1 Love exists, but not by Destiny

Cast : Arthur Dechlan, Jeon Jungkook

New Orleans, Amerika Serikat.

Seperti kehidupan kuliah yang normal, aku menjalani hidup kuliah semestinya. Namun tidak dengan kehidupan sehari-hariku, yang berkisar tentang Kuliah serta bekerja di 4 tempat sekaligus. Demi memenuhi kebutuhanku dan juga adik kecilku.

Ya aku hanya tinggal berdua dengan adikku yang masih Junior High School. Kedua orangtua kami telah meninggal 5 tahun yang lalu karrna kebakaran yang terjadi di Toko bunga yang kami miliki dulu. Hanya mereka berdua disana, karna aku dan adikku saat itu masih sekolah. Hal itu sangat disayangkan, dan membuat adikku yang masih kecil shock karna kejadian itu. Membuatnya menjadi pribadi yang pendiam.

Saat ini aku kuliah tahun ke-3 Di University of New Orleans, aku beruntung bisa kuliah disana dengan beasiswa. Sudah waktunya untuk memilih perusahaan agar dapat magang disana sebagai Project akhir sebelum Kelulusan.

Ada satu perusahaan yang menjadi targetku dari beberapa lainnya. Softver, sebuah perusahaan Software terbesar di New Orleans.

"Jeon, bisa kau bantu aku bawakan Ini ke meja 21" Jessy berteriak dari arah dapur.

"Oke Jessy"

Jungkook berjalan perlahan menuju meja 21 dengan membawa nampan di tangannya.

"Ini pesanan anda tuan, Beef Sandwich dan Iced Americano" Jungkook meletakkan pesanan itu dimeja, dan terkejut melihat wajah tampan tapi sangar sang pelanggan. Terdiam memperhatikan lawannya, hingga tanpa sadar menyenggol gelas yang ada dimeja itu.

"Astaga maaf tuan, saya tidak sengaja. Maafkan saya" Jungkook panik. Mengambil tisu dan membantu membersihkan lengan kemeja yang dikenakan pria itu.

"I'm Okay, lain kali hati-hati" Ucapnya lalu pergi menuju Toilet.

"Ya ampun apa yang harus kulakukan" Jungkook masih panik, takut jika noda di kemeja pria itu tidak hilang. Terlihat kemeja itu pasti mahal, dia belum dapat gaji dari tempat kerjanya.

Tak lama pria itu kembali, berpasan dengan Jungkook yang baru selesai membersihkan mejanya.

"Maafkan saya tuan" Ucap Jungkook sembari tunduk menyesal.

"It's Okay, ah aku harus pergi" Senggahnya, segera mengambil barangnya dimeja.

Jungkook melihat pria itu akan pergi, menarik pelan kemeja pria itu.

"Tuan. Ini sebagai permintaan maaf, Sandwich dan Kopi untuk anda" Memberikan kantung sandwich buatannya pada pria itu.

Memandang pemberian pemuda ini, "Thank you" Mengambil kantung lalu pergi dari Cafe itu. Jungkook menatap bersalah kepergian pria itu.

-0-

At Company.

Seorang pria tinggi memasuki sebuah perusahaan besar, beberapa pegawai memberikan hormat padanya. Pria itu memasuki sebuah lift khusus yang membawanya ke lantai paling atas, CEO Office.

"Good Morning, What happen with your clothes Boss?" Martin, Seketaris CEO. Bertanya setelah melihat keadaan kemeja yang dikenakan sang boss.

"Just a little accident" Menjawab sekenanya, lalu masuk ke dalam ruangannya.

Sang CEO, Arthur Dechlan. Pemilik perusahaan Software di New Orleans, Softver.

Seorang pria tampan 35 tahun, Single serta Kaya. Banyak wanita yang mengagumi ketampanan serta kekayaannya.

Berjalan menuju mejanya. Meletakkan kantung ditanganya ke meja dan mendudukkan diri dikursi, Memandang intens kantung itu, Tersenyum. "Long time no see, Kookie" .

-0-

Pukul 22.00 Cafe Bleue tempat Jungkook bekerja waktunya tutup. Mempersiapkan diri setelah membersihkan Cafe, menuju loker untuk ganti baju.

"Jeon, Aku lihat kau tadi hampir kena masalah" Simon bertanya saat Jungkook memasuki ruang ganti.

"Yeah, aku hampir pingsan saat itu, Auranya tidak main-main. Untung saja dia tidak meminta ganti rugi" Jawab Jungkook lesu.

"Kurasa kau beruntung hari ini" Lucas nimbrung. Jungkook hanya tersenyum.

"Jeon di mana Junho?" Tanya Jessy.

Jungkook yang ditanya hanya menunjuk ke arah pintu belakang malas.

"Dia menunggu ku di belakang, baiklah aku pamit pulang guys. Sampai jumpa besok" Pamit Jungkook menghampiri adiknya di pintu belakang.

Junho berdiri menjulang di bawah tiang. Jungkook selalu heran, ia seorang kakak tapi kenapa dia tidak tinggi seperti adiknya, lihatlah perbedaan tingginya. Dia hanya sebatas pundak Junho, mengingatnya membuat dirinya bertambah cemberut.

Junho paham sepertinya sang kakak ada masalah.

"Hyung, apa kau baik-baik saja?" Tanya Junho.

"Gwencaha, hanya masalah kecil di Cafe. Junho bagaimana sekolahmu?"

"Normal" Komentar singkat dari Junho. Jungkook tidak ingin bertanya lagi, ia terlalu lelah hari ini.

Apalagi Jungkook harus mempersiapkan Dokumen untuk magang nanti. Astaga sepertinya dia harus berhenti dari ketiga pekerjaannya. Mulai saat ini dia akan semakin sibuk.

Continue??

avataravatar