webnovel

Honkai Impact: Deviation of Imagination (Indonesia)

Di luar Laut Quanta yang penuh kekacauan, di luar Pohon Imajiner yang sistematis, Eksistensi dari luar muncul membawa kekuatan dari makhluk transenden yang asing. Dan keberadaan anomali ini, akan membawa dunia di bawah genggamannya! --- Modifikasi Konten pada [15/4/23] --- [Disclaimer!]: Picture Belong to Artist. Honkai Impact Belong to Hoyoverse!

Skartha · Video Games
Not enough ratings
31 Chs

XXIII. Chronicles of God's Land – III

Kiana bergerak ke sisi teman perak mungilnya yang berjalan bersama satu-satunya laki-laki disana. "Ngomong-ngomong, Bronya, tidakkah kamu berpikir kalau Himeko memperdulikan misi ini sedikit terlalu banyak?"

Bronya memandang Kiana seperti dia sudah kehilangan satu sel neuron di otaknya. Hanya gadis itu yang benar-benar membuatnya seperti ini.

"Kiana Idiotka."

"Hey, kenapa kamu bicara pakai bahasa Rusia lagi." Kiana jengkel dengan gadis mungil itu.

Bronya menggelengkan kepalanya, "Cuma Kiana yang tidak tahu apa-apa tentang ini. Bronya akan memberikan Catatan A."

Gadis mungil itu memberikan catatan berisi informasi misi kepada si Putih.

"Ujian fisik tahunan: Murata Himeko," ujar Kiana saat dia membaca catatan yang diberikan.

Bronya lalu menjelaskan lebih lanjut, "Ini adalah ujian fisik Mayor Himeko. Dia memiliki Adaptasi Honkai yang rendah. Namun, dia menerima transplantasi Stigmata Artifisial yang selalu merusak tubuhnya."

"... Efek buruknya adalah itu mengurangi daya hidupnya." Elias melanjutkan perkataan Bronya, saat dia memandang Kiana yang menjadi terkejut.

"Aku tidak tahu itu… pantas saja Theresa selalu komplain tentang Stigmata Artifisial, dengan bagaimana itu bisa membunuh kita disamping keuntungannya… tidak bisakah kita melakukan sesuatu untuk membantu?"

"Pilihan terbaik adalah untuk menemukan Stigmata Natural untuk menyempurnakan penelitian Schicksal terhadap Stigmata Artifisial."

"Baiklah!" Kiana mengepalkan tinjunya dengan bersemangat. "Sekarang, karena aku tahu betapa pentingnya misi ini, darah Kaslana-ku menjadi bergejolak lagi!"

"Squad V! Bersiap untuk pertarungan!" Suara Himeko menggelegar saat beberapa robot yang berada dalam bentuk tidak terlihat mulai mewujudkan bentuknya kembali.

Elias menyipitkan matanya pada hal ini. Superposisi Kuantum Anti-Entropy! Dengan arahan Himeko, pertarungan dan perseteruan antara Valkyrie dan Mecha milik Anti-Entropy tidak terhindarkan.

Menggunakan kemampuan dari alam Kuantum dan memanipulasinya benar-benar sebuah teknologi yang tidak mungkin bisa dilawan… dunia ini benar-benar sangat maju dalam hal teknologi! Namun, seberapa rendah teknologi zaman ini ketimbang teknologi dari "Era Lampau"? Mereka baru mengalami dua Erupsi Honkai, dan yang ketiga tidaklah sempurna dan dibuat-buat…

'Menarik untuk diteliti… sayangnya kebodohan diriku di masa lalu mengabaikan setiap kemungkinan yang ada dan malah sembarangan menyimpulkan tanpa mencari bukti valid.' Elias berpikir dengan tenang saat dia melihat robot Anti-Entropy muncul dari ketiadaan di sampingnya.

Elias menarik pedang dari sarung yang ada di pinggangnya, lalu mengubah bentuknya menjadi tombak. Menggunakan tombak dalam melawan makhluk seperti golem adalah hal yang lebih efektif dari pedang, dan robot tidak terkecuali.

Saat posisi robot-robot itu berada di dekat mereka, satu persatu robot mulai melancarkan serangan, sebuah pukulan yang kuat, tetapi lambat. Ini adalah tipe paling lemah dari Mecha Anti-Entropy.

Tidak sulit mengatasi semuanya.

Bronya bisa menembak dengan laser, Mei dan Elias bisa menghancurkan titik lemah dengan senjata dingin, Kiana menghancurkan mereka dengan Gun-kata Kaslana dan pistolnya di jarak dekat, Himeko bisa menghancurkan hanya dengan senjata dan tenaganya.

Pertarungan berlalu dengan lancar. Bahkan jika mereka bertiga masih calon Valkyrie, mereka tetaplah mendapatkan pelatihan yang mumpuni dari Akademi. Tidak ada yang perlu Elias khawatirkan.

"Hei, kenapa disini ada Mecha Taktis punya Anti-Entropy?" Kiana berkomentar, Elias mengangguk padanya dan memandang Himeko. "Kiana benar, Nona Himeko, sepertinya mereka juga sudah tahu informasi soal Stigmata Natural dam pedang Xuanyuan disini."

Himeko melirik rongsokan Mecha yang mereka hancurkan, "Apakah Anti-Entropy juga mencari Stigma Natural dan pedang Xuanyuan? Menarik."

"Kita tidak mengharapkan Anti-Entropy berada disini. Mayor Himeko, mungkin kita harus mundur untuk keamanan." Mei membuka pendapat.

"... Sepertinya kita tidak punya pilihan lain. Kita akan mundur dari misi."

"Jangan dong! Himeko, kita tidak bisa kembali sekarang! Ini adalah kesempatan besar! Kita bisa menyembuhkanmu!" Kiana dengan cepat menyela.

"Menyembuhkan aku?"

"Maksudku, itu, yah, kau tahu… kita bisa mendapatkan Stigmata Jixuanyuan. Kalau Anti-Entropy mendapatkannya, dunia bisa hancur."

"Benar." Himeko setuju dengan poin Kiana. "Kita akan melanjutkan misi, tapi tetap waspada anak-anak."

Mereka kembali bergerak, melalui berbagai rintangan Mecha dari organisasi Anti-Entropy, hingga mencapai perut goa yang lebih dalam.

Himeko memiliki beberapa pengalaman dengan hal-hal seperti ini. Sulit untuk berpikir hanya dengan logika zaman sekarang. Jadi dengan segala kemungkinan, Himeko menanyakannya pada Fu Hua.

"Balok batu besar ini… itu mirip dengan pintu… hmm, bagaimana menurutmu, Fu Hua?" Himeko bertanya kepada si penasihat, saat dia mengobservasi batu yang dirinya maksud.

[Manusia telah membuatnya, gambar naga Cina diukir disana.] Fu Hua langsung menjawab.

Elias mengerutkan keningnya, ingatan tentang dia yang memerintahkan orang-orang untuk membuat benda ini muncul dipermukaan. Dialah yang memerintah orang-orang membuatnya, bagaimanapun, Ji Xuanyuan adalah muridnya dan ini adalah penghormatan bagi Xuanyuan yang telah mengorbankan dirinya. 'Jadi aku yang memberikan ide ini, dan begini ya hasilnya…'

"Hmph! Kita sudah menemukannya, mundur anak-anak, biarkan aku membelahnya dengan pedangku." Himeko mengangkat pedangnya dengan sebelum di sela oleh Fu Hua.

"Tunggu sebentar, Mayor Himeko! Kita seharusnya mengikuti mekanismenya dengan benar jika tidak ingin memicu jebakan apapun." Ada jeda di suara Fu Hua, sebelum dia melanjutkan lagi, "Saya melihat prasasti di sebelah pintu, piktograf menunjukkan mekanisme gerbang berada di kedua sisi."

"Maafkan aku, itu adalah kecerobohanku. Baiklah, ayo berpisah menjadi dua tim dan temukan mekanismenya." Himeko memberikan perintah, yang segera dijalankan tanpa banyak pertanyaan.

Himeko, Mei, dan Kiana bersama, sementara Elias dan Bronya berada di tim yang tersisa.

"Biarkan aku yang mengurus semua ini, kamu terus saja mencari mekanismenya." Elias berkata saat dia melihat gerombolan Honkai Beast kelas Chariot dan Seraph.

Ekspresi tidak setuju terlihat dengan samar-samar dari wajah Bronya yang datar. "Tapi…"

Tanpa mendengar alasan gadis itu lagi, Elias mengangkat tombaknya, menyalurkan energi Mana yang padat ke dalam senjata, meningkatkan jarak dan kekuatan serangan.

Dengan beberapa tenaga, tombak bermata hijau di tangan laki-laki itu terlempar dengan kuat menembus gerombolan Honkai itu, menghancurkan mereka yang dilewatinya dan menciptakan sebuah getaran di dalam goa.

"Woah… aku agak berlebihan…" Elias melirik hasil serangannya.

"... Observasi Bronya menjelaskan bahwa hasil lemparan Subjek Elias sama kuatnya dengan 300% output meriam Project Bunny 19C." Mata Bronya menunjuk keterkejutan di wajahnya yang datar. Dia memandang sosok Elias yang berjalan di sisinya yang memiliki ekspresi masam tipis di wajahnya.

… Ini bukanlah sesuatu yang dapat dihasilkan oleh sosok prajurit kelas A biasa… Bronya yakin jika tidak hanya teknik yang lebih hebat dari Himeko, tapi juga kekuatan destruktifnya melampaui kebanyakan meriam.

Kelas S? Benar… seharusnya Elias mampu bertahan melawan kepala sekolah Theresa—yang memiliki kekuatan setara dengan Valkyrie Rank S, walaupun dalam kertas wanita itu masih Rank A.

Namun mengesampingkan hal itu. "Mekanisme kunci telah ditemukan, Subjek Elias, kita bisa kembali berkumpul." Bronya mengabarkan, saat dia menemukan sebuah objek yang mirip kunci.

Elias mengangguk padanya saat dia berjalan mendekati Bronya setelah mengambil kembali tombaknya. Keduanya kemudian kembali menuju titik kumpul yang sudah ditentukan sembari melawan beberapa monster Honkai dijalan—kali ini tanpa lemparan tombak 300% output meriam biasa dari Elias.

Walaupun tanpa serangan super kuat yang mampu memberantas Honkai beast dengan mudah, keduanya tidak mengalami sedikitpun kesulitan yang berarti. Keduanya membantai habis monster Honkai di jalan kembali.

Maafkan aku! aku ketagihan bermain AI dan belum menyelesaikan bab yang berikutnya. Jadi aku hanya bisa mengupdate satu bab untuk sekarang. Dan, bisa beri beberapa tips untuk membuat laporan magang? Aku bingung bagaimana untuk memulai menulis topik utamanya.

Skarthacreators' thoughts