webnovel

I'M YOUR NUNA

Park Yera, gadis miskin keras kepala yang menghancurkan karir BTS demi uang. Namun, karma datang padanya.. Ketika ia jatuh cinta.

novia_mj · Celebrities
Not enough ratings
3 Chs

STAR

-

-

"Untuk mu" - Hans

"Gomawo" - Yera

Hans memberinya semangkuk ramyeon yang masih panas, dengan telur dan sosis diatasnya. Ia benar-benar paham selera Yera.

"Haaaah... hari ini sangat melelahkan. Bagaimana denganmu?" - Yera

Yera  meregangkan badannya yang terasa kaku. Haah, rasanya semua tulang dan sendinya mulai kehilangan fungsi. Atau mungkin mereka tak mampu lagi menopang tubuhnya yang mulai menggendut.

Ya Tuhaan... apakah diet itu diperlukan di kehidupan selanjutnya?

Rasanya tubuh Yera benar-benar sangat berat.

"Bolehkah aku tidur sebentar disini?"

Ia merebahkan kepalanya di meja makan. Badannya seakan tak mempunyai tenaga lagi.

"Pulanglah agar kau bisa istirahat dengan nyaman. Kamar mu hanya di ruang sebelah"

Seperti biasa, Hans selalu perhatian dan semanis ini.

Atau.. Dia memang sedang tak ingin diganggu oleh Yera.

"Ayolaah... 5 menit saja. Kaki ku mati rasa. Untuk ke kamar ku butuh yang namanya jalan kaki"

Hans hanya tersenyum kecil. Ia sudah terbiasa dengan rengekan manja Yera.

Bahkan jika Yera tertidur dikamar nya. Tak jarang ia menggendong Yera ke kamar apartemennya sendiri.

Hans tau, Yera telah bekerja keras menjadi pelayan toko. Ia tak tega melihat Yera yang harus bekerja keras dari pagi hingga malam seperti itu.

Ia terkadang memikirkan bagaimana membuat Yera terbebas dari penderitaan hidupnya. Ia hanya bisa bekerja sekuat mungkin untuk mengumpulkan uang dan menikahi Yera. Itulah impiannya, impian sederhana untuk membahagiakan Yera. Namun, dalam proses nya ternyata tak sesederhana itu baginya.

Belum lagi memikirkan biaya sewa apartemen dan tagihan lain yang kadang membuatnya terpaksa berpuasa agar bisa membayarnya.

"Yera-yaa... Bangunlah"

Yang dibangunkan justru sudah terlelap di atas meja makan. Hans hanya tersenyum kecil. Bagaimana mungkin dia bisa tertidur secepat itu?

Hans hanya terdiam. Melihat Yera yang terlelap seperti itu, ia tak tega membangunkan nya.

Hans menatap wajah cantik Yera sejenak.

Ia terpaku pada kecantikan alami wajah Yera. Hingga ia tak menyadari tangan nakalnya mulai mengusap pipi Yera dengan lembut.

Ia segera menarik tangannya kembali.

Hans merupakan pria yang sangat menghormati wanita. Terutama Yera. Gadis yang akan ia nikahi dimasa depan.

Sesaat, ia membayangkan ia dan Yera menikah dan hidup bersama. Ia membayangkan bisa hidup bahagia bersama Yera, membesarkan anak mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang.

"Yera... Kau gadis yang sangat baik. Aku sangat mencintaimu. Bersabarlah sedikit lagi" gumam Hans pada Yera yang tengah tertidur lelap.

Sedetik kemudian, Yera membalikkan tubuhnya. Ia terbangun dari tidurnya.

"Haaaah, sejak kapan aku tertidur?"

Tanyanya sambil meregangkan tubuhnya.

Hans tergugup melihat Yera. Sepertinya Yera mendengar dan tau apa yang ia lakukan barusan.

Apa Yera tidak benar-benar tertidur tadi?

Hans terus-terusan memikirkannya.

"Baiklah, aku akan pulang. Sebaiknya kau istirahat saja" ucap Yera.

Ia menepuk pundak Hans, mengatakan seolah tidak apa-apa.

Sebelum pulang, Yera tersenyum padanya dan mengucapkan terimakasih atas makan malam spesialnya.

"Huuuh... Hampir saja"

Gumam Hans setelah menutup pintu dan membiarkan Yera pergi.

Sementara itu..

"Dasar Hans bodoh! Apa yang ia katakan tadi? Mencintaiku? Haaah.. Apa dia pikir aku benar-benar ingin menikah dengannya? Bukankah kita hanya berteman? Dia lebih cocok jadi kakak ku daripada suamiku"

Yera yang sedang merasakan badmood itu keluar ke teras apartement nya.

Ia memang menyukai udara malam. Ketika ia merasa lelah dan suntuk. Biasanya, ia hanya berdiri di depan pintu sambil melihat indahnya bulan dan bintang.

"Hey bulan.. Katakan pada bintang-bintang itu untuk jatuh. Sekali saja... Agar aku dapat meminta permohonan" rengek Yera pada bulan yang tepat diatasnya

Seperti sebuah keajaiban. Tiba-tiba saja ada satu bintang yang jatuh tepat saat Yera menatap langit.

Matanya membulat.

Ia sesegera mungkin menutup matanya dan menggenggam kedua tangannya. Percayalah.. Yera benar-benar berdoa pada bintang yang jatuh itu. Entah bodoh atau karna memang hanya takdirlah yang dapat mengubah nasibnya. Ia berdoa dengan kusyuk setelah melihat bintang jatuh itu.

"Ya Tuhan.. Berikan aku kehidupan yang jauh lebih baik. Aku ingin bahagia. Kau juga tak boleh melupakan kebahagiaan Hans. Dia pria yang baik. Aku tak pantas untuknya. Berikan aku pria kaya raya yang bisa mencintaiku agar aku terbebas dari kemiskinan ini. Amiin"

Setelah menyelesaikan doanya. Ia membuka matanya perlahan.

Yera melihat seekor kucing yang duduk memperhatikannya. Kucing berwarna abu itu sangat cantik. Yera sangat menyukai hewan berbulu tetapi ia takut untuk menyentuh mereka. Ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Tak mau kehilangan momen itu, ia mengeluarkan ponselnya. Ia mengambil sebuah rekaman video yang diarahkan pada kucing itu.

Ia berjongkok untuk mengambil video kucing cantik itu. Benar-benar seperti seorang kameramen yang sedang menyoroti artisnya.

Namun, dari kejauhan seorang lelaki yang membawa gadis mabuk tertangkap melalui video ponselnya. Semakin rasa ingin taunya muncul ketika ia melihat penampilan pria itu sangat mencurigakan. Pria itu mengenakan setelan serba hitam, menggunakan masker serta topi hitam yang menutupi seluruh wajahnya. Hanya ujung rambut pirangnya yang sedikit terlihat.

Anehnya, ia selalu mengamati seluruh keadaan, seolah ia ingin memastikan tak ada yang melihatnya dengan gadis itu.

Tak lama setelahnya, sebuah taksi datang dan pria itu memasukkan wanita itu dalam taksi sambil terus mengamati sekitar. Ia berbicara pada supir taksi dan memberinya sejumlah uang.

Lalu taksi itu pergi begitu saja.

Pria itu merapatkan topi hitamnya dan masih menelusuri keadaan sekitar.

Tapi sayang, Yera tertangkap basah olehnya.

Pria itu menatap Yera yang sedang mengarahkan ponsel dihadapannya.

Pria itu mematung. Menatap Yera dengan tatapan membunuh.

Sangat menyeramkan.

Yera langsung kabur kedalam apartemennya setelah ia kepergok telah mengamati pria itu. Bahkan juga mengambil rekaman video nya.

Yera terengah-engah dan langsung naik ke atas ranjangnya

Ia sudah memastikan telah mengunci rapat-rapat seluruh pintu.

"Apa dia orang jahat? Apa dia seorang pembunuh? Atau dia seorang pria brengsek yang tengah berselingkuh?"

Pikiran Yera berlarian kesana-kemari. Menerka-nerka hal apa kira-kira yang  bisa saja terjadi padanya jika ia mempunyai rekaman video itu.

Saking takutnya, ia tak berani memegang ponselnya untuk menghapus video itu. Ia takut tiba-tiba akan mendapat pesan teror atau hal semacamnya, seperti di film-film.

Yera memang gadis yang tak mau memikirkan suatu hal berlarut-larut. Setelah lelah dengan terka menerka nya, ia terlelap di ranjangnya hingga pagi hari.

"Banguun banguun ayo banguun! Cari uang! Kamu harus bangun!"

Suara alarm yang sangat berisik itu membuat Yera terbangun.

Seperti biasa, siap tak siap ia harus berkemas untuk pergi ke toko dan bekerja.

"Ya Tuhaaan.. Kapan penderitaan ini akan berakhir"

Gumam Yera mengeluh.

Setelah ia selesai mandi dan sarapan sepotong roti dan susu. Ia bersiap-siap untuk berangkat.

....

.....

[BREAKING NEWS]

Boy Band terbesar dunia, Bangtan Soyeondan kini telah mencapai puncak kejayaannya. Boy grup dengan 7 orang member ini tengah merekahkan sayapnya ke negara Amerika dan Eropa. Korea Selatan patut membanggakannya.

Prestasi yang mereka raih, kebaikan sosial dan minimnya isu-isu negatif inilah yang membuat para fans jatuh hati kepada BTS.

Hari ini, dalam acara Billboard Music Award BTS menjadi satu-satunya Boy Band Korea Selatan yang akan tampil. Apakah mereka akan memenangkan penghargaan lagi taun ini?

Mari---

"Nona, bisa tolong ambilkan rokok?"

"Ah.. Baik Pak"

Fokus Yera pada berita televisi itu teralihkan dengan rutinitas yang sesungguhnya.

Menjadi pelayan toko sekaligus kasir, bahkan terkadang ia membantu bagian gudang agar mendapatkan bonus gaji.

"Hah, artis.. Pria-pria cantik itu. Mereka hanya beruntung mendapatkan wajah yang sempurna untuk menjadi seorang idol. Apa yang bisa mereka lakukan?

Aku yakin.. Bahkan mereka tak bisa membuat ramen sendiri seperti ku"

Batin Yera sambil memasukkan bumbu ramen untuk makan siang nya.

Ia masih memikirkan berita yang baru saja ia lihat di TV.

Kenapa keberuntungan bisa datang kepada mereka?

Apa yang pernah mereka lakukan di masa lalu?

Mereka dulu hanyalah anak remaja yang ingin menggapai mimpinya. Kenapa dalam beberapa tahun mereka bisa sesukses sekarang? Sedangkan aku?

Masih menjalani takdirku yang mengenaskan

Huuh malangnya nasibku.

.....

...

Pukul 8 malam, Yera bersiap-siap untuk pulang.

Ia mengambil sepeda nya dan berpamitan kepada pemilik toko.

Belum terlalu jauh ia mengayuh sepedanya. Sebuah mobil mengejutkannya.

Mobil itu berhenti tepat di depan Yera. Menghentikan Yera.

"Nona, bisakah kita bicara sebentar?"

Seorang pria berusia 40 tahunan keluar dari mobil itu dan berbicara pada Yera.

Yera yang mempunyai trauma dengan pria dewasa itu langsung berusaha kabur. Tapi sayang, ternyata pria itu tak sendirian. Dua mobil lainnya mengepung Yera.

Kenapa mereka bisa tau lokasi yang cocok untuk penyergapan seorang gadis?

Disini sangat sepi.

Mereka pasti sudah mengamati lokasi sebelumnya.

"Nona, maafkan kami yang menakutimu.

Kami dari tim Bighit Entertainment. Ini kartu nama saya"

Pria itu benar..

Ia adalah staff dari agensi besar itu.

"Apa yang kalian inginkan dariku? Bukankah agensi besar seperti kalian tak boleh melakukan hal semacam ini? Ini akan merusak citra perusahaan kalian" teriak Yera

"Maaf Nona. Kami tak berniat jahat pada anda. Ada hal yang ingin kami bicarakan pada anda.

Ini.. Saya hanya ingin memberikan ini untuk anda"

Yera menerima sebuah kartu yang pria itu berikan. Dan membacanya sekilas. Itu adalah alamat kantor Bighit Entertainment, serta tertulis jelas lantai berapa yang harus dituju dan dengan siapa aku harus bertemu.

"Datanglah besok pukul 2 siang. Saya pastikan anda akan menyesal jika anda tidak datang. Kami permisi. Maaf mengganggu anda, Nona"

Pria itu pergi bersama rombongannya.

Meninggalkan Yera yang tengah kebingungan sendiri.

.....

Sejak kejadian tadi malam, Yera sangat tidak fokus untuk bekerja. Ia lebih banyak merenung, memikirkan apa yang harus ia lakukan.

Sampai ia sering kena teguran dari karyawan lain agar tetap fokus.

"Apa aku harus menceritakan hal ini pada Hans?"

Pikirnya sesaat sebelum ia membatalkan untuk menceritakan hal ini pada Hans.

Ia sudah sangat sering merepotkan Hans. Ia tak ingin merepotkan Hans lebih banyak lagi. Ia tak ingin bergantung pada Hans sampai ia bisa membalas cinta Hans padanya.

Setelah lama berfikir. Yera memutuskan untuk datang ke undangan dadakan itu.

Ia ijin sakit pada atasannya agar ia bisa pulang di siang hari.

Ia mempersiapkan diri serapi mungkin.

Setelah dipikir-pikir.. Untuk apa aku mengenakan pakaian yang rapi dan berdandan?

Bahkan akupun tak tau untuk apa aku datang ke kantor agensi terbaik ini.

Setelah menyerahkan kartu undangan itu. Seorang petugas mengantarkan ku kesebuah ruangan yang jauh lebih tenang dan sepi. Lorong ini benar-benar sepi. Aku yakin, ruangan-ruangan ini privat.

Apa.. Tidak apa-apa aku datang ke tempat seperti ini?

Terlalu terlambat untuk mundur. Aku sudah sampai sini. Mari kita cari tau, apa tujuan aku diundang kesini.

Setelah memasuki salah satu ruangan di lorong itu.

Aku bertemu seorang pria yang memberiku undangan semalam.

"Duduklah Nona"

Aku mencoba duduk senyaman mungkin.

Tak berselang lama, datanglah seorang yang tak pernah ku duga sebelumnya.

CEO Bighit Entertainment, Bang Shi-Hyuk. Aku sering melihatnya di TV atau majalah. Namanya begitu populer setelah ia berhasil membesarkan Bighit dengan hasil kerja kerasnya.

Seakan mendapat bom kedua kali. Jantungku mulai tak karuan setelah melihat sesosok pria yang sangat tak asing dimata ku.

Park Jimin

Ya.. Itu Park Jimin..

Dia... Sangat tampan.

Aku terpana sesaat. Mataku tak berkedip ketika melihatnya. Kepalaku mengikuti arah gerakan nya berjalan menuju kursinya.

Bang Shi-Hyuk, Park Jimin. Mereka.. Kini tepat dihadapanku. Meskipun terpisah jarak cukup jauh karna meja yang sangat panjang ini. Aura kesuksesan mereka memancar begitu kuat dimata ku.

"Dilihat dari caramu menatap, sepertinya saya tak perlu mengenalkan mereka pada anda, Nona Park Yera"

Pria itu mengalihkan pandangan ku pada Jimin

"Apa kali ini saya benar, Jimin ssi?" tanya pria itu pada Jimin yang terus menunduk. Ia sama sekali tak menatapku.

Jimin mengangguk setuju.

Tak ada kata yang terucap sedikit pun.

Jimin beranjak berdiri dan meninggalkan ruangan itu.

Apa maksudnya?

Ia tak mengatakan apapun, lalu pergi begitu saja?

Hah.. Apa semua artis sesombong itu?

Bang PD-Nim mulai angkat bicara ketika melihat kebingunganku.

"Nona Park Yera. Maafkan kami telah membuat mu tidak nyaman.

Kami hanya ingin menanyakan sesuatu padamu"

PD-Nim menggenggam kedua tangannya di dagu. Menatap Yera dengan tatapan dingin.

"Katakan"

Yera sangat tegas dan cukup yakin. Ia sama sekali tak takut dengan tatapan itu. Karna ia merasa, ia tak pernah membuat kesalahan apapun yang berhubungan dengan agensi ini.

"Apa anda seorang sasaeng fans?"

Yera terkejut dengan pernyataan PD-Nim.

"Apa maksud anda?" Yera mengerutkan kening

"Baiklah.. Maka anda seorang jurnalis atau paparazi?"

Yera membuang nafas kesal.

"Ha? Paparazi? Sasaeng? Tunggu... Apa pelayan toko seperti ku pantas untuk diposisi itu Tuan?" ia meninggikan intonasi suaranya.

Yera tak habis pikir. Agensi besar sekelas Bighit memanggilnya ke kantor hanya untuk menanyakan hal bodoh macam itu.

"Lalu, kenapa anda merekam artis kami malam itu?"

Pertanyaan itu.. Membuat Yera teringat sesuatu.

Ia terbelalak ketika ia teringat video kucing dan seorang lelaki misterius itu. Apa lelaki itu seorang artis?

Artis Bighit Entertainment?

Woow... Maka, berarti.. Pria itu adalah Park Jimin.

Seketika ada perasaan terkejut sekaligus bangga pada diri Yera.

Tak ia sangka ia bisa merekam seorang artis yang tertangkap basah sedang bersama seorang wanita mabuk.

"Aku tau kemana arah pembicaraan anda, Tuan"

Yera memang pintar membaca situasi.

"Berikan ponsel anda" ucap staff pria itu tanpa basa basi.

"Tidakkah anda terlalu mudah untuk mengambil barang bukti yang dapat menghancurkan karir artis anda?"

Yera menyeringai licik

"Kami akan memberikan anda sejumlah uang. Yang kami inginkan hanyalah memori card ponsel anda. Lagipula, posisi anda juga terancam karna kami dapat bertindak secara hukum atas tuduhan mengambil gambar tanpa ijin. Anda bisa di hukum dan di cap sebagai sasaeng fans di seluruh penjuru dunia Nona"

Staff itu menjelaskan maksud serta ancamannya.

"Hah... Ternyata seperti ini cara agensi besar menutup mulut seseorang yang lemah seperti ku?"

"Apa yang anda inginkan Nona? Bahkan jika kau mengupload video itu. Tak ada yang mempercayai anda. Lagipula, jarak antara kau mengambil rekaman cukup jauh. Artis ku juga sudah melindungi wajahnya dari kamera mu. Bukan begitu?" - Bang Shi-Hyuk

Tepat sasaran. Ucapan CEO itu seakan sudah sering ia ucapkan pada situasi yang sama.

Sial. Yera terdiam sejenak memikirkan celah mana yang bisa ia ambil.

"Lagipula, gadis itu bukanlah pacar dari artisku. Mereka masih ada hubungan saudara. Kupikir... Uang yang akan kau dapatkan jauh lebih berbobot daripada berita tak penting yang bisa kau berikan untuk video itu. Bukankah begitu, Nona Park?"

Bang Shi-Hyuk menyeringai. Ia dapat melihat kelemahan Yera sekarang.

Yera terdiam sejenak. Ia mengutuki diri sendiri kenapa ia begitu lemah dihadapan orang-orang sombong itu.

Seperti mendapat sebuah penerangan, Yera tersenyum licik...

"Beri aku pekerjaan disini. Aku tak membutuhkan uang anda Tuan"

Dengan tegas Yera mengatakan hal itu. Ia yakin, ini jauh lebih tepat sasaran daripada hanya sekedar mendapatkan uang imbalan tutup mulut.

"Apa yang bisa kau lakukan?"

Tanya Bang Shi-Hyuk meneliti

"Fotografi. Aku pandai menggunakan photoshop dan aplikasi editing lainnya"

Yera cukup yakin dengan penjelasannya. Jiwa optimisnya terpancar dari sorot matanya yang berbinar.

"Baiklah. Besok datanglah untuk melakukan persiapan tes. Jika anda tak lolos. Anda tetap tak bisa diterima disini. Kami akan tetap membayar anda untuk video itu"

"Deal"

Ucap Yera tanpa ragu sedikitpun

"Nona, tolong tanda tangani dokumen ini" staff pria itu menyodorkan dokumen padaku, yang isinya tentang negosiasi yang baru saja Yera lakukan.

Tangan Yera bergetar. Apa yang dilakukannya ini adalah benar?

Terlepas dari itu. Ia sangat membutuhkan pekerjaan yang lebih baik. Ia harus lolos tes ini.

Setelah Yera selesai menandatangani dokumen. Yera menyerahkan ponselnya.

Ia tersenyum, senyuman puas itu terpancar di wajahnya yang menawan.

....

...

Akhirnya kesempatan untuk mendapatkan uang dan kehidupan yang lebih layak kini tepat di depan matanya.

"Hah, video itu ada gunanya juga ternyata. Padahal aku tak tau jika yang aku rekam adalah Park Jimin. Bahkan aku tak peduli meski aku tau itu adalah Park Jimin" batin Yera.

Yera menghentikan langkahnya ketika ia melihat seorang pria sedang bersender di ujung lorong.

Pria itu adalah Jimin. Seakan menunggu Yera keluar. Jimin menghampirinya ketika melihat Yera yang sudah keluar dari ruangan itu.

"Nuna.."

Panggilnya.

Yera mematung. Apa Jimin yang benar-benar memanggilnya barusan?

"Nuna. Aku Park Jimin. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu. Terima kasih telah menolongku"

Jimin mengatakan hal itu dengan tulus. Bahkan ia membungkuk memberikan Yera penghormatan.

Yera hanya terdiam melongo, dan seketika mengangguk setuju. Bibirnya tak dapat mengatakan sepatah katapun ketika ia menatap mata Jimin yang kini tengah menatapnya.

Pesona Jimin benar-benar membuat seluruh tubuhnya kehilangan fungsi.

"Baiklah, sampai jumpa. Senang bertemu dengan mu Nuna. Mulai sekarang, kita berteman"

Jimin berlalu meninggalkan Yera yang masih mematung dan meninggalkan senyuman manisnya.

"Haaaah"

Yera menghela nafas panjang setelah Jimin hilang dari pandangannya. Ia baru menyadari, ia tak bernafas ketika Jimin berbicara padanya barusan.

Park Yera..

Sepertinya kau salah tempat.

Bagaimana mungkin kau meminta pekerjaan ditempat ini?

Uang mu akan habis untuk pengobatan jantungmu, bodoh!

-

-