17 Kucing Sialan

.

.

Hewan peliharaan imut satu ini memang mengundang banyak perhatian dari semua orang, kecuali --Nan-- . Yah, Ada sebuah rahasia kecil sih. Nan benci dengan kucing, maksudnya dia benci di dekati oleh hewan berkaki empat itu.

Jadi cerita kali ini, nan lagi santai santai pulang sekolah nih. Tapi sekolahnya dari alam mimpi, canda :v. nan bangun dari sekolah kapuknya itu, mencium aroma indah dari bantal nya itu. Nan dengan santuy, mengambil handuk hendak melakukan ritualnya pada pagi harinya di kamar mandi. saat dia sedang asyik setengah sadar nya, jiwanya masih melayang entah kemana. nan jalan kayak zombie ke kamar mandinya itu yang terasa seperti lorong kereta saking panjangnya. Ih pemalas! Hei! Reader (Pembaca) kalian juga loh!, jangan ejek nan itu berarti kalian mengejek diri kalian sendiri //Di-tabok online oleh para reader yang sangat tersayang-i (?).

Nan baru saja asyik gosok gigi dan baru saja dia memakai sabun, melihat dirinya yang mengerikan di layar kaca seperti vampir kekurangan darah. Lah tadi zombie sekarang vampir, nan jadi banyak manfaat ya, jadiin koleksi saja deh! masuk karung noh!. Sudah fokus lagi ke jalan cerita, dimana author yang mengawasi tikus percobaannya.

"Meong~" yah, sebuah suara menjijikan laksana suara lolongan maut itu hanya membuat nan terdiam untuk sesaat. nan mengerjapkan matanya mencoba untuk menyakinkan kalau dirinya terlalu berhalusinasi karena sudah kebanyakan membaca komik horor , btw komik yang bercerita tentang hewan itu menurutnya horor. memang aneh nan ini , nan mengeleng lagi menyakinkan kalau dia itu gila, //mengaku juga kamu nak.

"Meong~~" kali ini kakinya yang di elus oleh sesuatu. membuat nan menatap kosong ke arah bawah, dan disana ada maklhuk mengerikan serupa malaikat maut, dengan gigi gigi tajam dan senyum yang seolah mengatakan kalau ini adalah akhir dari hidup nan. nan seketika merinding, jiwanya untuk sesaat melayang melihat kucing itu yang sebenarnya sangat imut dan juga normal. namun jiwa Hikikomori nan yang sering berhalusinasi membuat imajinasi nya melampaui batas dan melihat kucing itu sebagai makhluk yang mengerikan dan berbahaya, nan menampar dirinya lagi lalu tertawa. ia tampak seperti orang gila sekarang.

"Hah, aku akan mati..ini adalah akhir dari dunia ku haha" tawa nan yang sudah kosong, sedangkan author disana sudah menampar nan langsung pakai tangan illahi dari surga duniawi nya.

"jangan mati dulu dong!, baru mulai nih. paling di siksa dulu sampai sepuasnya sampai kamu sekarat!" seru author mencoba menyemangati nan sebagai seorang author yang baik hati dan rajin menabung, membuat episode dimana nan akan selalu menderita 3h3 👌😇.

"Tapi author aku sudah mati.. biarkan aku hidup dengan tenang" seru nan dan kedua malaikat putih berada di kedua sisinya. dan nan terbang perlahan ke arah atas. akhirnya dia bebas dari segalanya, menjadi mainan author dan dari maklhuk mengerikan itu.

Plak!

dan mimpinya dihempaskan lagi ke bawah saat tangan ilahi author dengan santuy dan menatapnya dengan tatapan kalau dia ngapain sih?, bahkan tangan pun menistakan dia. nan menatap datar ke arah author. sungguh author satu ini ada dendam kesumat atau apa, masa dia terus yang dijadikan pelampiasan-?.

"jangan mati dulu dong, kau belum menderita lagi" seru datar author sambil natap datar makhluk jahanam itu.

"setidaknya kasih nama yang keren dikit lah Thor!. kejam amet sama anak sendiri!" seru nan meminta statusnya dinaikkan dikit aja, paling dia yang gak di siksa terus Napa?. salahkah dia untuk hidup bahagia barang sejenak-?.

"kau tidak pantas bahagia nan, disini kau sudah di takdir-kan untuk hidup menderita, terimalah takdirmu nak, author sangat mencintaimu umat yang menerima segalanya" seru author yang mendadak menjadi nabi yang suci.

"menerima pala mu!. dasar nabi gadungan!" seru nan mengeplak-nya dengan sandal yang dipakainya yang sayang malah terkena kucing manis yang sedang santuy melihat perdebatan bodoh antar karakter. kucing itu tentu saja marah, ia langsung mencakar kaki nan dan dengan lebay nan terjatuh dan memegang kakinya, melantunkan kisah sedih. padahal hanya goresan kecil saja, lihatlah kucingnya bahkan marah sama nan. dia mengibaskan ekornya menyapu kotoran debu dan pergi dari sana.

"lah lebay, gitu doang. laki gak sih?"

"lihat gara gara kamu author bodoh!, aku sudah di serang oleh makhluk paling mengerikan di dunia, untung saja aku bisa menahan cakaran sebesar naga yang bisa merobek rumah itu!" seru nan dengan dramatis, mengajukan tangannya ke arah atas penuh dengan kemenangan, dan suasana hening. dan bunyi jangkrik mendadak berbunyi keras seperti tau pada keadaannya.

Nice Jangkrik!

Krik, Krik..

"Kau gila ya?"

"Lu-lupakan saja!!!" seru nan mendadak malu malu. astaga, sikap halusinasinya harus dia kontrol. malu juga ya jadinya. mendadak ia bangun dari posisinya dan bertingkah seperti biasanya yang malah terlihat sangatlah bodoh, author nahan tawa. meskipun agak pincang pincang keluar dari sana menuju entah kemana di rumahnya yang lumayan besar.

Efek jadi Hikikomori, Maniak Halusinasi!

***

Nan keluar dari kamar mandi dengan elegan, hingga diluar ia tiba-tiba saja bertemu dengan kedua makhluk tanpa bayangan, saling berpegangan tangan dan menunduk di tengah kegelapan hari itu, kebetulan dirumah mereka lagi mati lampu. lalu saat nan keluar, kan dia berhenti lah dulu. melihat dengan aneh, dan kedua makhluk kecil itu perlahan menengadahkan kepalanya, sosoknya yang semula pucat gak bernyawa kini mereka menatapnya dengan senyuman yang tampak sangat menyeramkan.

Byar!

"Ayam ayam!, Ah ada hantu!" seru nan berteriak latah otomatis. langsung keinget dengan ayam bakar di depan rumah pak Odading Oleh. kedua kembar yang menjadi tersangka maju dan mereka cemberut menatap ke arah nan, barulah wujud aslinya yang memang tidak terlalu menakutkan terlihat. nan mengurut dadanya yang hampir saja meloncat keluar untuk kedua kalinya.

"ish nan!. ini kami deh! imut gini malah dibilang hantu!" seru mereka gemas. berkacak pinggang di depan nan namun bayangannya tetap gak ada. tapi kalau hantu nya gemesin kayak gini, nan bisa kok di kaget-kan tiap waktu //Pedo!

"ka-kalian kan emang hantu" bisik nan datar dalam hati, tapi sudahlah daripada kedua kembar manis ini ngambek lagi. kan nanti jadi tambah gemes, nan malah khilaf nanti masukin ke karung.

"Meong~" suara maut itu keluar lagi membuat nan merinding seketika, dan benar saja kucing itu datang dari belakang nan tiba-tiba tanpa permisi. padahal tadi ia pergi gitu aja, jangan jangan kucing ini hantu lagi! hii!, kedua kembar itu melihat kearah kucing itu dan langsung mendekat dengan gemas mereka mengelus bulu berwarna hitam itu, mereka tampak senang sekali.

Bukankah itu mengerikan?, kucing hitam sering dibilang sumber kesialan bukan?

"Mia lihatlah!" seru Miu mengelus bulunya. Mia dengan gemas juga ikutan mengelus bulu kucing itu, dan kucing itu menikmati. nan sudah ngeri disana, ia meneguk ludah. dan melihat kucing itu yang menoleh ke arahnya dan malah tersenyum seolah mengejek, oh tidak mereka sudah terjebak dalam pesona iblis berbalut keimutan itu!. dengan geram nan merangkak ke arah samping mencoba mengambil jarak seolah kucing itu adalah virus. ia langsung menyeret kedua kembar itu menjauh dari sana, nan bisa memegang dan melihat mereka. hanya nan saja sih. gak ada yang tau keberadaan mereka.

"ngapain nan? ganggu aja nih!" seru Mia cemburut. Miu yang ada di sebelahnya hanya diam menunduk, ia tampak malu dan juga gemas gemas. sepertinya nan bisa terkena serangan jantung kalau kayak gini terus, nan sudah dengan dramatis memegang dadanya seolah ada panah cinta yang tertancap.

"Nan~, kenapa?. nan gak mau pegang kucing emangnya?. gak lucu?" seru Miu dengan tatapan polos memohon, nan jatuh dramatis kearah lantai seperti bertahan. bisa gawat kalau kayak gini terus, pesona loli mereka terlalu kuat. nan menghapus mimisan di hidungnya yang mendadak muncul, Mia sudah beranjak dari sana bodoh amat dengan nan yang jadi anak aneh , menarik Miu ke arah kucing itu. nan melihat dengan tatapan tajam dan waspada, ia ingin mendekat namun dihentikan oleh sesuatu yang mencengkam, bisa dibilang ini hanyalah halusinasi nan belaka sebagai pembenci kucing atau hanya kejadian dramatis yang sengaja di buat author mengalahkan sinetron yang makin hari makin ada ada saja kisahnya yang terlalu dramatis, sampai bosan sendiri nontonnya.

Nikah, masalah, Selingkuh, Baikan, Istri selanjutnya, Orang Ketiga entah berapa banyak sinetron tidak bermutu yang terus saja di tonton. padahal mah ide ceritanya cuman itu itu saja yang dikasih kalau ada yang tau, gak bosan apa?. yang bervariasi kek dikit, ini yang cewek nangis nangis mulu, jadi orang paling baik Mulu. padahal mah kalau di dunia nyata gak ada tuh, malahan yang ada cewek yang langsung main labrak , marah marah kayak PMS jadi hakim mendadak. yang pada akhirnya akan kena azab juga, ketabrak mobil dan meninggal atau lupa ingatan, jalan cerita yang sangat mudah ditebak.

Enak anime... lagi!

hei jangan pada gosip, mirip emak emak tau! nanti ganti kelamin lagi!

jadi kembali ke topik, nan sekarang malah di tatap dengan tatapan angkuh oleh sang kucing, yah kucing sekarang tatapin nan!. pakai matanya yang hitam malah dia mengunakan kakinya seolah menyuruh mereka menghormatinya dan mereka melakukannya!, kucing sekarang adalah raja!. tatapannya itu loh sumpah ngeselin kayak bilang kalau lihat ini, gw lebih tinggi loh?. mau apa?. sini cium kaki gw?, yah seperti itulah, nan merinding ngeri. mau bantu bebasin namun takut mendekat, kekuasan kucing itu serasa sudah membesar dan membentuk pembatasan disana.

"eh nan?, gak mau elus nih?" tanya mika yang mengelus tengkuknya, kucing itu malah menatapnya keenakan, dan menatapnya dengan angkuh. sumpah, ada dendam kesumat apa sih kucing ini samanya. tingkahnya ngeselin.

"gak gak!, kalian elus saja!" seru nan berbalik memilih pergi dari sana, kucing itu memang sangat mengerikan!

***

Dan sekarang di ruang tamu ia malah di hadapkan dengan kedua manusia remaja gak ada akhlak yang dengan santuy nya bermesraan di rumah orang, lihatlah chai dan sasu siapa lagi?, sasu seperti biasa sedang pdkt dengan chai yang tampak cuek cuek bebek, ada aura bunga mengelilingi mereka membuat nan hanya menatap jijik, sumpah. kalau mau bermesraan kira kira dong, ini nan kan masih jomblo jadinya ngenes, melihat semua ini jiwa ke-jombloan nan jadi teriris tipis tipis jadi sushi.

saat melihat nan yang berdiri diam di sana menatap datar, chai yang semula tsundere dan cuek cuek , dia bosan atuh didekati terus sama manusia yang sama sekali tidak ia sukai, mood chai langsung naik drastis saat melihat nan stalker tercintanya, dia langsung mengabaikan sasu sehingga dengan indah sasu jatuh terjungkal dari posisinya. ingin rasanya nan ketawa, sebelum chai datang dengan wajah imut psikopatnya, sumpah serem banget. ia bernafas berkali kali seperti bernafsu, dan saat sampai di depannya ia hendak melompat sebelum berhenti dan jatuh di depannya karena nan menghindar.

"Ih nan ngapain menghindar sini terima cinta aku dong!" seru chai udah kayak orang mesum genit genit, sumpah dah chai ini jadi mengerikan banget, nan bisa bayangkan kalau dia tidur dan malah di tatapin samanya dengan wajah puas kan jadi serem, nan trauma dah.

chai berhenti karena melihat kucing hitam besar itu yang entah sejak kapan sudah ber-teleportasi di depan nan , dengan pesona keimutannya dia mengeong dan entah kapan chai yang sudah memasang wajah jijik dan juga kelam karena telah menyebabkan cintanya pergi itu, malah berubah otomatis jadi ceria. ia berbinar-binar megang kucing gendut itu, lihatlah dia gak imut sama sekali. dia malahan seperti bos yang kebanyakan makan!

andai saja ada yang bisa lihat, sasu mendekat dengan benjol di wajahnya tapi ia tetap tersenyum, dan tetaplah terlihat tampan. nan jadi iri, itu wajahnya rupawan amat. author pilih kasih, nan sendiri malah di kasih muka pas pasan dan ceritanya selalu saja ngenes.

"Chai, dia itu berat loh kau yakin mau gendong dia?" seru sasu seperti sedang cemburu. hooo jadi menarik, nan jadi memasang pose detektif dan entah sejak kapan ia memegang popcorn dan menikmati siaran ini, jarang jarang loh kali ini bukan dia yang kena kan!

"sasu ngapain sih?, sudah sana!, imut gini malah di bilang berat!" seru chai menatapnya dengan tatapan kejam, itu wajahnya berubah sedrastis itu gak akan ada yang nyadar apa. kayaknya gak ada kecuali nan, semuanya pada gak waras kayaknya. Mukanya udah kayak orang mau bunuhin siapapun yang ngacau. kucing itu malah dengan santuy nya bersendawa dan malah membuat chai tambah gemas, lihatlah dia bahkan ngupil pakai tangannya dan tangannya itu diarahkan pada chai dan dengan senang hati ia memegangnya, dasar munafik. kucing munafik!. lihat dia malah tertawa bahagia kepada nan.

Crat!

baru saja nan hendak bersyukur namun ada saja nasib sial layaknya azab yang terjadi. lihatlah tidak ada angin dan hujan kucing itu malah cakarin nan dan membuat goresan di celananya, gak sampai berdarah sih. cuman yah celana itu robek nampakin benda suci nan, nan menatap datar ke arah depan, dan kucing itu malah tertawa dan pergi dari sana seolah rencananya telah berhasil. nan menghela nafas pasrah, hendak marah tapi apa. nan melihat datar ke arah depan dimana sasu malah memulai adegan romantis dengan chai padahal kan yang kena dia-!

"chai kau gak apa apa?"

"e-eh sasu?, aku gak papa kok. maaf ya tadi gak dengerin. habisnya sasu kan ngeselin bangeeeet, hidup lagi"

itu et-nya kebanyakan deh, dan lagi kau baru saja di ejek loh. sasu malah tersenyum bahagia, chai udah natap dengan tatapan sedatar-datarnya kayaknya dia jijik deh di pegang oleh sasu nampak jelas, mengabaikan nan yang sedari tadi disini seperti sebutir batu yang tidak berharga. nan jadi kayak nonton adegan sinetron, yang disini anehnya nan yang malah kayak antagonis lihatlah, nan tidak tahan lagi melihat kemesraan mereka.

"Sudah!, cut!. aku yang kena kenapa malah kalian malah romantis!" seru nan kemarahannya sudah sampai batas.

sasu malah natap nan dengan wajah tersenyum nya yang menyebalkan, sumpah itu wajahnya bercahaya terus kayak ada efeknya. dan tampan lagi. nan tidak mengerti darimana dapat pencahayaan kayak gitu, kayaknya dari hasil nyogok author. dia sendiri gak pernah di kasih efek kayak gitu, biasa saja malah efek menyedihkan lagi kayak gini pakai efek orang antagonis yang telah menganggu hubungan seseorang dan ekspresi Chai udah kayak ibu tiri saat natap nan langsung ekspresi wajah nya berubah total, kayak nafsuan.

"lalu apa nan juga mau di obatin juga itu titit-nya?" seru sasu. nan langsung sadar diri, dan melihat kearah bawahnya yang tampak jelas dan kucing itu malah membuat gerakan tertawa mengejek disana. sumpah dia ngeselin banget, sengaja ya, pengen banget nan buang dia ke dalam got. nan mengeleng kuat apalagi saat chai menatap tajam bagian bawahnya, membuat nan merinding.

"Na-nan. boleh aku obati kan?" seru chai yang tertarik dengan nan. sebelum terjadi sesuatu hal sekarang juga, dan sasu sepertinya akan meledak lihatlah senyumannya udah semakin lebar lama lama penuh tuh muka oleh senyuman yang mengerikan itu. nan terkekeh canggung, sumpah ini bukan salah dia malahan. kok rasanya dia yang salah?.

"oh chai kayaknya juga mau tuh, kau sangat beruntung ya nan~?" seru sasu yang suaranya tambah menyeramkan dan chai yang udah kayak pedofil. nan memeluk dirinya dan terkekeh kekeh seperti orang gila, ia terpojok dan kayaknya sudah saatnya dia kabur deh, sebelum dia jadi dia disentuh-sentuh!

"Ma-maaf, DAH!" seru nan sebelum melancarkan jurus kaki seribunya dan sebelum chai ikutan lari, sasu sudah nahan dia di belakang entah kenapa senyumannya yang tadi hampir saja keluar kayak gerbang kereta kini sudah kembali seperti semula, ketampanan yang tiada tara. chai natap jengkel ke arah sasu yang menghentikannya dan kisah cinta mereka yang selalu saja terjadi kembali terjadi lagi, entah sejak kapan bakal selesai author pun tidak akan tau, mereka bermesraan terus dan punya background romansa sendiri.

//Author suka mereka btw, Pilih Kasih!

***

nan menghela nafasnya yang terasa memburu. Hampir saja dia jadi santapan oleh chai dan jadi samsak tinju oleh sasu yang bucin. nan melihat kearah depan dan entah kenapa kedua saudara yang sangat mesra itu malah asyik main sama kucing, udah gitu posisi mereka ganteng lagi, si adik dengan santuy seperti biasa tanpa ada rasa bersalah duduk di dinding dapur dan si kakak malah pakai celemek masak entah apa disana, udah kayak suami sama Istri aja, si adik asyik mainin kucingnya bedanya kucingnya itu malah yang di mainin. benar benar di mainin, kucingnya diikat malahan kayak yoyo dan dimainkan turun naik.

"beneran manusia gak sih?" seru nan mengerjapkan matanya dan anehnya tuh ya si kucingnya itu suka kali, dia malahan menikmati dan menaikkan salah satu alisnya pada nan. sepertinya sang adik punya pesona bad boy yang gak tertahankan. nan baru tau kalau jenis kelaminnya adalah cewek, pantas saja kalau sama cowok jadi buaya nempel banget. si kakaknya malah masak, kakaknya benar benar sangat multitalenta. kakaknya melihat datar ke arah nan yang berdiri disana.

"Nan, pinjam dapur mu" serunya datar dan malah ia sudah masakin banyak jenis makanan disana, dan dia lagi goreng tepung disana. nan menatapnya dengan tatapan sedatar-datarnya.

"kau sudah pakai tau!" ingin rasanya nan mengeplak-kan kepalanya, baru dibilang padahal ia sudah pakai. ini adalah inisial silahkan seperti rumah sendiri, tapi bedanya mereka masuk lewat jalan rahasia lagi. nan bisa melihat jendela yang terbuka di sana, gak dirapikan lagi seolah ini adalah rumah sendiri.

"... terimakasih" lalu ia lanjut masak lagi, nan mengeleng kan kepalanya seperti nya lama lama disini, ia akan kehilangan kewarasannya. tidak tidak, ia harus tahan meskipun selalu di siksa oleh author sialan itu. ia harus tetap tahan banting, kalau gak dia pasti akan ketawa disana menyaksikan makhluk ciptaannya menderita di dunia halu.

"tau aja kamu , sayang deh" seru author dengan suara menggoda disana.

"diam aja deh!, cepetan kelarin cerita gak bermartabat ini!"

"yah gak deh, gak jadi sayang!"

ingin rasanya nan menendang dengkul dari sang author yang tidak terlihat itu, namun apa daya dia hanyalah sebuah karakter yang dimainkan untuk sebuah kepuasan duniawi. nan menghela nafas, dan ia melihat lagi sang adik yang dengan sangat kurang ajar dan tidak berperi-keadikan yang malah duduk santai membiarkan kakaknya yang mengerjakan semuanya sendirian dan sang kakak malah menerimanya.

"bantuan sana!, kakakmu udah kayak manusia Babu disana!" seru nan ketus, mencoba menjadi orang baik.

adiknya berhenti mainin kucing itu, dia beneran gak ada akhlak ya. adiknya malah natap tajam ke arah nan seolah nan yang bersalah, kucingnya tampak kesal. dan dia bukannya cakar si adik yang sudah mainin dia malah dia cakar nan dan membuat celananya melorot seketika. dia udah kayak pemulung, gak kasihan apa sama celananya?.

Adiknya malah natapin terus, "gak masuk angin?" kurang ajar!, dari tadi diam saja dan sekarang malah di waktu yang tidak tepat malah bilangin kayak gitu!. si kakak malah ikutan natap dengan wajahnya yang datar kayak pantat panci. wajah mereka kayak lembar membuat nan merasa dua kali jadi hina. nan dengan ngenes dan terpaksa mengambil serbet dapur yang sialnya gak tau sudah berlepotan karena bekas masak tadi. tapi si kakak yang tukang pakai hanya diam aja terus, gak berkata apa apa seperti biasanya.

ini si kakak mulutnya di jahit ya?

udah deh! pergi aja di tatapin terus jadi serem sendiri! dengan berat hati nan pergi dari ruang dapur gak tau kalau sebenarnya serbet itu ada yang robek di bagian belakangnya, dan itu terus yang di tatapi oleh adik dan kakak itu dan lalu kembali seperti semula. mereka sama sekali gak ada akhlak, lalu si adik malah tiduran dan sang kakak lanjutin masak untuk adiknya yang tercinta, cinta kasih kakak sepanjang tali jemuran, adik gak ada akhlak ini yang harus ingat!

***

nan melangkah dengan berat hati dan lorong ada min pula yang menunduk dan membelakanginya di sana sudah ada kucing yang malah tampak ketakutan dengan min, nan sudah tau karena tampang mafia min yang tidak tertolong. min menatap ke arah belakang dan membuat nan langsung saja merinding. tatapannya udah kayak pembunuh sumpah, lebih seram lagi dari chai. tatapannya kosong menatap ke arah nan dalam dalam, nan menelan ludah. ia mundur namun kucing yang tadinya ada di depan min ketakutan malah berkeliaran di sampingnya, dasar kucing kurang ajar! dia hanya mau menyeret masalahnya dengan nan saja, kucing munafik yang bermuka imut!

min malah makin dekat dengan aura dan wajah seram yang tentu saja hanya dilihat oleh nan. nan nelan ludah, ia bahkan gak bisa gerak. sepertinya hari ini sudah di tetapkan hari kematiannya bahkan dia gak ketemu jodoh. tolonglah malaikat maut, kasih kesempatan dikit paling kasih jodoh gitu! atau loncat ke isekai kayak di anime anime sekarang kan om om sering kesana!, ayolah kasih sedikit rasa belas kasihan pada nan.

Min semakin mendekat. nan melotot entah ke arah sampingnya. ayolah, sekarang tuan malaikat maut!. dia gak tahan dengan atmosfer seperti ini. nan kayak mau di interogasi. ia malah terus di tatapin. matanya memandang polos seperti mencari tau bagaimana akan membunuh nan saat ini, nan tidak mau mati loh. astaga. dia belum pakai celana lagi, dia masih dipermalukan oleh kucing sialan itu, tidak yang buat cerita ini kan author, dia yang salah!

"Heh, nanti author kutuk kamu jadi kecoa!" mata nan melotot. gak, apapun selain benda menjijikan sejuta umat itu bisa bisa nan akan mati pingsan setelah reinkarnasi karena melihat wujud kecoa yang sangat mengerikan itu.

"maaf maaf deh!"

Cepetan! malah ngegas! min malah terus natapin lalu ia menunduk, sudah saatnya dia akan di mutilasi, nan menatap pasrah ke arah langit. ah dia melihat malaikat disana yang tengah melambaikan tangan dengannya. tertawa atas penderitaannya, haha ternyata malaikat maut sama saja dengan author. malaikat maut sialan.

"nan..."

"maafkan aku!" seru nan mengatupkan kedua tangannya memohon.

min menatap aneh, gawat dia sudah salah bicara. dia akan marah, min tersenyum yang malahan membuat nan jadi tambah seram. dia jadi semakin membencinya kan?!. tanpa sadar nan menendang kucing itu, nan melihat dengan perlahan proses kejadian itu dan kali ini nan melihat min yang memasang wajah kecewa padanya. min kecewa pada dirinya, ia kecewa dengan hidup nya. ia menatapnya seperti kotoran busuk sepertinya kali ini nan akan mati di tempat, nan sudah memasang wajah pasrah alah Budha disana. ia harus tabah semuanya pasti akan terjadi, min membenci dirinya dan sekarang min sudah sangat jijik padanya, itu adalah hal yang lumrah. harus tenang dan nan harus menerima semuanya dengan lapang dada, ia harus tetap tenang-lah.

"ma-"

"pergi sana nan, aku kecewa padamu" seru min memasang wajah dan juga nada yang kecewa. bahkan min sama sekali tidak mau mendengar suaranya, dia memang adalah kotoran busuk sebuah masyakarat yang tidak pantas untuk berbicara dengannya. tapi selagi masih ada kesempatan dia masih hidup! nan lari dari sana langsung, malaikat maut terlihat sedih rasakan itu!, lama sih prosesnya makanya pelanggan pada ninggalin kan!. lagipula nan masih ada antrian game yang harus ia mainkan!

Selamat!

***

dia masuk ke dalam kamar dengan perasaan bahagia dan malah melihat adegan 18+ disana, bayangkan sang ayahmu sendiri yang tengah berbaring di atas freeze di atas kasur. mereka natap ke arah nan, sumpah cepat kali hubungan mereka heran nan. ayahnya berdiri lagi dan minum teh entah dari mana di atas kasur, dan freeze yang dengan anggunnya menguraikan surai panjangnya dan menatap datar ke arah depan seolah tidak terjadi apa-apa.

sudahlah, ia sudah biasa sekarang.

"ngomong ngomong nan" ucap ayah datar seperti selayaknya otou-san.

"yah?" nan masuk ke dalam, dan tanpa sadar melepaskan serbet yang dia sangka sudah dia pakai celana daritadi sejak kejadian aneh yang terjadi. nan sampai lupa segala hal kecuali ia ingin kembali ke kamarnya yang tercinta dan malah mendapati posisi aneh dari mereka berdua. freeze malah natap datar tanpa bereaksi sedikitpun, dan ayah yang natap dia dengan tatapan maklum ala ke ayah-an yang malah membuat nan jadi tambah curiga, ada apa pria sugar Daddy ini?. kok malah natap kayak gitu ke arah baw---ah.

"Kyaa! jangan lihat!" seru nan langsung berteriak ala cewek yang di perkosa dan menutupi bagian bawahnya dengan celana kolor bekasnya yang tergeletak gitu aja di sebelah gelas minumannya, ternyata sedari tadi mereka melihat ini dan sama sekali tidak menegur, dan lagi ini di hadapan freeze!. pujaan hati yang masih ia sukai itu, freeze malah menatapnya acuh tidak acuh. dan kucing itu menyelinap diantara nan dengan lengak lengok bak artis. nan natap horor kearahnya sumpah, akar dari segala perjalanan aneh ini adalah kucing hitam gemuk ini!. dia malah mendekat kearah freeze dan malah gak disangka di elus oleh freeze.

ayahnya juga malah jadi anak kecil disana sudah berbinar binar padahal ia tadi penuh dengan wibawa. nan benar benar gak mengerti perubahan dari sang ayah nya itu. ayahnya lalu ia natap nan dengan tatapan marahnya yang entah sejak kapan sudah berubah, di sebelahnya Freeze juga udah naikin kaki kayak pasangan ayah yang elegan seperti direktur gitu. tatapannya juga pas angkuh gitu, ah jadi menawan saja pengen rasanya nan nikung dari sang ayah sekarang, namun nan sadar kalau dia nikung malahan dia sendiri yang akan dibuang ke jurang di belakang rumahnya yang sengaja di buat itu, siapa lagi oleh sang ayahanda yang memanfaatkan posisinya sebagai seorang guru dan seorang preman.

"nan mau pegang?"

nan mengeleng. "nggak!"

"yakin padahal freeze udah susah payah bawa kok!" seru ayahnya malah ngegas nyodorin kucing itu, seriusan itu yang bawa adalah freeze. kucing nyebelin dan sok imut tingkat dewa ini---?!. kucing yang sama sekali gak ada imut imut sangat menyebalkan ini, pembawa sial dan kelebihan gizi sehinggga tampak kayak buntalan kapas yang pengen banget nan remas lalu dia buang lagi ke dalam got di rumahnya, rasakan itu dasar kucing hitam!

"a--aku gak percaya!, freeze gak mungkin punya peliharaan kucing yang kayak preman kucing ini!" seru nan menolak, freeze yang anggun dan elegan itu. ayahnya malah udah ganti kepribadian lagi. kali ini ia pakai yang tipikal keras kepala kayak preman preman yang ditakuti, wajahnya udah nampak seram banget seperti mafia. ayahnya punya keturunan mafia kayaknya, abisnya nampak kali sebagai berandalan. gak disangka freeze malah ngebet sama dia, ayah beruntung-(?).

"kau meragukan ayah?"

"g-gak deh. gak jadi"

"baguslah, lagipula freeze akan sedih kalau kau menghujat kucing peliharaan kesayangannya ini, dia sangat sayang pada kuc-" belum sempat sang ayah menyelesaikan petuah bijak nya sebagai seorang guru yang baik. nan udah memasang senyuman ceria, benar jika freeze suka ini maka dia juga harus suka hitung hitung sebagai pdkt. dia malah udah masang wajah ceria gak menyebalkan seperti biasanya. ia harus jaga image di depan freeze kan-(!).

"tentu saja ayah, nan suka sama kucing kok!" seru nan menunjukkan wajah yang di paksakan nya berkilau itu. padahal dalam hati ia benar benar muak dan pengen melempar kucing ini kayak kipas angin. lihat dia malah seenaknya meluk leher freeze udah kayak preman aja berhasil dapatin freeze. dan freeze hanya natap datar seperti biasanya. kucing itu benaran ngeselin sumpah!, lihat dia bahkan menjilat pipi suci freeze dengan tatapan penuh kemenangan.

"bagus bagus ini baru anak ayah!" seru ayah dengan bangga. nan tersenyum dan mendekati kucing itu, lalu ia mengarahkan tangannya hendak mengelus sayang kucing itu dengan sangat terpaksa. namun tentu saja, siapapun tau apa yang akan di dapatkan oleh si sial nan hingga akhirnya kan.

Srek!!!

yah dia di cakar oleh kucing yang tentu saja tidak suka dengan orang bau seperti nan. belum mandi lagi, bau jigong nan udah menaikkan perempatan alisnya. ini kan gara gara kamu!

"Arghh! sini kamu!" perintah nan menatap kesal ke arah kucing itu dan berniat mengelusnya paksa. menerjang dengan gemas, wajahnya udah kayak mau perang aja. ini juga demi freeze, jika tidak ia tidak mau juga melakukan hal seperti ini. sebuah pengorbanan!

Srek!!

Dasar budak bucin kamu nan!

***

.

.

avataravatar
Next chapter