webnovel

Welcome The Bad Land

di dunia ini terdapat banyak keindahan dimana kedamaian telah menjadi sesuatu yang sudah pasti dimiliki oleh masing-masing individunya, kebebasan mengembangkan bakat, kebebasan untuk menyuarakan pendapat, serta banyak kebebasan yang menjadikan dunia ini sangat mudah dinikmati oleh sebagian orang begitu juga dengan ku.

aku adalah seorang pria biasa yang hidup biasa-biasa saja dengan tujuan bisa menjalani hidup dengan tenang dan ketika mati aku dapat menemukan ketenangan dan tidak ada rasa penyesalan sehingga aku bisa menatap kematian dengan penuh rasa bangga, bangga karena telah terlahir ke dunia ini, namun ada satu rasa bangga yang mungkin tidak bisa aku dapatkan, yaitu rasa bangga karena telah menjadi sesuatu yang bisa mengubah dunia.

ah aku sudah panjang bicara tapi aku belum mengenalkan diri, sungguh buruk, baiklah aku akan memperkenalkan diriku, aku adalah seorang pekerja serabutan yang bisa bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup, mungkin dari mata orang aku dipandang buruk, namun bagi ku sendiri selama aku bisa memenuhi kebutuhan ku sebagai manusia dan pria yang akan berusia 22 tahun itu sudah cukup.

hmm kalian belum tahu nama ku? ah benar juga aku lupa memberitahu siapa nama ku, baiklah nama ku adalah Arias Hwang, mungkin terdengar seperti nama nama di negara asing namun masih masuk dalam kawasan Asia, tapi aku adalah murni seorang pribumi, yaah meski beberapa keluarga bukan berasal dari negara ini.

saat ini aku baru saja selesai dari pekerjaan ku, pekerjaan ku kali ini adalah menjaga gudang tempat sebuah produk susu tentu ini shift malam, dimana orang-orang disini sudah menyiapkan kopi dan beberapa kartu remi untuk bermain di sela-sela luang dan tentu dengan bermain ditempat yang tidak kelihatan oleh CCTV karena berbahaya bila ketahuan boss.

ketika aku akan bergabung untuk bermain bersama sesuatu hal bodoh terjadi.

"Whoa... "

*prak*

aku...

mati terpeleset.

perlahan mentari bersinar di ufuk timur, hangat cahaya mentari masuk melalui jendela dan tepat mengenai wajah ku.

"ughhhh."

aku memegangi kepala ku, kemudian membuka mata ku, aku terbangun di sebuah tempat aneh dengan dekorasi seperti gaya eropa abad pertengahan, dengan kasur ada kelambu nya dan juga beberapa riasan seperti pedang pada dinding dan sebagainya membuat daya tarik ruangan ini cukup besar, namun dimana kah aku?

*kriiiet*

pintu kamar ini terbilang cukup besar terbuka dan menampakkan seorang pelayan wanita berambut biru muda membawa nampan yang diatasnya ada roti dan air.

"anda sudah sadar Tuan Harold? "

tanya sang pelayan dengan nada seperti tidak percaya apa yang dilihatnya.

aku perlahan menoleh kearah lain, namun tidak ada orang lain lagi disini, lantas siapa yang dia panggil 'Harold'?

"aku tidak menyangka ternyata anda masih bisa sadar padahal sebelumnya tabib sudah mengatakan kalau anda mungkin tidak akan bangun lagi. "

ujar pelayan itu yang langsung berjalan dengan penuh rasa gugup kearah ku.

aku melihat gadis pelayan itu tampak ketakutan, dan kini aku sadar kalau pelayan itu memanggil ku dengan nama Harold.

"Harold, aku? " tanya ku kepada pelayan itu, pelayan itu hanya mengangguk dan menundukkan kepalanya tampak dia tidak ingin menatap ku.

perlahan ku coba gerakkan tubuh ku dan mengambil roti yang dibawakan di nampan itu.

"keras." gumam ku pelan, dan cukup kulihat kalau gadis itu terlihat cukup ketakutan setelah aku mengatakan keras kepada roti ini, memang tekstur roti ini sangat keras bahkan lebih mirip batu.

"maaf tuan Harold tapi tinggal beberapa roti lama yang tersisa, setelah penyerangan ras iblis kepada kita kaum manusia sehingga bahan makanan tidak bisa lagi kita dapatkan. " ujar pelayan itu sambil gemetar.

kaum iblis yah, ini lebih mirip kepada kisah-kisah petualangan dunia lain kah? aku biasa membacanya dalam komik, namun kenapa aku yang harus pindah dunia sih?

"bisa kau temani aku berkeliling? "

tanya ku dengan nada santai mencoba bersahabat, namun pelayan itu cukup gemetar dan langsung mengangguk, terlihat dari reaksi nya dia sepertinya takut dengan ku, apa mungkin penampilan ku begitu seram kah?

ketika aku berjalan ke lemari untuk melihat pakaian, tanpa sengaja aku melihat kearah cermin dan kulihat pria dengan anting-anting mahal dan juga beberapa kalung emas terpakai ditambah dengan baju sutra yang kelihatan mahal.

"apa-apaan ini?!!!! "

teriakku melihat ternyata penampilan ku senorak itu, membuat ku harus menepok jidat karena tubuh ini terpakai kan cukup banyak perhiasan yang membuat penampilan ini sangat norak dan juga terlalu berkilauan.

"hiiiii."

aku mendapatkan respon takut dari gadis pelayan itu membuat ku menghela nafas, seperti nya tubuh ini sebelum aku masuk kedalam nya itu seorang tirani yang suka dengan perhiasan-perhiasan, dan itu membuat ku mual, seorang pria memakai kalung, dan anting emas membuat ku mual, sontak aku melepaskan semua aksesoris yang berada di wajah ku.

mungkin lain waktu aku harus menjualnya, karena makanan mahal dan juga kulihat pelayan biru itu agak kurus mungkin saja kurang gizi dan itu membuat ku merasa tidak enak.

"kamu, siapa nama lengkap ku? " tanya ku kepada gadis pelayan itu, sontak pelayan itu langsung makin menunduk dengan penuh gemetar.

"anda tuan Harold Diogo, putra tunggal dari Raja Hansen Diogo, yang menjadi pewaris kerajaan ARISUDERA setelah kematian raja Hansen Diogo. " ujar pelayan biru itu dengan nada sedikit gemetar.

"baiklah kalau begitu siapa namamu? " tanya ku lagi dengan nada santai.

"na-nama hamba Claire Gretel. " ujar nya dengan nada sedikit gemetar.

"bisa kamu membawa ku berkeliling? " tanya ku dengan nada santai, Claire hanya mengangguk dan segera membawa ku keluar dari kamar.

kami menyusuri koridor, dan kami sampai di sebuah ruangan, Claire membuka ruangan itu dan terlihat ruangan itu adalah ruangan persenjataan, dengan banyaknya senjata yang berada didalam nya.

namun aku melihat nama senjata-senjata itu dan rank nya, apakah ini sistem? cukup bagus juga bila memang benar ini sistem, dengan begitu melakukan pekerjaan akan lebih mudah.

"Status."

gumam ku dengan nada yang cukup kecil hingga gadis biru kikuk itu tidak mendengar apa yang aku ucapkan.

segera sesudah mengucapkan kata 'status' aku melihat sebuah layar yang bertuliskan status mirip dengan game-game.

Name : Harold Diogo

Age : 34 Years Old

Level : 1/10

Title : The Last King Of Humanity

HP : 30

MP : 10

ATK : 10

DEF : 10

AGI : 10

DEX : 10

VIT : 10

INT : 10

LUK : 10

SP : 10

BP : 0

Progress EXP : 0/100

ATK Skill

-

Pasive Skill

The One Who Become King (dengan skill ini orang yang berada pada wilayah mu akan terkena pengurangan status sebesar 50 % dan memberikan Buff kepada mu sebesar 30% stats, dapat memberikan status blessing kepada wilayah, semua penduduk di daerah mu tidak bisa untuk tidak patuh padamu.)

sebuah papan status yang menunjukkan karakter ku dan Skill ku, sebuah gambaran yang sangat tepat menggambarkan seseorang level 1,bahkan aku tidak punya Skill serangan sama sekali.

ini buruk aku menjadi bersemangat setelah melihat papan status ini, bukankah ini seperti romansa yang didambakan para pria untuk memiliki papan status seperti didalam game?

setelah berlalu dari ruang senjata, kami kini berada di halaman bawah, banyak para pekerja membicarakan aku, kurasa desas-desus akan mulai sering kedengaran.

aku perlahan melihat sekeliling, dengan suasana salju dimana kita akan sangat sulit untuk melakukan pekerjaan ladang.

"cuaca sudah seperti ini, generator cuaca dimiliki pihak iblis dan bila kita ingin membajak ladang atau bahkan membuat pakan untuk ternak kita sudah tidak bisa. "

ujar Claire itu dengan nada sedih, sepertinya di dunia ini umat manusia telah jatuh sangat jauh ke dasarnya.

"tunggu apa maksud mu dengan generator cuaca? "

tanya ku lagi dengan nada heran, apa didunia ini cuaca bisa diatur sesuka hati? sehingga cuaca bagi manusia akan sangat buruk berketerusan?

"ya, generator cuaca adalah alat untuk memberikan cuaca pada suatu daerah tertentu, namun alat itu sudah dimiliki oleh kaum iblis yang hampir membinasakan umat manusia. " ujar Claire

dengan pandai menjelaskan apa itu generator cuaca.

"tuan, tuan, tuan!!!! "

Tiba-tiba seorang pria tua dengan pakaian Butler mendatangi ku dengan buru-buru, terlihat wajahnya cukup panik dan dia berkeringat di hari yang sangat dingin ini.

"hm? " aku menolehkan pandangan ku kearah nya.

"anda sudah sehatkah tuan? " tanya pria tua itu dengan nada seolah-olah ingin menjilat orang lain.

"ya, dan kau siapa? " tanya ku dengan nada heran.

"apakah anda tidak ingat ajudan anda tuan? " tanya Claire dengan nada heran, hal itu membuat ku membelo kan mata kearah Claire.

"benar, saya adalah ajudan anda Nathan Pixie. " ujar pria tua itu dengan nada sangat bangga akan hal itu.

"haaah." aku hanya bisa mengurut keningku kenapa tubuh ini menjadikan pria tua ini sebagai ajudan? apakah dia bodoh sehingga bisa dibodoh-bodohi, lihat saja wajahnya benar-benar tidak meyakinkan.

"tuan, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, aku harap anda sudah siap. " ujar ajudan itu dengan nada serius.

"Nathan, Tuan baru saja bangun dan kamu ingin membuatnya bekerja?! apa kamu tidak takut bila tuan sakit lagi?! " tanya Claire dengan nada tegas, aku menatap kearah Claire dengan wajah heran, aku tidak tahu si penakut Claire bisa berang terkait kesehatan ku.

"eh." Claire yang sadar bahwa dia sedang dilihati langsung menundukkan kepala.

"anda tidak seperti biasanya, biasanya jika Claire berang seperti ini anda akan langsung menghajarnya. " ujar Nathan dengan nada heran.

"hmm kenapa pula aku harus menghajarnya? " tanya ku bingung membuat baik Nathan maupun Claire membelalakan mata mereka.

"apa tuan benar-benar baik-baik saja kah? " tanya Nathan sambil. memegangi keningku.

"aaah sudah lah, Terima kasih atas perhatian mu, tapi pekerjaan tetaplah pekerjaan aku akan mengerjakan semampu ku dulu. " ujar ku dengan nada serius.

"baik-baik ayo Tuan! "

kami bertiga pun masuk ke sebuah ruangan yang ada di lantai dua, sebuah ruangan besar yang didalamnya berisi kertas-kertas.

"ini Tuan, sudah ke 1000 kali nya warga memohon untuk mendatangkan cuaca tropis agar ladang mereka bisa di bajak, tapi kebanyakan warga sudah tidak mampu membayar pajak sehingga tidak ada uang yang bisa dikeluarkan untuk mendatangkan cuaca tropis ke negeri ini. " ujar Nathan dengan nada serius.

sebuah papan Quest perlahan muncul didepan ku yang sedikit membuat ku cukup terkejut ketika melihatnya.

Save Your Country

selamatkan desa mu dari musim dingin dan kelaparan (0/100 day)

Be Strong

didalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat, latih lah tubuh mu dengan melakukan Push Up, Sit Up, Lari sebanyak 100 kali/hari.

Ketidakpuasan masyarakat

Warga didaerah mu tidak puas, buat mereka menjadi puas dibawah pemerintahan mu (0/900 orang)

melihat berbagai Tab itu membuat ku menghela nafas, menyelamatkan kota tentu ini yang akan segera kami lakukan, kemudian Be Strong melakukan olahraga 100 x perhari itu tidak mudah tapi aku akan berusaha, dan yang terakhir ketidakpuasan masyarakat, yang ini sepertinya ada hal yang membuat masyarakat tidak suka pada ku, mungkin pajak, didunia mana pun warga tidak suka uang pajak dihamburkan untuk kepentingan pemimpin aku akan menanyakan itu kepada Nathan dulu.

"hmm ah bisa kau beri tahu berapa pajak yang kita berikan kepada mereka? " tanya ku dengan nada serius.

"sebelum tuan pingsan lama, tuan berpesan untuk menaikkan 100% pajak dan itu akan digunakan untuk membeli baju-baju tuan. " ujar Nathan dengan nada sedikit takut.

Lagi-lagi aku harus dibuat tepok jidat oleh kelakuan tubuh ini dahulu.

"haaah, Nathan, berapa banyak yang bisa kita dapatkan dari menjual pakaian-pakaian ku yang berkilau serta semua aksesoris yang aku punya seperti kalung, anting dan sebagainya? " tanya ku dengan nada serius.

"tuan, apakah anda berniat menjual pakaian dan aksesoris itu? " tanya Nathan dengan nada kaget bahkan Claire sendiri menatap ku dengan tatapan terkejut.

"ya, jika bisa dan cukup banyak aku harap kita bisa mendatangkan cuaca tropis dan membeli makanan untuk kita dan warga. " ujar ku dengan nada serius.

ujar ku sambil melihat beberapa kertas lainnya.

" dan jangan lupa turunkan pajak sebesar 90% agar warga tidak kesulitan untuk membayar pajak, yang terpenting sekarang perut kita dan perut mereka. " ujar ku dengan nada serius.

"anda sudah dewasa, tuan. " ujar Nathan dengan air mata bahagia keluar dari wajahnya membuat kesan pertama ku kepadanya menjadi hilang, dia terlihat seperti kakek yang melihat cucu nya sudah besar.

"sudah-sudah kita harus membereskan semua masalah kita agar kita bisa hidup lebih mudah. " ujar ku dengan nada santai.

tak terasa waktu menjadi malam, aku dan Nathan masih berada di ruang kerja sementara Claire kini sudah pergi untuk menyiapkan banyak hal seperti makanan dan bak mandi.

"tuan, kami mendapatkan kabar dari para penjaga perbatasan kalau ada sebuah bayangan mengerikan sering melintasj perbatasan, dia sering merusak rumah-rumah dan menghancurkan fasilitas perbatasan. "

ujar Nathan sembari membaca surat dari perbatasan itu.

"jika bisa kerahkan sesedikit mungkin orang dulu untuk melakukan investigasi secara lengkap kemudian kita akan susun rencana penanganan nya. " ujar ku dengan nada serius dan dengan itu mengakhiri pekerjaan yang melelahkan hari ini