webnovel

Anak Siapa?

Siapa yang tidak bangga melihat laki-laki berusia 23 tahun sudah mahir dalam menjaga anak kecil, bahkan sudah merawat anak kecil tersebut seperti anaknya sendiri, siapa lagi kalau bukan LOGAN PATTINSON.

Rutinitas setiap harinya setelah pulang dari kantor adalah menjaga si baby ANDI PATTINSON, walaupun di rumah sudah ada baby sitter tetapi ia tidak sepenuhnya menyerahkan tanggung jawab, untuk mengurus sang adik kepada si pengasuh.

Beruntung sekali mereka berdua masih mempunyai oma, yang bisa dimintai tolong untuk gantian menjaga Andi. Jangan tanyakan di mana ke dua orang tua mereka, yang jelas mereka tidak ada di Indonesia dan tidak tinggal satu rumah dengan ke dua anak laki-laki tersebut.

"Andi, jangan lari-larian. Nanti kamu jatuh," tegur oma.

"Wahhh mobilnya bisa lari hahaha," girang Andi.

"Mana ada mobil lari? Itu kan pakai remot sayang." Oma terkekeh menggelengkan kepalanya.

Padahal si pengasuh yang mengendalikan remote control, tapi Andi tetap menganggap bahwa mobil miliknya bisa lari sendiri. Hari-hari rumah terasa begitu ramai karena suara teriakan Andi, bocah yang baru menginjak usia 3 tahun tersebut begitu lengket dengan sang nenek, karena sudah seperti mamanya sendiri sedangkan sang kakak sudah seperti papanya sendiri.

"Papa Lolo, ke mana?" tanya Andi.

"Hm kenapa kamu masih saja memanggil kakakmu itu dengan nama, Lolo? Coba panggil namanya dengan benar, kak Logan. Ayok kamu pasti bisa panggil, kak Logan." Sang oma mengajari cucunya cara mengucapkan kata demi kata dengan benar.

"Papa, Loooolooo hahaha."

Siapa yang tidak gemas melihat tingkah lucu anak bungsu dari keluarga Pattinson, namun sayangnya dibalik tawa rianya si kecil terselip rasa sedih yang dirasakan oleh sang oma.

"Mereka pasti akan menyesal, karena sudah melewatkan momen tumbuh kembangnya, Andi," batin sang oma.

"Papa, belum pulang?" tanya Andi.

"Papa, jam segini masih ada di kantor. Mungkin sebentar lagi dia akan pulang, memangnya kamu mau dibawain apa?" tanya sang oma.

"Aku mau makan ice cream, aku ingin makan es krim yang banyak hehe," pinta Andi.

"Eh ingat apa kata papa Logan, kamu tidak boleh makan terlalu banyak es krim nanti gigi kamu bisa bolong," nasihat oma.

"Aihh peliittttttt." Andi kalau lagi ngambek suka sekali mengerucutkan bibirnya serta bersidekap di depan dada.

Sang oma sudah sering sekali mengajari cucunya, untuk memanggil Logan dengan sebutan kakak. Tapi si kecil tetap saja memanggil sang kakak dengan sebutan papa, namun hal tersebut tidak membuat Logan keberatan.

Dari bayi memang hanya Logan yang dilihatnya sebagai sosok seorang ayah, yang selalu ada untuknya di manapun dan kapanpun. Logan awalnya keberatan, saat orang tuanya memutuskan untuk tinggal di luar negeri dan meninggalkan Andi yang saat itu masih bayi. Tapi keputusan papanya sudah bulat, demi menyelamatkan pernikahan mereka akhirnya terpaksa meninggalkan Andi untuk dirawat oleh sang oma.

Semenjak saat itu Logan sudah bodo amat, kalau orang tuanya mau mengakui Andi sebagai anak atau tidak. Walaupun Logan sudah mengetahui permasalahan yang terjadi di antara orang tuanya di masa lalu, namun tak seharusnya mereka membenci Andi yang tidak tahu apapun tentang permasalahan orang dewasa.

"Andiiiii, aku pulang."

"Andi? Heiii kok enggak ada suaranya?" heran Logan begitu memasuki rumah, suasana di ruang tengah begitu sepi padahal ada beberapa orang di sana.

"Andi, kamu kenapa?" tanya Logan yang melihat adik kesayangannya duduk di pojokan sembari bersidekap di depan dada.

"Di lagi ngambek, tadi oma melarangnya untuk makan es krim terlalu banyak, makanya sekarang manyun kayak gitu," ujar sang oma membuat Logan terkekeh.

"Kebiasaan banget, perkara ice cream sampai kayak gitu?" Hah, dasar bocil." Logan menaruh tas kerjanya di atas sofa terlebih dahulu, kemudian menghampiri sang adik yang tengah merajuk.

"Andi? Kamu lagi ngambek, ya?" goda Logan sengaja menjahili adiknya dengan menarik-narik kaosnya.

"Aku mau makan ice cream tapi tidak dibolehin, aku maunya makan yang banyak tapi kenapa tidak boleh? Tadi aku lihat di YouTube anak-anak makan banyak, tapi kenapa mereka dibolehin?" protes Andi sembari mengadu pada kakaknya.

"Memangnya siapa yang bilang tidak memperbolehkan kamu makan ice cream? Bukankah oma hanya mengatakan, kalau kamu tidak boleh makan ice cream yang banyak. Nanti gigi kamu bisa sakit seperti waktu itu, terus kamu nangis selama berhari-hari karena gigi kamu sakit. Apa kamu mau kayak gitu, lagi?" nasihat Logan membuat sang adik menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mau sakit gigi lagi, nanti aku tidak bisa main sama temen-temen," keluh Andi.

"Nah itu tahu kamu tahu, kalau sakit tidak bisa main sama temen-temen. Makanya jangan sampai sakit, salah satu caranya supaya tidak sakit adalah dengan menuruti setiap nasihat dari oma. Jangan suka ngeyel kalau dikasih tahu," tegur Logan dengan nada lembut, supaya adiknya dapat memahaminya dengan baik pula.

"Iya, Papa. Kalau begitu aku mau makan ice cream satu saja, tapi yang wadahnya agak besar dikit hehe," pinta Andi membuat Logan tertawa.

"Ya sudah sekarang ayo kita pergi ke supermarket, cuacanya juga sudah mulai mendung. Jangan sampai nanti hujan terus kita masih ada di luar, pokoknya setelah membeli ice cream kita langsung pulang," ajak Logan sembari menggendong adik kesayangannya.

"Hehe ayokkkk kita beli ice cream," girang Andi.

Sang oma yang melihatnya begitu terharu dengan kedekatan ke dua cucunya, walaupun sudah jelas-jelas mereka berdua beda ayah tapi tidak menyurutkan keharmonisan di antara ke dua kakak beradik tersebut.

"Andi? Kamu hari ini tidak nakal kan di rumah?" tanya Logan pada anak kecil yang berusia hampir 3 tahun tersebut.

"Aku tidak pernah nakal, aku selalu menjadi anak baik setiap harinya," ucap Andi.

"Bagus, itu baru namanya adik kesayangan aku. Kalau kamu tidak nakal, kamu minta apa aja nanti papa akan menurutinya. Jangan minta mainan kalau lagi pergi sama oma, tapi kalau minta makanan atau jajan boleh," nasihat Logan membuat si kecil menganggukkan kepalanya.

"Iya, aku tidak akan minta macam-macam sama, Oma. Kan sudah ada papa yang membelikanku mainan, jadi untuk apa aku meminta pada orang lain," ujar si kecil.

"Good boy."

Begitu sudah sampai di supermarket, Andi dengan begitu antusias masuk ke dalam kemudian mengambil berbagai aneka jajanan, tanpa memperdulikan Logan yang tertinggal jauh di belakangnya.

"Aihh aku hampir saja lupa tidak memakai masker," gumam Logan kemudian mengambil masker yang ada di saku blazernya.

Logan terkekeh sembari menggelengkan kepalanya, melihat adiknya begitu bersemangat diajak berbelanja apalagi kalau soal makanan. Rasa capeknya setelah seharian bekerja langsung terobati, dengan melihat tawa riang adik kesayangannya.

Logan menggandeng adiknya menuju ke kasir begitu sudah selesai berbelanja, di sana mereka harus mengantri dulu di belakang seorang wanita yang memakai dress berwarna hitam, serta masker yang menutupi mulut dan hidungnya.

"Papa, Tante itu cantik," bisik Andi yang berada di gedongan Logan.

"Hm bagaimana kamu mengetahui kalau dia itu cantik? Sedangkan wanita itu memakai masker?" ujar Logan membuat wanita dihadapannya tiba-tiba membalikkan badannya.

DEGGHHH!!

"Mata itu?" batin Logan.

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE

DAN COMENT GAESS, TERIMAKASIH.