webnovel

Himbauan dirumah saja, Belum Lock Down

Yasanto_Lase · Urban
Not enough ratings
2 Chs

Jaga Jarak

Seperti tulisan di belakang mobil Pelatihan driver di LPK Penyelenggara Latihan Mengemudi. Di bagian belakang mobil pasti ada tulisan "Jaga Jarak". Kalau peringatan ini berguna untuk menghindari tabrakan, namun jaga jarak yang kita sedang buat saat ini #JagaJarakSosial, bukan sekedar menghindari tabrakan, namun memperkecil kemungkinan terpapar dengan Virus Corona ini. Mengapa harus jaga jarak? Ternyata Virus ini memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan virus lain, dia berkembang pada suatu media, lembab dan gelap. Namun, upaya yang dilakukan oleh manusia, menghindarinya bahkan membunuhnya lewat berjemur di terik matahari pagi. Dengan sabun, dengan hand sanitizer dan penyemprotan disinfektan. Untuk himbauan berkumpul juga menjadi salah satu cara untuk memutus penyebaran COVID-19 ini. Di media kita bisa baca, negara lain berani meng-lock down dengan catatan memenuhi kebutuhan pokok rakyat nya. Kita warga +62 masih menggunakan cara jaga jarak berskala besar.

Statistik penyebaran yang begitu pesat, juga perkembangan warga yang sudah banyak mengalami kesembuhan. Jaga jarak menjadi pilihan utama saat ini, karena bagaimanapun dengan saling menjaga jarak, menghindari kumpul-kumpul maka kita akan terhindar dari berbagai kemungkinan terpapar. Kalau negara besar berani lockdown, itu sudah langkah positif banget misalnya selama 14 hari saling tidak kontak maka dipastikan semua akan berakhir kebahagiaan. Tentu melaksanakan lockdown bukan hal yang gampang penerapanannya karena harus menyediakan kebutuhan masyarakatnya. Bila di warga +62 melakukan jaga jarak skala besar, ini juga sudah baik, tetapi bila wilayah A di lakukan penerapan tutup wilayah dan daerah lain lalu lalang, maka menurut saya sama saja tidak ada artinya.

Himbauan ini jangan dianggap sepele, karena kaganasan virus COVID 19 ini sangat menakutkan, tetap dilakukan dan dilaksanakan dengan baik. Jangan melawan. Jangan bandel. Taati himbauan pemerintah. Dirumah saja, juga baik artinya, anda perlu mensyukuri bisa berkumpul berlama-lama dengan orang-orang yang Anda sayangi, mungkin sebelum COVID 19 ini ada, Anda terlalu sibuk, berangkat pagi, anak Anda mungkin belum bangun, Anda pulang , mereka sudah tertidur. Dalam keadaan ini, nikmatilah hikmah yang bisa di ambil dari kejadian ini, sehingga menjadi pengalaman yang tak terhingga bagi Anda, dimana menikmati hari-hari bersama orang-orang yang kita sayangi. Belum lagi pengalaman bersama anak-anak Anda yang sedang di arahkan belajar di rumah, sehingga Anda menjadi lebih dekat dengan anak-anak Anda.

Seminggu pertama rasanya baik-baik saja, minggu berikutnya, sudah mulai bosan di rumah. Belum lagi pengeluaran yang pasti lebih banyak dibanding kita bekerja. Kuota internet harus lebih banyak karena anak-anak yang usia sekolah pasti hari-hari belajar online dengan gurunya. Kirim PR menggunakan kuota. Bisa-bisa lebih banyak biaya paket internet dari biaya makan. Kalau begini, terus, maka kita semakin menghadapi hari-hari yang sulit. Sulit karena terputusnya walaupun sementara roda ekonomi, terbentuknya kesadaran bahwa *Hidup ku lebih penting dari orang lain*. Manusia semakin ego, dan nyaris tidak mau tau tentang orang lain. Sepintas seperti baik, bisa memutus penyebaran COVID-19, tapi bisa juga tanpa kita sadari bahwa memutus tali silaturahmi. Apakah ini akan berkelanjutan atau akan kembali ke pola hidup bermasyarakat sebelumnya? Saya melihat sulit untuk kembali normal tapi akan menghasilkan tatanan hidup yang baru. Yang ikut terbentuk lainnya adalah sistem kehidupan berorganisasi. Sistem berorganisasi maksudnya tatanan sistem baik masyarakat maupun pemerintah akan bersamaan membentuk dirinya menjadi lebih eksklusif dimana semua dilakukan melalui daring. Apakah hal merata bisa diterapkan dengan warga 62 yang tersebar ke seluruh tanah air ini? Ini bukan hal yang bisa kita pilih namun keadaan yang harus kita terima terlepas apakah kita bisa mengikuti sistem daring tersebut.