1 PROLOG

Slash.. slash…

Suara blitz kamera terdengar beberapa kali, dengan cahaya yang berkelap-kelip seperti petir yang menghantam bumi. Baground hitam itu membuat suasana semakin panas, terlebih dengan model yang kini mengubah-ubah posenya ditengah ruang studio. Sutter kamera DLSR itu terus menerus terdengar, dengan fokus yang begitu tak tergoyahkan, fotografer muda berparas tampan itu membidik satu-satunya model didepannya dengan kemampuannya yang professional yang ia miliki.

Jung Yunho, tiga puluh lima tahun. Dalam usianya ini, dia telah menjadi salah satu fotografer yang kemampuannya begitu dikagumi didunia fotografi. Selain karena hasil jepretannya yang memukau, pria muda ini juga selalu menjadi langganan bagi beberapa perusahaan dan juga beberapa artis papan atas untuk mengabadikan foto mereka. Kemampuan membidiknya benar-benar memukai setiap orang yang melihat hasilnya.

Dan kali ini, pria itu telah menandatangani sebuah kontrak kerja dengan perusahaan yang memproduksi sebuah majalah porno atau majalah dewasa, khusus penyuka sesama jenis milik Park Yoochun, teman baiknya. Dan yang menjadi masalah, model yang ia hadapi saat ini adalah amatiran—menurut Yunho. Bisik-bisik beberapa staffnya tentang si model tak membuat fokus pria itu goyah. Sebagai gantinya, ia hanya memberikan lirikan tajam untuk membungkam mulut para staffnya. Ia tidak pernah suka dengan keramaian saat bekerja, apalagi untuk hal penting seperti ini.

Bibir hati pria itu merengut, masih mencari kepuasan dari pose model didepannya yang belum ia temukan sejak satu jam yang lalu, "Cukup!" dengusnya kesal. Menghentikan jepretan kamera dan menatap model didepannya yang menutupi tubuh telanjangnya hanya dengan selembar kain, "Apa kau tidak bisa melakukan pose lain selain mengangkang begitu dan memperlihatkan pantatmu, Jaejoong shi? Aku dengar kau begitu professional dalam pekerjaanmu, tapi ternyata semua itu hanya rumor saja, huh."

Karena ini adalah majalah dewasa, Yunho sengaja membuat model didepannya hanya mengenakan pakaian dalam, karena itu yang diinginkan Yoochun. Namun, siapa yang menyangka lelaki muda itu malah membuang semua kain yang melekat dan membuatnya telanjang bulat. Karena itu Yunho sedikit kesal, terlebih model didepannya ini sangat buruk saat melakukan pose.

Lelaki muda berparas menawan itu merotasikan bola matanya malas, ia berdiri dan mendekati Yunho yang melangkah mundur, "Tuan Jung Yunho shi, apa kau lupa jika aku ini sebenarnya bukan model professional, uhh. Jadi, tidak mungkin bagiku mencari pose yang bagus sesuai dengan keinginanmu jika bibirmu itu kau tutup rapat, hmm.." ujarnya dengan kekehan kecil.

Jung Yunho, dia bukan homophobia. Hanya saja, ketika ia berdekatan dengan seorang gay, bulu kuduknya selalu berdiri dan membuatnya mual. Karena itu, jika bukan hutang budi pada Park Yoochun, pria bermata musang itu tidak akan mau menjadi fotografer dari sebuah majalah gay, "Kenapa kau tidak memberitahuku ini sejak awal?"

Jaejoong berdehem pelan, lelaki berumur dua puluh dua tahun itu terkekeh pelan, "Aku kira, Yoochunnie hyung sudah memberitahumu tentang hal itu sebelum kerja sama dimulai." gumamnya lirih, menatap dari ujung kaki hingga ujung kepala pria tampan didepannya yang cukup menarik hati, "Apa kau homophobia, Jung shi? Sayang sekali, kau sangat tampan dan menjurus pada tipeku."

"Ani.. Ya, aku homophobic, jadi menjauh dariku sekarang juga!"

Jaejoong cemberut, melirik beberapa staff Yunho yang memandanginya dengan berbagai opini yang tentu saja opini buruk, membuatnya mendengus kecil, "Kau sangat tidak asik, huh!" gumamnya kesal, "Aku kan hanya bercanda denganmu."

"Aku tidak terbiasa dekat dengan orang lain."

Lelaki cantik itu kembali merotasikan bola matanya malas, "Bukan masalah, lebih baik kita selesaikan pekerjaan ini dengan cepat. Karena aku masih ada pekerjaan lain." dengusnya kesal.

Yunho berdehem pelan, memberi tanda pada beberapa staffnya untuk kembali melakukan pekerjaan mereka yang terhenti, "Kita mulai lagi, kali ini aku akan memberikanmu petunjuk untuk melakukan pose. Mengerti!" ujarnya dengan nada tegas, menatap lelaki cantik didepannya dengan pandangan kesal.

"Arrasso, tampan!"

***

Junsu menatap tajam pria didepannya, yang dengan seenaknya menggunakan Jaejoong sebagai model untuk promosi perusahaan dibulan depan, "Apa otakmu sudah hilang, Yoochun shi? Jika orang tua Jaejoong tahu putra mereka bekerja disebuah majalah porno, apa yang akan kau lakukan?" pekiknya kesal, ingin sekali memukul wajah didepannya, "Ini adalah aib bagi mereka, dan bisa jadi karir Jaejoong hancur karena hal ini."

Pria casanova itu berdehem pelan, menatap tangan kanannya yang terlihat emosi, "Mau bagaimana lagi, Jaejoong sendiri yang menginginkannya! Kau tahu bocah itu tidak bisa dihentikan dengan mudah, bukan?"

Junsu menarik nafas panjang, selama ini ia mau mempekerjakan Jaejoong karena bocah itu hanya berjanji untuk menjadi model biasa. Hanya saja, tanpa sepengetahuannya bocah itu juga menjadi salah satu aktor dalam film dewasa yang diproduksi oleh Park Yoochun yang bekerja sama dengan Choi Seunghyun. Mendudukkan dirinya, lelaki manis berusia tigapuluh tahun itu menarik nafas panjang, memijit keningnya sesaat, "Kau tahu kan siapa orang tua Jaejoong?"

"Tentu saja."

"Lalu kenapa kau memilihnya, huh?" desis Junsu tajam.

"Nama Jaejoong sedang melambung, Junsu ah dan sudah terlambat menutup semua informasi tentangnya. Sebagai seorang pengusaha, aku juga tidak mungkin menyia-nyiakannya kesempatan emas ini begitu saja. Lagipula, bocah itu juga mendapatkan keuntungan dari semua ini." ujar Yoochun tak acuh, menatap Junsu yang menarik nafas dalam., "Jangan mengacaukan rencanaku, Junsu."

Kim Jaejoong, duapuluh dua tahun. Seorang mahasiswa merangkap sebagai salah satu artis diperusahaannya. Satu kali bermain di film dewasa yang ia produksi namun hal itu membuat namanya dalam kurun waktu singkat melambung didunia prostitusi. Yang lebih membuat terkejut, dia adalah putra dari pemilik perusahaan Samsung, Kim Sangwoo—meski ia dengar jika Jaejoong hanyalah anak haram dari pria itu dengan ibu kandung Jaejoong. Tetap saja, lelaki muda itu adalah putra dari pengusaha sukses di Korea Selatan, "Lagipula Jaejoong sendiri juga tidak keberatan dengan pekerjaannya ini."

"Jika Kim Sangwoo sampai tahu tentang hal ini, bukan hanya aku dan kau tapi perusahaan ini juga akan hancur bodoh!"

"Tidak masalah, bukan. Lagipula Jaejoong juga tidak mau mengakui keluarganya, dan sebaliknya. Jadi, tidak mungkin jika Kim Sangwoo memperhatikan hal ini!" ujar Yoochun dengan nada santai, "Jangan memikirkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi. Keluarga besar seperti mereka tidak akan mengurusi seorang anak haram seperti Jaejoong."

"Semoga saja!"

***

"Eomma, apa aku perlu menyeret bocah itu pulang?"

Kim Kibum melirik sekilas putra bungsunya, yang dengan begitu semangat ingin membawa pulang anak haram suaminya, yang saat ini namanya dikenal didunia prostitusi, "Untuk apa kau membawanya pulang, heum?" tanya Kibum pada putra bungsunya.

Hyunjoong terkekeh pelan, "Eomma, tentu saja untuk memberinya pelajaran karena sudah menodai nama keluarga kita! Bukankah dia pantas mendapat hukuman?!"

"Jangan lakukan hal bodoh, Hyunjoong. Jika aboeji tahu kau akan mati dalam sekejab!" sahut Seolhyun tak acuh. Menatap ibunya yang sama sekali tidak bereaksi. Putrid kedua keluarga Kim itu merasa kebodohan adiknya begitu melelahkan, "Lagipula, bocah itu tidak ada hubungannya dengan keluarga ini. Jadi, singkirkan pikiran picikmu itu sebelum mengundang masalah."

Hyunjoong mendengus kesal, melirik tajam kakak keduanya dengan matanya yang sipit, "Aku tidak meminta pendapatmu, nona sombong!"

Seolhyun mendelik kesal, namun ia tidak berani melakukan apapun pada kesayangan ibunya itu "Eommoni, apa yang akan kau lakukan?" tanya Seolhyun penasaran. Karena ia tahu betapa kebencian ibunya terhadap adik tirinya itu begitu dalam, "Jika eommoni merasa terganggu, bukankah lebih baik meminta bantuan Seojun oppa?"

"Jangan mengganggu kakakmu, masalah Jaejoong biar aku sendiri yang mengurusnya. Kalian mengerti!" desis Kibum kesal, menatap dua anaknya yang kini mengangguk patuh, "Sekarang lebih baik kalian pergi sebelum ayah kalian tahu, apa yang kalian lakukan diluar rumah!"

"Ne…"

To be continued..

avataravatar
Next chapter