, Sinta saat itu akan tunangan dengan kekasihnya Bima, namun insiden dimana Firman dan Sinta khilaf membuat kesalahan terbesar sehingga Sinta tidak jadi menikah dengan Bima dan membuat keluarga mereka kecewa, Sinta mau tak mau harus menikah dengan Firman karena lelaki itu tetap harus mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Namun setelah Lita lahir Firman langsung menggugat Sinta cerai karena ia akan menikah dengan wanita pilihannya sendiri dan pergi menghilang begitu saja seperti ditelan bumi tanpa menafkahi putri dan mantan istrinya itu, Sinta kecewa, ia membenci anak dan suaminya, kehadiran Lita membuat kehidupannya hancur, Sinta dibenci oleh keluarganya dan ia diusir sehingga dengan terpaksa nya ia membesarkan Lita seorang diri.

"Dimakan mah, jangan ditatap terus, mamah kan harus makan biar tetap sehat" ucap Lita tersenyum, kemudian ia duduk di kursi nya dan mulai menyendok makanan untuk dirinya.

"Mah, minggu depan Lita bakal ada acara camping disekolah selama tiga hari, boleh kan mah?" ucap Lita lalu menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.

Sinta menatap Lita tajam "terserah, apapun yang kamu lakuin saya gak akan pernah perduli" ucap Sinta lalu bangkit dari kursi nya, ia tidak jadi makan, sudah biasa bagi Lita, mamahnya akan selalu seperti itu, ia tidak akan makan kecuali terpaksa karena ia sangat lapar atau sakit, ia akan makan diluar rumah tanpa berniat makan bersama anaknya.

Sinta pergi ke kamarnya lalu kembali keluar dengan tas kantornya, ia pergi begitu saja keluar rumah tanpa menatap atau berpesan pada Lita.

Lita yang melihat mamah nya yang tidak perduli itu hanya bisa meneteskan matanya, setiap hari ia selalu saja menangis mengingat hidupnya yang begitu rumit, Lita dan Sinta tidak tinggal dirumah besar, ia hanya tinggal dirumah kecil sederhana yang cukup untuk mereka berdua, namun Lita tetap bersyukur ia masih bisa tinggal bersama mamahnya.

Lita menghapus air matanya lalu ia bangkit dari kursinya da merapikan meja makan, ia tidak jadi sarapan, mood nya untuk makan sudah hilang, Lita memasukan dua kotak bekal untuk dirinya dan kakak kelasnya itu kedalam tas nya.

Lita merapikan pakaiannya lagi sebelum berangkat kesekolah, ia memasang senyum ceria nya seperti biasa, tidak ada yang tahu, dibalik senyum ceria nya ada banyak kesedihan yang terbendam dilubuk hatinya.

Lita keluar dari rumahnya dan tak lupa menguncinya lalu ia bergegas untuk kesekolahnya agar tidak terlambat.

****

Dikelas

Lita sudah sampai di sekolah nya, ah lebih tepatnya ia kini berada dikelasnya yaitu 11 IPA 1 , Lita termasuk anak yang pintar disekolahnya, Lita juga mengikuti eskul PMR, itu sebab nya minggu depan ia akan ikut pergi camping.

"Mau nganter bekal lagi Lit?" tanya Naomi, Naomi Niken Larasati teman sebangku sekaligus sahabat nya Lita disekolah, mereka berdua bersahabat sejak saat MPLS dulu dan selalu satu kelas membuat mereka berdua dibilang kembar.

Lita mengangguk senang "hehe iya"ucap Lita dengan senyum ceria diwajahnya.

Naomi menggeleng lesu melihat sahabat nya yang tidak pernah menyerah itu "nanti pasti bekalnya ga bakal diterima lagi Lit, dan lu pasti bakal di kasarin lagi sama Kak Rafa" ucap Naomi.

Kakak kelas yang Lita sukai adalah Rafa, Aurellio Rafael Aditya, ia adalah ketua Osis di SMA Putra Bangsa sekaligus ketua basket di sekolah SMA PB, Rafa adalah pemuda blasteran China-indonesia, ia terkenal dengan sikap dingin, cuek dan kata-katanya yang selalu savage.

"Gapapa kok mi, Lita udah biasa, doain aja ya supaya Kak Rafa mau kali ini hehe" ucap Lita menepuk pundak naomi lalu bangkit dari kursinya dan melangkahkan kaki nya keluar kelas.

Naomi hanya geleng-geleng melihat sahabatnya yang setiap pagi selalu seperti ini.

****

Lita melangkahkan kaki nya menuju kelas Rafa, Rafa adalah murid kelas 12 IPS 1, ia juga sama seperti Lita sama sama anak yang berprestasi, namun Rafa termasuk anak orang kaya, Kalangan atas, berbeda dengan Lita yang hanya murid biasa dengan beasiswa nya ia bisa masuk disekolah ini jika tidak mungkin Lita tidak akan bersekolah disini.

"Mau ngasih bekal ke Rafa ya dek?" ucap Fadil, Bagas Fadil Dhiaurraham , yang ada didepan kelas tengah berbincang dengan Azam, Azam Mudrik Mutawakil, mereka berdua adalah sahabat dekatnya Rafa.

Lita mengangguk lalu mengangkat kotak bekal ditangannya ''iya, kak Rafa nya ada?" tanya Lita

Azam mengangguk "ada tuh didalem lagi baca buku, tapi Lit dari pada buat Rafa yang ujung ujung nya bakal dibuang mending buat abang azam aja, iya gak?" ucap Azam sambil menaik turunkan alisnya.

Lita menggeleng lalu terkekeh pelan "nooo, ini khusus buat kak Rafa, kalau kak Azam mau besok Lita buatin deh" ucap Lita tersenyum

Azam yang mendengar ucapan Lita pun langsung bersorak senang "asikk! Makasih loh dek Lita, emang ade nya abang yang paling the best" ucap Azam girang.

Azam memang seperti itu ia menganggap semua adik kelas nya adalah adiknya, Azam juga termasuk playboy disekolah ini, sedangkan Fadil hanya pemuda yang baik dan ramah pada semua orang, berbeda dengan Rafa yang, dingin, cuek, datar dan kata katanya yang kasar itu.

"Dih gatau malu lo, minta bekal ke adek kelas, giliran dibuatin sama bunda lo aja ga pernah lu bawa malah di kasih lagi ke adkel" ucap Fadil lalu menjitak kening Azam.

Azam meringis karena kita kan Fadil lalu ia mendengus kesal "suka suka gue dong, toh Lita nya juga gak keberatan kan?" ucap Azam sambil mengelus keningnya.

Lita menggeleng dan tertawa melihat Azam yang terlihat kesakitan itu "gapapa kok kak, yaudah Lita mau ke kak Rafa dulu ya, permisi" ucap Lita dan diangguki oleh mereka berdua, Lita melangkahkan kaki nya kedalam kelas Rafa.

Ia melihat Rafa yang duduk di kursi bagian tengah, lelaki itu Tenga fokus membaca buku dengan earphone di kedua telinganya, kelas masih terlihat sepi hanya ada 3-4 siswa saja yang baru datang, karena ini baru pukul 06.30

Lita melangkahkan kaki nya mendekati Rafa, ia berdiri disamping mejanya Rafa, pemuda itu tidak menengok, diantara tidak merasakan kehadiran Lita atau memang tidak mau menanggapi gadis ini.

"Kak Rafaaaa." panggil Lita pada Rafa sambil menepuk bahu pemuda itu.

Rafa yang merasa bahu nya di tepuk itu melepas earphone nya lalu menengok siapa pelaku tersebut.

Ia memutar bola matanya malas melihat siapa yang datang, Lita tersenyum senang lalu menaruh kotak bekal nya didepan Rafa.

"Dimakan yah kak, kali iniii aja, mubazir loh kak kalau dibuang," ucap Lita

Raka memandang kotak bekal yang kini bergambar kan keropi, lalu kembali melirik Lita sinis.

"Saya capek ya kasih tau ke kamu, saya udah bilang berkali kali, kalau saya gak akan mau terima bekal dari kamu," ucap nya datar.

Rafa berdiri menghadap Lita "Kalau mubazir kenapa masih kamu bawain buat saya?!" ucap Rafa sedikit menaikkan suaranya satu oktaf membuat Lita menunduk takut.

"Lita cuma mau bawain kak Rafa bekal, kak Rafa kalau pagi gak sempat sarapan," ucap Lita takut-takut, ia masih menunduk tak berani menatap Rafa.

Fadil dan Azam memasuki kelas lalu menghampiri mereka berdua, Fadil yang merasa kasihan pada Lita memegang kedua pundaknya untuk memberikan gadis itu semangat.

"Kalau gamau, gausah ngebentak juga Raf, dia kan niat berbuat baik sama lo, setidaknya kalau lu gak suka sama dia, terima aja dulu bekalnya mau dimakan atau enggak itu urusan belakangan." ucap Azam sambil duduk diatas meja dan menimang bilang kotak bekal itu.

Rafa mendelik ke arah Azam "diem lu zam," ucap Rafa sinis.

"Yang Azam bilang, ada bener nya juga kasian loh adkel susah payah buatin bekal buat lu, tuh liat temen lu aja mau dibuatin bekel sama Lita, apa salahnya sih? Kalau lu diracunin atau disantet gue deh yang tanggung jawab," ucap Fadil melepas pegangannya pada Lita lalu beralih menepuk pundak Rafa.

Rafa menghela nafas kasar, ia melirik Lita yang masih menunduk menahan tangisan nya, kasian juga sih ngeliatnya

-batin Rafa

Lalu Rafa mengambil kotak bekal yang di timang-timang oleh azam dan mengangkatnya "kali ini Saya terima, kalau Saya kenapa napa kalian berdua tanggung jawab" ucap Rafa malas menatap Fadil dan Lita.

Lita yang mendengar ucapan Rafa mendongakkan kepalanya lalu mengangguk girang "kakak tenang aja, Lita ga taruh apa-apa kok di bekal nya, kecuali bumbu cinta hehe" ucap Lita terkekeh lalu ia tersenyum senang sambil menghapus air mata yang menetes di pipi nya.

"Hmmm" jawab Rafa dengan gumaman lalu kembali duduk di kursi nya dan kembali memakai earphone.

"Makasih yah Kak Rafa, yaudah Lita mau balik ke kelas dulu yaaa" ucap Lita berpamitan lalu melangkah keluar kelas.

Namun saat sampai di depan pintu kelas ia membalikkan badannya lagi membuat Fadil dan Azam yang sedari tadi menatapnya memandang bingung

"Kak Rafa semangat belajarnya yaa!" teriak Lita mengangkat tangannya lalu mengepalkan seolah olah memberikan semangat, dan ia langsung melangkah meninggalkan kelas Rafa.

Fadil dan Azam terkekeh melihat nya, Rafa hanya melirik sekilas lalu kembali fokus ke buku nya.

"Makasih kek nyet" sindir Azam pada Rafa, yang disindir hanya mengangkat bahu nya acuh.

*****

WORK BARU YEEYYY!!!!

Semoga kalian suka yaaa.

Jangan lupa vote dan coment❤

Kalau ada kemajuan yang vote dan coment bakal aku lanjutin ceritanya....

Thanks for reading

See you next part

Fdlh