1 Ahmad Giftri

Belajarlah dari hujan,meski terjatuh berulang kali.Ia tidak pernah berhenti memberikan kesuburan dan kesejukan pada bumi,walau kita tau terjatuh itu sakit??

Filosofi itulah kata - kata paling sempurna untuk mendeskripsikan hidup nya.

Ia juga tidak akan berhenti,biarpun berulang kali disakiti.

Ahmad Giftri.

Itulah namanya. Hidupnya seperti anak remaja pada umumnya. Ia adalah putra bungsu dari ayah dan ibunya. Dengan seorang kakak perempuan yang menjadi pelengkap nya.

Agi, itu sapaan akrabnya. Sedangkan ayah dan kakak perempuannya lebih sering memanggilnya, Ahmad.

jika kalian bertanya, "terus ibunya manggil Agi apa? ".

Jawabannya, " Dia piatu ".

Ibunya tiada saat berjuang melahirkannya. Hari saat ia terlahir adalah hari dimana semua orang berbahagia, karena pergantian tahun. Biarpun begitu ada juga orang yang yang tengah bersedih saat pergantian tahun.

Dan itu terjadi saat ia dilahirkan di tengah kebahagiaan banyak orang ,juga harus beriringan dengan kesedihan.

Maka dari itu Agi merasa beruntung keluarganya tetap mencintai dan merawatnya dengan semestinya. Masalahnya bukan keluarganya tapi lingkungannya yang tidak pernah mau memahami keadaannya.

Dia tidak benci ataupun menyalahkan dirinya sendiri karena ia sadar sudah takdirnya hidup tanpa kasih sayang ibu,karena itulah Agi selalu berusaha untuk menjadi seorang anak dan adik yang baik.

___________________________________

Pagi ini awan terlihat cerah. Walaupun begitu kabut tetap ada seperti biasanya. Karena daerah tempat tinggalku masih bisa dibilang pegunungan. Udara dingin melebihi dinginnya pagi di dataran rendah, menjadi penyambut rutinitas pagiku.

Pagi hari dengan rutinitas sehari-hari sebagai pelajar,sudah pasti pergi sekolah.

Biarpun sudah 11 tahun menjalani kehidupan sebagai pelajar sejak di taman kanak-kanak, masih saja aku gak hafal - hafal.

Bukan... bukan hafalan pelajaran,tapi hafalan yang lain dari yang lain.

Contoh kalau habis mandi harus membersihkan ~tempat tidurku~~.....

Yah malah bernada nulisnya.

Itu bukan karena aku anak laki-laki terus gak mau beberes, masalahnya .... aku gak mandi hihihi... jadinya kan gak harus beresin tempat tidur.

Bercanda.... teman.

Justru karena laki - laki,aku berusaha keras untuk membantu Ayah dan kakak tersayang,Kak Alya.

Karena aku pun juga punya kewajiban,kalau gak dikerjakan aku jadi gak punya hak.

Ayah setiap pagi hari kebagian untuk memasak,Kak Alya beberes rumah,dan aku yang paling ganteng hehe kebagian halaman dan kebun belakang.

Selepas itu aku berangkat sekolah dengan sepeda.Karena banyak temannya juga,sekalian tambah pengalaman.

Biarpun berangkat sama-sama,mereka hanyalah teman sekolah bukan orang yang bersedia menjadi teman.

Jadi biarpun banyak orang tetep aja sendiri,biarpun gak ada niat untuk menyendiri.

Hanya karena Ibu tiada saat melahirkan ku mereka menganggap diriku pembawa sial.

"Hah benar-benar aneh"pikir ku selama ini.

Hanya satu orang yang dekat denganku selama ini,dia dekat denganku sejak bangku SMP sampai sekarang di SMA.

Angga namanya ,biarpun dia tau semua tentangku ,dia tidak pernah ikutan menyalahkan ku.

Begitupun sebaliknya,Angga selalu bilang semua orang punya kisahnya sendiri.Cukup menjadi orang yang baik untuk orang yang kita sayangi dan menyayangi kita.

Angga adalah teman yang ceria dan banyak bicara,lihat saja itu! di gerbang sekolah sudah teriak - teriak.

"Hei ...turun - turun!!gak sopan masuk gerbang sekolah masih dinaiki sepedanya.Ada guru - guru jadi lebih sopan dituntun sepedanya sampai parkiran."

Nah bener kan ,banyak bicara tapi baik.

Angga salah satu anggota OSIS makanya teriakannya yang terdengar saat mengingatkan teman seangkatan ataupun kakak kelas yang masih masuk ke dalam sambil menaiki sepedanya.

Karena sudah tau,aku turun menuntun sepeda ke parkiran.Setelah berbalik ,hampir saja aku menabrak Angga.

"Aduh... bisa nggak ,kalo datang tuh bilang - bilang ?"

"Bisa.Pagi Agi aku mau datang loh...,eh udah deng hehehe." balasanya.

"Kenapa kesini?"bukan tidak suka,pasalnya barusan masih bertugas di gerbang masuk kenapa sekarang malah ikutan masuk.

" Gini loh ,aku kasih tau libur hampir tiba~ libur hampir tiba~ hore~ hore hore~~"

"Suut....diem! kaya bocah aja.Yah kalau libur mah udah pasti kan ujian semester udah selesai,bentar lagi juga tahun baru."jawabku.

"Nah maka dari itu,aku mau minta sesuatu."ungkapnya dengan menggebu-gebu.

"Apaan?? terus dalam rangka apa? atau kasih alasan?tapi kamu kan teman jadi gak butuh alasan untuk itu.Nanti aja ya kalau pulang, hampir masuk nih."jawabku yang dibalas anggukan kepala oleh Angga.

Aku berjalan di koridor seorang diri,sedang Angga udah lari ke kelas.Jika disuruh ikut lari ,aku akan bilang "olahraga berlebihan gak baik".

Udah naik sepeda masih juga lari - larian, capeknya... siapa yang mau pijitin kalo lempoh ini kaki.

Sampai kelas,stay cool bukan sok cool tapi keadaannya yang mau.

"Eleh ngeles ae kamu",kalo kata Angga.

Yah tapi inilah kenyataan nya,kali gak ada Angga aku gak bisa jadi diri sendiri.

Stop jangan mikir aneh - aneh

'he is just friend'.Dengan alasan semua teman sekelas ku tetanggaku,yang otomatis akan mendeteksi bahwa aku `si pembawa sial`.

Sedang kelas Angga bersebrangan.

Karna ujian sudah berakhir,kelas banyak jam kosong.Banyak diantara siswa yang memilih menghabiskan waktu bersama,tapi ada juga yang sendiri seperti ku.

Hanya menunggu Sabtu untuk mendapatkan hasil nilai, yang akan dilanjutkan liburan panjang.Bukan hal baru jika liburan itu saat yang membahagiakan ditambah pergantian tahun.Makanya banyak siswa yang mulai

merencanakan kegiatannya esok.

Karena sendiri tanpa gerak,mata pun semakin berat.Baru.... aja mau berlayar,ada aja yang ganggu.

"Hei.... Agi.Mau liburan kemana besok? ke kuburan?"tanya salah seorang teman.

"Ya iyalah,kan entar tahun baru dianya ulang tahun jadinya dirayain di kuburan bareng ibunya."timpal yang lainnya.

Aku ? sudah biasa.Memang begitu mau di apa,bukan salahku ibu tiada tapi itu sudah takdirnya.Jika ditanya pun aku juga ingin ibu masih ada bersamaku.

"Iya."hanya satu kata itulah yang keluar dari mulut ku.

"Wah... gak usah sok deh jadi orang,anak pembawa sial aja belagu.Kamu sadar gak kalau pengorbanan ibumu tuh rugi,mati cuma buat anak sial sepertimu."katanya lagi sambil berlalu.

Aku hanya diam,tapi otak ini gak mau diam memikirkan kata-kata nya barusan.

"apa pengorbanan ibu rugi?karena itu aku?"

Pertanyaan itu berputar-putar terus dikepala sampai bel pulang dan tepukan tangan di pundak menyadarkanku.

"Ah.. Angga,jadi pulang bareng? emang mau main ke rumah?"tanyaku sambil tersenyum.

Hanya anggukan kepala yang aku dapat.

"Kenapa?katanya mau minta sesuatu,emang apaan?"tanyaku lagi sambil jalan ambil sepeda.

Karena Angga terus diam, berhenti tanya itu lebih baik.Hemat baterai.

Setengah jalan menuju rumah Angga membuka mulutnya.

"Agi kamu gak papa?"pertanyaan yang dia ucap.

Aku tau pasti Angga dengar semua yang teman sekelas katakan tadi ditambah lamunanku.

"Enggak,oh ya kamu mau minta apa? sampai mampir ke rumah segala?"alihkan pembicaraan itu terkadang jadi pilihan baik.

"Oohh itu,kamu ulang tahun kan jadi hadiah dong.Kan kamu tambah umur jadi harus bersyukur ,salah satunya kasih hadiah Angga yang paling masyhur." nah kan,keluar bawelnya.

"Biarlah orang berkata apa~~~yang penting aku minta hadiahnya~~~ ooh ooh"

"Iya iya berhenti !suaramu merdu"kesalku menahan malu, dilihatin orang-orang di jalan.

"Oh ya Gi,kamu kan tambah umur pas tahun baru.Nah biasanya pergantian tahun orang berbondong-bondong buat resolusi,kamu ada gak buat tahun yang lebih baik gitu?"

"Hmmm"aku hanya bergumam tapi hati dan pikiran mikirkan apa resolusi yang harus aku lakukan.

Banyak waktu terdiam,aku memutuskan bahwa aku bukanlah anak pembawa sial.Adanya aku untuk sebuah harapan dan tujuan.Pengorbanan ibu tidak akan aku sia-siakan, begitu pun kasih sayang keluarga dan teman.Cemoohan orang akan aku jadikan batu loncatan,pembuktian bahwa aku tidak seperti yang mereka pikirkan.

Inilah resolusi ku,jika ada tambahan nanti aku kasih tau!!

avataravatar