webnovel

Her Name Is Gabi

Berbeda Alam tidak menjadi alasan bagi mereka berdua untuk saling melengkapi. Kisah Aria dan Gabi yang memiliki hubungan LDR antar Alam. bisakah kisah mereka berjalan dengan baik?

Envy_Loves_Kind · Fantasy
Not enough ratings
5 Chs

Awal Mula

Semua kekacauan dalam kehidupannya di sebabkan oleh 'Berkah' yang dimilikinya. Dari pada 'Berkah', Aria lebih menyebutnya dengan sebutan 'Kutuk'.

Kemampuan yang di milikinya adalah kemampuan yang hanya diberikan bagi beberapa orang di dunia ini, yaitu kemampuan untuk melihat 'Mereka'.

Kemampuan yang bisa membuat seseorang bersentuhan dengan dimensi yang berbeda dan melihat sisi Kelam dan sisi Gelap dari dunia ini.

Kemampuan itu membuatnya Melihat dan Mendengar hal-hal yang tak dapat di jelaskan dengan logika. Kemampuan itu membuatnya bisa berkomunikasi dengan mereka yang telah mati.

Awalnya kaluarganya tidak begitu peduli dengan tingkah Aria yang sering bermain dan berbicara sendiri sewaktu kecil. Tetapi hati Ibunya semakin resah karena lama kelamaan aktivitasnya itu semakin menjadi-jadi.

Aria sering di temui bermain saat malam hari di halaman rumah, berbisik dengan seseorang di dalam lemari, mengatakan hal-hal aneh, dan mengetahui sesuatu yang bahkan tidak di ketahui oleh siapapun.

saat itu ayahnya sering pulang larut malam dan selalu terdengar perkelahian yang hebat antara ibu dan ayahnya. Aria yang masih kecil bersembunyi di dalam lemari dan menutup telinganya.

Didalam lemari itu ada seseorang yang bersama dengannya, tidak terlihat jelas wajah orang itu namun orang itu mendekatkan mulutnya lalu berbisik sesuatu ke telinga Aria.

keesokan paginya semuanya terlihat normal-normal saja dan berjalan seperti pagi biasanya. Sarapan pagi bersama ayah dan ibunya adalah waktu yang paling di sukainya.

"Ibu, Ayah. Apa semalam kalian berkelahi lagi?" Tanya si kecil Aria

"Tidak sayangku, ibu dan ayahmu hanya sedang memilih akan mengadopsi anak anjing jenis apa untukmu. saking bersemangatnya ayahmu sampai berteriak begitu keras. Apa kami mengganggu tidurmu? Jika ia, Maafkan kami sayang" Sahut ibunya dengan lembut dengan mengelus kepalanya.

Aria melihat ayahnya, namun ayahnya hanya makan tanpa nempedulikan apapuan.

"Tapi kata kakak..." /prak!!!/ - Perkataan Aria yang terhenti katena Ayahnya memukul meja dengan keras.

"Kakak, kakak, dan kakak. Sudah berapa kali aku katakan bahwa kau tidak memiliki seorang kaka? APA KAU GILA!?" - Kata Ayahnya dengan begitu Marah.

"Sebaiknya kau urus Anak gila mu ini sebelum menuduhku yang tidak-tidak" - Lanjutnya dengan menatap Istrinya

"APA KAU GILA!? Dia anakmu, darah dagingmu! dengan segampang itukah kau menyebut anakmu Gila?" - Kata Ayana dengan begitu marah membalas perkataan suaminya.

"Maafkan Ayahmu sayang, dia hanya kelelahan akibat berkerja" - kata Ayana sembari membersihkan mulut Aria yang penuh akan selai coklat.

"Ibu, kata kakak kemarin Ayah bertemu dengan seorang wanita cantik. Kata kakak pita rambut wanita itu tertinggal di saku celana yang di pakai ayah kemarin" - Sahut Aria dengan begitu polos.

Ayahnya begitu kaget dengan perkataannya, Ayana melihat suaminya lalu bergegas pergi mencari celana yang di kenakan suaminya kemarin.

"ANAK SIAL!!!" - Kata Ayahnya kepada Aria lalu pergi menyusul Ayana istrinya.

Dari jauh terdengar suara Ayana yang bertanya dan meminta penjelasan tentang pita yang ia dapat di saku celana suaminya.

sebuah perkelahian terjadi dan berakhir dengan perginya Ardi dari rumah. Dia membawa beberapa barang dan dengan cepat pergi dari rumah itu. Terdengar bunyi mobil yang semakin menjauh.

Aria berjalan perlahan kedalam kamar ibunya, ia melihat mulut dan hidung ibunya berdarah dan berdandar pada pintu lemari.

Ayana segera mengambil kain lalu mengahpus air mata dan darah di wajahnya. Dia berdiri dan memeluk Aria lalu menggendongnya.

Ayana berjalan ke kamar Aria lalu membaringkannya di atas kasur. Dengan lembut ia menarik selimut dan menutupi tubuh Aria.

"Semuanya akan baik-baik saja sayang, jangan khawatir" - Kata Ayana kepada Aria.

Ayana berbaring di samping Aria, dengan lembut dia mengusap kepala Aria sambul mendengungkan sebuah lagu. Dengan Tepukan lembut, ia menidurkan Aria.

Mereka berdua akhirnya tertidur dalam gelapnya malam.