1 Dia si papan seluncur

Bahkan, dengan jarak sekitar 5 meter dari dirinya ia masih bisa melihat senyum manis wanitanya yang ikut terbang bersama hembusan angin di sore hari ini.

Langit bahkan ikut mendukung untuk membuat hati wanita itu merasa senang dalam setiap permainan indah dari kaki kecilnya yang terus mendorong lajunya papan selancar itu.

"Minum dulu" sebotol air mineral berukuran sedang ia sodorkan tepat saat wanitanya itu berhenti di hadapannya.

Dengan perlahan tangan besarnya mulai menyeka lembut peluh keringat yang bermunculan di sekitar dahi'nya. Pemandangan ini yang paling disukainya, bukan cuma pria tapi wanita juga tak kalah menarik jika sedang berkeringat. Seakan akan aura dalam dirinya benar-benar terpancar keluar.

"Nih makasih"

"Mau lanjut lagi?" wanita itu menggeleng membuat pria ini tersenyum lalu mengusak rambut hitam sebahu milik wanitanya itu.

"Yaudah pulang yuk" tangan besarnya menggapai jemari kanan wanitanya yang kosong dan membawanya berjalan beriringan.

Suasana taman di sore hari emang benar-benar ramai dan juga nyaman. Langit pun sudah mulai berwarna jingga dan mulai tenggelam bersama dengan sang senja.

"Roda sebelah kanan kayaknya udah mulai gak enak deh jae" kedua netra itu menoleh ke arah wanitanya yang juga menatapnya sambil mengerucutkan bibir, membuat hatinya membuncah menahan kegemasan.

Jaebin, menghentikan langkahnya yang diikuti wanita bermarga lee disampingnya dan kini mereka tengah saling menghadap.

"Mau di benerin atau beliin baru?" katanya sambil mencubit kedua pipi wanitanya yang semakin hari terlihat semakin menggembul.

"Benerin aja, minggu kemarin kan yang kiri juga di benerin dan langsung bisa aku mainin lagi"

"You got it, pulang dari sini kita langsung benerin skateboard kamu" dirinya kembali mengusak rambut hitam'nya yang terurai sebelum mereka kembali melanjutkan langkahnya.

___

Jung Jae-bin, pria berkulit putih pucat dengan paras yang tampan sebagai pelengkap dalam dirinya yang sangat di dambakan oleh para kaum wanita. Bukan menjadi rahasia jika pria berkepala dua itu menjadi incaran para gadis.

Pertemuannya dengan wanita bernama Lee haura membuat dunia nya teralihkan tanpa mengidah para gadis yang bahkan mungkin memiliki pahatan yang lebih dari diri seorang Lee Jera, namun hatinya tetaplah memilih wanita yang tingginya bahkan hanya sebatas dagunya itu.

Jaebin menoleh ke arah kirinya dan mendapati haura yang tengah memainkan ipad miliknya. Di malam yang cukup terang ini Jaebin dan juga kekasihnya tengah menduduki bangku pesawat yang sebentar lagi akan segera take off menuju seoul.

Dirinya dan juga haura baru saja menikmati liburan mereka ke hongkong meskipun sejujurnya tujuan utama mereka kesana adalah jaebin dengan pekerjaannya, tapi itu semua hanya berlangsung selama dua hari dan enam hari setelahnya jaebin dan juga haura memutuskan untuk berlanjut dengan tema liburan.

"Ra"

Jaebin menyunggingkan senyumnya saat haura tak mendengar panggilannya. Kedua benda yang nyumpal lubang telinga wanita itu membuat dirinya tidak bisa mendengar keadaan sekitar bahkan Jaebin yang berada di sampingnya.

Perlahan dirinya mendekatkan wajah ke arah haura berusaha melihat fokusnya yang sedari tadi ke layar ipad di genggamannya.

"Seru banget sampe aku manggil gak dijawab" kata Jaebin sambil melepaskan salah satu dari benda yang menyumpal di kuping wanita itu.

"Kenapa?"

"Muka kamu udah capek, tidur. Sebentar lagi take off" haura mengedipkan kedua matanya dan menuruti perkataan kekasihnya kemudian memberikan ipad itu kepada sang pemilik.

Satu hal lagi yang benar-benar Jaebin suka dari Lee haura, penurut. Wanitanya itu tidak pernah sekalipun membantah perkataanya yang memang sekiranya baik untuk dirinya.

"Aku bobo dulu, kalo udah sampe bangunin! Kamu kalau mau tidur nih" haura menepuk bahu bagian kanannya yang ngebuat Jaebin tertawa.

"Yang ada kebalik, udah cepet tidur"

"Good night"

Jaebin menatap wajah haura lamat lamat, sekelebat pertanyaan bermunculan dalam fikirannya. Kenapa dirinya bisa jatuh cinta kepada haura? si wanita skater yang setiap harinya tidak pernah melewatkan untuk tidak membawa papan seluncurnya itu untuk dimainkan dengan kaki-kaki kecilnya.

Lee Haura, udah sekitar delapan bulan pertemuan yang tanpa di sengaja itu membawa Jaebin dan juga haura berada di hubungan yang sekarang sudah menginjak tujuh bulan ini.

Gadis sederhana dengan pipi tembam, rambut hitam panjang terurai serta kedua bola matanya yang bulat berhasil membuat diri seorang Jaebin melihat keindahan yang ada dalam diri haura.

Sikapnya yang random dan juga jail berhasil mewarnai kehidupan Jaebin yang tadinya hanya monokrom.

Jika ditanya perihal tautan umur, mereka hanya terpaut 3 tahun, gadisnya yang masih berstatus mahasiswi jurusan manajemen yang sekarang memasuki semester tiga sedangkan dirinya yang sudah mengelola perusahaan yang berhasil dirinya bangun selama dua tahun lalu.

Selama tiga bulan terakhir ini mereka memang sering melakukan perjalanan ke berbagai kota bahkan negara, baik itu karena pekerjaan Jaebin atau memang di sengaja untuk berlibur. Selain menyukai papan seluncur wanita bermarga Lee itu juga sangat menyukai traveling, dia perlu suasana baru untuk memulai aksi bermain dengan skateboard nya itu.

Bagi Jaebin, dimasa sekarang sangat jarang untuk menemukan wanita skater layaknya haura ini. Kebanyakan ya paling hanya wanita yang suka dengan skateboard nya aja bukan suka dengan berbagai aksi dan juga permainannya itu.

Selama dirinya mengenal haura, banyak hal hal langka yang mungkin tidak pernah dirinya temui di wanita yang sudah pernah dia jumpai sebelumnya.

Jaebin berharap, semoga ia bisa selalu berada di sisi wanitanya, karena tidak akan ada yang pernah tau kapan hal hal terburuk akan menimpa diri seorang haura ataupun menimpa dirinya. Takdir memang suka mempermainkan dan manusia tidak bisa merubah itu. Mereka hanya bisa menjaga dan meminimalisir keadaan.

Pernah terlintas dalam fikirannya dengan semua takdir yang terjadi antara dirinya dan juga haura, semoga apa yang pernah mereka lalui kemarin maupun kedepannya bukan sebuah ilusi yang hanya dapat diingat dalam bayangan yang menghantui.

Melihat haura yang bahkan sudah menemui mimpi indahnya disana membuat Jaebin juga ikut merasakan aura kelelahan pada dirinya. Menjaga haura yang sangat aktif sudah seperti ia menjaga seorang adik kecil.

Dirinya mulai memejamkan kedua matanya setelah menyamankan posisinya. Bahkan beberapa kali matanya terlihat terjaga ke arah haura yang justru masih terlihat nyaman, entahlah ia hanya merasa was-was jika wanitanya akan tiba tiba terbangun itu.

Mengingat pernah dirinya tertidur dan meninggalkan haura yang masih sibuk mengoceh, membuat ia tersenyum dengan kedua mata yang sudah terpejam. Saat itu haura tak membiarkan dirinya memejamkan matanya sedikitpun karena ia akan merasa kesepian.

Jaebin memang sangat menjaga wanitanya, wanita dengan berbagai lika liku kehidupan yang bahkan tak diketahui oleh orang banyak. Dirinya yang aktif dan juga periang tentu menutupi segala kisah kehidupan buruk yang pernah dialaminya.

"Get sleep well baby"

avataravatar
Next chapter