1 Untuk Pertama Kalinya Aku Merasa Sangat Hancur

"Ibu...maafkan aku..."

"Sudah, pergi sana! Kau sudah menghancurkan hidup anakku!"

"Aku tidak pernah berniat seperti itu Ibu"

Ibu dan Kakaknya pun pergi meninggalkannya, begitu juga dengan Ayahnya

"Dee...masih ada Kakak"

Sontak Dhea pun memeluk Kakaknya dan menangis

"Kak...apa salah ku? Aku pun tidak tau kalau sebenarnya dia itu...!"

Dimas langsung memotong pembicaraan Adiknya itu

"Sudah Dee...Kakak tau kamu tidak tau apa-apa hanya saja Ibu membesar-besarkan masalah ini"

"Kak...Ibu tidak pernah sampai memarahi ku seperti tadi, kenapa sekarang Ibu seakan sudah membenci ku?"

"Tidak Dee...Ibu tidak membencimu, mungkin karena dia sayang dengan Kakak mu jadi dia bersikap seperti itu pada mu"

"Terima kasih Kak...Kakak selalu ada untukku"

"Iya Adee Kakak yang tersayang...sudah nangisnya, ayo ke kamar dan istirahat, besokkan kamu sekolah"

"Iya Kak...selamat malam"

"Selamat malam too"

":)"

==

"Ayah aku mau berangkat sekolah dulu ya..."

"Hmmm"

Raut wajah Dhea pun langsung berubah menjadi kusut, sejak dulu sampai sebelum insiden itu, sebelum dia pergi sekolah Ayah nya selalu mencium dahi putri keduanya itu dan terkadang Dhea pun kewalahan karena harus membenarkan lagi kerudungnya yang berubah tidak rapi lagi, Ayahnya pun menggelengkan kepala sambil tersenyum geli melihat kelakuan putrinya itu. Bayangan Dhea tentang masa lalunya di pudarkan oleh Kakak pertamanya itu

"Dee...tidak izin pergi sekolah dengan Kakakmu yang ganteng ini:B?"

Dimas memang sosok yang suka menggoda Adik-adiknya, yahh...seperti itulah dia, tapi tidak dengan perempuan yang selama ini mendekatinya, karena dia adalah pengusaha muda yang sukses. Sampai sekarang dia belum pernah mencintai wanita mana pun

"Kak...aku pergi sekolah dulu yah"

Wajah Dhea masih terlihat kusut, Dimas mencoba menghiburnya

"Hmmm...gimana kalau hari ini kakak yang antar kamu ke sekolah? Gimana hayooo?".

Wajah Dhea masih terlihat kusut, Dimas mencoba menghiburnya

"Hmmm...gimana kalau hari ini kakak yang antar kamu ke sekolah? Gimana hayooo?"

***

Senyum langsung menerpa wajah imut Dhea

"Beneran Kak?"

"Iya dong masa boong sih"

"Hmmm...ya udah anterin aku ya Kak"

Pria paruh baya yang tidak mau bicara dengan Dhea langsung ingin memisahkan mereka

"Dim kamu gak boleh ke sekolah dia, hari ini kan kamu harus ke kantor pagi hari untuk rapat mengeluarkan produk baru kalau terlambat apa kata klien nanti"

"Ayah...aku minta maaf sebelumnya, Adee ku ini sedang sedih apa Ayah tega membiarkannya pergi kesekolah sendirian?"

"Sudahlah Dim, jangan kamu manjakan anak yang seperti itu"

"Apa salah dia Ayah?"

"Jelas kamu sudah tau apa kesalahan dia kan?"

"Ayah...bisakah Ayah berpikir bahwa dia tidak tau apa-apa soal laki-laki yang tidak tau diri itu, kenapa Ayah menyalahkannya, aku tidak tega melihat Adee ku di salahkan bukan karena kesalahannya"

"Dimas berani sekali kamu melawan Ayah mu ini"

"Maaf Ayah...aku tidak melawan aku hanya ingin memberitahukan kebenaran kepada Ayah"

"Sudahlah, cepat pergi ke kantor"

"Tidak Ayah, aku tetap ingin mengantar Adee ku ke sekolah"

Dimas berbicara dengan nada yang cukup tinggi. Dhea tak tahan melihat Ayah dan Kakaknya bertengkar karena dia. Dhea berlari menuju sekolah dengan mata berurai air mata kesedihan, sedang Dimas berusaha mengejarnya

"Dee...tunggu Dee..."

Dhea terus berlari dan tiba-tiba...dukk

Dhea menabrak seorang laki-laki yang tinggi dadanya sama dengan kepala Dhea

"Eh...maaf aku gak sengaja"

"Iya gak papa...kamu kok nangis?"

Dimas ngos-ngosan dan akhirnya berhasil meraih tangan Dhea

"Dee...jangan lari lagi...tunggu bentar ya"

"Maaf kak..."

"Iya Dee gak papa...anggap aja kita main kejar-kejaran"

'Walaupun aku sudah membuat dia repot, tetap saja dia sayang kepada ku' batin Dhea berkata

"Halo pak...jemput kami di jalan anggrek"

^Iya den...siap den^

"Di tunggu ya pak"

Dhea menoleh ke samping kanannya...

'Lohh...kemana laki-laki tadi'

"Dee...mana orang tadi?"

"Iya Kak udah gak ada lagi, kak maafin aku yah"

"Iya sayang...gak papa" sambil menyeka air mata dipipi Dhea dan kemudian jurus itu keluar, mencubit pipi Dhea

"Ihhh Kakak kok nakal sihh"

"Hehe, abisnya gemes kalo lagi nangis:D".

Pak sopir pun datang dan mengantarkan Dhea dan juga kakaknya ke sekolah Dhea. Karena mungkin Dimas masih merasa kesedihan adek nya itu tak mudah hilang begitu saja, dia pun berinisiatif untuk mengantarkan adeknya sampai kedepan kelas

"Ihh kakak gak usah sampe kelas juga, nanti kakak terlambat ke kantornya, Ayah kan udah nungguin"

"Bukan Ayah dee...tapi klien"

"Ohh...iya ya...iya deh kak maksud aku klien"

"Gak bisa kamu udah salah tadi, jadi hukumannya kakak anterin ke depan kelas yah"

"Sebenarnya ini bukan hukuman kak tapi hadiah"

"Bisa aja kamu...ayo!"

Saat Dimas dan Dhea berjalan menuju kelas Dhea Ibu Guru yang sudah berada dilingkungan sekolah sesaat terhenti mengerjakan pekerjaannya masing-masing, wajarlah...Dimas kan ganteng, cool, berwibawa, pokoknya is the best lah. Tak lain dengan kakak kelas Dhea tak sedikit dari mereka yang terpukau dengan Dimas. Sampai-sampai ada yang nekat deketin mereka dan berkata

"Maaf Dhea boleh tau gak ini siapanya kamu?"

"Ini kakak aku, kak..."

"Ohh kakak...salam kenal kak" sambil mengulurkan tangannya

"Iya salam kenal" Dimas hanya merekatkan kedua tangannya didepan dadanya dan perempuan itu terpaksa juga harus seperti itu. Mereka pun berlalu dan sampai didepan kelas Dhea

"Makasih ya kak"

"Iya dee sama-sama, kakak pulang dulu yah"

"Iya kak"

"Dahh..."

"Dahh"

Sampai dikelas dia langsung duduk dan membaca buku, tiba-tiba...ada orang yang memukul meja nya dengan keras

"Ehh Dhea kakak lho itu sombong amat sih, pegangan tangan aja gak mau"

"Maaf kak...itukan udah aturan dalam agama Islam laki-laki sama perempuan yang bukan mahram gak boleh pegangan tangan"

"Alahhh...banyak tuh yang agama Islam pegangan tangan malah sampai ciuman, lho nya aja yang mau belain kakak lho"

"Kak...kakak kan agamanya beda sama aku, jadi wajar kalo kakak gak tau banyak tentang Islam, tapi kalo orang yang kakak maksud tadi itu, mungkin dia tau tapi gak bisa nahan nafsu, jadi tolong ka jangan samain kakak aku kayak orang yang kakak maksud, orangkan beda-beda kak"

"Hehhh! Rise amat nih orang, kata-kata lho terlalu nusuk, awas aja lho nanti, yuk gays kita pergi aja gak seru disini ngeroyoknya"

Mereka pun pergi dari hadapan Dhea, tapi salah satu dari mereka berbalik arah dan menghampiri Dhea

"Gue gak bakal ampunin lo!!!" ucapnya kasar

Lalu yang terjadi *brukk* tubuh Dhea jatuh ke lantai.

avataravatar
Next chapter