webnovel

I. Unexpected Incident

Dia menatap kosong ke arah langit-langit kamar itu, kamar tidurnya. Rasanya masih tidak nyata, seolah-olah segalanya hanyalah ilusi.

Tangannya mengangkat ponselnya menuju ke arah visi penglihatannya. Nagazora… 1 Desember… 2013. Waktu dimana segalanya akan mengubah kota modern Nagazora menjadi kota mati yang ditempati oleh para zombie tidak lama lagi, dan dia berada di tengah-tengah kekacauan berdarah itu.

Apakah meninggalkan segalanya sepadan untuk mengalami hal seperti ini? Sepertinya tidak. Tapi apalah daya segalanya sudah terjadi, dia perlu banyak persiapan untuk pergi dari dunia ini—mengingat tidak adanya energi sihir…

Dia mengambil kartu identitas siswanya. Figur seorang pemuda terlihat dengan jelas bersama beberapa informasi umum dari pemuda itu.

Elias Hyde… 4 Januari 1997… Laki-laki… A. Tidak banyak perbedaan antara identitasnya "disini" dan identitasnya "di rumah", kecuali tahun, dan tempat kelahirannya. Manipulasi pikiran memang serbaguna untuk membuat hal-hal seperti ini.

Matanya memandang ponsel nonaktif di tangannya. Pantulan sosok Elias terlihat samar dari layar hitam ponsel kotak itu. Tidak ada yang aneh pada penampilannya.

Dia menutup matanya lalu membukanya beberapa saat kemudian sebelum melihat ke arah pantulan dirinya sekali lagi dari layar ponsel mati. Penampilannya kurang lebih sama seperti yang terlihat di dalam kartu identitas siswanya, tidak ada yang berubah…

Dia meletakkan ponselnya di kasur, lalu mengangkat tangannya—sebelum sesaat kemudian sebuah formasi dari sigil dan huruf-huruf asing tercipta dari kekosongan yang membuat dirinya berpindah dari kamarnya dan muncul di sebuah lahan kosong yang sepi.

Lokasi yang mirip tempat bermain Doraemon ini benar-benar ada, jadi Elias memutuskan pergi ke tempat ini—yang rupanya cukup dekat dari tempat tinggalnya.

Elias mengangkat tangannya dan formasi dari rangkaian huruf-huruf sihir muncul menciptakan sebuah objek nyata yang solid. Selama dia dianggap sebagai makhluk asing dan selama dia tidak berada di alam semesta aslinya, kekuatannya benar-benar meningkat secara signifikan.

Dia memutar benda itu di tangannya dengan lihai, sebelum pulpen itu jatuh kehilangan keseimbangannya dan pecah menyipratkan tinta hitamnya ke tanah.

Otoritasnya masih bisa digunakan di dunia ini, dan semakin kuat juga… itu berarti ini benar-benar bukanlah dunia asalnya. Namun, apakah itu membuat perbedaan? Tidak juga. Walaupun ini pertama kalinya dia pergi ke dunia lain dan menggunakan otoritasnya, ini tidak seperti dia bisa dibunuh bahkan oleh Higher Being dari dunia ini.

Walaupun dia juga tidak bisa membunuh mereka di keadaan seperti ini karena yang berada di belakangnya adalah dirinya sendiri…

Matanya dengan cepat menyapu ke arah jalan, saat berhenti dan terkunci pada satu-satunya sosok yang berdiri diam di sana. Rambut ungu gelapnya yang panjang diikat ponytail, mata indigo dan mengenakan pakaian sederhana membuatnya menyadari siapa sosok itu.

"..."

"..."

Dia terdiam saat menciptakan ruang pembatas, sama dengan gadis itu. Pikiran Elias berputar-putar dengan was-was saat melihat gadis itu mencoba kabur tetapi dihalangi oleh tembok tak terlihat.

Elias duduk dengan tenang, atau begitulah yang terlihat dari luar. Pikirannya masih berputar-putar untuk memikirkan kecerobohannya dan kebiasaannya yang tidak menciptakan Bounded Field disekitar.

'Dia tahu. Dia melihat sihir yang kugunakan…' Elias berpikir dalam diam.

Dia tidak masalah pada orang-orang karena mengetahui bahwa dia bisa menggunakan sihir dan selama orang itu tidak menyebarkan rumor tak masuk akal, dia tidak peduli… mungkin bahkan dia bisa menjadikannya sebagai murid agar bisa menggunakan sihir juga?

"J- ja… jangan mendekat! Atau aku akan menelpon polisi!" Gadis itu berseru ke arahnya, membuat pria muda —yang sudah tidak muda— itu terdiam.

Elias mendapatkan ide, dia tahu siapa gadis ini, bukan hanya karena dia mengetahui masa depan dunia ini, tapi juga karena sebuah berita panas yang dibahas di berbagai media.

"Kamu seharusnya Raiden Mei… sebaiknya, kita pindah ke tempat yang lebih baik." Elias mengulurkan tangannya, tetapi Mei hanya menggelengkan kepalanya dan berdiri dengan cepat.

Laki-laki itu hanya diam dan dia berjalan dengan diikuti oleh gadis itu dibelakangnya.

Siapa yang tidak tahu Raiden Mei? "Permaisuri Petir", begitulah para siswa-siswi di sekolahnya menyebutnya. Seorang gadis konglomerat yang punya sifat anggun dan sempurna. Dan putri dari seorang kriminal besar yang telah mengacaukan hidup banyak orang —Atau begitulah impresi orang-orang pada Raiden Mei.

Nyatanya, tanpa perlu menggunakan mata sihirnya yang ajaib, Elias dapat melihat melalui Raiden Mei dengan mudah. Dari postur tubuh dan cara bicaranya —yang jika digambarkan dengan hewan seperti seekor siput— yang melindungi dirinya yang lemah di balik cangkang.

Ini adalah pengalaman baru bagi Elias, untuk bisa berbicara dengan seseorang yang memiliki hidup penuh diskriminasi dan tekanan. Bahkan di dunia lain dan di bumi asalnya, dia belum pernah melihat sosok se-menyedihkan Raiden Mei—setidaknya yang setingkat karena Elias sudah membawa orang-orang menyedihkan yang dia temui di bawah sayapnya sebagai murid.

"Namaku Elias, Elias Hyde, senang bertemu denganmu, Raiden Mei. Jika kamu seorang siswa Akademi Senba, seharusnya kamu sudah mendengar tentang siswa pindahan di periode ini, kan."

"Iya…?"

Tentu saja, Raiden Mei sudah tahu tentang itu, menjelaskan respon anggukan terhadap pertanyaan Elias. Bahkan jika dia mendapatkan diskriminasi dan perundungan, dia masih bisa mendapatkan informasi dari siswa acak yang sedang berbicara dengan temannya.

Namun, siswa pindahan di akhir tahun seperti ini… mata Mei terbelalak ketika dia menyadari bahwa siswa pindahan yang dibicarakan sedang berada di hadapannya… membuat Mei agak terdiam. Murid macam apa yang bisa menggunakan kekuatan aneh untuk membuat tembok dan benda di tangannya?

"Ngomong-ngomong, jangan beritahu siapapun tentang hal ini."

Mei mengangguk dengan cepat menyetujui permintaan Elias. Dia tidak tahu dan tidak ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu jika dia menolaknya.

"Baiklah, aku akan membiarkanmu pergi sekarang. Terima kasih sudah memberikan waktumu."

Elias menjentikkan jarinya, dalam sedetik, Mei bisa merasakan suasana yang sunyi menjadi berubah lebih ramai dengan beberapa suara hewan dan orang-orang.

"Dan Raiden Mei." Elias memanggil gadis itu membuatnya menengok ke arah penyihir itu. "Aku baru di kota ini, jadi aku akan membutuhkan pemandu untuk membantuku, maukah kau melakukannya?"

"... Tentu…" jawab Raiden Mei singkat.

Laki-laki itu hanya memandang dengan tenang punggung gadis yang rapuh itu. Dia berharap gadis itu tidak mencoba bunuh diri karena menemukan sesuatu yang seperti ini…

Yah, dia punya jaminan bahkan jika gadis itu mencoba.

Hari Minggu, hari terbaik dalam satu pekan. Warna merah paling konsisten yang pernah ada di sejarah buku tanggalan. Memangnya siapa yang tidak suka hari Minggu, hari yang disebut "Hari Matahari"?

Mengesampingkan omong kosong yang aneh itu, sebenarnya di dunia lain—lebih spesifik negara tempat Elias dipanggil, awalnya tidak ada yang namanya akhir pekan, sementara hari libur hanya tiga kali dalam satu tahun di kekaisaran tempatnya berada. Namun, setelah pemberontakan yang kelompoknya lakukan selesai, negara telah direvitalisasi dan diubah untuk menjadi lebih manusiawi. Dibuatnya hari libur dan akhir pekan.

Itu pengalaman yang menyenangkan bisa dibilang. Mengingat hal itu membuat Elias ingin menyenandungkan irama favorit temannya yang menjadi kaisar pengganti disana.

"Mm… Hyde-san." Mei muncul dari kejauhan, menghampiri Elias yang tengah duduk santai di salah satu bangku taman.

Mengapa dia berada disini? Tentu saja untuk dimanfaat—dimintai tolong sebagai pemandu! "Terima kasih sudah menerima permintaanku, maafkan aku kalau aku mengganggumu di waktu yang penting." Walaupun Elias tidak segan-segan untuk mengajak seorang wanita, tentu saja dia tetap harus sopan kepada lawan bicaranya, ini akan memberikan efek baik bagi sang lawan bicara dan dirinya.

Entah darimana Elias mendapatkan nomor teleponnya, Mei menjadi sadar bahwa apa yang dia lihat dan bicarakan kemarin itu nyata… sangat-sangat nyata. Terlalu nyata sampai dia tidak bisa menghilangkannya dari kepalanya.

"Tidak, aku sama sekali tidak sibuk." Mei menggelengkan kepalanya. Semenjak ayahnya ditangkap, Mei tidak lagi punya kesibukan seperti ketika dirinya masih menjadi putri, ini memberikannya lebih banyak waktu untuk melakukan hal-hal lain.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita segera pergi saja. Aku akan mengikuti instruksi darimu."

Mei diam, lalu mengangguk sebelum berjalan dengan Elias disisinya. Pemuda di sampingnya benar-benar super misterius. Awal mula bertemu dengannya, Raiden Mei bisa merasakan kejutan dan takut. Tetapi setelah berbicara dengannya, dia terlihat seperti pria terhormat. Namun, dengan kemampuannya yang dapat meretas ponselnya seperti itu… dia jadi gugup lagi dengan kemampuan super Elias.

Memandu seseorang seperti ini, memberikan sebuah kesenangan bagi Mei si gadis kesepian. Mereka bercanda, makan bersama, dan bahkan mampir ke arkade untuk bersenang-senang…

Mereka bukanlah teman, ataupun punya suatu hubungan satu sama lain… jika bisa, dia juga ingin berbicara dengan laki-laki ini bahkan di sekolahnya.

Walaupun mereka bukanlah orang yang saling kenal pada awalnya, bukti bahwa Mei pernah mengalami hari yang menyenangkan di kubangan kesendirian tetap ada…

Ada beberapa hal krusial yang diubah, seperti kemampuan dan identitas MC, dan awal pertemuan dengan Raiden Mei.

Skarthacreators' thoughts
Next chapter