1 1

"mami selamat pagi." ujar rena memeluk dera yang sedang membuat sarapan.

"pagi sayang, duduk dulu. mami mau buat susu." ujar dera.

"mi, daddy bilang mau ajak rena pergi. boleh?" tanya rena ragu.

"boleh. pergi kemana?" tanya dera.

"gak tau. tapi kayaknya bakal pergi jauh deh. masalahnya daddy suruh rena bawa baju dan yang lain deh." ujar rena.

"ya udah. di jemput sama supir daddy?" tanya dera.

"enggak. daddy mau jemput." ujar rena.

"kapan?" tanya dera.

"pagi ini. jadi rena udah ijin sama bu ola biar gk dateng." ujar rena ragu.

"oh ya udah." jawab dera.

ting tong (suara bel rumah)

"mi kayaknya daddy. rena buka dulu ya." ujar rena. dera hanya mengangguk.

"daddy.... rena lagi makan sama mami. daddy udah makan?" tanya rena.

"kita langsung berangkat. kalo masih lapar kita makan di jalan aja. ambil barang kamu. pamit ke mami. daddy tunggu disini." ujar vino dingin.

"kak vin, masuk dulu. rena belum selesai makannya." ujar dera ramah.

"gak perlu. saya tunggu disini. rena cepat ambil." ujar vino.

rena berlari ke kamarnya yang ada di lantai dua. keheningan menyelimuti dua insan manusia yang dulu pernah bersatu.

"kak vin, maaf. tapi rena...." ucapan dera di potong vino.

"kau ingat baik baik kalimat ini 'rena butuh pengakuanku dan kamu butuh uang ku. jadi diam saja.' ingat itu." ujar vino dengan lirih namun, begitu menyakitkan.

"kak vin, aku memang salah. tapi, jangan pernah sakiti rena." ujar dera dengan menahan marah.

"oh tentu tidak. tapi, kau sudah menyakiti kami. ingat kami. aku, renold, dan rasya." ujar vino yang cukup menohok di hati dera.

"daddy... udah." ujar rena dengan keribetannya.

"duma! bawakan semuanya." titah vino pada asisten pribadinya.

"memang mau kemana dad?" tanya rena.

"daddy bilang apa kemarin?" tanya vino dingin.

"maaf, dad. rena lupa." ujar rena takut.

"ayo masuk. daddy gak mau ketinggalan pesawat." ujar vino.

"mami, rena pergi dulu ya sama daddy. dada mami." ujar rena kemudian berjalan menyusul vino.

---------------------------------------------------------

setelah kepergian rena dan vino, dera memilih berdiam diri dikamar. kamar yang cukup luas ini menjadi saksi bisu bagaimana kemarahan vino.

"maaf kak, aku khilaf dan gelap mata. aku hanya ingin membalaskan dendamku pada kakak. tapi, aku salah paham. kakak gak pernah selingkuh." ujar dera memeluk dirinya sendiri di sudut kamar. air matanya tumpah ruah.

"terima kasih, kak. kakak tetap menjadikan rena anak kakak. kakak tetap menjadi suamiku." ujar dera berlinang air mata.

sampai malam dera tak keluar kamar. dia terus menangis, sampai rena kembali. dera takut rena mengetahui semuanya. dera takut rena sadar akan sikap dingin vino dan kakaknya.

drttt.. drtttt

"halo, gimana sayang?"

"...."

"mami gak papa. udah sampai?"

"...."

"syukur kalo gitu. kamu dimana?"

"...."

"oh y udh. istirahat dulu ya. besok mami telpon lagi."

sambungan telpon di putus sepihak oleh dera. hatinya sesak memikirkan bagaimana sikap keluarga vino akan kedatangan rena. tapi sepertinya semua orang mulai menerima rena.

"mungkin mami akan menepati janji mami ke oma sama opa kamu, sayang." ujar rena mengusap bingkai foto keluarga yang di ambil bulan lalu.

"rena... kamu gadis ceria. papi kamu meninggal sayang, dia daddy kamu yang paling mami cintai. mami memang bodoh. rena bahagia terus ya." ujar dera.

dera berjalan mengambil kamera dan diatur sedemikian rupa. dera memulai vidioanya.

"renold, maaf ya sayang. gara gara mami kamu harus menanggung semuanya. zefa, terima kasih sudah mau menguatkan renold. rasya, kapan kamu pulang? mami rindu. besok kamu ulang taun sayang. mami akan kasih permintaan kamu. mami akan pergi, agar kamu mau kembali. kak vin, titip rena ya." ujar dera. kemudian menyudahi rekamannya.

dera menempelkan sticky note di samping kamera. air matanya kembali luruh.

---------------------------------------------------------

"daddy, rena mau tidur dulu ya." ujar rena di tengah acara.

"daddy bilang apa tadi?" ujar vino dingin dan terkesan cuek.

"rena gak boleh kemana mana sebelum selesai." ujar rena.

"nah itu tau." ujar vino.

"daddy rena ngantuk. hp rena di kamar. rena bobok sama daddy ya." ujar rena.

"pa... ma... vino duluan. rena udah kecapekkan." pamit vino ke kedua ortunya.

"suruh aja duluan. kamu kenapa zih ngurusin anak...." ucapan sisi di potong geral.

"sana, kasian dia. nanti sakit." ujar geral.

"rasya, wakilin daddy." ujar vino.

"iya." jawab rasya.

rena berjalan ke kamar menggandeng vino. rena terlihat tidak fit, dan membuat vino mengalah menemani rena.

"tidur daddy gak mau kamu sakit." ujar vino.

"daddy... eyang mau ngomong apa tadi?" tanya rena.

avataravatar
Next chapter