webnovel

I don't know you, but I Married you

Kenan sudah pasrah, keinginannya untuk menikahi kekasih 8 tahunnya hanya tinggal mimpi. Karena permusuhan kedua orang tuanya mereka gagal untuk melangkah ke pelaminan. Baru saja patah hati ayahnya langsung meminta Kenan untuk menikah dengan wanita pilihannya. Siapa kah dia??apa mungkin dia bisa mengobati luka hati Kenan atau justru sebaliknya??

Keyatma · Teen
Not enough ratings
521 Chs

Pesan mommy

"Dicium dimana sama Dariel?"

"Mommy..." Ara semakin menarik selimutnya sampe wajah.

"Kening?pipi?bibir?leher?coba bilang."

"Mom..kenapa jadi bahas ini sih?"

"Kakak yang ngajak ngobrol tadi. Kak mommy juga pernah muda ya pasti ngalamin nih yang kaya kakak gini."

"Kapan ciuman pertama mommy sama Daddy?" Ara membuka selimutnya.

"Waktu mommy habis operasi usus buntu dirumah sakit terus Daddy sopan banget sampe bilang kalo ga mau atau ga nyaman ga papa."

"Ih Daddy dari dulu kayanya sweet banget."

"Emang, dibanding mommy Daddy emang romantis banget. Sekarang ngaku sama mommy ciuman pertama kamu sama Dariel dimana?"

"hm...aku ciuman sama Dariel di kantor pas lagi berantem."

"Ampun ya kantor kakak jadiin tempat pacaran bilangin Daddy."

"Orang pas jam pulang mom. Dariel itu anti banget mom pacaran di jam kerja. Dia ya kalo di kantor dari jam 8 sampe jam 5 tuh panggil aku Bu Ara nanti kalo udah lebih dari jam 5 baru deh mesra."

"Sayang, hati-hati ya cewek itu ada bekasnya loh kalo ada apa-apa. Mommy ga mau ya kakak ngelakuin hal-hal yang aneh sama Dariel."

"Mom..aku sama Dariel masih dalam batas wajar kok."

"Ya tetep aja kak mommy apalagi Daddy khawatir."

"Mom, aku sama Dariel bener-bener cuman ciuman aja."

"Bener ya, jaga kehormatan kakak ya?Daddy kasian loh."

"Iya mommy..." Ara meyakinkan ibunya. Kini Krisan sudah tidur dan perlahan Jesica mulai meletakkan anaknya di box bayi yang berada tak jauh dari mereka tidur. Sejam kemudian Kenan masuk kamarnya dan melihat ketiga anaknya sudah tidur dengan gayanya masing-masing sementara Kris sudah nyenyak di box bayinya.

"Mas..sini.." Jesica memberikan ruangan kosong tepat disampingnya untuk Kenan.

"Kok belum tidur sayang?" Kenan menghadapkan badannya ke arah Jesica.

"Aku nungguin Mas. Ehm...udah wangi aja." Jesica mengendus sedikit aroma Kenan.

"Ya udah sekarang tidur, cape." Kenan menarik Jesica dalam pelukannya.

"Mas.."

"Hm..."

"Aku mau cerita soal aku dirumah sakit."

"Apa sayang?"

"Tahu ga waktu aku ga sadar itu aku ngerasa lagi tidur dan mimpi aja, ketemu kakek aku, nenek aku dan mereka pake pakaian putih ngajakin aku main tapi pas aku mau deketin ada mamah sama papah yang narik aku."

"Kenapa?"

"Aku ga tahu, terus aku denger suara tangisan Kris aku cari-cari disekitar ga ada eh, ga taunya ada Mas gendong Kris disamping kakek nenek aku. Aku ga ngerti gimana caranya orang tua aku nyuruh aku ngehampirin Mas sementara mereka pergi sama kakek nenek aku. Waktu Mas ngomong dirumah sakit, Kris nangis aku tuh bisa denger, aku denger semua omongan Mas atau orang-orang yang ada disitu tapi ga tahu kenapa aku susah buka matanya, mau gerakin tangan aku ga bisa, bener-bener lemes pokoknya. Aku sedih setiap kali denger Mas ngomong."

"Mas tahu kamu bakalan kuat kok jadi Mas tungguin."

"Rasanya aku pingin bilang, aku ga papa tapi ga bisa."

"Tapi Mas bersyukur banyak yang datang buat nolongin kamu dan semuanya kaya dipermudah aja dan sekarang Mas lagi mikirin kira-kira hadiah apa yang harus Mas kasih ke mereka, Mas pingin ngasih hadiah buat orang-orang yang udah donorin darahnya buat kamu."

"Hadiah?ga usalah Mas, Mas bilang makasih aja mereka udah seneng."

"Ga mau, mereka udah nyelematin istri Mas yang Mas sayang, Mas juga bakalan kasih hadiah buat dokter sama perawat yang udah operasi sama jagain kamu selama di RS."

"Mas mau ngasih apa?"

"Mas juga bingung, apa uang?apa tas ?kendaraan?atau apa ya?"

"Tuh kan bingung."

"Mas punya utang Budi sama mereka, apa salahnya Mas kasih hadiah?"

"Iya-iya sayang, nanti aku bakal bantu cariin.."

"Hadiah buat kamu Mas bakalan pensiun kerja, Mas kerjanya nemenin kamu, ngasuh Kris, terus kita jalan-jalan."

"Aku sayang Mas .." Jesica memandang suaminya lalu mencium bibirnya lagi membuat Kenan mengangkat sedikit badannya agar bisa membalas ciuman itu sementara Jesica berbaring dengan nyaman.

"Mas...ada anak-anak." Jesica melepaskan tautannya.

"Mas pingin cium aja, Mas tahu masih ga boleh, bentar aja ya sayang." Kenan menarik lagi dagu kecil Jesica dan menempelkan bibirnya disana sebentar.

"Sayang kita honeymoon lagi yuk..."

"Mas kebiasaan kalo ada kejadian apapun sama aku pasti manja terus minta yang aneh-aneh."

"Kita udah jarang punya waktu berdua. "

"Ada Kris Mas inget loh."

"Iya, kita ajak Kris."

"Kris belum ada juga sebulan udah diajak pergi."

"Ya udah nanti kalo Kris udah udah bisa kita pergi."

"Anak-anak yang lain?"

"Mereka udah gede pasti ngerti."

"Ajak Jay aja ya Mas, kasian dia suka ngelamun."

"Duh honeymoonnya sama anak-anak ini namanya."

"Bukan honeymoon, ini liburan namanya."

"Ya udah, kamu istirahat.." Kenan membenarkan posisinya lalu menarik selimut.

***

Jesica sibuk merapikan bekas sarapan mereka bersama Ara sementara Kenan dan sikembar menjemur Krisan didepan.

"Dad...dad..aku pingin gendong.."

"Emang Jay bisa?"

"Bisalah, mommy udah ngijinin.."

"Ya udah duduk sini." Kenan berdiri dan setelah Jay duduk ditempatnya perlahan Krisan dia letakkan dipangkuan Jay.

"Dad..kalo Ran sama ibunya kesini boleh ga?"

"Boleh, kenapa mesti ga boleh?"

"Aku ga enak aja sama mommy.."

"Kay, mommy sama Daddy kan udah bilang kalo kita sama Tante Marsha baik-baik aja ga perlu ada yang dikhawatirin lagi."

"Iya dad.." Kay dengan senyuman menyungging dibibirnya sementara itu Ara masih membantu ibunya didapur.

"Mom yang semalem jangan ceritain ke Daddy ya."

"Kenapa?"

"Ya aku malu nanti Daddy suka ledek-ledekkin aku."

"Nah gitu perasaan Kay diledekkin kakak.."

"Ya bedalah mom Kay adik aku kalo inikan daddy."

"Kakak ga main sama Dariel?"

"Engga, Dariel lagi di luar kota."

"Sama Dariel baik-baik loh kak, jangan macem-macem lagi."

"Iya mom, ini aku diem dirumah." Ara meyakinkan, tidak lama suara dering ponsel terdengar dan itu bersumber dari ponsel Jesica. Dengan wajah heran karena nomer tak dikenal menelponnya dipagi hari Jesica pun mengangkatnya. Selang beberapa menit Jesica justru menangis.

"Mom...mommy kenapa?" Ara heran dengan perubahan sikap ibunya dan langsung mendekati Jesica.

"Sayang Mas...." Kenan yang baru datang tak melanjutkan kalimatnya karena melihat wajah istrinya yang berbeda.

"Sayang kenapa?ada apa?ada yang sakit?kamu kenapa nangis?" Tanya Kenan namun belum dijawab hanya tangisan yang ada disana membuat Kay dan Jay yang juga berada dibelakang ayahnya terkejut.

"Kak kenapa mommy?"

"Ga tau dad, tadi habis dapet telepon gini." Ara bingung lalu Kenan mengambil ponsel Jesica.

"Halo..."

*****To Be Continue