webnovel

Aku dan kehidupan baruku.

"Tuan muda, sudah waktunya untuk sarapan pagi bersama."

"Aku akan segera kesana, kamu bisa pergi, pelayan."

"Baik, Tuan."

Pagi hari yang cerah dengan suasana yang menyenangkan, Aku keluar dari kamar dan bergegas ke ruangan makan keluargaku setelah diberitahu pelayan.

Dan tentunya pagi hari ini aku selalu tegur sapa dengan hangat oleh para pelayan di jalur jalanku. Aku adalah seorang anak laki-laki dari keluarga bangsawan bermarga Smollet. Dan aku adalah anak tunggal dari keluarga bangsawan ini.

Bangsawan Smollet adalah keluarga bangsawan besar yang memiliki kekuasaan luas di Kerajaan Anatolia, keluarga ini adalah salah satu dari lima pilar kerajaan yang berpengaruh besar dalam kelangsungan Kerajaan Anatolia.

Bangsawan Smollet terkenal dengan penghasil anak-anak yang berbakat dalam berbagai bidang. Yang lebih menonjol nya keluarga ini penghasil para Penyihir kuat untuk dijadikan kekuatan tempur Kerajaan. Tidak sedikit keturunan dari keluarga Smollet menjadi seorang kesatria kerajaan, dikarenakan bakat mereka ada disitu.

Baiklah kita kembali ke sisi yang tadi.

Aku. Si anak tunggal bangsawan Smollet, sampai di ruang makan. Di sana sudah ada Ayahanda ku dan ibunda ku duduk sambil tersenyum hangat melihat diriku.

"Duduklah, anakku. Ayo kita sarapan, nanti makanan menjadi dingin."

"Aahh, baiklah, Ibu. Sebelum itu maaf sudah terlambat."

Aku membungkukan badan dengan elegan di depan kedua orang tuaku, lalu duduk di Kursi yang sudah disediakan.Melihat tingkahku yang formal itu ayahku, Rudess Smollet tertawa pelan.lalu, beliau berkata.

"Hahaha.Kau sopan dan formal seperti biasanya, ya? Padahal kita ini anak dan orang tua.Benarkan ibunda?"

Ibunda mengangguk dengan pertanyaan Ayahanda. Orang tuaku. Mereka adalah orang yang hangat, lembut, dan penuh kasih sayang kepada anaknya. Sebelumnya aku berfikir orang tua bangsawan itu tidak terlalu dekat dan tidak menunjukkan sifat layaknya orang tua pada umumnya, tapi ternyata aku salah.

"Sebagai anak bangsawan Smollet aku harus melatih etika dan sopan santun. Ibunda dan Ayahanda sendiri juga tahu kan aku ini masih umur sepuluh tahun? Jadi aku mencoba mendisiplinkan diri."

Aku berkata seperti itu, lalu Ayahanda menjawabnya dengan wajah tersenyum dan berkata, "Hahahah, baiklah-baiklah." Selesai pembicaraan kami pun sarapan pagi.

Pemandangan ini, suasana ini, dan perasaan ini. Aku merasa sangat bahagia dan ingin selalu seperti ini apapun yang terjadi. Aku sudah lama tidak merasakan yang namanya kehangatan keluarga, karena sebelumnya aku tidak memiliki keluarga.

Kamu bertanya kenapa aku tidak punya keluarga? Jawabannya simple. Aku adalah manusia dari bumi yang Berenkeirnasi ke dunia fantasi ini.

Dikehidupan ku sebelumnya sangat suram. Aku adalah murid sekolah menengah atas yang keluarga nya hancur karena perselingkuhan, ditambah aku tidak memiliki teman di sekolah, bahkan selalu mengalami perundungan dari para preman sekolah.

Satu-satunya tempat pelarianku adalah dunia Internet. Di sana aku bisa melampiaskan segalanya emosi yang aku bendung sekuat tenaga.Aku suka membaca sebuah novel fantasi yang membuatku seolah-olah bisa masuk ke dunia itu.

Terdengar seperti orang stres, tapi jika kamu benar-benar mendalami dalam membaca, maka hal itu adalah wajar.

Sampai ketika waktu itu tiba. Aku mati karena kelelahan berlebihan, dan akhirnya bereinkarnasi ke novel yang aku sukai itu sebagai bangsawan. Ditambah, aku terlahir di bangsawan kelas atas, dan tentunya terlahir dengan memiliki segalanya.

Aku beruntung dan sekaligus menangis bahagia saat terlahir kesini. Jika seorang bayi baru lahir dari rahim ibunya menangis karena alami berdasarkan insting, maka aku sedikit berbeda. Yang dimana aku menangis karena bahagia terlahir kembali di dunia fantasi yang aku impikan ini!!

Novel fantasi ringan yang aku baca menjadi kenyataan? Tidak ada hal yang lebih bahagia dari itu, kan! Yahh, meskipun aku terlahir bukan menjadi tokoh utamanya, tapi sebagai karakter sampingan yang mengetahui seluruh alur cerita. Itu tidak buruk kau tau?

Aku tidak peduli menjadi protagonis atau tidak, yang penting aku bisa bebas dari kehidupanku yang sebelumnya sangat menyiksa dan suram. Dan sekarang aku bisa bahagia. Bersantai di rumah mewah, membaca buku di dalam kamar ataupun di taman, minum teh hangat, bertunangan dengan gadis cantik dari keluarga lain, memiliki anak, dan hidup bahagia selamanya sampai ajal menjemput.Aku sangat menantikannya!

Terlalu banyak hal seru yang tidak bisa aku katakan, intinya seperti itu.

Kau bertanya siapa namaku? Ekhem, biar kuberi tahu, ya! Namaku yang sekarang adalah Matvey Smollet. Terdengar keren bukan? Pastinya dong!

Kenapa aku banyak bicara seperti perempuan begini? Karena aku ini introvert dulunya. Kau tahu kan introvert itu berisik di pikiran dan pendiam di luar, nah itulah sebabnya.

Aaahhh, indahnyaa.... Aku tidak bisa berhenti bahagia dengan setiap detik waktu yang aku habiskan di sini. Bahkan makanan yang aku santap ini aku perlu waktu cukup lama menghabiskan nya saking bahagia nya pikiran dan batinku.

∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Aaahhh, kenyangnya~~~.Aku berkata seperti itu dalam hati, padahal ekspresi ku terlihat biasa saja. Ampun deh jadi introvert itu enak sekali.

Saat ini aku sedang ada di dalam kamar. Aku mengambil buku di rak, lalu membacanya di tempat tidur. Buku yang aku baca adalah tentang Sihir yang ada di dunia ini. Ini dunia Fantasi, tentunya pasti ada sihirnya, dan aku ingin sekali belajar sihir. Tapi Ayahanda masih belum mengizinkan karena masih dibawah umur.

Aku sangat menyukai membaca buku. Entah itu buku genre apapun, yang penting menarik perhatianku.

Tertulis di dalam buku ini, kalau setiap mahluk hidup diberkati energi sihir untuk menggunakan sihir. Lebih gampangnya orang-orang menyebut energi sihir sebagai mana. Dijelaskan kalau setiap mahluk hidup memiliki bakat sihir bawaannya, entah itu dalam bidang apapun.

Mana itu bentuknya seperti air. Dimana air bisa berubah bentuk menjadi apapun sesuai apapun yang kita mau. Jadi menurut pemahamanku, sihir itu seperti barang, dan mana adalah energinya. Misalnya seperti, air laut bisa menjadi garam karena proses penguapan dengan sinar matahari, sehingga tinggal butiran-butiran nya saja.

Lebih jelasnya kamu bisa membuat apapun dengan mana asalkan mengerti rumusnya untuk membuat sesuatu itu. Ibarat kata seperti mengerjakan tugas Matematika. Dimana kita harus pahami rumusnya terlebih dahulu baru bisa mengerjakan nya.

Aku menyimpulkan rumusnya seperti ini. Mana+rumus+penguasaan dikali pengendalian=terbentuk sesuatu fenomenaada yang seharusnya tidak ada menjadi ada.

Terdengar mudah tapi itu sangat sulit. Oh iya aku hampir lupa! Dalam buku ini disebutkan kalau dalam tubuh mahluk hidup terdapat sebuah akar muasal yang menampung energi mana. Katanya akar muasal itu tidak bisa dihancurkan karena energi kehidupan atau jiwa kita ada di situ

Untungnya tidak bisa dihancurkan, kalau bisa aku yakin para pembunuh dan Psikopat gila itu akan kegirangan. Untunglah Tuhan memberi sebuah pelindung untuk akar muasal.

Penjelasannya, dengan adanya akar muasal di tubuh setiap mahluk. Maka mahluk tersebut akan tetap Berenkernasi di dunia yang berbeda, atau jika mahluk itu beruntung dia akan tetap di dunia yang ia harapkan.

Woahh! Pantas saja Tuhan memberi mekanisme pertahanan anti hancur, ternyata ini alasannya. Pokoknya Tuhan itu hebat deh!!

Karena keasikan, aku terus membaca asal usul sihir dan segala macam tentang sihir di buku itu. Ditemani dengan secangkir teh dan kue manis membuatku merasa sangat senang.

Ruangan luas yang berisikan satu tempat tidur cukup besar untuk dua orang, ada rak buku besar di dinding yang dindinya diberi warna emas, sofa di samping tempat tidur untuk diriku dan tamu, dan ada meja untuk diriku berhias.

Sebuah ruangan yang aku impikan dan sekarang terwujud. Jadi aku ingin menikmati setiap momen yang ada di ruangan ini.

Berjam-jam telah berlalu aku membaca buku. Terdengar suara ketukan dari luar pintu.

"Tuan muda, sudah waktunya anda belajar teknik bela diri."

Itu adalah pelayan pribadiku yang mengatur semuanya dari aku lahir. Aku sampai lupa waktu. Sejak aku berusia sepuluh tahun, aku sudah di ajarkan seni bela diri mendasar di keluarga bangsawan Smollet. Dan waktu belajar seni bela diri merupakan salah satu waktu favorit diriku.

"Baiklah, aku akan segera kesana."

Setelah mengatakan itu aku menyimpan buku dan pergi dari ruang kamar ke lapangan.