1 "Ramalan Pertama"

Anak cantik ini sungguh sangat cantik" Terdengar suara merdu yang sedikit bergetar di balik tubuh nya yang menua karena usia, senyuman nya melebar saat melihat bayi mungil itu, terdapat kerutan-kerutan yang terhias di wajah nya, goresan-goresan keriput itu menandakan setiap perjalanan di dalam hidup nya

" Biarkan aku mengendong nya, generasi ku yang ke tujuh" lanjut wanita tua itu sambil mengendong bayi mungil yang menatap balik kepada nya , senyum nya semakin melebar ketika melihat bayi itu tersenyum ringan pada nya..

Semua keluarga berkumpul di balik sebuah kamar kecil , kamar seorang bayi mungil yang telah di tunggu-tunggu, generasi ke tujuh pertama, di sebuah kursi sandar terdapat sesosok ibu yang anggun duduk di kursi itu berselimutkan selendang biru tua.

" Baik lah.. ayo kita mulai" memecah kan keheningan

Wanita tua itu meletakan bayi mungil itu di pangkuan ibu nya yang berselimutkan selendang biru tua, dengan lembut wanita itu menyelimuti bayi itu, para tetua dari beberapa generasi mendekati bayi mungil itu, termasuk perempuan pertama yang merupakan generasi pertama dari seorang peramal, mereka perpegangan tangan membentuk sebuah lingkaran kecil, yang melingkari bayi kecil itu

" Para leluhur kami, di depan kami terlahir lah cucu mu dari generasi ke tujuh.., seorang cucu yang sangat dinanti kehadiran nya, yang di ramalkan dari terun menurun , yang akan mewariskan kekuatan yang sangat luar biasa, yang di ramalkan akan membawa hal yang luar biasa, tunjukan lah kepada kami ramalan itu, tunjukan lah kepada kami.. hal luar biasa itu ,beri tahukan lah takdir pertama yang dibawa nya" seorang wanita tua dari generasi pertama memimpin ritual itu, semua mata mereka terpejam.

Tepat di atas tubuh bayi itu , muncul gambaran transparan yang berbeda dimensi dari dimensi manusia , begitu transparan hinga terlihat seperti asap tipis yang berkelumbung , begitu transparana nya hingga tidak dapat tersentuh sama sekali.

Dimensi itu memperlihat bayi munggil itu perlahan-lahan dewasa dengan cepat nya layak nya sebuah film yang di percepat lima kali lebih cepat dari durasi film sebenarnya, terlihat gadis ini terselumbungi oleh awan gelap, hujan dan guntur , ombak di sekitar nya terus menimpa gadis ini, dan beberapa kali gadis ini harus berjuang melawan ombak-ombak di lautan, angin, petir, badai, hujan, guntur, hingga akhir dari ramalan gadis ini berhenti di saat gadis ini hanya berpegangan pada sebatang ranting dan terombak-ambik di lautan lepas.

" Aku tidak tahan melihat nya, sungguh malang sekali anak ini , sungguh malang sekali cucu ku..., generasi ketujuh pertama" Tanggisan nya pecah saat mengetahui takdir yang di bawa oleh cucu nya

" Maaf kan aku Senpe, sungguh aku tidak tau akan melahirkan bayi yang membawa nasib seperti ini"

" Sungguh generasi kita akan hancur sampai ke generasi ketujuh saja, bahkan ia tidak mampu mewariskan kekuatan peramal kita... aku tidak percaya akan hal ini"

" Tolong Senpu jangan berkata seperti itu pada anak ku.., ramalan ini pasti salah"

Beberapa orang dari kita pasti percaya dengan takdir.. namun untuk diri ku sendiri.. aku tidak mempercayai nya..., setelah ramalan turun menurun yang di berikan kepada ku..

Dalam kekuarga ku terdapat tradisi meramal seorang bayi yang baru lahir ke dunia, lamaran pertama ini lah yang di sebut takdir, karena bayi masih di anggap sangat suci , pada saat terlahir kedunia hal yang pertama di bawa nya adalah takdir, hal ini sangat di percayai keluarga ku , karena keluarga ku adalah keluarga pelamar turun menurun yang sangat di percaya di masyarakat dan persentase meleset nya sangat rendah.

avataravatar
Next chapter