webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Teen
Not enough ratings
521 Chs

Soal Ansel

Kiran masih tertidur disamping Kay begitupun suaminya yang entah mengapa sedikit terdengar mendengkur. Tak biasanya Kay mengeluarkan bunyi, mungkin karena beberapa hari ini dia tak tidur dan kelelahan makannya ada dengkuran dalam tidurnya. Ketika jam di dinding menunjukkan pukul 11 barulah mata Kay sedikit terbuka. Itupun gara-gara dia merasakan ada seseorang yang memainkan wajahnya. Kay adalah tipe orang yang tak bisa tidur nyenyak jika ada aktivitas atau suara di dekatnya.

"Yah...yah...." Keyla memainkan mata Kay agar terbuka.

"Hm..." Kay setengah sadar melihat kearah anaknya. Entah sejak kapan anaknya itu sudah berada di dadanya sendiri. Dia seperti anak kangguru yang ada dikantung ibunya.

"Yayah..."

"Keyla?."

"Yayah bobo..."

"Kamu disini?." Tanya Kay dengan suara seraknya. Keyla hanya mengangguk.

"Udah bangun sayang? nyenyak banget tidurnya.." Kay mengusap pelan rambut Keyla. Rasanya memang masih mengantuk tapi...kalau membiarkan Keyla sendiri pun tak mungkin.

"Yayah bobo..."

"Iya ngantuk sayang..."

"Buna bobo..."

"Iya kasian Bunda, ga bisa tidur, ga bisa makan, lagi mual.."

"Napa mual?."

"Mabuk laut, kepalanya jadi pusing."

"Buna sakit."

"Engga, bunda ga sakit, bunda cuman butuh tidur, istirahat."

"Yayah... makan..."

"Makan? kamu lapar?, waduh kasian anak ayah. Bentar ayah suruh orang buat siapin makan siang kita." Kay meraih telepon yang ada di hotelnya. Terdengar dia berbicara pada seseorang dibalik itu sementara Keyla masih diam dipelukannya. Dia seperti mengumpulkan nyawanya sendiri, matanya yang bulat mengedip-ngedip lucu memandang kearah jendela.

"Udah tuh, nanti dianterin sayang.."

"Tu apa?."

"Keyla pingin liat?, bentar..ayah cuci muka dulu nanti ayah gendong kesana. Keyla tidur dulu disini, jangan ganggu bunda ya..." Kay membaringkan Keyla sementara dia bergegas ke kamar mandi. Diraihnya sikat gigi untuk menyegarkan mulutnya sementara wajahnya dia basuh bersih dengan pencuci muka khusus. Selesai darisana dia menggendong anaknya untuk ikut mencuci muka dan barulah dia mengajak Keyla untuk membuka jendela balkon. Seketika pemandangan pantai pun terlihat dengan jelas.

"Sekarang panas sayang kalo keluar nanti sore aja ya, liat sunset bagus.." Perkataan Kay disambut anggukkan kecil lagi. Setengah jam menunggu beberapa orang datang untuk mengantarkan makan siang mereka. Berbagai macam makanan tersaji begitu menggoda membuat Kay tak sabar menyantapnya.

"Silahkan pak.." Salah satu perempuan tersenyum manis kearah Kay.

"Makasih.." Jawab Kay. Dia jadi heran sendiri kenapa sejak tadi pelayan hotel memandangnya sambil senyum-senyum. Astaga. Dia lupa. Dia lupa belum mengenakan baju. Wah...jelas mereka senyum melihat tanda-tanda merah di sekitar dadanya tapi...Kay yang super pede tak langsung salah tingkah. Dia hanya tersenyum saja sambil menutup pintu kamar hotelnya.

"Makan yang banyak, jadi Keyla sehat, Keyla ada tenaga mainnya."

"Yayah makan.."

"Iya..." Kay duduk disamping anaknya. Rasanya tidak ada bos manapun yang bisa memerintah dirinya selain Keyla. Kay akan otomatis menurut jika satu perintah keluar dari mulut anaknya.

"Enak nih..." Suara seseorang membuat Kay mengalihkan pandangannya. Dari kejauhan terlihat Kiran sedang mengikat rambutnya. Dia rupanya sudah bangun.

"Morning.." Sapa Kay dan mencium bibirnya.

"Morning?." Kiran tersenyum simpul sambil melihat ke arah jendela. Rasanya matahari sudah tinggi dipagi hari.

"Hai cantik.." Kiran mengecup pipi anaknya.

"Buna..."

"Makannya pelan-pelan sayang, jangan berisik. Belajar makan rapi.."

"Sini.." Kay melebarkan kakinya agar Kiran bisa duduk disela-sela itu.

"Kok ga bangunin aku?."

"Kasian kamu cape, kalo cape ga baik buat kesehatan nanti...dedenya ga jadi-jadi.."

"Terus aja bahas.."

"Iyalah, makannya kamu sehat.."

"Keyla nangis?."

"Engga, justru aku aneh kenapa tiba-tiba dia udah nemplok aja di dada aku."

"Kayanya dia kebangun, nyari-nyari pas ketemu langsung tidur lagi.."

"Udah gosok gigi belum?."

"Udah dong, nih...hah..." Kiran mengeluarkan udara dari mulutnya.

"Pake baju sana.."

"Gerah..."

"AC udah nyala.."

"Ga baik pake AC terus.."

"Yayah pingin itu..." Keyla menunjuk kearah layar tv.

"Panda?." Kay membuat Keyla mengangguk.

"Oke nanti kita liat, Keyla senengnya liat hewan-hewan nih..."

"Mas..aku boleh ga rekrut satu orang buat jadi asisten aku? kalo aku sendiri kayanya sedikit repot."

"Boleh asal perempuan.."

"Iya perempuan, Mas kenal kok."

"Siapa?."

"Wina.."

"Wina temen kamu itukan?."

"Iya, dia udah 2 tahun nganggur kasian."

"Bukannya dia kerja ditempat Bas?."

"Iya dulu terus sempet keluar gara-gara urusin ibunya, pas ibunya meninggal dia jadi sendiri."

"Emang ga punya suami?."

"Ada tapi katanya dia juga butuh kerjaan."

"Ya udah boleh..."

"Bener ya?, dia juga udah kenal Keyla kok."

"Iya sayang..."

"Makasih..." Kiran mencium pipi Kay kali ini.

***

Kris diam dalam dekapan Jesica sejak beberapa hari yang lalu dia memang sedang tak enak badan.

"Zidan sini...Mas Kris nya lagi sakit..." Tiara memegangi anaknya yang ingin naik kepangkuan Kris.

"Sakit...." Keluh Kris dengan nada menyedihkan.

"Kenapa sih ga ke dokter aja mom?." Jay heran karena tak biasanya orang tuanya membiarkan anaknya sakit.

"Mas Krisnya ga mau.."

"Ih kenapa ga mau Kris?, daripada gini sakit."

"Ga mau.."

"Takut di cabut giginya bang.."

"Ya daripada didiemin malah bikin sakit."

"Ga mau!."

"Mas...ini Kris gimana?."

"Ya biarin aja, suruh ngerasain aja sakit selama dia ga mau. Daddy udah bilang apa Mas?."

"Nanti sakit dad.."

"Mas udah gede masa cabut gigi aja takut.."

"Engga..."

"Sayang denger mommy, itu ga sakit, nanti juga dikasih obat dulu sama dokternya. Ini kalo Mas kaya gini terus, makan ga bisa, tidur susah, terus aja sakit."

"Malu sama Zidan Mas.." Kenan meledek sambil terus memperhatikan tv nya. Kris hanya diam dan masih bersikeras dengan ketakutannya.

"Mau ya?." Bujuk lagi Jesica tapi Kris masih menggeleng.

"Kay kemana sih mom?."

"Dia lagi liburan ke Australia."

"Ga bosen apa kesana?."

"Katanya mau ngajakin Keyla liat kangguru."

"Eh iya, kemarin Kay bilang minta tolong kamu temuin Ansel Ra..."

"Udah dad, kemarin aku kesana. Udah ngobrol juga.."

"Terus gimana?."

"Ya..emang kayanya agak ganggu. Tiap kali inget, Ansel pasti bakalan nangis jadi...harus ada pengalihan dulu soal pemikiran-pemikiran itu apalagi baru banget. Dia harus punya aktivitas lain."

"Kasian masih kecil.."

"Mungkin dengan dia pindah juga salah satu cara yang tepat supaya Ansel ga keinget terus. Ansel anaknya juga gampang akrab, humble gitu dad jadi... mudah-mudahan kalo ada temen main dia bisa lebih ceria lagi."

"Emang tuh ya David ga ada kerjaan pake balas dendam segala.." Gerutu Kenan.

"Mas udah kasih tahu kakak kan buat hati-hati?."

"Udah, kemarin pas kejadian Mas telepon Ara sama Dariel juga tapi...bukannya David di kantor polisi?, udah ditangkap kan?."

"Aku ga tahu, Mas kan yang suka komunikasi sama Mario.."

"Ya udah nanti Mas tanya lagi sama Mario perkembangannya.."

"Ra...ke kamar yuk.." Ajak Jay.

"Zidan masih mau main nih.."

"Engga, Zidan udah ngantuk nih." Jay mengais anaknya dan berlagak menimang. Zidan jelas meronta. Jay tak peduli dan tetap saja berjalan kearah kamarnya.

"Ya udah, aku ke kamar dulu ya dad, mom.."

"Iya Ra, kalo Jay macem-macem teriak aja." Canda Kenan membuat Jesica mencubitnya.

***To be continue

Hai...

Maaf ya masih lama up nya

Author sedang masa pemulihan

Don't forget leave comment and vote ya ;)

Keyatmacreators' thoughts