1 Prologue

"Gah... Hah... Hah..."

Suara nafas terengah-engah serta pernafasan yang tidak teratur begitu memberatkan langkah kakiku. Di tengah gelapnya malam ini, aku tak begitu tahu apa yang sedang mengejarku dibelakang sana. Mata merah mereka yang menyala di dalam kegelapan.... yang berjumlah sekitar... lebih dari 5 atau mungkin puluhan, tidak berhenti mengejarku.

Tubuhku yang jarang kulatih kupaksakan untuk menahan rasa lelah, juga untuk menahan rasa takut dan kengerian ini. Makhluk-makhluk itu berteriak melengking sangat keras, seperti haus akan darah dan sangat ingin untuk memakanku. Aku tidak punya pilihan lain selain lari dari mereka.

Melewati hutan belantara, berisikan tumbuhan yang asing bagiku, karena aku tidak pernah melihat pepohonan tinggi yang menjulang sebelumnya. Semak belukar yang begitu kasar dan lebat, beberapa kali melukai kakiku karena terkena duri dari semak belukar.

Baju kemeja putih bersih yang kupakai untuk mendaftar pekerjaan terkoyak disana-sini. Sekarang bahkan tidak lagi berbentuk seperti baju seutuhnya. Jas hitam yang kupakai pun sudah kulemparkan untuk menghambat laju mereka. Tetapi mereka dengan mudahnya menyobek jas tersebut menggunakan sebilah pisau.

Sembari aku terus berlari menghindari dan menerjang berbagai semak-semak, dari jauh dapat terlihat sebuah cahaya. Yang berarti aku dapat keluar dari hutan ini. Dengan bahagianya aku terus berlari menuju harapan tersebut, agar bisa keluar dari kejaran mereka. Kemungkinan besar mereka tidak akan mengejarku jika berada di luar hutan bukan ?

"Terima kasih, Ya Tuhan !"

Perlahan-lahan tubuhku yang semula diselimuti kegelapan dan dinginnya hutan berubah menjadi hangat dan terang, bagaikan diriku diselamatkan oleh-Nya. Namun, aku tersadar, keluar dari hutan bukan berarti diriku dapat terselamatkan.

"Yang benar saja.... oi... yang benar saja."

Jalan cahaya yang kuharapkan pintu keluar dari hutan ini bukanlah 'pintu' yang sebenarnya. Malahan terkesan seperti jebakan untukku. Di seberang sana terdapat sebuah tebing tinggi lainnya. Aku dapat mendengar suara air deras dibawah, yang kutemui sebuah sungai deras penuh bebatuan.

Aku berjalan dengan perlahan menuju tepian dari tebing dengan diikuti makhluk hijau bermata merah yang perlahan mendekatiku. Mereka mempersiapkan berbagai senjata pada tangan mungil mereka, sebilah pisau, tombak, dan bahkan busur panah.

Apa yang harus kulakukan.... Bila aku mundur maka diriku akan terbawa arus sungai yang deras. Aku pun masih belum tahu apakah dibawah sana bisa terantuk bebatuan atau tidak. Jika aku terus berada di sini, mereka akan menangkapku.

Apakah aku akan menjadi makanan mereka ? Ataukah terlumat dan terbawa oleh arus sungai... Mana yang akan kupilih ?!

"Sial sial sial..... Aku tidak punya pilihan lain !"

Tidak ada pilihan lainnya ! Aku akan melawan mereka walaupun kematian akan datang kepadaku, siapa juga yang mau kalah dari cebol hijau seperti kalian !!!!

Aku mengambil sebilah batang kayu yang berada di tanah. Meskipun itu bukanlah senjata yang mumpuni untuk melawan mereka, setidaknya aku bisa menakutinya dengan mengibas-ngibaskan kayu ini kedepan.

"MAJU SINI !!!! MAJ-"

CRASH

"Eh.....?"

Perasaan panas apa ini.... yang menusuk di dada kananku. Panas sekali, panas sekali, sakit sekali, sakit sekali. Apakah ini sebuah anak panah ? Mereka menembakku dengan panah ? Terdengar sayup-sayup suara tawa mereka yang menjijikan. Tubuhku terhuyung kebelakang, batu yang kupijak tidak dapat mempertahankan berat badanku. Hingga berada di tepi jurang, menyebabkannya runtuh....

Yang terlihat di atasku hanyalah awan putih beserta langit biru di angkasa. Di temani oleh kesunyian... aku tidak dapat mendengar apapun. Padahal aku tengah terjatuh... bukannya akan terdengar lebih keras suara deras sungai...

Ah... Aku pernah mendengarnya.... Jika kau mendekati kematian, niscaya keheningan akan datang pada saat terakhirmu.

Apakah ini berarti aku akan mati ?

Kematian akan datang kepadaku ?

"Hah.... Aku bahkan tidak tahu, mengapa diriku bisa berada di dunia sialan ini...."

avataravatar
Next chapter