webnovel

I'm not a Princess!

"Ugh..." terdengar lenguhan kecil dari bibir mungil seorang gadis cantik yang tengah terbaring lemah diatas ranjang.

Seorang wanita yang mendengar lenguhan kecil gadis itu langsung menghampiri ranjang dan bertanya dengan sopan sambil membungkuk hormat "Tuan Putri apakah Anda sudah sadar?"

Ha? Tuan Putri? siapa yang dia panggil Tuan Putri? batin gadis itu dalam hati. Dengan perlahan gadis cantik itu membuka matanya, ia sedikit menyipitkan mata saat cahaya matahari yang hangat menyambutnya.

Tunggu! Hangat? bukankah di New York sedang musim salju sekarang? Lalu bagaimana mungkin cuaca bisa sehangat ini meskipun sekarang siang hari? pikirnya.

Setelah merasa nyaman gadis cantik itu membuka matanya dengan sempurna. Hal yang pertama kali ia sadarai setelah melihat langit-langit kamarnya adalah...

Ini bukan kamarku! Batinnya yakin. Lalu pandangannya jatuh pada seorang wanita yang masih setia membungkuk sopan disisi samping ranjangnya

Dengan pelan gadis cantik itu bertanya, "Maaf, Anda siapa? dan ini dimana ya?" wanita yang memakai pakaian hitam dan putih khas maid itu sedikit mendongakan kepala untuk melihat gadis cantik tersebut.

"Anda tidak mengenali saya Tuan Putri?"

Gadis cantik itu mengernyit heran, "Siapa yang kau maksud Tuan Putri?"

Dengan sopan wanita itu menjawab "Anda Yang Mulia,"

"Ha? Aku? Tidak! Kalian pasti salah orang, i'm not a Princess or whoever it is! I am Victoria!." ucap gadis cantik itu dengan suara yang sedikit keras.

Pelayan wanita yang masih setia membungkuk itu hanya sidikit mengernyit bingung dengan ucapan gadis cantik didepannya ini.

"Dimana ini? Aku harus segera pulang!" saat ingin bangkit dari ranjang, tiba-tiba rasa pusing mendera gadis cantik itu.

"Sshh.." desisnya pelan, wanita yang sejak tadi membungkuk langsung membantu gadis itu untuk kembali berbaring dengan raut wajah panik dan khawatir yang kentara.

"Yang Mulia anda tidak apa-apa? kembalilah berbaring, anda baru saja sadar setelah 10 hari tertidur. Saya akan pergi memanggil tabib kerajaan, serta memberikan kabar pada Yang Mulia Raja dan Ratu bahwa anda sudah sadar." setelah mengatakan itu pelayan tersebut mengundurkan diri dan pergi meninggalkan kamarnya.

Kepala gadis cantik itu terlalu pusing untuk menahan wanita tadi dan bertanya kenapa dia bisa tertidur selama itu. Hal terakhir yang diingatnya sebelum membuka mata disini adalah...

Sial! Aku gak ingat apa pun!

Semakin dia berusaha mengingat, semakin kepalanya sakit. Tapi dia ingat siapa dirinya dan darimana dia berasal.

Victoria Angelica Klinski, gadis cantik berusia 18 tahun putri dari pebisnis terkenal di Amerika yang sedang menjalani pendidikannya di Oxford University dengan jurusan bisnis.

Itulah dirinya! Lalu kenapa sekarang dia bisa berada ditempat antah barantah yang dia sendiri tidak tau ada dimana? Yang jelas, ini bukan zaman dimana dia berada sebelumnya. Victoria gadis yang pintar, dari melihat desain dan arsitektur diruangan ini ditambah lagi pakaian yang dipakai wanita tadi dia bisa tau jika ini bukan zaman modern. Tempat dimana seharusnya ia berada.

SIAL SIAL SIAL!!! AKU GAK BISA INGAT HAL APA PUN SEBELUM AKU PINGSAN, AARRGGGHHH!!! Jeritnya frustasi. Dia ingin pulang sekarang!

Saat gadis cantik itu tengah sibuk dengan pikirannya, ia tidak sadar jika sudah banyak orang didalam ruangan tersebut.

"Athanasia, kau sudah bangun sayang?" suara lembut itu menyadarkan Victoria dari lamunanya.

Sejenak Victoria terpaku dengan penampilan dan rupa wanita paruh baya yang sedang menatap teduh dirinya dengan pancaran kekhawatiran yang kentara.

Wanita dengan mahkota dikepalanya itu terlihat sangat cantik, apalagi gaun yang dipakainya menambah kesan anggun pada dirinya. Gaun berwarna navy dengan sentuhan renda putih dibagian depan menambah kesan manis dan lembut sipemakai.

Memeluk Victoria dengan lembut, wanita paruh baya itu berucap. "Syukurlah kau sadar sayang, tahukah kau betapa khawatir kami semua padamu?"

Victoria dapat merasakan punggung wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik ini bergetar. Menandakan bahwa wanita yang sedang memeluknya menangis.

Dengan ragu Victoria mengangkat tangannya untuk membalas pelukan wanita cantik ini. Mengelus pelan punggungnya untuk membuat wanita itu sedikit merasa tenang.

Pandanga Victoria beralih menatap seorang pria paruh baya yang terlihat masih sangat gagah dan kuat. Pria itu juga memakai mahkota dengan ukuran yang sedikit lebih besar dari wanita yang masih memeluknya ini.

Pria dengan aura otoriter yang kentara itu juga sedang menatap khawatir Victoria meski ia tidak menunjukkanya.

Ah, merekalah Raja dan Ratunya. Batin Victoria,

Victoria sudah memutuskan. Ya! Gadis cantik itu sudah memutuskan untuk berpura-pura menjadi Putri kerajaan yang dia sendiri pun masih belum tau namanya. Dan dia juga akan mencari tau bagaimana dia bisa berakhir ditempat ini dan bagaimana cara dia untuk kembali!

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir!" ucap Victoria lembut.

"Biarkan tabib memeriksanya." suara tegas itu membuat wanita itu melerai pelukannya.

Wanita cantik itu berdiri dan memberi ruang untuk seorang pria bertubuh tegap memeriksa putri kesayangannya.

"Salam saya haturkan kepada bulan kehidupan kerajaan Arandelle, Tuan Putri Athanasia izinkan hamba memeriksa Anda." ucap seorang pria yang memakai pakaian serba putih itu. Jubah yang dipakai pria ini seperti snelli yang biasa dipakai dokter di jaman modern, hanya saja jubah ini jauh lebih tebal.

Victoria tersenyum kecil tanda ia mengizinkan tabib tersebut untuk memeriksanya. Tabib itu memeriksa denyut nadi dan suhu tubuh Victoria.

"Yang Mulia apakah anda tau sekarang anda dimana?" tanya tabib itu dengan sopan, Victoria menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Lalu bagaimana dengan nama Anda? apakah anda mengingatnya?" tabib itu kembali bertanya.

"Tidak," jawab Victoria pelan,

"Apakah anda ingat apa yang terjadi sebelum anda tertidur panjang, Yang Mulia?"

Kembali Vicoria menggeleng sebagai jawaban.

"Bagaimana dengan semua orang yang berada diruangan ini? apakah ada dari mereka yang anda ingat Yang Mulia?"

Victoria menatap semua orang yang ada disana, ada lebih dari sepuluh orang wanita berpakaian pelayan diruangan itu dan dia tidak mengenal satu pun dari mereka. Pandangannya jatuh pada sepasang manusia yang berpakaian beda dari yang lainnya, kedua orang itu uga sedang menatap cemas Victoria.

Victoria kembali menatap tabib, dan dengan pelan di menggeleng sambil berucap "Tidak! Tidak ada satu pun dari mereka yang ku ingat."

Jawaban Victoria membuat tubuh Ratu lemas, dengan sigap Raja yang berdiri disampingnya merengkuh tubuh wanita cantik itu.

"B-bagaimana mungkin?" ucap sang Ratu yang tidak percaya jika putrinya tidak mengingat siapa mereka.

Tabib kerajaan itu bangkit dan membungkuk hormat saat menghadap Raja dan Ratu.

"Apa yang terjadi?" tanya Raja dengan suara tegasnya. Ia pun sama terkejutnya dengan sang Ratu, namun ia harus tetap tenang.

Next chapter