webnovel

Chapter 50 (I'm About Your's)

Seoul, Korea Selatan, 11 Februari

Shou terbangun duduk dengan mengusap mata nya, lalu melihat di sampingnya tak ada Tuan Beom. Hanya ada selimut tebal yang memeluknya setiap tidur, memakai baju yang kemarin dia pakai tanpa pakaian dalam itu. 

"Mmm... Ahjussi..." Shou menoleh ke sekitar, ia tak menemukan barang barang yang selalu di bawa Tuan Beom, mungkin Tuan Beom sudah pergi pagi pagi sekali. 

Ia terdiam lalu kebetulan menemukan kertas kecil di meja dekat ranjang, ia mengambilnya dan di sana tertulis. 'Panggil aku ketika kamu bangun'

Shou tersenyum sendiri memeluk kertas itu.

"(Aku tidak tahu antara apa yang aku pikirkan, tapi aku benar benar sangat senang kali ini, aku tak pernah merasa sesenang ini dan sekarang, ini tidak akan berakhir)" Ia menjadi ceria.

Setelah itu dia siap siap pergi ke kampus, saat ini berjalan dengan adanya tas ransel di punggung nya sambil mencoba menghubungi Tuan Beom.

"(Aku akan menghubungi Ahjussi sekarang)"

Di sana Tuan Beom sudah mengangkat nya. "Shou.." Panggilnya dari panggilan, dia bahkan langsung menerima panggilan Shou. 

"Ah... Ahjussi, apakah Anda pergi pagi-pagi sekali tadi?

"Mm... Aku pergi pagi, apakah kau sudah bangun?" Tanya Tuan Beom. 

"... Ah, aku lihat. Anda harus pergi ke rumah sakit, dan bisnis yang akan anda akhirkan?"

"Yeah, Aku pikir aku harus pergi ke rumah sakit seperti yang kau sarankan, dan aku juga memiliki beberapa bisnis untuk diuruskan" Balas Tuan Beom.

"Jadi, Ahjussi akan sibuk?" 

"Ya.... Aku akan sibuk dan tidak akan di rumah sampai minggu depan, tapi aku akan meluangkan waktu ku setiap hari untuk bertemu dengan mu" Kata Tuan Beom.

"... Ah, oke! Aku mengerti, Terima kasih Ahjussi, sebenarnya Ahjussi tak perlu melakukan itu, cukup menghubungi ku saja dan juga, apakah ini tidak apa apa jika aku menghubungi mu di waktu ini?"

"Itu baik baik saja" Balas kembali Tuan Beom.

"Ah baik" Shou langsung senang. Ia benar benar memasang wajah senang dari tadi dan itu di lihat semua orang kampus yang terpana melihat senyum Shou.

"Bukankah itu Shou, dari kelas desain projek? Dia benar benar terlihat cerah dengan senyum nya"

"Sepertinya kita tak pernah melihat nya tersenyum semenjak beberapa terakhir hari itu"

"Benar, dan sekarang dia kembali menjadi primadona senyuman manis di sini" Kata mereka dan tak di sangka sangka, itu di dengar oleh Jivani.

Masih ingat Jivani? Lelaki dengan suara berat dan bagus nya, berpura pura menjadi bisu dan setiap kali di dekat Shou, ia terasa canggung, selama Shou merenung, dia tidak berani mendekati Shou dan sekarang dia menatap Shou tertawa sendiri mengobrol bersama orang lain di panggilan membuat nya terdiam.

--

"Ah Ahjussi, bagaiman dengan ponsel Anda, apakah anda sudah membeli yang baru?" Tanya Shou dengan wajah manis nya.

"M...m aku sudah membelinya, apakah kamu pergi ke sekolah?"

"Ya, aku sekarang berjalan ke sekolah, aku akan pergi ke perpustakaan setelah sekolah bersama teman teman ku, ketika sampai di rumah, aku akan tidur sedikit dan keluar untuk jalan-jalan, aku akan pulang untuk mandi setelah berjalan-jalan dan sekarang kerja" Kata Shou sambil terus mengobrol.

"Aku mengerti, semoga hari mu baik" Tambah Tuan Beom.

"Bagaimana dengan Ahjussi, apakah Ahjussi benar benar akan pulang hari ini?" Tanya Shou.

"Ya, aku sudah bilang, aku akan berusaha meluangkan waktu ku" Balas Tuan Beom.

"Hehe Terima kasih, kalau begitu aku akhiri panggilan nya... Um... Sebelumnya apa aku bisa mengatakan sesuatu? (Um.... Kenapa aku jadi mengatakan hal ini.... Apakah dia akan mendengarkanku, aku sangat takut.... Tapi ini juga akan layak di coba)"

"Katakan saja"

". . . Sampai jumpa Ahjussi, aku sayang Ahjussi" Kata Shou, tak di sangka ia mengatakan itu membuat Tuan Beom terdiam tak menjawab karena Shou langsung mematikan panggilan.

Shou berwajah merah, sangat merah, ia lalu langsung menggeleng. "(Astaga, aku tak menyangka aku mengatakan kalimat itu, aku takut Ahjussi akan ilfil, bagaimana ini)" Ia khawatir.

Sementara Tuan Beom terdiam kaku mendengar itu tadi, lalu menurunkan ponsel nya dan tersenyum kecil. Sudah tahu apa perasan pria ini?

--

Tapi tiba tiba ada yang memegang pundak nya membuat Shou menoleh.

Rupanya Jivani, ia tersenyum dengan senyum nya yakni senyuman ragu dan canggung, ia mengangkat tangan nya menggunakan bahasa isyarat menyapa Shou.

"Ah, halo, Jivani, bagaimana kabar mu?" Tatap Shou.

". . . Aku yang harus bertanya begitu, apakah kamu baik baik saja?" Tatap Jivani, suaranya membuat jantung Shou herdegup mendengar itu.

"Um... Apa maksud mu?"

". . . Kamu memasang wajah kecewa semenjak hari terakhir, apakah kamu sekarang baik baik saja?" Tatap Jivani kembali menggunakan suaranya.

"Um... Maafkan aku, aku mungkin terlalu banyak menggunakan wajah tidak ramah, apa karena itu, Jivani tak mau mengobrol dengan ku?" Tatap Shou. 

"Ya, kupikir begitu, aku takut kamu tambah sedih jika aku mengajak mu bicara karena aku tak pernah mengobrol dengan orang yang sedang bersedih"

"Hehe jangan khawatir, aku sekarang baik baik saja, Terima kasih sudah mengkhawatirkan ku" Kata Shou dengan senyum nya. Lalu Jivani tersenyum kecil dan mengangguk pelan.

Lalu mereka ke kelas bersama dan menjadi duduk bersama. "Jivani, apakah kamu duduk di samping ku?" Shou masih menatap bingung.

Lalu Jivani mengangguk.

Seketika Shou ingat, selama 20 hari kesedihan nya itu, Jivani selalu duduk di samping Shou dengan rasa diam nya, karena dia juga tak bisa apa apa untuk menenangkan Shou.

Lalu Shou terdiam dan menghela napas panjang. "Maaf, mungkin ini terlambat, tapi mari jadi teman sebangku yang baik, jika ada yang ditanyakan, ajukan saja padaku, aku akan menjawab sebisaku" Kata Shou dengan wajah ramah.

Lalu Jivani mengangguk dengan senyum kecilnya. "(Aku belum pernah melihat perempuan tersenyum secerah ini, dia bahkan tampak sangat manis, aku memang belum pernah dekat dengan wanita, dan sekarang ketika pertama kali dia menjadi yang terdekat, aku menjadi merasa nyaman, tapi pastinya, gadis sepertinya akan punya pacar)" Pikir Jivani dengan termenung.

"Shou.... " Panggilnya membuat Shou menoleh.

"Apakah aku bisa bertanya sesuatu?" Tatap Jivani. Lalu Shou menunggu dengan senyum nya. 

"Jika boleh tahu, siapa yang berbicara dengan mu di ponsel tadi sehingga membuat mu tersenyum sangat manis" Tanya Jivani.

Hal itu membuat Shou terdiam dan langsung berwajah merona. "Um... Bukan siapa siapa kok, aku selalu memasang wajah itu pada seseorang yang menghubungi ku" Balas Shou.

"Ah, aku mengerti... (Aku yakin dia sedang menyembunyikan nya, itu dilihat dari wajahnya)" Jivani kembali terdiam.

Hingga saat selesai di kampus. Shou mengemasi barang nya dan di saat itu juga Jivani bertanya. "Shou, apakah kamu ingin ke perpustakaan?"

"Ya, kamu ingin ikut?" Tatap Shou.

"Ya, tentu, aku akan ikut dengan mu" Balas Jivani.

Setelah itu mereka benar benar pergi bersama ke kampus.

"Ah, soal projek desain itu, apakah kamu sudah membuatnya?" Tanya Shou ketika mereka duduk bersama di meja perpustakaan.

"Ya, aku ingin meminta nilai darimu" Kata Jivani ia membuka laptopnya dan menunjukan desain nya.

Tak di sangka sangka, desain itu benar benar cantik.

"Wah, apa yang kamu buat?" Shou menatap terpesona.

"Aku membuat desain poster kafe, aku berpikir harus membuat poster seperti ini dan membuat nya"

"Wah, jadi kamu punya kafe?"

"Ya, aku sebagai manajer di sana"

"Wah aku benar benar tidak menyangka kamu punya kafe, bisa aku tahu kafe mu nama nya apa?" Tatap Shou.

"Kafe isyarat" Balasnya seketika Shou terdiam menatap itu.

Sementara itu, Tuan Beom ada di dalam mobilnya, ia ada di sebuah parkiran sepertinya ia menatap ponsel nya bekas dari panggilan Shou. 

"(. . . Apa yang terjadi?)" Ia terdiam. 

Ia masih ingat apa yang dikatakan Shou sebelum panggilan berakhir. Ia lalu memegang keningnya sambil menghela napas panjang. "Ha... " Tapi di balik itu, di bawah matanya, ada garis merah samar samar, ia tidak lain sedang memikirkan kalimat Shou tadi. 

Lalu ia ingat ketika tadi pagi. Ia membuka mata dan masih di ranjang, menatap ke Shou yang rupanya sangat dekat memeluk Tuan Beom di ranjang. 

Tuan Beom terdiam menatap Shou yang tertidur sangat pulas. Ia lalu tersenyum kecil dan memegang pipi Shou, ia mencubitnya pelan dan itu terlihat seperti mochi yang kecil tapi begitu lembut dan kenyal. 

Shou menutup mulutnya dan menolehkan wajahnya dan sekarang dia tidak miring ke Tuan Beom, tetapi Sekarang dia tampak terbaring dengan tangan yang manis. Satu tangan di perutnya dan satu lagi di samping kepalanya, mulutnya yang terbuka kecil itu sangat manis. 

Tuan Beom menyangga kepalanya dengan tangan nya dan masih terbaring menatap Shou, ia lalu memegang tangan Shou dan mencium nya. 

"Apakah kau Merasakan hal yang sama di pagi ini?" Tatap Tuan Beom, ia menatap Shou dengan mata yang terus memandang wajah Shou yang manis. 

Tapi tak di sangka sangka, Shou kembali bergerak, ia membuka mata perlahan dan menatap ke langit langit lalu menolehkan wajahnya ke Tuan Beom. 

Ia tersenyum. "Pagi... Ahjussi" Tatap nya dengan senyuman manis. Hal itu membuat Tuan Beom terdiam membuka mata lebar menatap nya. 

Tapi itu hanya sebatas mengantuk dari Shou, ia bahkan kembali menutup mata dan tertidur. 

Tuan Beom kembali sunyi, ia lalu tertawa kecil dengan senyum nya. "Yeah, pagi" Balas nya. 

Tak lama kemudian, ponsel nya berbunyi dari meja. Ia bangun duduk dan mengambil HP itu yang dari Cha. 

Tuan Beom menurunkan senyum nya menjadi serius dan datar. Ia lalu menoleh menatap ke Shou yang masih tertidur. 

Ia lalu berdiri dan menyelimuti Shou di sana. Lalu melihat ke jam dinding yang menunjukan pukul 4 pagi, ia lalu berjalan pergi dari ruangan itu. 

--

"(Kenapa aku masih saja teringat padanya?)" Pikir Tuan Beom. Ia sendiri masih di parkiran. Ia rupanya memang memikirkan yang tadi pagi hingga belum keluar dari mobilnya itu. 

Lalu terdiam akan sesuatu. ". . . Harus kah aku mulai lebih membawanya?"