webnovel

Malam yang dijanjikan 2

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung percakapan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini

"Abang mau apalagi?"

"Hm..aku pingin jilat-jilatin kamu."

"Jilat?" Tiara menaikan alisnya tak mengerti.

"Sayang, aku rela ngelakuin apapun supaya kamu ga kesakitan."

"Abang tuh bahasanya ada-ada aja."

"Aku tadi udah latihan pake ice cream."

"Astaga bang, ice cream yang tadi Abang pegang buat itu?"

"I..iya.." Jay mengaku.

"Ada-ada aja sih bang."

"Ayo aku jilat." Jay sudah tak sabar. Dia lalu membaringkan Tiara sementara istrinya sudah tahu harus apa. Dia membuka lebar pahanya. Jay kini menarik celana dalam milik istrinya. Untuk pertama kalinya dia melihat kemaluan seorang wanita.

"Kamu juga punya bulu Tiara.." Jay senyum sendiri. Dia pikir hanya dia yang punya.

"Bang...aku malu jangan diliatin gitu." Ucapan Tiara tak ditanggapi. Jay justru mulai menundukkan kepalanya dan menjilat-jilat seperti yang dia lakukan tadi pada ice cream. Tiara bukannya senang malah tertawa.

"Kenapa kamu ketawa?"

"Geli bang.."

"Pasti salah, masa kamu geli." Jay cemberut.

"Bang udah bener kok cuman Abang kurang nikmatin aja. Pake perasaan coba punya aku kan bukan ice cream." Tiara membuat Jay diam. Kini Jay mulai menjilati lagi area intim Tiara. Mencoba melakukan sarannya.

"Ahh...." Tiara mulai mendesah. Dia mendapatkan sesuatu yang belum pernah dia rasakan. Lama kelamaan Jay merasakan sesuatu yang cair dan hangat keluar. Apa ini pelumas yang dimaksud Kay?. Jay memandanginya sebentar. Bentuknya sedikit aneh.

"Udah banghh..." Tiara menarik wajah Jay.

"Kamu pipis." Jay mengusap mulutnya.

"Itu bukan pipis, itu.." Tiara tak melanjutkan ucapannya karena Jay membungkam mulutnya dengan ciuman. Tangan Tiara kini meraih Jeje dibawah sana membuat Jay kaget.

"Tiara kamu pegang Jeje.."

"Iya sengaja supaya tambah tegang."

"Jeje udah keras, udah panjang.." Jay dengan sombong.

"Sini aku basahin, Abang duduk." Tiara kini mengarahkan.

"Tiara kamu ngapain?" Jay segera menghentikan aksinya.

"Supaya licin bang.."

"Apa harus diemut gitu?"

"Iya, bentar aja kok." Tiara menarik lagi Jeje dan dalam hitungan detik dia memberikan pelayanan pada suaminya.

"Ahh..." Kini giliran Jay mendesah. Dia benar-benar suka mulut Tiara masuk. Matanya terpejam dia tak menyangka rasanya bercinta seperti ini.

"Oke..sekarang masukin." Tiara selesai dan berbaring lagi. Dia sudah siap tapi Jay masih duduk disana. Dia berpikir sejenak.

"Kenapa Abang diem?"

"Masukin kemana?" Jay melihat-lihat kearah area intim milik Istrinya. Adakah bagian yang bisa dia masuki?. Jay mengamati.

"Sini.." Tiara menarik Jay membuat suaminya terkungkung diatasnya. Tiara meraih Jeje dan membimbingnya untuk masuk.

"Kesini bang, coba Abang masukin aku susah." Tiara seakan mengajarkan. Kini Jay yang memegangi Jeje lalu mengarahkannya masuk.Tiara sedikit memejamkan matanya. Dia jelas merasakan sakit saat kepala Jeje menerobos masuk. Wajah Jay fokus kebawah sana tanpa memperhatikan Tiara yang meringgis.

"Ahh..." Desah Jay saat semuanya berhasil masuk.

"Ini beneran masuk Tiara.." Jay mulai memandang Tiara.

"Tiara kamu nangis?ini pasti sakit ya?aku keluarin lagi." Jay sedih, dia melihat sedikit air mata Tiara keluar.

"Ja..jangan bang. Abang gerak aja.." Tiara masih memejamkan matanya. Dibawah sana rasanya sesak dan penuh.

"Sayang..maaf..." Jay merasa bersalah.

"Please bang gerak aja.." Tiara menunggu Jay. Kali ini Jay menurut. Dia menggerakan pinggulnya maju dan mundur tapi begitu perlahan dan sangat hati-hati. Tangannya mengusap air mata Tiara yang turun. Dia bergerak penuh perasaan.

"Ahhh...Ahhh..." Tiara mulai mendesah lagi dia bahkan meremas sedikit lengan berotot Jay. Suaminya itu masih bergerak pelan. Matanya melihat kebawah seolah berkonsentrasi.

"Sshh...ahh..." Jay tak bisa mengontrol desahannya yang kini mulai keluar juga. Kay benar desahan itu otomatis bisa keluar dari mulutnya. Sekarang sepertinya Tiara sudah mulai nyaman. Jay memandangi wajah Tiara. Ah...disaat seperti ini saja dia masih cantik luar biasa. Jay semakin bernafsu. Dia meraih bibir Tiara lagi menekan payudaranya yang padat. Dia suka saat puncak payudara Tiara berada di dadanya.

"Banghh...." Tiara memanggil pelan. Jay berhenti sejenak dan memandang istrinya. Deru nafasnya terdengar. Rupanya hanya dengan gerakan itu saja keringatnya bisa keluar.

"Abang berhasil.." Puji Tiara sambil mengelus rambut belakangnya.

"Aku sayang kamu Tiara. Aku sayang." Ucap Jay pelan. Bibirnya benar-benar tak bisa menahan untuk mendesah akibat setiap kenikmatan yang dia dapatkan karena Jejenya. Tiara mencium bibir Jay dan membuat suaminya bergerak lagi. Kali ini gerakan Jay sedikit cepat membuat Tiara dibuat tak karuan. Jay juga tak segan menggoyangkan pinggulnya seperti latihan yang dia lakukan.

"Ah..ahh...Ahhh..." Tiara semakin dibuat terdesak.

"Banghhh...akuh..aku...mau keluar.."

"Keluar?kamu mau kemana?jangan tinggalin aku." Jay segera mendekap Tiara.

"Kita lagi bikin anak. Kamu ga boleh pergi dari kamar ini." Jay menatap bola mata Tiara. Dia tak mengerti kenapa Tiara malah ingin keluar.

"Akuh...jelasin nanti, Abang cepet gerak.." Tiara sedikit tertahan karena orgasmenya tak jadi keluar. Jay menurut. Dia kembali bergerak sampai Tiara benar-benar merasakan cairan keluar dari miliknya.

"Ahh....ahh..." Desah Tiara saat pelepasannya datang. Kini giliran Jay yang merasakan sesuatu akan meledak dalam dirinya.

"Ahh..Ahh..ahh...aku..aku..ahh.." Jay berbicara terus diiringi pelapasannya. Dia melemas sekarang. Jay masih memeluk Tiara.

"Itu yang disebut keluar.." Tiara berbisik mengusap pelan punggung suaminya.

"Ini enak." Jay merasakan sensasi luar biasa tadi. Dia pikir kegiatan tadi membuatnya benar-benar seperti berada di tempat lain yang membuatnya nyaman. Jay melepaskan Jeje lalu berbaring disamping Tiara dengan selimut menutupi mereka.

"Abang yang pertama.."

"Kamu juga yang pertama yang aku jilat-jilat.." Ucapan Jay disambut tawa kecil.

"Jeje yang pertama aku emut."

"Apa itu enak Tiara?"

"Enak kalo itu Abang.."

"Aku bakalan belajar lagi.. "

"Bang...jangan macem-macem deh..."

"Kay bilang ada banyak gaya aku pingin coba." Ucapan Jay bertepatan dengan suara handphonenya.

- Halo.

- Abang ga makan sayang? kok mommy ga liat Abang keluar?.

- Momm...aku sama Tiara baru selesai bikin anak.

"Bang..." Tiara menegur sementara Jesica terdiam dibalik telepon.

- Oh mommy ganggu ya. Maaf Bang. Mommy tutup ya.

Jesica salah tingkah sementara Tiara menarik selimut malu.

"Aku salah ya?"

"Kenapa Abang bilang-bilang?"

"Karena mommy tanya kenapa aku ga keluar."

"Tapi jawabnya bisa yang lain bang.."

"Maaf. Aku ga punya ide tadi." Jay merasa bersalah sekarang. Dia sudah berucap asal lagi. Tiara masih bersembunyi dibalik selimut.

"Sayang...maafin. Aku nanti bilang mommy aku salah ngomong." Jay segera masuk kedalam dan melihat Tiara.

"Abang nih yah ga bisa diajak bohong dikit."

"Maaf sayang." Jay meraih pinggang Tiara didalam selimutnya.

"Kalau bukan karena wajah gemesnya aku ga mau maafin." Tiara mencubit gemas pipinya.

***To Be Continue

Next chapter