1 BAB 1

Pagi hari Fio memulai kegiatannya, dari sebelumnya yang sudah lama libur sekolah, membuat Fio sedikit malas untuk melanjutkan sekolah.

Fio turun kebawah untuk memulai sarapan, sudah lengkap memakai seragam, rok sejajar dengan lutut dan juga menggendong tas, tidak lupa membawa sepatu di tangan kirinya dan membawah kaos kaki di tangan kirinya.

Brug! Fio menjatuhkan sepatu dan kaos kakinya di sebelah kursi.

"selamat pagi Fio" ucap ibu tersenyum sambil mengelap gelas lalu menyimpan di atas meja.

"pagi bu" jawab Fio tersenyum kembali, sambil menarik kursi lalu duduk.

Hari ini sangat cerah, matahari menyorotkan cahayanya tepat ke arah rumah Fio membuat suasana di dalam rumah menjadi hangat. Cahaya matahari masuk melewati sela-sela jendela, membuat meja-meja terlihat berdebu.

Ibu menarik kursi lalu duduk juga bersama Fio yang sedang sarapan.

"Fio hari ini akan hujan ?" tanya ibu menatap ke arah Fio.

Fio yang sedang mengunyah, hanya menggeleng, meneruskan melahap makannya.

"di cek dulu coba, repot kamu kalau sampai sakit lagi" kata ibu.

Fio berhenti mengunyah langsung menalannya, "harus bu? Kalau pun hujan kan ada jas hujan atau payung" Fio memainkan sendok dan garpuhnya.

"di cek aja dulu, kalau ternyata hujan jadi kamu bisa lebih cepat pulang" jawab ibu.

Fio menghela nafas. Menaruh sendok dan garpuh, tangan Fio mulai menutup matanya, Fio mencoba fokus dan menarik nafas panjang, dan menghembuskannya.

Fio membuka mata, Fio berada di sebuah dimensi yang dia tidak ketahui, latarnya semua putih seperti berada di atas awan, namanya Cloom. Fio melangkah, tiba-tiba muncul serbuk cahaya keemasan menyatu perlahan menjadi sebuah layar yang lebar, serbuk lainya diam di sebelah layar, menyatu lagi berbentuk seperti roda kemudi kapal laut berwarna coklat.

Fio mengahampiri roda kemudi itu, lalu muncul rekaman, terlihat dirinya keluar dari gerbang, menuju kesekolahnya.

Fio tersenyum melihat dirinya, lalu Fio menyentuh roda kemudi, lalu tidak sengaja menyenggol kemudi, terlihat rekaman berjalan mundur, Fio melepaskan kemudinya, sedikit terkejut.

"sepertinya ini kendalinya" ucap Fio.

Fio memegang kendalinya berhati-hati, memutar ke arah kanan untuk melihat kejadian yang akan datang, sedangkan memutar arah kiri untuk melihat kearah masa lalu.

Fio perlahan memutarkan ke arah kanan, rekaman yang ada dilayar berjalan maju, terlihat Fio keluar rumah dengan sedikit buru-buru, lalu sampai di sekolah Fio bertemu temannya, dan Fio memutar terus kendalinya sampai di akhir sekolah, dan semuanya aman tidak ada hujan.

"Hufff" Fio membuka matanya, sudah kembali ke ke dirinya.

"lama sekali" ucap ibu.

"aku selalu lupa kalau memakai kelebihanku, maka dari itu aku salalu malas memakainya" omel Fio.

"tidak apa-apa, ayo cepat kesekolah" ucap ibu.

Fio bergegas memakai kaos kaki dan sepatu, menggandeng tasnya lalu berpamitan, Fio keluar rumah, membuka pintu gerbang.

Fio sudah memasuki sekolah menengah atas, hari ini masuk sebagai kelas 11, kemarin libur adalah libur kenaikan kelas. Fio berjalan kaki menuju sekolah karena memang tidak jauh dari rumahnya. Fio anak perempuan yang paling ceria di kelas, bahkan anak yang paling diam di kelas aja ditanya oleh Fio, ya walaupun anak itu tidak menjawab. Fio memiliki rambut yang setara dengan pundaknya yang berwarna hitam pekat.

Melanjutkan jalannya, tidak lama dari itu tiga rumah dari depan rumah Fio membuka gerbangnya juga, Fio sengaja memperlambat langkahnya sambil sedikit-sedikit melihat siapa yang membuka gerbangnya. Laki-laki dengan memakai segaram sama dikenakan Fio, Fio sedikit terkejut, menundukan kepala lalu mempercepat langkahnya.

Sampai di depan gerbang sekolah, murid-murid lainnya sudah mulai bergegas masuk, karena jam pelajaran pertama akan segera dimulai. Fio berjalan cepat masuk kedalam kelas. menghela nafas, melihat kearah meja guru, ternyata guru belom masuk kedalam kelas.

"hey! Tumben telat" seru Hanna dari bangkunya.

Fio berjalan menghampiri teman dekatnya itu, Hanna dan Gita, mereka berteman sudah sejak akhir kelas 10, tapi sudah terasa dekat sekali. Hanna mempunyai rambut yang panjang dibanding Fio, dan Gita sama panjang rambutnya seperti Hanna tapi Gita selalu di ikat satu.

Lalu Fio duduk di sebelah Hanna, tiba-tiba laki-laki yang tadi Fio lihat, masuk kedalam kelas, membuat Fio membuka mulutnya sangat lebar, dan juga matanya. Hanna menyenggol Fio untuk segera menyadarkan.

"kenapa?" bisik Hanna.

"laki-laki itu rumahnya deket aku deh" jawab Fio masih memperhatikan laki-laki itu.

Hanna pun mengikuti Fio memperhatikan laki-laki itu, "ya emang kenapa kalau deketan rumahnya?"

"ya aku gak mau" jawab Fio menatap Hanna lalu tersenyum.

Saat Fio dan Hanna melirik ke arah laki-laki itu lagi, laki-laki itu sudah menatap Fio dan Hanna, bergegas Fio dan Hanna mengarahkan pangannya kedepan.

laki-laki itu namanya Fillo anak yang selalu duduk di paling belakang sejak kelas 10, Fillo tidak bodoh, namun Fillo hanya memilih dirinya untuk selalu sendiri.

Kelas yang di pakai Fio dan Fillo terdiri empat baris kebelakang dan tiga baris kepinggir, lalu terdapat dua papan belajar yang satu memakai spidol dan satunya lagi untuk kapur, kelas begitu rapih karena selalu ada sapu dan serok sampah yang disimpan di ujung kelas.

Pelajaran pertama di buka dengan pelajaran geografi, guru geografi masuk kedalam kelas sambil membawa dua spidol dan buku di tangannya.

"selamat pagi anak-anak" ucap pak guru geografi memecahkan keheningan.

"pagi pak" jawab seluruh murid.

"gimana liburan kalian?" tanya guru sambil menyimpan buku di meja.

"seru pak"

"baik pak"

"Biasa aja pak"

"Bosen pak"

"beragam yah, mau langsung belajar aja ? atau mau perkenalan saja?" tanya pak guru tersenyum.

"perkenalan saja pak!" teriak Fio sambil tersenyum lebar.

Teman-teman lainnya melirik ke arah Fio, dengan perlahan.

Fio melirik ke arah teman-teman sekelasnya, "ga apa apa kan pak?" tanya Fio tersenyum.

Pak guru mengangguk tersenyum, "baiklah, nama saya Dawin, kalian bisa panggil pak dawin, kalau kamu, ayo perkenalin diri kamu" ujar pak Dawin menunjuk ke arah Fio.

"kedepan pak?" tanya Fio.

"berdiri ditempat aja" Ucap pak Dawin.

Fio mengangguk, sambil tersenyum. "hallo pak nama saya Fio Sanap, salam kenal pak" Fio lalu duduk kembali.

"oh namanya Fio" pak Dawin mengangguk, "kalau kamu yang dibelakang" pak dawin menunjuk ke arah Fillo, sedang memainkan ponsel.

"saya pak?" tanya Fillo menunjuk ke arah dirinya.

Pak Dawin mengangguk.

Fillo berdiri perlahan, menelan ludah, "nama saya Fillo Ningid, biasa di panggil Fillo, makasih" Ucap Fillo lalu duduk kembali.

"wih keren namanya, ada Fio ada Fillo, siapa lagi, ngomong-ngomong kalian udah pada kenal kan?" tanya pak Dawin.

"sudah pak" sahut Fio.

Hanna di samping Fio mengangkat tangan, "aku mau pak"

"ya boleh" ujar pak Dawin.

Hanna berdiri, "hallo nama saya Hanna Dya, biasa di panggil Hanna, makasih pak" Hanna duduk kembali.

"oke Hanna, sekarang belakang Hanna" ucap pak Dawin.

"aku?" Gita menujunjuk jarinya ke arah dirinya sendiri.

Pak Dawin mengangguk.

Gita berdiri dari kursinya, "hallo nama saya Gita Saputri, dipanggil Gita saja, makasih" ujar Gita lalu duduk kembali.

"Oke Gita, ada yang mau memperkenalkan diri lagi? Atau sudahi saja?, saya laper nih, kalian juga udah ini istirahatkan" ujar pak Dawin tertawa.

"kayanya bakal jadi guru favorit aku deh guru ini" bisik Hanna.

Fio melirik Hanna lalu mengangguk setuju.

"ya sudah kalian jangan keluar dulu, nanti bel baru kekantin, jadi kalian sekarang santai aja dulu yah" ujar pak Dawin sambil menggambil bukunya.

"wah pak terima kasih!" seru Gita.

"siap minggu depan kalian langsung belajar, dadah" ujar pak Dawin berjalan keluar kelas.

"baik pak!" seru seluruh murid.

"semoga aja nanti engga rese" ujar Gita dari belakang Hanna danFio.

"yah semoga aja" lanjut Fio.

avataravatar
Next chapter