34 Terlambat

Sesuai judul, maafkan author karena up sedikit terlambat ^^ hehe lupa..

selamat membaca ya...

===============================

Jika saja benar Odele tengah mengalami koma saat dia tengah melangsungkan pernikahan, ini menandakan jelas yang bersanding dengannya adalah orang lain. Orang yang sebenarnya tau apa yang terjadi pada Odele asli. Dia lah kunci yang harus Alex temukan untuk membuka semua gombok pertanyaan-pertanyaan yang tak mampu ia pecahkan secara nalar.

Yang berartikan, 2 tahun yang ia jalani, ternyata hanyalah untuk seorang wanita peniru. Sia-sia dia menjalani hidup demi menyenangkan seorang penipu ulung. Tinggal seatap, tidur seranjang, makan bersama, bahkan dunianya pun ia korbankan hanya untuk menyenangkan si wanita peniru. Sungguh ia merasa bodoh dan di permainkan.

Alexio sungguh menyesal. Ia secara tidak langsung telah berselingkuh bahkan menikah secara sah dengan wanita lain.

Ia secara tidak sadar telah mengabaikan seseorang yang seharusnya ia prioritaskan. Entah bagaimana caranya agar ia dapat menebus semua kesalahan-kesalahan yang tak termaafkan itu?

Tidak hanya berhenti sampai disitu dosa besar yang telah ia lakukan pada Odele yang asli. Jika di ingat-ingat rasanya kesalahan yang telah ia perbuat sungguh tak termaafkan. Mulai dari membawanya secara paksa, dengan kata lain menculiknya.

Kemudian, ia juga berlaku kasar pada gadis itu, ia juga pernah mencekik gadis itu hingga hampir kehabisan napas, ia juga pernah membiarkannya berjam-jam merasakan kesakitan dan membiarkannya hampir meregang nyawa.

Jika di ingat-ingat lagi, seharusnya ia berterima kasih pada Riswan yang hadir saat itu pada tepat waktu, andai saja saat itu….. akh Alexio enggan memikirkan hal buruk terlalu jauh.

Meski kesadaran itu sedikit datang terlambat, namun ia tetap berharap memiliki kesempatan ke-2.

Seketika Rohan memberikan tepukan pelan beberapa kali di pundak Alexio dengan pelan, ketika pria itu menatapnya dengan tatapan kosong, seakan tengah memikirkan sesuatu yang Rohan sendiri tidak tau, namun yang pasti di sini.. semua jelas ada sangkutannya dengan gadis itu. Dan tepukan itu seketika menyadarkannya dari lamunannya.

Alexio kembali kepada kesadarannya, ia menoleh ke arah Rohan, Rohan memberikan sedikit senyuman canggung penguat pada temannya itu. Dengan helaan napas Rohan pun menyampaikan pemikirannya.

"Hei bro.. aku memang tidak memiliki pacar, tapi aku tau, hanya dengan melihat melalui tatapanmu padanya, aku dapat menebak, bahwa kau mencintainya dengan sangat!! jika kau ingin kembali mencoba dengannya, saranku, selesaikan semua masalah yang sudah kau buat lebih dahulu…" Ucap Rohan yang membuat mata Alexio melototinya.

"Hei hei jangan marah dulu.. apa yang aku katakan ini benar.. contohnya seperti hari ini, bukankah kau baru saja bertunangan? dan kabur di tengah-tengah acara? dan masalah ke dua yaitu mengenai urusan mu dan Jenisa tidaklah mudah, jika kau memutuskan pertunangan secepat itu, maka.. habis lah.." ucap Rohan mengangkat tangannya di udara

"tapi jika kau terus berlanjut dengannya, kau tau juga resikonya akan mempengaruhi hubungan mu dan Odele. Jadi putuskan, apa pilihanmu? tapi tetaplah berpikiran bijak, jangan rugikan orang lain hanya karena ego semata." Ucap Rohan yang di pelototi oleh Alexio tak terima.

"Hei jangan marah dulu.. coba kau ingat-ingat, selama ini siapa yang selalu menanggung masalah yang tak mampu kau selesaikan? aku hanya memberi saran, jika kau ingin berubah, dan melakukan yang terbaik.. maka berjuanglah dan bahagiakan semua orang yang juga menyayangi mu"

Alexio jelas berpikir keras mengenai hal itu, Apa yang di katakan Rohan ada benarnya.. dialah satu-satunya pengacau disini.

Alexio kembali mendudukkan dirinya di atas kursi kebesarannya, ia terlihat putus asa dengan mengusap kasar sekali wajahnya dan menopang sikunya di atas meja sembari kedua tangannya saling berpagutan. Ia tengah memikirkan sebuah cara, namun tentu ia tak tau harus mulai dari mana?

"Aaarrgghhhh" ucapnya frustasi sembari mengacak-acak rambutnya. Rohan hanya bisa menggelengkan kepalanya menatap heran pada Alexio. Sungguh ia tidak menyangka, bahwa CINTA mampu membolak balikkan sifat seseorang secara acak dalam sekejap.

Melihat Alexio yang nyaris menggila, Rohan pun semakin takut untuk jatuh cinta. Namun dia akan melakukan sesuatu untuk membantu temannya meraih cintanya.

"menurutmu, apa langkah awal ku untuk bisa menarik perhatiannya? dan.. dan merubah tatapannya agar tidak takut lagi dengan ku???" Harap Alexio dengan tatapan memohon yang terlihat sedikit canggung . Rohan tersenyum membalasnya.

"huf.. itu mudah saja.. Kabulkan permintaannya!" Jawab Rohan dengan enteng

"Apa?! tidak!!! kau tau, keinginannya selama ini hanya meminta untuk di lepaskan! yang artinya dia ingin pergi dari sisiku. jika aku melakukan itu, lalu dimana kesempatan ku berada?" protes Alexio

"Aku tau.. aku tau.. kalau begitu undur saja.."

"Maksud mu?"

"Begini.. Jika kau tidak mau mengabulkan permintaannya, maka jangan langsung menolak, jangan katakan tidak.. tapi seharusnya yang kau lakukan adalah memberinya kesempatan dengan syarat."

Alexio menautkan alisnya, berpikir sejenak, 'apa yang Rohan katakan benar.. selama ini aku selalu mengatakan tidak secara gamblang padanya.' ucapnya dalam hati

"Jika dia meminta di bebaskan, maka katakan saja kamu bersedia, tapi.. dengan syarat yang harus dia penuhi. Dan pikirkanlah syarat yang mampu menahannya sedikit lebih lama, agar kamu memiliki banyak kesempatan untuk mencuri hatinya lebih dulu." Jelas Rohan lagi.

"Maksud mu? aku memberinya harapan palsu?" tebak Alexio, dan Rohan mengangguk sedikit dan menggeleng ragu bersamaan.

"Bisa di katakan begitu.. tapi semua itu kan tergantung padamu.. bagaimana akhirnya? bukankah jika dia kembali jatuh cinta padamu, dia tidak akan pernah meninggalkan mu? bukan kah itu akhir yang kamu harapkan?"

"Benar.. tapi bagaimana jika dia tau aku hanya mengulur waktu? bagaimana jika dia tau dan akhirnya malah semakin membenci ku?"

"Takut apa kamu? kan yang tau hanya aku dan kamu. Dan kamu tau sendiri aku bagaimana? tidak mungkin aku mengatakan pada gadis itu rencana yang akulah profokatornya." gelak Rohan di akhir.

Rohan lagi-lagi berpikir keras.. karena hanya itu saat ini cara yang bisa ia lakukan, maka ia akan melakukannya. Meski ia tau ini bukanlah cara yang benar.. namun Alexio tidak perduli, meski hanya ada setitik harapan pun, ia akan berani mengambilnya. Bertaruh pada takdir yang tak ia ketahui akhirnya.

"Rohan.. bisakah kamu rahasiakan semua pembicaraan kita hari ini? jangan sampai ada yang tau, karena aku tidak ingin keputusan akhirku pada Jenisa sudah aku dapatkan di beberapa jam setelah pertunangan kami"

"Tentu.. kau tidak perlu khawatirkan aku.." Jawabnya. Tapi apa kau membutuhkan yang lainnya?" tambah Rohan menawarkan diri, ia sangat berharap Alexio memberinya tugas untuk menyelidiki Odele, karena sejujurnya ia juga sangatlah penasaran dengan apa yang sebenarnya telah terjadi pada gadis malang itu.

Namun tentu ia tidak bisa sembarang melakukan penyelidikan dengan putusannya sendiri. Karena jika itu terjadi, mungkin nyawanya menjadi taruhannya. Jelas Alexio akan membunuhnya karena lancang! hufff Rohan mengusap keningnya yang mulai berkeringat memikirkan hal gila barusan.

"Rohan.. aku memiliki permintaan, bisakah kau lakukan dengan rahasia?"

____________________________________

Hai semua.. semoga sehat selalu ya..

bagaimana menurut kalian bab hari ini?

Beri Alexio kesempatan, ataukah ini saatnya Odele membalas dendam pada Alexio???? dan menghajarnya di chapter selanjutnya?

tulis pendapatmu di komentar ya? ^^

avataravatar
Next chapter