6 RUMAH SAKIT

Malihat kejadian yang terjadi sebelum Odele di bawa pergi Riswan, Alexio telah benar-benar merasa murka..

Tak dapat lagi membendung rasa sesak di dada..

Tak dapat menahan rasa ingin membunuhnya… meski kewarasannya menyuruhnya untuk bersabar, tapi jelas kecemburuannya lebih besar. Hingga tanpa sadar, gelas yang tengah dalam genggamannya pecah menjadi berkeping-keping karena remasannya.

PRANGGGGGG!!!

Dapat Terdengar oleh Willy pecahan kaca berasal dari ruang kerja tuannya. Willy pun berlari ke lantai atas dengan tergesa-gesa menuju ketempat asal suara. Dengan napas yang terengah-engah dan panik, ia membuka pintu ruang kerja Alexio segera dengan tak sabaran. Jelas terlihat olehnya, jika tangan tuannya telah di penuhi oleh darah segar yang terus menetes dan Willy sungguh dapat menerka kejadian apa yang baru saja terjadi di ruang kerja itu. Jelas tangan Alexio yang terluka pasti karena tertusuk oleh pecahan gelas wine yang ia remas menjadi berkeping-keping. Dan di lantai juga banyak terdapat pecahan kaca dari botol anggur yang ia minum. Pasti Alexio menendang botol wine itu pikirnya.

"Tuan.. apa yang terjadi?" Tanya willy khawatir

"Apa sebagus itu?" tanya Alexio tiba-tiba.

"Apanya tuan? Tangan anda terluka, mari berbicara setelah saya mengobati luka anda." Ucap Willy berbalik dan hendak mengambilkan kotak obat

"Berhenti di situ!! Katakan pada ku. Apa kalian menikmatinya?" Pekik Alexio dengan tatapan nyalangnya. Willypun segera berbalik menatap ke arah Orang yang memanggilnya.

"Apa maksud anda tuan? Saya tak mengerti!!" tanya Willy memastikan kecurigaannya bahwa Alexio sedang cemburu buta.

"Berpura-pura? Kini kau sudah berani berpura-pura buta tak melihat tubuh nya? Hah?" tuduh Alexio. Setelah mendengar kalimat yang baru saja di lontarkan Alexio padanya, Willy pun menjadi yakin dengan kecurigaannya.

"Jangan katakan anda cemburu pada ku tuan? setelah sekian lama, bagaimana bisa anda meragukan kesetiaan ku?" Tanya willy balik

"Kau tidak bersedia menjawab pertanyaan ku kan? Dy juga pernah menggoda mu bukan? Jalang itu bahkan pernah meniduri semua pelayan yang ada di rumah ini!!!" pekik Alexio dengan matanya kebenciannya yang memerah.

Ia pun kembali membanting barang-barang yang ada di hadapannya. Will hanya bisa menyaksikan saja tuannya melepas amarah lebih dulu.. baru setelah itu ia akan menjelaskan.. pasalnya saat ini bukanlah saat yang tepat, dimana Penyakit Alexio tengah kambuh. Ya.. semenjak Odele menghianatinya, Alexio mengalami Bipolar..

Setelah menjalani beberapa tahun therapi, akhirnya ia dapat mengendalikan emosinya kembali.. namun tampaknya penyakit itu kembali kambuh melihat reaksi Alexio seperti ini.

Setelah puas melepaskan emosi, kakinya pun terkulai lemas hingga terduduk di lantai meratapi pahitnya pernikahan nya terdahulu. Ke dua jari jemarinya bahkan menarik narik rambutnya dengan kasar, seakan ia memaksa keluar kenangan pahit yang sama sekali tidak ingin ia ingat, yang terlihat betah bersarang di dalam kepalanya.

Istri yang begitu ia cintai, istri yang selalu ia perdulikan, prioritaskan dan manjakan, bisa-bisanya menghianatinya kala ia sedang pergi memperjuangkan hasil kerja kerasnya yang telah ia kerjakan selama bertahun-tahun.

Jelas tingkah Odele masa itu membuktikan betapa murahannya gadis itu.. yang suka menggoda semua laki-laki yang ia temui.. tanpa memikirkan perasaan suaminya, ia seakan kekurangan kasih sayang hingga mencari kesenangan dari pria lain. padahal nyatanya seluruh waktu yang Alexio punya sudah hampir dihabiskan hanya untuk menemani dan melayani istrinya yang mengidap hypersexual. Bahkan tak jarang Lexy harus merubah jam tidur nya menjadi jam kerja, semua itu ia lakukan demi Odele.

Setelah melihat Alexio sedikit tenang, Will pun segera mengeluarkan pendapatnya mengenai sudut pandang Alexio padanya,

"Kali ini anda salah tuan.. aku tak menatap ke arah tubuh nyonya, sungguh aku tau batasanku, mataku hanya tertuju pada bagian pinggulnya yang membiru dan membengkak saja. Dan satu lagi aku tidak pernah menyentuh nyonya. Walau ku akui tak sekali dia pernah menggodaku… Tapi aku tak pernah meladeninya saat itu.

Tuan ku hanya anda. Aku hanya menerima perintah dari anda. Dan anda adalah orang yang mengenalku selain tuan besar.. jadi anda pasti tau, jika aku tidak pernah berucap bohong, terlebih pada tuanku..!" Ucap willy yang langsung meninggalkan tuan mudanya.

Alexio pun mencerna setiap kata yang di ucapkan Willy. Ia pun menyadari, tidak semua orang tidak bisa di percaya..

Setelah beberapa saat, Willy pun kembali masuk ke dalam ruang kerja Alexio, dengan membawa kotak obat di tangannya.

"Tuan izin kan aku membalut tangan anda". Ucap Willy mengulurkan tangannya. Alexio tak menjawab, ia hanya mengulurkan tangannya seperti apa yang Willy minta. Sementara matanya mengarah ketempat lain dengan tatapan kosong.

*rumah sakit kota

Riswan memarkirkan mobilnya tepat di depan UGD rumah sakit. Ia berteriak pada perawat yang sedang berjaga. Para perawat pun datang dan segera membawa Odele ke ruang UGD untuk mendapatkan pertolongan pertama.

Beruntung dokter bedah kala itu masih berada di rumah sakit. Sehingga ia pun bisa memeriksa keadaan Odele. Setelah melakukan pemeriksaan awal, Dokter bedahpun memutuskan untuk memanggil Dokter spesialis ortopedi segera. Dan 1 jam kemudian setelah sama-sama berunding dan mengambil keputusan, tindakan lanjutan pun di laksanakan. Dimana Odele harus menjalani operasi guna menyelamatkan pinggulnya agar ia tetap bisa berjalan dengan Normal seperti orang-orang pada umumnya. Karena rusaknya tulang pinggulnya saat ini sangat beresiko membuatnya menjadi lumpuh secara permanent.

6jam sudah waktu berlalu, tapi Odele masih berada di dalam ruang Operasi, dan masih belum terlihat tanda-tanda operasi akan segera berakhir. Namun orang yang seharusnya bertanggung jawab dan menunggunya malah tak nampak batang hidungnya sama sekali, sesal Riswan.

Karena tiada siapapun yang menunggui wanita itu, ia pun memutuskan untuk menunggu gadis itu hingga operasi selesai di lakukan.

Ring.. ring.. hp nya berbunyi tiba-tiba, matanya pun menatap layar hp yang menampilkan nama Williams disana. Tanpa ragu, Riswan pun segera mengangkat panggilan tersebut.

"Dimana?" Tanya Willy tanpa basa basi.

"Ya di rumah sakit. Kalian dasar tidak bertanggung jawab sama sekali. Bagaimana bisa kalian memperlakukan Odele seperti ini? Jika saja aku terlambat membawanya kerumah sakit ia benar-benar akan kehilangan nyawanya!"gerutu Riswan

"Sadar ris, kamu tidak perlu terlibat terlalu dalam dengan urusan tuan. Kamu itu bukan siapa-siapa tanpa tuan" ucap Willy mengingatkan

"Jadi kalian berencana membunuhnya malam itu?"

"Kamu tidak perlu tau. Sekarang katakan kalian di rumah sakit mana?"

"Di RS. tengah kota"

Tut. Tut.. tut.. tlp di matikan Sepihak oleh Willy.

30 menit kemudian willy pun tiba di rumah sakit bersama Alexio dan 5 orang pengawalnya. Alexio berjalan lebih dulu. Lalu di susul oleh willy dan para pengawal di belakangnya.

Riswan berdiri seketika ketika Alexio berjalan mendekatinya. "Bagaimana keadaan nya?" Tanya Alexio langsung tanpa ekspresi menatap Riswan

"Dia hampir tidak tertolong.. Tulang pinggulnya patah.. dan penyanggah tulang sebelumnya adalah kualitas rendah yang seharusnya di ganti setiap setahun sekali. Namun.. ini sudah lebih dari 7 tahun.. dy masih menggunakan penyanggah itu tanpa menggantinya sekalipun. Kamu bayangkan, Sudah berapa lama sebenarnya dia menahan sakit? Aku tau apa yang terjadi diantara kalian. Tapi aku ini dokter.. aku tudak bisa mengabaikan orang yang butuh pertolongan.. Jadi.. maaf jika aku lancang dengan membawa istri kamu pergi tanpe persetujuan. Apa yang aku lakukan hanya naluri seorang Dokter saja.. bahkan jika itu adalah orang lain, aku pun akan melakukan hal yang sama. Intinya, aku tidak ada maksud lain.." Ucap Riswan menjelaskan.

Kening Alexio berkerut, mencoba mencerna setiap kalimat yang di ucapkan oleh Riswan.. mencoba mengerti mengenai ketetapan waktu yang tidak sinkron menurutnya. Lalu ia pun menuturkan kebingungannya. "Kamu mengatakan 7 tahun??? 7 tahun apa? apa maksudnya? Aku tidak mengerti.. Bagaimana bisa aku percaya?"

"Oke.. memang ini terdengar sedikit aneh.. tapi… aku juga tidak bisa berkomentar apa-apa setelah melihat dan mendengar sendiri bukti-bukti nyatanya…"

avataravatar
Next chapter