CHAPTER XLVIII : REKAN TIDAK TERDUGA (PART I)

Di salah satu sebuah kediaman yang tak begitu sederhana maupun mewah, sebuah rumah yang diisi dengan satu keluarga dan beberapa pelayan. Kediaman Braun selalu diliputi suasana hangat karena Johanna dan Arabella yang mencairkan suasana sesekali Lindel akan turut serta ke dalam guruan Istri dan Putri bungsunya, salah satu cara sang Pemimpin melepas penat dan rasa sesak dibenaknya.

Namun, tidak bagi si Sulung. Kaelyn adalah tipikal gadis yang membuka mulut seperlunya, bahkan saat keluarganya saling melontarkan gurauan, ia lebih memilih menyunggingkan senyum sebagai tanggapan atau bahkan setelah menyelesaikan makanannya terlebih dahulu gadis itu akan segera meminta izin terlebih dahulu.

Namun, malam itu berbeda Lindel tidak langsung begitu saja melepaskan Putri sulungnya. Kini keduanya tengah berada di ruang belajar sang Pemimpin kaum Penyihir, Kaelyn terdiam tak ada percakapan antara Ayah dan Anak itu kecuali suara buku-buku yang ditarik dari rak kayu.