webnovel

bab 1: Pesan misterius

Kedua orang tua anak itu meninggal 2 tahun yang lalu dalam sebuah insiden. Hari itu sebuah meteor jatuh di gurun namib. Menyebabkan terbentuknya sebuah kawah besar yang kemudian dikenal sebagai kawah huzn.

Sebagian besar negara di benua Amerika juga beberapa negara dari benua lainnya dilanda tsunami besar-besaran.Total kerugian yang dirasakan masing-masing negara korban sudah tak terkira lagi jumlahnya.

Umur anak itu masih 14 tahun, dia yang sudah tidak punya siapa siapa lagi terpaksa harus bertahan hidup sendirian di tengah kerasnya kehidupan sosial makau.

Meski tidak banyak setidaknya anak itu bisa mendapatkan uang dengan bekerja sebagai pengisi survey online dan juga sebagai penerjemah dokumen.

Dengan menggunakan username Reyn_Jingli dia mulai mainkan tangannya diatas keyboard. Saat ini dia masih punya 12 dokumen yang harus dikerjakan sesegera mungkin.

Sebagai translator profesional, Reyn tidak boleh sedikitpun mengecewakan kostumernya. Jika tidak, dia akan kehilangan prestasinya sebagai translator bintang 5.

Beberapa jam kemudian sebuah pesan singkat tiba-tiba masuk ke Laptop milik Reyn_jingli. Laptop itu telah diretas oleh orang asing. saat ini satu-satunya yang bisa dijalankan oleh Laptop Reyn hanyalah menjawab pesan.

'Halo nak'

Reyn tidak mmembalas Dia merasa sedikit terganggu akibat kerjaannya sekarang tidak bisa dilanjutkan, akibat laptop miliknya satu-satunya telah diretas.

'Aku punya beberapa informasi yang mungkin akan membuatmu tertarik. Aku akan berikan cuma-cuma jika kau bisa menang dalam sebuah permainan.'

Pesan misterius itu terus berlanjut membuat Reyn hanya bisa mengikuti alur pembicaraan. Orang asing semacam ini tidak akan berhenti mengganggu jika belum mendapatkan apa yang dia inginkan.

'percayalah, kau tidak akan mendapatkan kesempatan ini dua kali.'

'Tolong berhentilah bicara basa-basi. Jadi, informasi tentang apa tepatnya yang kau bicarakan itu? ' Balas Reyn malas.

'kau akan tahu setelah memainkannya, tentunya bukan sesuatu yang buruk'

Reyn rasa tidak ada salahnya sedikit bermain main setelah bekerja. Beberapa hari terakhir Reyn merasa terlalu banyak bekerja dan kurang akan istirahat yang cukup.

'baiklah, akan aku ikuti permainannya, tapi beri aku 45 menit lagi untuk mulai.'

'Sepakat'

Pesan itu tiba-tiba menghilang dan laptopnya kembali menjadi normal seolah tidak terjadi apa-apa.

Reyn mulai mengeluarkan seluruh skill hanya untuk men translate dokumen. Tangannya dengan cekatan memainkan keyboard dan mouse komputer. Matanya juga terus menatap sampai tidak bisa diketahui apakah dia masih berkedip atau tidak.

Hanya tinggal sebuah buku sletebal 26 halaman. Sebuah buku mengenai hewan mamalia yang hidup di laut.

45 menit berlalu. Reyn telah telah selesai menerjemahkan dokumen penuh kata2 ilmiah itu di menit menit terakhir. Sebuah pesan singkat kembali muncul tiba-tiba.

'Waktumu habis kawan kecil.'

'Baiklah permainan apa yang akan kumainkan?'

'Peraturannya cukup mudah. Kau hanya tinggal menjawab dengan benar sepuluh pertanyaan yang kuberikan.'

'Itu saja? kupikir permainan apa, ternyata hanya quiz biasa'

'Quiz adalah permainan favoritku. Dengan quiz, aku bisa mengetahui seberapa tinggi tingkat pemahaman seseorang dalam suatu bidang. Kau akan kuberi 2 menit untuk menjawab per satu soal. Kau siap? "

'Kapan saja kau mulai aku siap.'

Pesan si peretas kembali menghilang. Kali ini disertai dengan muncul sebuah panel quiz. Reyn tetap tidak bisa menjalankan laptopnya untuk keperluan selain mengerjakan quiz.

Tapi tetap saja Reyn masih bisa menggunakan perangkat lain untuk berbuat curang. Namun Reyn bukan tipe orang yang akan berbuat curang. Apalagi kalau hanya didalam permainan.

Pertanyaan 1 : siapa nama orang pertama yang melakukan penelitian mengenai material luar bumi di lembah Huzn? .

Reyn pernah baca itu di artikel yang dulu dia terjemahkan. Dave sangat ingat nama itu 'Aldrich norman'. Waktu itu nama Aldrich masih belum begitu dikenal. Namun sejak satu tahun terakhir, namanya meroket. Pada akhirnya dia menjadi orang terkaya nomor satu didunia saat ini.

pertanyaan 2 : game Grougerius people yang sempat laris di tahun 98 tiba-tiba dicap sebagai game terburuk sepanjang masa dan kehilangan hampir seluruh pemainnya pada bulan kedua setelah pelirisan. Apakah kau bisa menjelaskan alasannya?'

Reyn tidak pernah dengar nama game itu, bahkan dia saja masih belum lahir saat game itu bangkrut. Tahun 98, memangnya ada apa dengan tahun itu? sepanjang yang dia baca, minim sekali informasi tentang tentang hal itu. Namun bukan berarti dia tidak tahu apa-apa

Tahun 98 adalah saat turunnya saham Gehrill Holdings. perusahaan itu membawahi beberapa perusahaan game yang cukup terkenal waktu itu. Bisa jadi game yang dimaksud adalah game yang digarap oleh salah satu dari perusahaan yang ada di naungan Gehrill Holdings

Akan masuk akal jika pemasaran game bisa menjadi terhambat hanya gara-garaperusahaan intinya sudah kehilangan nama di publik. Reyn hanya bisa berpegang pada jawaban ini.

Pertanyaan 3 membahas cara kerja Komputer kuantum yang baru-baru ini rilis dipubik. Lagi-lagi membuat Reyn memutar otak. Pertanyaan 4 dan 5 membahas membahas mengenai perdebatan ilmuan fisika mengenai dunia kuantum. Pertanyaan 6 dan 8 bisa Reyn jawab dengan cukup mudah, karena membahas permasalahan biologi masa sekarang.

Pertanyaan ke 7 membahas sejarah pembangunan pulau buatan di negara kepulauan Indonesia. Akhir-akhir ini hal itu cukup ramai di bicarakan di media. Untung saja Reyn baru saja menerjemahkan beberapa buku mengenai penjelasan lengkapnya.

Sampai di pertanyaan 9, otak dave sudah mulai lelah untuk berfikir. Dia bahkan sudah lupa tujuannya menyelesaikan quiz. Namun, dia tetap menolak untuk menyerah. Pertanyaan kesembilan berhasil dijawab tepat beberapa detik sebelum waktu habis.

Pertanyaan 10 : betapa banyak korban jiwa di Rio de Janeiro saat peristiwa tsunami 2 tahun yang lalu terjadi?

Itu bukanlah pertanyaan yang mungkin bisa dengan mudah Reyn jawab jika saja peristiwa itu tidak membuat kedua orang tuanya meninggal. Jika saja waktu itu kedua orang tua Reyn tidak pergi ke Rio de Janeiro, pasti Reyn tidak akan menderita selama dua tahun terakhir.

Tercatat 4.384.765 jiwa orang meninggal. Hingga sekarang belum ada 40 persen dari jasad korban yang bisa ditemukan. Termasuk jasad kedua orang tua Reyn.

Panel Quiz menghilang. Digantikan oleh pesan baru lagi dari si peretas.

'selamat anda berhasil menjawab semua pertanyaan'

'jadi informasi apa yang akan kudapatkan sekarang?'

'kau memang tidak sabaran ya anak muda. Kau berhak mendapat hadiah yang layak untuk pengetahuan mu yang luas itu.'

'Pertanyaanmu memang susah untuk dijawab, hanya karena kebetulan saja aku bisa tahu semua jawabannya'

'tidak ada yang namanya kebetulan, kau memang jenius. yah, tapi itu wajar saja mengingat kau yang mewarisi kejeniusan orang tuamu.'

'kau membicarakan orang tuaku?'

Meski belum yakin lawan bicaranya itu dapat dipercaya atau tidak, tapi Reyn cukup tertarik dengan arah pembicaraan nya. Apalagi dia sempat menyinggung lembah huzn dan juga tsunami di Rio de Janeiro di quiz dalam quiznya.

'tentu saja aku kenal, aku pernah melakukan penelitian bersama ayahmu.'

'Meski kau bilang tahu tentang orang tuaku, bukan berarti aku akan begitu saja percaya padamu. Setidaknya beri aku satu bukti agar aku bisa percaya.'

'Kamu masih tidak percaya meski sudah ku beri beberapa pertanyaan yang menyinggung konflik hidupmu? Bahkan jika aku bilang kalau orang tuamu ternyata masih hidup, barangkali kau juga tidak akan percaya begitu saja. Baiklah, bukti seperti apa yang kau inginkan?.'

Reyn merasa sesak untuk bernafas, bayangan mengenai orang tuanya yang tiba-tiba dikabarkan meninggal 2 tahun yang lalu kembali menghantui dirinya. Ingin sekali dia percaya pada omongan orang asing itu, tapi jika memang belum meninggal sekalipun seharusnya tidak mungkin 2 tahun terakhir mereka tidak mencoba menghubungi Reyn sama sekali.

'jika hanya ingin basa basi, kau sedang berurusan dengan orang yang salah. Sebaiknya katakan saja apa maumu? '

'Justru harusnya aku yang tanya begitu. Apa yang kau inginkan untuk saat ini? '

Reyn mulai muak dengan orang ini.

'Baiklah, jika benar orang tuaku masih hidup lantas dimana mereka sekarang. Aku ingin bertemu.'

'Bakatmu terlalu besar untuk hal remeh semacam itu. Bahkan jika mau, berusahalah lebih keras kau bahkan bisa menjadi salah satu penguasa dunia di masa mendatang.'

Lagi lagi peretas mengirim pesan berisi omong kosong. Reyn sungguh muak dengan lawan bicaranya itu. Andai pesannya bisa dia blokir pasti sudah dari tadi Reyn lakukan.

'Jangan bicara melantur kemana-mana jawab saja pertanyaanku. Kau bisa atau tidak membuatku bertemu kedua orang tuaku lagi?'

'kalau itu bukannya tidak bisa, tapi memang belum waktunya. Begini saja, Pergilah ke Akademi Aldrich di Indonesia dan jadilah siswa nomor satu disana. Kau akan mengetahui jawabannya mu setelah itu. Aku berani bersumpah.'

Reyn tersenyum kecut. Dari sekian banyak obrolan dengan orang asing ini, rasanya hampir tidak ada yang benar baginya. Namun dia tetap memutuskan untuk terus mengikuti arah pembicaraan nya.

'Akademi Aldrich adalah tempat bagi orang-orang paling elite dan berbakat dari seluruh penjuru dunia. Mana mungkin orang sepertiku bisa menginjakkan kaki di tempat elite seperti iitu?'

'tidak mustahil jika kau membawa barang yang sudah kukirimkan kerumahmu pagi ini.'

Hari ini Reyn belum sempat mengecek isi dari paket yang datang tadi pagi. Karena bungkusnya sama sekali tidak menarik dia berpikir kalau itu hanyalah salah satu merchandise dari salah satu game yang akhir akhir ini dia mainkan.

Dengan buru-buru Reyn keluar rumah untuk mencari paketnya. paket itu berbentuk pipih, ukurannya tidak lebih besar dari smartphone.

Saat dibuka didalamnya ada bungkus lagi, setelah dibuka lagi baru terlihat sebuah kotak persegi banjang yang terlihat mewah. Barangkali dilapisi emas, tapi masih belum bisa dipastikan.

Dengan perlahan-lahan Reyn membuka kotak tersebut dan menemukan benda semacam kartu ATM didalamnya. Pesan berikutnya muncul.

'itu adalah Aldrich pass, kau bisa dengan mudahasuk Akademi Aldrich jika bawa itu.'

Saat Reyn mau mengetikkan sesuatu tiba-tiba layar laptopnya padam dan kembali menyala lagi setelah beberapa saat. Semua jejak obrolan barusan hilang tak berbekas. Setidaknya kartu yang dia berikan tidak ikut menghilang.

Dengan buru-buru Reyn menghubungi Becky, salah seorang temannya yang telah bekerja di Aldrich interprice cukup lama. Jika ingin membicarakan hal yang berhubungan ddengn Aldrich Enterprise, hanya dialah satu-satunya orang yang Reyn kenal dan bia dia percayai.

'Halo Reyn' Sapa Becky begitu telepon terhubung.

'kak becky, ada yang ingin ku bicarakan, apakah kau ada waktu luang? '

'oh, ada keajaiban apa sampai-sampai kamu mau menelpon ku hari ini, huh?'

Dengan santainya lawan bicaranya di seberang sana menjawab pertanyaan Reyn dengan pertanyaan basa-basi.

'akan kuceritakan jika kita sudah bertemu nanti, jadi bisakah....'

Belum sempat Reyn menyelesaikan kata-katanya, Becky sedah memotong.

'baiklah nanti sore di tempat biasanya ya...'

'tempat biasanya?'

'tidak perlu ku beritahu kau pasti bisa tahu. Kalau begitu aku tutup dulu telepon nya. bye bye.'

Becky menutup telepon bahkan sebelum mendapat persetujuan dari Reyn.

Sore harinya Reyn pergi ke salah satu kafe di pusat kota makau yang selalu ramai. Disana sudah ada seorang wanita usia 20 tahunan, rambutnya hitam legam dikuncir kuda. Dia memakai setelan pakaian serba abu-abu. Membuat dirinya menjadi sorotan utama di se penjuru kafe.

Becky telah menunggu Reyn untuk waktu yang lama. Becky sudah terlampau semangat hanya untuk mendengar sebuah cerita dari Reyn. Mereka berdua duduk di sudut kafe agar pembicaraan mereka tidak sampai didengar orang lain. Meski begitu peluang orang lain bisa menguping masih terbuka selebar lebarnya.

''Jadi apa yang ingin kau bicarakan? katakan saja apa masalahmu pada kakakmu ini."

Tanpa basa-basi lagi, Becky langsung menanyakan inti pertemuan mereka. Meski terlihat seperti orang yang santai tapi Becky adalah seorang profesional dalam bidang pekerjaannya. Barangkali Reyn bisa mendapatkan informasi berharga darinya.

"Ada dua hal yang ingin kubicarakan. Pertama, kau bukan kakakku.

" Ayolah itu hanyalah sebutan, jangan terlalu dipikir."

"Reyn mengalah, tidak ada gunanya berdebat dengan Becky hanya karena masalah sepele.

"Kedua, sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu. Aku harap kau bisa memberitahuku, benda apa ini?"

Becky mulai menunjukkan ekspresi penasaran. Setelah kurang lebih satu setengah bulan dia mulai kenal dan dekat dengan Reyn. Namun, baru kali ini Reyn meminta untuk bertemu.

Biasanya saat hari gajian Becky lah yang selalu mengajak Reyn untuk pergi kafe. Reyn selalu menolak saat ditelepon. Namun, ketika Becky bilang kalau dia akan tetap datang dan menunggu meski Reyn tidak datang. Reyn pada akhirnya selalu datang.

Becky melakukan itu semua karena Reyn pernah menolong hidupnya sekali. Dan juga rasa belas kasihannya pada Reyn yang sudah tidak punya orang tua diusianya yang masih muda.

Reyn mengeluarkan sebuah kotak emas lalu membuka kotak itu perlahan.

"kupikir kau mau apa. ternyatah hanya ingin memamerkan barang bagus ya..." Balas Becky kesal. Meski kotaknya belum terbuka sempurna.

"Berbicaralah saat kau sudah lihat dalamnya."

Kotaknya terbuka, Isi kotak tersebut bisa dengan jelas dilihat oleh Becky.

"Ternyata benar, kau hanya ingin paket barang bagus, dasar tidak tahu malu."

Menghadapi sifat Becky yang sering ngambek bukanlah keahlian Reyn. Seringkali pertemuan mereka di kafe berakhir dengan Becky yang memaki-maki kemudian pergi begitu saja dan membiarkan Reyn membayar semua yang dia pesan, tapi pada akhirnya Becky selalu mengganti uang tersebut.

"Apa kau tahu benda apa ini?"

"Tidak tahu dan tidak mau tahu."

Jelas sekali isinya bukan barang biasa. Becky enggan melihatnya dengan seksama. Dia selalu takut melihat barang bagus. Barang bagus cenderung membuatnya terus kepikiran untuk memilikinya.

Selang beberapa lama akhirnya rasa penasaran Becky tidak terbendung lagi,. Becky melirik kartu yang ada di kotak emas, dan baru menyadari sesuatu.

"tunggu sebentar."

Reyn kembali membuka kotak emas itu untuk kesekian kalinya. Meski sudah sering dibuka, tapi kesan saat membukanya selalu muncul. dia juga sengaja menaruh tas Becky disamping kotak untuk menghalangi sudut pandang orang lain.

Becky yang baru melihat benda apa yang dimaksud Reyn tiba-tiba langsung berteriak.

"Astaga!!"

Reyn yang panik langsung menutup mulut Becky dengan tangannya. Lalu memberi isyarat untuk diam pada Becky dengan tangan satunya.

"Tolong jangan sampai orang lain tahu."

"Oh, maaf hanya saja aku baru pertama kali ini juga melihat Aldrich pass. Kau tahu hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memiliki itu. Karena kau punya itu seharusnya sekarang kau sudah masuk kedalam papan Al rangking."

"bisakah kau jelaskan semua dengan pelan dan terperinci."

"Baiklah, pertama-tama biar ku beritahu. Hanya kalangan tertentu saja yang bisa mendapatkan barang berharga semacam itu. bahkan didunia hanya diproduksi 1.000 kartu saja."

"Bukankah itu banyak?"

"Kau boleh bilang begitu jika punya banyak uang. Benda semacam ini tidak sulit didapatkan para orang kaya. Tapi tetap saja hampir mustahil bagi kita yang orang biasa untuk mendapatkan barang semewah ini."

"Jika memang sebagus itu, percuma saja jika aku tidak bisa menggunakannya. Beritahu aku caranya."

"Mudah saja Scan kode di pojok itu dengan ponselmu, maka kau akan masuk kedalam pengaturan kartunya, setelah itu kau tinggal membuat username dan password yang kamu inginkan. Seharusnya di dalamnya ada uang yang cukup banyak dalam bentuk coin."

"Coin? "

"Serius kau tidak tahu? Bukannya kau selalu lebih tahu dariku kalau soal beginian? "

"bukan berarti aku tahu segalanya. yang lebih penting sekarang tolong jelaskan segalanya tentang coin dan bagaimana penggunaan nya?"

Ucap Reyn sambil lalu. Reynmelakukan scan pada Aldrich pass lalu melakukan langkah-langkah seperti yang dikatakan Becky.

"Astaga, kau ini. Selalu melakukan sesuatu hanya untuk keuntungan sendiri. Setidaknya, sesekali jangan acuhkan kakakmu ini."

Wajah Reyn terlihat suram, membuat Becky menjadi semakin penasaran dengan apa yang dilihat Reyn.

"Ada apa?

"Emm..., jadi, apakah punya saldo coin awal nol itu adalah hal yang wajar. Soalnya aku sendiri tidak pernah melihat saldo nol kalau di atm."

"Apa!? Bagaimana bisa? Seharusnya Aldrich pass selalu berisikan coin yang melimpah."

"Hmm... kurasa, karena aku mendapatkan barangnya seara cuma-cuma jadi wajar kalau kartu itu ternyata tidak ada isinya."

"Hei, Tenggu dulu. Katakan padaku darimana kau mendapat kan Aldrich pass ini?"

Terpaksa Reyn menceritakan bagaimana dia tiba-tiba mendapat sebuah asing yang menyuruhnya untuk pergi ke Akademi Aldrich, dan memberinya Aldrich pass secara percuma hanya gara-gara Reyn bisa menyelesaikan beberapa quiz sulit darinya.

Reyn tidak menceritakan bagaimana orang asing itu juga menyebut tentang orang tua Reyn yang masih hidup karena itu adalah masalah pribadi.

"Cerita aneh macam apa itu, bahkan dalam novel pun aku tidak pernah menemukan yang seperti itu. Namun, jika dia sebegitu inginnya agar kau masuk sekolah elite. Masih tidak wajar jika sampai memberimu barang sekelas Aldrich pass ini."

"Ngomong-ngomong soal itu, kau tadi belum selesai apa-apa tentang Aldrich pass dan coin."

Becky menghembuskan napas berat.

"Baiklah, tapi sebenarnya aku sendiri tidak yakin kalau informasi ini akan berguna atau tidak. Kartu pass yang kau bawa itu adalah prototype dari dunia keuangan virtual dimasa depan. Dimana akan ada masanya ketika semuanya akan ditentukan dari seberapa banyak coin yang kau punya.

Coin aslinya sama saja dengan uang biasa. yang membedakan hanyalah coin tidak memiliki bentuk fisik seperti uang dan ini tidak akan dibedakan nilainya di semua negara didunia.

Setidaknya 70 persen negara didunia sudah sepakat untuk memberlakukan coin sebagai alat tukar yang sah dinegara mereka. Hanya tinggal menunggu waktu saja sampai penggunaan coin bisa dilaksanakan sepenuhnya. Sedangkan kalian yang mempunyai Aldrich pass bisa dikatakan sebagai betah tester bagi sistem baru dunia ini."

Reyn mulai memikirkan dengan baik-baik apa yang dikatakan Becky.

"Ada satu hal yang tidak kumengerti. Jika memang Aldrich pass hanya ada 1000 didunia. Itu berarti akan sedikit sekali transaksi yang menggunakan coin. bukankah itu tidak efektif?"

"Tentu saja efektif, karena Aldrich pass bukanlah satu-satunya pass didunia. Melainkan ada tujuh. Dan Aldrich pass adalah yang paling langka. Aku sendiri bahkan punya."

Becky mengeluarkan sebuah kartu. Kartu itu dia lempar kemeja.

"Itu adalah Hart pass. Fungsinya kurang lebih sama dengan Aldrich pass. Bisa menyimpan coin. Tapi kalau dari segi nilainya, punyamu itu bagaikan tiket VIP sedangkan punyaku reguler."

"Maksudmu Aldrich pass punya beberapa keunggulan yang tidak dimiliki pass lainnya? begitu kah?"

"Benar sekali."

Ujar Becky puas setelah berhasil membuat Reyn paham akan penjelasannya yang tak beraturan.

"Jadi... Keuntungan seperti apa yang didapat dari memiliki sebuah pass? "

"Mana aku tahu, aku kan tidak punya. Cari tahu saja sendiri, seharusnya sudah ada di internet."

Tidak lama kemudian makan malam mereka berdua jadi hening. Setelah selesai makan mereka berdua memutuskan untuk langsung pulang kerumah masing-masing.

Reyn sebenarnya masih memiliki berbagai pertanyaan dikepalanya. Namun dia merasa telah terlalu banyak merepotkan Becky. Dia memutuskan melanjutkan pencarian infonya di internet saja.

Dia mulai mencari segala sesuatu yang berhubungan dengan. Aldrich pass bahkan segala macam info tidak penting pun tidak luput ia perhatikan. Di internet juga menyebutkan tentang dunia dengan coin yang disebutkan Becky. Sistem dunia itu disebut Dunia baru.

Dalam dunia baru, manusia akan di kelompokkan menjadi beberapa tingkatan atau bisa dibilang kasta. Pass juga akan menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan tingginya tingkatan seseorang.

Terdapat tujuj pass yang kalau diurutkan dari yang paling langka; Aldrich pass 1000 kartu, Gill pass 12.000 kartu, Reeve pass 45.000 kartu, Shan pass 137.000 kartu, Joe pass 500.000 kartu, Hart pass 750.000 kartu, dan yang terakhir Mukash pass, 1.300.000 kartu.

Dia juga mulai mencari informasi tentang Akademi Aldrich. Akademi itu terletak di sebuah pulau sintetis yang dibangun di atas laut selatan negara Indonesia. Keseluruhan pembangunan nya didanai oleh Aldrich Enterprise, dan semua menggunakan teknologi konstruksi paling canggih saat ini. Jika tidak, mana mungkin pulau itu bisa bertahan ditengah ganasnya ombak pantai selatan Indonesia yang terkenal ganas.

Tanpa pikir dua kali Reyn segera mencari jadwal penerbangan langsung dari makau ke pulau Aldrich di Indonesia. Hari terakhir pendaftaran Akademi Aldrich adalah Dua minggu dari sekarang.

Jika terus berpikir Reyn justru khawatir kalau dirinya malah akan melewatkan kesempatan emas ini. Sudah sejak lama Reyn ingin pergi melihat dunia diluar sana. Dan juga dia ingin segera membuktikan perkataan Orang asing itu.