webnovel

Chapter 46 (I'm About Your's)

Tak lama kemudian. Tuan Beom terbangun, ia membuka mata menatap langit langit dengan selimut yang menutupi tubuhnya dan tangan nya ada di luar.

Ada kain basah yang berada di keningnya, ia mengambil kain itu dengan tangan nya. Shou mungkin memberikan kain basah untuk kening Tuan Beom.

Ia menoleh ke samping dan melihat bahwa Shou duduk di bawah ranjang, dengan kepala nya tertidur di ranjang dan kedua tangan nya menunggu Tuan Beom untuk bangun dengan menyangga kepalanya.

Dia menunggu sampai tertidur seperti itu.

"Haaa... Fuck" Tuan Beom memegang keningnya sendiri sambil menghela napas panjang.

--

"Shou.... " Panggil Tuan Beom.

Shou membuka mata dan rupanya ia tidur di atas ranjang menghadap Tuan Beom yang juga menatap nya sambil membelai kepala samping Shou. Tuan Beom tadi mengangkat Shou untuk naik ke ranjang.

". . . Ahjussi... " Shou masih setengah sadar tapi ia baru ingat. "Ah Ahjussi, perut Anda berdarah. . . Apa Anda baik baik saja... Rumah sakit...-

"Ini baik baik saja, jangan khawatir, tidak ada yang perlu di pikirkan" Kata Tuan Beom.

"Jika itu menyakitkan, tidak kah harus Ahjussi mengatakan itu sakit ... Apa ini... bagaimana Anda terluka seperti ini...." Shou menatap khawatir sambil memeluk Tuan Beom.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuat mu khawatir" Kata Tuan Beom yang juga membelai kepala Shou.

". . . Bagaimana Anda bisa terluka?"

". . Kau tahu, itu adalah sesuatu yang tidak bisa aku katakan" Balas Tuan Beom. Di saat itu juga Shou kembali terdiam kecewa, mendengar jawaban itu lagi.

"Aku pikir semuanya baik-baik saja bagi ku, tidak peduli apa yang Ahjussi lakukan, tidak peduli Ahjussi orang yang seperti apa... Tapi ini... Kau tak boleh menyembunyikan ini, jika kau memberitahuku dari awal, aku tak akan bersikap seperti itu padamu!" Shou memeluk erat dan menangis. "Apa ini sebab aku tidak bisa menghubungi Anda?"

"Maaf, aku tidak akan pernah membiarkan ini terjadi lagi... " Balas Tuan Beom.

"(Lagi lagi... Aku tidak tahu perkataan itu digunakan pria untuk memenangkan wanita, tapi aku benar benar sangat tidak suka itu)" Shou menjadi meremas baju Tuan Beom dan terdiam, ia lalu berbalik badan membelakangi Tuan Beom. Membuat Tuan Beom terdiam.

Lalu tiba tiba Tuan Beom terbatuk sebentar. "Cough.... "

Seketika Shou langsung bangun. "Ah.. Ahjussi, anda baik baik saja....? Apa yang harus aku lakukan?!" Dia menatap sangat panik.

"Aku hanya ingin air" Balas Tuan Beom.

"Tunggu sebentar, aku akan mengambilnya" Shou langsung beranjak dari ranjang dan mencari di dapur. Ia membuka lemari pendingin dan terdiam ketika melihat isinya. Isinya banyak botol alkohol yang sama seperti di toko supermarket.

". . . " Shou terdiam, ia lalu kembali ke Tuan Beom yang duduk di samping ranjang.

"Ahjussi, kenapa ada banyak alkohol di lemari pendingin, botol alkohol itu sama seperti yang Anda beli di supermarket ketika aku bertugas. Itu terlalu banyak di sana, padahal aku hanya melihat anda membeli satu satu, seharusnya anda meminum nya langsung bersama teman teman bukan, kenapa ada di sana?" Tatap Shou sambil membuka air mineral yang ia bawa tadi lalu memberikan nya pada Tuan Beom.

Tuan Beom terdiam mendengar perkataan Shou tadi.

Sebelum meminum, ia mengatakan yang sebenarnya. "Aku sebenarnya tidak meminumnya, aku hanya membawanya pulang, jadi aku bisa bertemu dengan mu ketika aku membelinya" Kata Tuan Beom.

Tak di sangka sangka, ia benar benar mengatakan kalimat itu pada Shou yang menatap tak percaya dan masih berdiri.

Ia kembali menangis. "Hng.... Kenapa ini begitu membingungkan, Ahjussi melakukan cara yang sangat tidak aku mengerti, aku seharusnya tahu akan hal itu, tapi aku hanya menganggap Anda pelanggan yang selalu datang di saat yang tepat... Aku benar benar minta maaf... (Sebegitunya Ahjussi suka padaku dan ingin selalu bertemu dengan ku) seharusnya Anda langsung bilang saja..."

"Shou... " Panggil Tuan Beom. Ia menarik tangan Shou dan memeluknya. Kini Shou terpangku di pangkuan Tuan Beom. Posisinya seperti tergendong di dada. Tuan Beom juga duduk di samping ranjang dengan kaki nya menyentuh bawah.

"Aku akan pastikan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi... Setelah semuanya selesai dengan bisnis ini... Dan jika aku mengakui perasaan ku padamu... Apakah kau akan menerimanya pada saat itu?"

"... (Ada beberapa ketakutan bahwa hidup kita sehari-hari bisa sangat berbeda serta kekhawatiran bahwa hal-hal ini dapat terulang, karena Ahjussi masih belum memberitahu apa saja pada saat itu hingga sekarang...)" Shou terdiam dengan masih mencengkeram baju Tuan Beom. "... Aku tidak suka Ahjussi melakukan sesuatu yang berbahaya"

"Hmm.... Aku mencoba untuk menangani melakukan itu"

"Benarkah? Anda tidak berbohong, kan?"

"Aku mengatakannya sebelumnya aku tidak akan berbohong, kepadamu" Balas Tuan Beom.

Lalu Shou terdiam, ia meletakan kepalanya di tubuh Tuan Beom yang masih menatapnya.

". . . Aku tidak ingin itu... Aku ingin melakukan nya, pengakuan perasaan mu padaku" Kata Shou yang memeluk Tuan Beom erat.

Tuan Beom yang mendengar itu lalu memanggil Shou. "Shou.... " Sambil mencium kening, pipi, hidung Shou. "Aku ingin melakukan nya..."

". . . Hng... Kita tidak bisa, Anda sedang terluka" Shou menahan.

"Aku akan mencoba menyembuhkan nya nanti..." Balas Tuan Beom dengan kata kata enteng.

Tapi Shou terdiam, ia lalu mencium bibir Tuan Beom yang terdiam. "Ahjussi..... Ahjussi" Shou mengeluarkan lidahnya dan mencium bibir bawah Tuan Beom.

"Yeah?" Balas Tuan Beom membuka mulut juga mencium bibir Shou. Mereka melakukan ciuman bibir sambil kedua tangan Beom masuk ke baju Shou.

Satu tangan nya meraba pinggul Shou dan satu tangan nya lagi melingkar hanya untuk mencubit puting Shou.

"Ah... Hng... (Kita benar benar tidak bisa)" Shou bernapas panas dengan Tuan Beom yang terus mencumbu nya dan terus meraba bagian tubuhnya.

Tiba tiba Shou merasakan bahwa Tuan Beom tegang menyentuh selangkangan nya.

"Ahjussi.... Hentikan" Shou menjauh mendorong nya membuat Tuan Beom terdiam menatap.

"Kita tidak bisa melakukan nya, aku tidak akan membiarkan mu melakukan nya dengan tubuhmu yang terluka, asal Ahjussi tahu, aku sendiri yang melihat luka itu. Kenapa bukan satu, tapi begitu banyak luka di perut Ahjussi?" Tatap Shou. Lalu Tuan Beom menjadi terdiam menatap bawah.

"Kau berpikir bahwa selama 20 hari yang lalu, aku berhubungan dengan seseorang dan meninggalkan mu begitu saja, tapi aku pernah mengatakan sesuatu padamu soal kau yang bertanya apakah aku punya pasangan, apa yang aku jawab... Ini karena pekerjaan ku, tidak mungkin aku berhubungan ketika bekerja, dan jika aku memiliki kesempatan bertemu dengan mu, kenapa aku tidak memilih berhubungan dengan mu" Tatap Tuan Beom. Lalu Shou terdiam dan menundukan wajahnya.

"Aku tidak percaya Ahjussi... Maafkan aku... Pikiran ku bilang aku tak bisa mempercayai mu"

"Apakah selama ini kata kata yang aku berikan padamu itu hanyalah kebohongan semata, aku mengatakan kalimat itu apakah aku juga berbohong?"

"Kalimat apa?" Shou menatap.

"Shou, Aku suka padamu" Kata Tuan Beom. Seketika jantung Shou berdegup sangat kencang.

"(Aku tidak tahu... Kenapa mendengar itu... Jantung ku berdegup kencang, tubuhku gemetar)... Ahjussi... Apa aku pernah mengatakan kata yang sama"

"Jika aku bilang iya, apa yang akan kau katakan? Apa kau akan mengatakan nya lagi, atau kau malah mengatakan membenciku?"

". . . (Aku bertanya tanya, di dunia lain nanti, apakah aku bertemu dengan Ahjussi... Aku tak tahu kisah cinta memiliki akhir yang berbeda, menurut Ahjussi, ini memiliki akhir yang bahagia, tapi aku tidak, aku tidak berpikir ini akan berakhir dengan bahagia, siapa yang menyangka, di kehidupan lain dia malah milik orang lain)" Pikir Shou dengan diam.

Lalu Tuan Beom terdiam, ia memegang leher Shou dan mendorong pelan kepala Shou untuk mereka mencium bibir.

"Shou, kau tidak percaya padaku, selama ini?" Tatap Tuan Beom.

Tapi tiba tiba saja, bibir Shou gemetar, ia menarik kepalanya sendiri membuang wajah, terlihat menggigit bibirnya sendiri dan meneteskan air mata nya yang jatuh mengalir melewati dagu dan lehernya.

"Kau menangis lagi" Tatap Tuan Beom yang masih melihat Shou membuang wajahnya.

Tuan Beom hanya bisa melihat dagu Shou yang basah, tapi mendadak, mata Tuan Beom melebar, ia melihat dagu Shou bukan ter alirkan air mata, melainkan aliran darah yang menetes.

"Shou?" Tuan Beom menarik bahu Shou dan menatap wajah Shou.

Shou menangis menutup mata, tapi mulutnya mengalirkan darah di satu sisinya.

"Apa yang kau lakukan pada mulutmu?" Tuan Beom mengusap darah di dagu Shou dengan tangan nya.

Shou membuka mata perlahan dengan mata yang masih basah terkena air matanya.

"Aku benar benar minta maaf" Kata Shou membuat suasana diam.

Ia rupanya menggigit lidahnya sendiri tadi.

"Kenapa kau melakukan itu?" Tuan Beom menatap.

"(Aku tak bisa menjelaskan nya) aku ingin mengatakan bahwa aku suka pada Ahjussi, tapi aku menggigit lidahku sendiri" Kata Shou sambil menutup mata dan terus menangis.

Tuan Beom kembali terdiam, ia lalu memeluk Shou dengan erat.

"Kau sudah mengatakan nya" Tambah nya.

"Hiks..... Hiks...." Shou meneteskan air matanya di bahu Tuan Beom. Lalu mereka saling menatap dan Tuan Beom mencium bibir Shou, tak hanya itu, dia membersihkan darah di mulut samping Shou dengan bibirnya.

"Ah!" Shou agak kesakitan karena luka yang ia buat sendiri.

"Shou, jangan lakukan itu lagi" Tuan Beom menatap.

"(Aku tak mengerti lagi... Ketika kami bertatapan, aku bisa melihat apa yang dilihat Ahjussi, dia tulus menatap ke wajahku, mataku, tak ada rasa ragu maupun canggung fokus terus menatap ku, ini seperti pandangan nya hanya tertuju ke arahku, aku tak tahu apa yang digambarkan pikiran nya ketika dia melihat ke mataku, tapi ketika aku menatap ke mata nya, pandangan nya seperti mengatakan bahwa dia khawatir padaku... Khawatir akan segalanya padaku... Aku ingin menjadi satu satunya gadis yang harus di tempatkan di matanya, di pandangan nya, agar dia selalu teringat padaku dan membahayangkan aku selalu ada di depan nya)" Pikir Shou. Lalu ia menatap ke mata Tuan Beom.

"Aku juga tak ingin Ahjussi melakukan sesuatu yang berbahaya itu, kenapa Anda bisa mendapat luka itu?" Shou menatap.

Tuan Beom hanya terdiam, kini pandangan nya menatap bawah.