16 Kemarahan Rei

Reo mulai menggeliat dan mulai menguap. kelopak matanya yang tertutup mulai terbuka perlahan.

saat dia terbangun dia memikirkan dimana dia sekarang. sebuah ruangan yang tak dia kenali. dengan kondisi yang masih separuh tertidur dia mencari cari dimana posisi kamar mandi disana.

saat menemukan kamar mandi Reo mulai mencuci mukanya, dan dia melihat sebuah sikat gigi baru dan handuk yang masih terbungkus disana.

Reo menggunakan handuk tersebut untuk menyeka wajahnya, dan mengambil sikat gigi dan mulai menyikat giginya. dia melakukan hal itu sambil mengira dia ada di sebuah hotel atau penginapan yang disewa Rei untuk mereka berdua.

dia juga melihat dirinya mengenakan piyama yang agak kebesaran. Reo mulai berpikir Rei tidak akan melakukan kesalahan sekecil itu. dan mulai berpikir kalau baju ukurannya tidak tersedia makanya Rei membelikan yang lebih besar. dan dia tidak memikirkan nya lagi.

di saat Reo berada di kamar mandi Micel kembali ke kamar dengan membawa sarapan. disaat dia melihat kamar yang kosong awalnya dia panik dan ingin melompat dari jendela kamar.

"Miki?"

Micel mendengar Reo memanggilnya dan mulai tenang kembali.

"Reo" Micel mulai bertingkah manja dan menempel kembali kepada Reo.

Reo yang akhirnya ingat apa yang terjadi semalam, mulai memerah hanya dengan memikirkan nya saja.

Micel yang melihat Reo memerah malah merasa Reo sangat menggemaskan dan sungguh lucu.

bagi Micel hal itu sudah biasa dilakukannya bahkan lebih dari itu. sedangkan Reo, hal itu baru pertama kali baginya.

"Miki itu apa?" Reo menunjuk sesuatu yang di pegang Micel. tentu saja itu sarapan yang baru saja dibeli Micel.

"ah, ini sarapan untuk kita" Micel yang akhirnya ingat baru saja membeli sarapan, mulai membawa sarapan di dekat sofa dan meletakkan nya di atas meja yang tersedia.

Reo mengikuti Micel dan duduk di sofa. akhirnya Reo dan Micel mulai melahap sarapan mereka tanpa membicarakan kejadian tadi malam.

[ RUMAH ALBERT ]

Reo yang tidur diluar semalaman memang bukan hal yang biasa. apa lagi tidak menghubungi Rei sama sekali.

Rei biasanya selalu diberikan kabar oleh Reo, baik dia keluar, terlambat, atau memang main di luar dan tidak bisa pulang.

hal ini membuat Rei kesal karena Reo tidak menghubunginya sama sekali. bukan karena dia tidak tau Reo dimana, hanya karena tidak dikabari saja.

Reo sampai sekarang hanyalah anak yang bodoh dan mudah ditipu baginya. selama perjalanan mereka semua keuangan di urus oleh Rei sebagai otak yang tersedia.

Reo hanya tau orang tua mereka selalu mengirimkan uang untuk kehidupan mereka. bukannya soal Rei yang bekerja sebagai makelar informasi.

Rei seorang bos dari bisnis informasi yang sudah tersebar di seluruh dunia. Rei berkeliling bukannya tanpa apa pun, dan tidak mendapat apa pun.

melainkan dia sudah menjadi bos dari pusat penjualan informasi New-World. walau mereka tidak punya kantor atau pun tempat berkumpul yang tetap. semua orang mengetahui nama kelompok tersebut yaitu Twinning.

Twinning merupakan sebuah organisasi penjual informasi yang sangat misterius, banyak orang yang tidak tau jadi diri ketua mereka. kecuali para ketua di setiap distrik yang tersedia.

karena hal itu, Rei tau kalau Reo pergi dan mencari Micel di bar terbuka. dan tentu saja Rei juga tau tentang kelakuan Micel selama ini walaupun dia hanya duduk dan tidak melakukan apa pun.

Rei juga tahu tentang hal yang terjadi semalam di bar dan masih duduk di rumah. sekarang sudah jam 8 dan Reo masih belum menghubungi nya. bahkan Micel tidak mengabari orang dirumahnya kalau Reo bersama nya.

"ah, sungguh berani. berapa lama mereka akan membuatku menunggu" Rei mulai memberikan senyum terbaiknya untuk menekan rasa kesalnya, yang malah membuat nya terlihat kejam.

tanpa menunggu lebih lama lagi, Rei mulai keluar dari kamarnya, memeluk ibu nya dari belakang yang sedang duduk menonton tv.

"ibu Rei keluar dulu ya untuk menjemput Reo"

"pergilah, tapi ampuni adek mu jangan menyiksanya ok?"

"tenang saja Bu, aku akan mencoba menahan diriku kok" Rei tersenyum lagi dengan wajah kesalnya.

ibunya yang tau akan ada insiden dengan putranya, hanya bisa menghela nafas.

"pergilah, usaha kan untuk tidak melukai wajahnya ya" ibu nya mulai tersenyum dan membiarkan anak nya pergi.

"tenang saja ibu, yang babak belur bukan Reo untuk kali ini, jadi ibu tenang saja" Rei langsung melepaskan pelukannya dan pergi keluar rumah.

"sasaran Rei kali ini, aku hanya bisa mendoakan keselamatan mu" ucap Dila dan mulai mendoakan keselamatan Micel yang akhirnya di akhiri dengan Dila yang fokus menonton tv nya lagi.

avataravatar
Next chapter