webnovel

I Choose Him

Ketika namaku sudah melejit terkenal dan menjadi seorang selebritis terkenal. Aku masih harus menerima kenyataan pahit dikhianati oleh kekasihku sendiri, Phill, yang berselingkuh diam - diam dengan manajerku, Majaner Shen. Sungguh sangat menyakitkan hatiku mendapat kado terburuk dihari ulang tahunku. Belum selesai masalah lain datang, aku mulai diteror oleh ulah seseorang yang iseng dan harus mendadak mencari seorang pengawal pribadi untuk menjagaku. Tapi dimana aku harus mencarinya dengan waktu yang cepat? Kemudian perusahaan juga telah menyiapkan manajer baru untukku. Wanita atau Pria kah? Aku menjadi cemas dan takut karena masih trauma. Sementara itu, Presiden Min bersikap aneh dan membingungkan. Tiba - tiba saja menunjukkan sikap tidak biasa dan terlihat tidak menyukai pengawal pribadiku. Aku bingung, ada apa sebenarnya? Andrew, pengawalku pun juga menyimpan banyak rahasia yang tidak aku ketahui. Perasaanku mengatakan banyak yang akan terjadi mulai sekarang..

Terra_W · Urban
Not enough ratings
3 Chs

1. KADO TERBURUK UNTUK JIHAN

{Tok tok tok tok}

Bunyi langkah sepatuku terdengar nyaring bergema disepanjang lorong kantor memecah kesunyian. Menyusuri tiap sekat ruangan kerja satu-persatu dengan cepat.

Kemana semua orang??

Baru saja 30 menit yang lalu meninggalkan kantor sebentar karena urusan mendadak dan saat kembali sudah sepi seperti kuburan. Hiiyyy! Bergidik rasanya.

{Tring tring tring}

Nada bunyi yang berasal dari ponsel didalam tas mengagetkanku. Merogoh cepat mencari ponselku dengan hati yang masih berdegup kencang karena kaget.

"Jihan!" terdengar suara memanggil saat mengangkat panggilan teleponnya. Hapal betul suara ini. Siapa lagi kalau bukan sahabatku tersayang dengan suaranya yang renyah seperti biskuit. Upsss! Masih sempatnya aku mikirin biskuit. Mengingat efek belum sarapan sejak tadi pagi.

"Kamu dimana??Kemana semua orang disini??

Aku masih berkeliaran dikantor menyusuri tiap sekat dengan hati yang menciut tak nyaman. Apa sebaiknya keluar dari sini saja, pikirku.

"Kamu sudah balik ke kantor say?"

Aku berdecak. Ditanya malah balik tanya si Elea nih.

"Ya. Menurutmu?!" suaraku terdengar kesal. Elea kan tahu aku itu penakut sama tempat yang sepi. Tidak seperti biasanya juga nih kantor jadi kayak kuburan. Kenapa tidak ada yang memberitahukannya sebelum pergi tadi.

Elea menahan tawanya, "Kemarilah! Ke ruangan meeting!"

Hah? "Ada apa? Apa ada masalah?!"

Elea tak menjawabku dan hanya berbisik keras, "Cepatlah!" dan langsung mematikan teleponnya.

Kenapa sih Elea nih! Aku berbalik arah dan melangkah cepat ke ruang meeting dengan hati bertanya heran. Berhenti tepat didepan pintu ruangan dengan hati-hati, mendekatkan telingaku untuk mendengarkan suara dari dalam.

Sunyi. Hmmmm...

Berpikir apakah langsung masuk saja ataukah mengetok dulu? Saat tanganku bergerak..

"Masuk Jihan!" suara Elea menyahut dari dalam.

Aku langsung membuka pintu ruangan dan tidak bersiap melihat pemandangan didepan mata. Aku melongo tak percaya..

"HAPPY BIRTHDAY, JIHAN!!"

Semua orang bersorak gembira menyanyikan lagu "Happy Birthday" untukku. Aku masih berdiri terpana melihat sahabatku Elea membawa kue tart ditangannya dengan tertawa bahagia ikut merasakan momen kebahagiaan ini.

Mereka mengelilingiku sambil bertepuk tangan. Meminta untuk membuat permohonan terlebih dahulu dan meniup lilinnya. Aku terharu dan mataku berkaca-kaca tidak menduga mendapat kejutan seperti ini. Langsung memeluk Elea mengucapkan terima kasih padanya dan kepada teman-teman lainnya.

* * * * * *

"Elea, apa kamu melihat Phill?" tanyaku sambil menikmati kue ulang tahun yang enak ini. Elea melihat kedua mataku yang masih berbinar bahagia dan Elea salah satu pengagum mataku yang bulat.

"Apa dia tidak bersamamu?Kupikir dia pergi denganmu tadi."

Aku langsung menggeleng. Tadi hanya pergi sendiri. Phill masih disini sewaktu aku pamitan padanya dan manajerku, Shena.

"Eh, Manajer Shen juga kemana?" baru sadar manajerku juga tidak ada disini merayakan ulang tahunku.

"Aku juga tidak melihatnya. Mungkin sedang dipanggil Bos Besar. Coba saja kamu telpon Phill tanya dia ada dimana sekarang" saran Elea. Ahh, iya benar juga!

Aku merogoh ponsel dari dalam tas dan melangkah keluar ruang meeting untuk menelpon kekasihku Phill karena didalam terlalu ramai.

Saat menelpon, terdengar bunyi ponsel samar - samar di seberang sana. Keningku berkerut, kok seperti nada dering punya Phill ya. Apa dia ada disini? Kenapa dia tidak ikut memberi kejutan bersama lainnya?

Aku melangkah sepelan mungkin mencari asal suara bunyi itu sambil tetap menelpon nomor Phill. Bunyinya mengarah pada lorong menuju kamar mandi karyawan.

Kenapa sih Phill tidak mengangkat teleponku malah membiarkannya berbunyi. Aku merasa kesal dan melangkah semakin cepat. Tapi langsung berhenti terpaku dan syok melihat punggung indah Phill terlihat sedang menahan seseorang didepannya.

Aku tercekat!

"Phill..!" aku memanggil namanya.

Phill langsung menoleh kaget mendengar suaraku. Kemudian wajah seseorang yang tadi ditahannya menyembul dari dada Phill dengan wajah memerah. Manajer Shen!

Aku tambah syok melihat pemandangan ini. Phill sedang bercumbu dengan manajerku, Shena!

"Kaliaaannnnn brengseekkkk!!"

Aku meraung keras sambil menangis dan memukulkan tas kepada Phill dengan histeris. "Bajingaaaannn!!"

Elea yang mendengar suara ribut-ribut diluar segera menyusul. Semua orang pun ikut keluar ruangan ingin tahu apa yang terjadi. Elea berlari menahanku yang histeris. Menatap marah dan jijik kepada Phill bergantian dengan Manajer Shen.

Phill yang tidak menyangka aku melihatnya bermesraan dengan manajer Shen berusaha mendekatiku untuk menjelaskan. Elea dengan murka mendorong dan menyuruh Phill menjauh. Aku masih menangis histeris.

Aku sadar semua orang yang melihat juga syok tak menyangka. Jihan. Selebritis terkenal idola semua orang dikhianati kekasihnya dan manajernya sendiri.

Skandal besar!

* * * * * *

Presiden Min yang sedang berkonsetrasi pada dokumen - dokumennya menaikkan kepalanya sebentar. Memandang asistennya, Ali. Sambil memicingkan matanya menyuruh Ali melihat keadaan diluar. Dia sangat terganggu.

Ali menundukkan kepalanya dan berlalu pergi. Sesaat kemudian dia kembali melaporkan penemuannya. Ekspresi wajah Presiden Min menunjukkan ketidaksukaannya dan menyuruh Ali mengumpulkan mereka semua untuk menemuinya setelah selesai dengan pekerjaannya. Siapa yang berani melawan Bos Besar yang sedang marah.

* * * * * *

Aku menunduk sedih diruangan Presiden Min masih dengan sesenggukan menahan tangis. Elea mengelus punggung menenangkanku dengan cemas dan takut melihat ekspresi Bos Besar. Agak jauh berdiri, Phill juga sedang tertunduk lesu bersampingan dengan manajer Shena. Mereka tak menyangka akan dipanggil Bos Besar.

Aku sedih dan terluka. Dihari bahagiaku malah mendapatkan kado menyakitkan hati seperti ini. Selama 2 tahun aku tertipu oleh Phill bajingan. Seakan belum cukup penderitaan ini, Manajer Shen, manajerku sendiri pun mengkhianatiku dengan diam-diam dan kejam. Jadi bukan salahku kalau menjadi histeris kayak orang gila.

"Kalian beraninya membuat keributan disini!"

Presiden Min duduk tenang dan menatap tajam kepada mereka. Wajahnya yang kaku dan dingin tidak menghilangkan ketampanannya yang konon katanya membuat semua wanita tergila-gila ingin mendekatinya. Tidak sedikit wanita mengejarnya baik dari kalangan atas, orang kaya berpengaruh, para artis maupun kalangan bawah. Presdir Min selalu menjadi rebutan para wanita dan tak bercela sama sekali. Disegani dan dihormati.

"Manajer Shen kirimkan surat pengunduran dirimu besok!" Manajer Shen kaget dan mengangkat kepalanya kemudian menundukkannya kembali ketika melihat amarah Bos Besar. Sial. Masa depannya dan pekerjaannya hilang sudah.

"Saya masih berbaik hati tidak memecatmu langsung saat ini" Presdir Min berkata dengan dingin. "Kalian sangat memalukan!"

Presdir Min menatap tajam kepada pria asing didepannya itu. "Kamu siapa?! Beraninya ada dikantor saya!"

Phill yang menyadari pertanyaannya ditujukan kepadanya langsung mengkeret gemetar dan bingung harus menjawab bagaimana. Presdir Min melihat arah pandangan Phill kepada Jihan.

"Sa.. sa.. sayaa.." Phill tak berani menjawab.

"Beraninya mencari masalah disini. Bawa dia!"

Presdir Min menyuruh Ali membawa Phill ke kantor polisi. Semua mengangkat kepalanya tertegun menatap Phill yang memberontak karena diseret Ali keluar. Phill memanggil namaku tetapi aku membuang muka dengan sakit hati. Phill beralih menatap Manajer Shen untuk menolongnya tapi yang ditatapnya pun tidak punya kuasa dan hanya diam pasrah.

"Dan kamu, Jihan!"

Aku tersentak dan menatapnya dengan takut. Ya Tuhan aku hampir meledak ingin menangis karena dibentak oleh Presdir Min. Seumur hidupku baru kali ini dibentak orang. Hatiku menciut.

"Jaga sikapmu! Kamu sekarang selebritis terkenal yang sedang naik daun. Berhentilah mencari sensasi yang tidak berguna ini. Kamu mau namamu rusak?!"

Aku otomatis menggeleng. Menggigit bibir dan berusaha menahan airmata yang sudah mau merebak lagi. Ya Tuhan.. tahan.. tahan Jihan.

Tidak terima aku dibilang mencari sensasi tapi apa boleh buat aku hanyalah artis dari perusahaan Blessing Entertainment yang selama ini menaungiku hingga sukses seperti ini. Aku hanyalah korban dari pengkhianatan manajerku dan Phill. Hari ini ulang tahunku yang terburuk dan ingin cepat berlalu dari hadapan Presdir Min yang kejam.

Mereka bertiga terpaksa hanya berdiri dalam diam mendengarkan ceramah Presdir Min hingga selesai. Lalu mereka diusir keluar dari kantor.

* * * * * *

"Berhentilah minum, Jihan.." Elea berusaha mengambil gelas bir dari tanganku. Rupanya aku sudah minum terlalu banyak dan semua ini hanya gara-gara si Phill brengsek.

"Hatiku sakit, Eleaa.. sakit sekalii!"

Aku minum lagi sambil menepuk-nepuk dada. Aku mencintai Phill dengan setulus hati tapi Phill membalasnya dengan selingkuh diam-diam. Airmataku menetes kembali, tertawa pilu menangisi diriku yang bodohnya tak terkira. Selama ini manajerku sudah mempermainkan sekaligus membohongiku. Padahal aku sudah percaya padanya.

"Iya aku tahu. Phill sangat brengsek. Tapi kamu tidak pantas menangisinya Jihan. Lupakan dia dan cari yang lain yang pantas untukmu."

"Soal manajer baru. Serahkan pada perusahaan. Lupakan si Shen yang tak tahu diri itu."

Elea menghiburku sambil berusaha menarik botol bir dari hadapanku. Lalu mengelus punggungku yang sedang menundukkan kepala di meja bar. Elea terpukul melihat keadaanku yang parah.

"Mari kita pulang Jihan." bujuk Elea. Aku bergumam sambil mengibaskan tangannya. Elea segera menghubungi sopirku untuk menjemput dan mengantar kami pulang.

"Si Bos itu! Kenapa kejam sekali, Elea. Dia bilang aku cari sensasi?? Hah, sensasi dia bilang.. ?!!" gerutuku tak terima, kepalaku mulai pusing.

Aku menangis dengan keras. Elea hanya menepuk-nepuk punggungku menenangkanku kembali, terlihat malu karena kami jadi bahan perhatian orang ditempat ini. Iya, iya.. kata-kata Presdir Min memang kejam, Elea mengiyakan dalam hati.

* * * * * *

[Penulis]

Mohon saran dan pendapat dari teman - teman yang membaca ceritaku ini ya. Supaya menjadi penyemangat dalam menulis dan mempersembahkan yang terbaik untuk kalian. Terima kasih.