webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Teen
Not enough ratings
521 Chs

Teman Wanita (21+)

WARNING!!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijaksanaan pembaca

"Mas...ngapain sih?" Jesica merasa aneh dengan sikap Kenan yang saat ini sedangn menciumi perutnya.

"Nyium anak Mas lah."

"Modus.."

"4 Bulanan mau dimana sayang?"

"Dirumah mamah aja ya dia udah ngomong pas pertama kali aku bilang aku lagi hamil."

"Oke."Kenan mencium lagi perut istrinya namun lama kelamaan wajahnya menelusur kebawah tepatnya ke balik celana dalam Jesica.

"Mash....ga bolehhh." Jesica sambil mendesah membuat Kenan menghentikan aksinya.

"Ga boleh?" Kenan kini kembali naik menghadap ke wajah Jesica. Badannya ia topang sendiri agar tak membebani Jesica.

"Ga boleh oral kaya gitu Mas.."

"Kapan kamu ke dokter lagi?"

"Nanti aja pas 4 bulan sekalian USG."

"Ga usahlah di kasih tau ajalah sayang jenis kelaminnya cewek atau cowok."

"Kenapa?"

"Supaya surprise, lagian mau cewek atau cowok Mas terima-terima aja." Kenan lalu mencium leher Jesica.

"Mas..."

"Hmm.."

"Mas ga ada sama cewek lain kan?"

"Sama siapa?ga adalah."

"Waktu nganter Natasya Mas ngapain aja?"

"Masih kepikiran?" Kenan melihat lagi ke arah Jesica.

"Masihlah, Mana ada istrinya yang biasa aja suaminya nganter cewek lain berduaan."

"Sumpah, Mas cuman ngobrol aja."

"Ngobrol apa?"

"Ngobrol kerjaan, ngobrol keluarga."

"Katanya Mas mau ganti dia kok lama."

"Belum ada yang cocok sayang."

"Belum ada yang cocok atau sengaja di lama-lamain?"

"Emang belum ada. Kalo udah ada pasti Mas ganti. Kamu kenapa sih curigaan terus sama Mas?orang Mas temen cewek juga ga ada yang akrab-akrab banget seringnya kan sama cowok."

"Emang ga boleh?Mas keberatan?"

"Engga sayang, kamu mikirnya suka gitu deh kalo Mas nanya."

"Ya habis Mas tuh baik ke semua orang termasuk ke cewek-cewek. Tau ga Mas cewek digituin kalo sering-sering ya jadi baper."

"Mas ga ada maksud bikin baper."

"Iya tapi cewek mikirnya lain."

"Ishhh udah jangan jadi Badmood gitu." Kenan mencium kening Jesica lalu beranjak duduk.

"Mas mau kemana?"

"Mandi, Mas kan kerja sayang."

"Masih subuh juga belum pagi-pagi amat. Semangat banget ke kantornya."

"Tuh pasti mikir yang aneh-aneh lagi deh. Kamu pingin apa sayang?" Kenan yang masih berada di atas Jesica.

"Ini ga akan dilanjut apa?"

"Katanya ga boleh."

"Ya lanjut yang lain.." Jesica kini terduduk dan menatap suaminya. Tidak lama dia menciumi leher suaminya. Menelusuri setiap bagian disana hingga dia diam di satu titik dan menciumnya lebih dalam. Tangan dibawahnya menggapai kejantanan Kenan yang masih terhalang celana dalam birunya.

"Kamu ngegoda Mas terus nih."

"Hadiah buat Mas udah sabar puasa lagian udah tegang nih." Bisik Jesica menggoda.

"Kasian bayinya sayang."

"Ya terus gimana?" Jesica senyum-senyum dibalik leher Kenan.

"Hm...ya udah kalo kamu maksa." Kenan kini mendorong istrinya untuk berbaring dan kembali melakukan percintaan panas dipagi hari.

****

"Kenapa lu kaya yang stres gitu?" Kenan memperhatikan sikap Alex yang saat ini sedang duduk diruangannua.

"Ngantuk gw, cape."

"Kenapa?lu begadang bikin laporan ini, gw kasih cuti nanti."

"Bukan, soal Katerin."

"Kenapa?"

"Lagi manja banget, banyak kepingin. Tengah malem aja pingin itulah inilah gw jadi ga tenang istirahat."

"Masih mending manja, Sica nih labil. Kadang manja...banget kadang emosian....mulu. Gw jadi musti sabar banget padahal kadang ada kesel juga."

"Emang kaya gitu kali ya ibu hamil."

"Ya udah lu sabar aja, lagian kasian mereka juga bawa-bawa anak diperut pasti mereka juga ada ga nyamannya."

"Gw jadi merasa bersalah banget Ken dulu ninggalin Nadya. Dia sendirian hamil Sam."

"Baru Lo sekarang nyadar."

"Ga kebayang dia gimana."

"Awas lu katerin denger nanti dia mikirnya lu kepikiran Nadya."

"Enggalah, hubungan gw sama Nadya cuman sebatas teman dan karena Sammy ga ada niatan yang lain."

"Baguslah."

"Udah Lo praktekin yang gw bilang?"

"Soal Apa?"

"Pura-pura ga tau Lu. Lu sama Jesica."

"Oh... udah-udah tapi gw masih takut aja."

"Takut karena?"

"Takut kenapa-kenapa Jesicanya. Lu kan tahu kita udah berjuang banget dapet yang satu ini. Kemarin aja gw tahan-tahan ga mau nyusahin dia."

"Lu emang suami pengertian, Marsha pasti nyesel ga jadi nikah sama lu."

"Apaan sih lu bahas-bahas Marsha, Sica denger ngamuk dia."

"Lu kalo punya mantan cakep-cakep."

"Padahal mantan gw ga banyak."

"Tapi yang deketin lu banyak. Gw kalo jadi lu udah jadi playboy dipacarin semuanya." Alex membuat Kenan tertawa.

"Eh Ken sebelum pulang ngopi dulu yuk di cafe depan, udah lama kita ga kesana."

"Ya udah sekarang aja keburu sore, Sica suka curigaan." Kenan beranjak dari kursinya dan berjalan kaki menuju kafe sebrang kantornya bersama Alex.

"Hei.." Seseorang tampak antusias dengan kedatangan mereka.

"Udah lama ga ketemu Din." Sapa Alex sementara Kenan tersenyum melihat perubahan penampilan Dinda sang pemilik cafe.

"Mau pesen apa?" Dinda yang sedang berada di mesin kasir langsung melayani Alex dan Kenan seperti konsumen lain.

"Gw hot americano aja, lu apa Ken?"

"Gw....cuman pingin Es capucino aja."

"Makanannya ga sekalian?"

"Engga deh itu aja cukup Din."

"Oke. tunggu ya."

"Jadi berapa nih?"

"Ga usah. dari gw aja Lex."

"Eh jangan gitu dong, ga enak."

"Ga papa, udah duduk aja ntar gw anterin." Dinda segera membuat pesanan Alex dan Kenan.

"Lu kenapa diem aja?"

"Pangling aja liat Dinda."

"Mungkin karena rambutnya kali."

"Iya mungkin tapi dia cocok dengan rambut kaya gitu."

"Dia cantik tapi sayang masih betah sendiri."

"Iya dia emang cantik." Kenan memuji Dinda yang mulai datang dengan pesanan mereka.

"Kenapa sih baru main lagi?sibuk banget kayanya."

"Iya maaf Din, kemarin-kemarin emang banyak kerjaan."

"Apalagi orang ini nih, Ken udah jarang pesen donat, bosen ya?gw bikin varian baru kali aja mau coba." Dinda menunjukkan ke arah Kenan.

"Engga kok, ga bosen cuman....hm...cuman sering keluar kota jadi ga sempet." Jawaban Kenan membuat Alex heran karena selama ini Kenan justru jarang pergi dinas.

"Kenapa potong rambut?ada masalah ya lu?" Canda Alex.

"Engga, pingin ganti gaya aja. Kenapa?jelek ya?"

"Engga, bagus kok. Cantik. bener ga ken?"

"Iya Din, lu bagus rambut pendek gitu

keliatan Fresh ke wajahnya."

"Masa sih?ya udah ntar kalo udah panjang gw potong lagi." Canda Dinda.

"Panjang juga cantik kok." Puji Kenan lagi membuat Dinda salah tingkah.

"Kalian yakin ga akan makan apa-apa. Gw bikinin sesuatu ya?"

"Engga, ga usah, beneran." Alex menolak. Mereka pun bertiga mengobrol dengan asyik.

****To be continue