webnovel

Chapter 79 (I'm About Your's)

Kembali ke dimana Tuan Beom dan Shou tampak tertidur di ranjang Shou. Mereka benar benar tertidur bersama dan memutuskan untuk bangun esok hari, tetapi siapa sangka, ada yang mengganggu, yakni ponsel milik Tuan Beom yang berbunyi dari saku celana nya.

Yang mendengar pertama kali adalah Shou, karena dia langsung membuka mata begitu mendengar suara ponsel itu.

"Uhmm..... Ahjussi..." Shou memanggil untuk membangunkan Tuan Beom yang tidak mau bangun.

"Ahjussi.... Bangunlah, ponsel Anda terus berbunyi"

Lalu Tuan Beom membuka mata dan mengatakan sesuatu. "Biarkan itu..."

"Kenapa begitu... Bukankah itu bisa saja pekerjaan anda?" Shou menatap khawatir.

Hingga bunyi ponsel itu berhenti. "Lihat, itu berhenti, kembalilah tidur" Tuan Beom kembali memeluk Shou dan tertidur.

Tapi siapa sangka, ponselnya kembali berbunyi membuat Tuan Beom membuka mata dengan wajah suram. Dia lalu bangun duduk sambil menghela napas panjang.

"Aku akan mengangkatnya" Dia keluar dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar membut Shou terdiam.

"(Ahjussi harus menerima panggilan ponsel itu yang sepertinya membuatnya kesal.... Dan aku bisa tebak, sebentar lagi, pasti nya dia akan sibuk...)" Shou menjadi kecewa, dia sekarang hanya bisa duduk di samping ranjang dengan wajah yang sedih.

Tapi ponsel nya yang ada di meja dekat ranjang menjadi bergetar pesan masuk membuat nya menoleh ke ponsel itu.

Dia melihat itu rupanya dari Naya. Teman nya yang begitu akrab dengan nya.

Dia melihat Naya mengirim pesan. == Shou, apa kamu masih datang bulan? ==

Shou yang membaca pesan itu menjadi bingung. "(Kenapa bertanya begitu...)"

== Iya, aku masih datang bulan, kenapa memang nya? ==

== . . . Aku mendapatkan pembalut yang beredisi terbatas, apa kamu mau mencobanya? ==

== Benarkah? Aku ingin! ==

== Baiklah, aku akan memeberikannya padamu==

== Terima kasih(≡^∇^≡) ==

Sementara itu di luar kamar. Tuan Beom duduk di sofa Shou sambil menerima panggilan telepon itu yang rupanya dari Cha.

"Aku sudah mendapatkan dokumen, dari bisnis bersama dengan Tuan Besar Nakama... Apa kau sudah memberitahu gadis itu soal ini.... Aku belum tanya padamu kan, bagaimana ekspresi nya?" Tanya Cha.

Tuan Beom terdiam, dia menatap ke pintu kamar Shou lalu membalas. "Ekspresi nya tidak lebih dari kecewa"

"Begitu ya.... Cepat atau lambat, dia juga bakal ingin tahu dengan apa yang terjadi dan Tuan Nakama pastinya akan memiliki keinginan untuk mendapatkan gadis itu kembali.... Baiklah, cukup bahas itu, intinya sekarang kau harus ke sini.... Bahas bisnis selanjutnya sebelum kau pergi nanti.... Kau pikir itu akan mudah, aku tahu kau lebih bisa menganggap ini enteng... Tapi harus kau tahu, projek dari organisasi Cha dan Geunwo adalah hal yang bukan sepele...." Kata Cha.

Tuan Beom terdiam dan menghela napas panjang. "Aku dalam perjalanan" Lalu mematikan ponselnya.

Ketika akan berdiri untuk memberitahu Shou bahwa dia akan sibuk hari ini. Tiba tiba saja, pintu apartemen Shou berbunyi membuatnya menoleh ke pintu dan memilih untuk membuka pintunya.

Tapi siapa sangka, itu adalah Naya yang tampak menyapa senang. "Halo Shou....!!" Dia menyapa ramah, tapi mendadak wajahnya pucat karena di hadapan nya bukan wajah Caise. Melainkan dada pria yang begitu bidang, terlihat meskipun sudah pakai baju.

Naya langsung mundur beberapa langkah untuk menengadah melihat Tuan Beom yang rupanya yang membuka pintunya dengan tatapan datar.

"Um.... Ha... Halo.... (Ini pasti pacarnya Caise... Benar benar mengerikan banget.....) Um... Anu.... Apa Caise ada di dalam rumah hehe..." Naya menatap.

Tuan Beom hanya melemparkan tatapan datar. Tapi Caise berbicara dari belakang Tuan Beom. "Hei, di sini... Aku di sini"

Membuat Tuan Beom menyamping kan tubuhnya untuk Shou menatap Naya.

"Halo Naya" Dia menyapa dengan manis.

"Shou.... Halo" Naya juga membalas.

Tapi Tuan Beom tiba tiba berbicara. "Shou.... Aku harus pergi.... Ini soal--

"Pekerjaan, aku tahu itu" Shou membalas membuat Tuan Beom terdiam. "Ahjussi pasti sibuk, jadi tak apa" Tambahnya.

"Kalau begitu...." Tuan Beom tiba tiba memegang gagang pintu dan seketika memegang pinggang Shou untuk mendekat membuat Shou terkejut. Tapi tangan nya yang memegang gagang pintu juga menutup pintu membuat Naya yang terkunci menatap terkejut. Tuan Beom seperti sengaja melakukan itu untuk membuat Naya tidak tahu apa yang dia lakukan pada Shou di saat dia juga menutup pintu.

"(E.....)" Dia terdiam bahkan juga mendengar suara dari pintu itu.

Hingga beberapa menit, dia menunggu agak jauh dari pintu apartemen dan di saat itu juga, pintu apartemen Caise terbuka. Tuan Beom keluar dari sana dan terlihat, Caise berantakan dengan mengusap beberapa kali bibirnya.

"Um... Sampai jumpa Ahjussi!" Dia melambai pada Tuan Beom yang juga mengangkat tangan nya tanpa menoleh lalu berjalan pergi dari sana.

Naya yang melihat itu menjadi terdiam. "Um... Shou...."

"Ah, maaf, masuklah" Shou mempersilahkan nya.

Sebelumnya, ketika Tuan Beom menutup pintu. Dia langsung mencium bibir Shou dan mengangkat nya untuk tertahan di pintu membuat suara punggung Shou terbentur dan mereka saling mencium bibir.

"Ah.... Ahjussi.... Naya, ada di luar..." Shou menatap.

Tapi Tuan Beom tak peduli dan terus mencium bibir Caise. Hingga beberapa menit, Shou menutup mulut Tuan Beom. "Ahjussi, aku mohon... Kita bisa lakukan ini setelah Anda menyelesaikan pekerjaan anda.... Mengerti" Shou menatap.

Lalu Tuan Beom menghela napas panjang dan menurunkan nya, lalu membuka pintu dan berjalan pergi. Di saat itu juga Shou mempersilahkan Naya untuk masuk.

"Baiklah, ini dia!!" Naya mengeluarkan pembalut yang ia bawa tadi pada Shou yang terkesan.

"Wah..... Ini edisi yang sungguh sangat khusus.... Mereka yang memakainya bilang itu akan nyaman, fresh dan meningkatkan aktivitas! Terima kasih Naya..." Shou menatap senang.

Naya mengangguk dengan baik.

"Eh, tapi, kenapa kamu memeberikannya padaku? Bukankah kau yang harus mencobanya?" Shou menatap.

"Haha.... Ayah nya pacarku, ternyata pemilik perusahaan produk itu, pacarku tentu saja memberikan ku banyak, jadi aku ingin kamu juga mencoba nya" Kata Naya.

"Wah, beruntung banget..... Eh tapi.... Bukan Tuan Besar nih..." Shou melirik.

Seketika Naya terkejut dengan sindiran ini. "Ish.. Memang nya kenapa, oh benar dalam hal ini.... Shou gak suka Tuan Muda, kecuali diganti Tuan Besar ya"

"Ya tentu dong, Tuan Besar lebih bisa memegang perusahaan dan pastinya dia mendapatkan perusahaan dengan usaha sendiri.... Bukan dari Tuan Muda yang dapat kekayaannya hanya karena turunan" Shou menatap.

"Haiz.... Ya deh.... Si paling.... Paling pacar mu itu juga Tuan Besar...." Tatap Naya.

Seketika Shou terkejut. ". . . Ahjussi.... Tuan Besar!!❀(*´▽`*)❀!! Haha.... Aku akan senang" Shou tampak begitu senang.

"Haiz.... Sudahlah, ngomong ngomong, kudengar kamu menjalin kerja sama dengan Jivani ya, kalian membangun projek kah?" Naya menatap.

"Ah, iya, benar sekali hehe... Dari mana kamu tahu?"

"Eh, kamu tidak tahu kah, Tuan Dosen yang memberitahukan nya pada kita... Otomatis kita berharap pada kalian"

"Apa?! Padahal rumornya hanya bisa mnyebar jika kita sudah membuat karya.... Boro boro benda yang di ciptakan, mikirin konsep aja belum.... Gimana sih..." Shou panik.

Tapi Naya tertawa. "Hahaha.... Pms mu memang lucu...." Lalu kucing Shou datang di antara mereka. "Meong..." Empa menatap dengan mata yang begitu bercahaya menggoda membuat Naya terluluh.

"Unc.... Lucu sekali sih kamu...." Dia menatap Empa yang juga menggoda Naya.

Lalu dia menatap Shou. "Shou, aku ingin bertanya sesuatu... Apa kalian tak ada rencana ke cinta yang lebih serius?" Naya menatapnya seketika Shou terdiam bingung.

"Apa maksudmu?"

"Maksud ku dengan pria itu.... Jika dilihat, dia mungkin harus menikmati cinta yang lebih baik lagi dan begitu dewasa... Dia mungkin tidak tertarik menikmati cinta anak muda.... Dia lebih ingin membuat mu menikah dengan nya" Kata Naya.

Shou menjadi terdiam kembali mendengar itu. "(Jika di pikirkan dia kali, itu memang lah benar.... Ahjussi juga pernah mengatakan padaku soal Bayi.... Tapi... Aku benar benar masih ragu, apalagi soal pekerjaan nya.... Jika aku ragu, kenapa aku terlalu berharap padanya....)"

"Sebaiknya jangan terlalu di pikirkan, kita tidak tahu apa yang di pikirkan pria itu bukan, aku yakin dia juga sedang mempersiapkan sesuatu, mungkin kejutan untuk mu nantinya.... Hanya tunggu saja" Naya mendekat membuat Shou menatap.

Lalu Naya memegang kedua bahunya. "Shou, setiap yang kau lakukan.... Setiap yang kau jalani dan setiap yang kau alami... Aku akan selalu ingin mendengar cerita mu, karena aku ingin memastikan aku lega bahwa teman baik ku telah menerima takdir yang begitu baik untuk nya. Tak peduli pandangan orang seperti apa, lanjutkan saja kisah mu dengan kekasih mu, jangan putus dan membuat mu kecewa... Aku lebih suka jika melihat mu tersenyum bahagia dengan orang lain..." Kata Naya.

Shou yang mendengar itu menjadi mengkerut kan bibirnya dan mulai menangis. "Hiks.... Hua! Naya! Terima kasih!! Hiks..." Shou langsung memeluk nya.

Naya tersenyum senang dan juga mengelus punggung Shou. "Aku bersikap dan mengatakan hal ini karena aku juga senang melihat takdir yang telah membuat mu senang sampai sekarang.... Aku tahu kau bahagia bersama nya dan jangan putus di tengah jalan... Tapi hanya ingat saja, jika kamu ada masalah.... Ceritakan saja padaku... Aku akan menerima mu sebaik dan semaksimal mungkin..."

Tak lama kemudian, Naya keluar melewati pintu. "Kalau begitu, aku pulang dulu ya... Nikmati hari mu" Kata Naya lalu berjalan pergi membuat Shou terdiam di tempatnya.

"(Aku mungkin harus mulai mengerti bahwa di sekitar ku, banyak sekali orang orang baik, orang orang yang ingin bergaul dengan ku dan lingkungan ku membuat ku berpikir bahwa aku tidak sepenuhnya merasakan kesepian karena aku dan lawan bicara mudah berbicara dengan baik... Aku percaya pada diriku sendiri.... Aku bukanlah gadis dengan kekosongan, aku sadar bahwa setiap harinya aku yang selalu menebarkan aura yang baik, orang orang yang mengenal ku juga akan melakukan hal yang sama...)"