webnovel

Hello, My Little Girl!

"Hello little girl, I found you" * Hidupnya sempurna. Tidak ada celah untuk melihat kekurangan Alexander Anderson yang menjadi jajaran pria milyader paling diminati oleh kaum hawa. Tapi pertemuan tak sengaja 8 tahun silam, membuat Alex menjadi terobsesi dengan gadis kecil berusia 12 tahun. Ia bahkan rela melakukan apa saja agar gadis kecil itu menjadi miliknya. Dan kini, di pertemuan kedua mereka, Alex tentu tidak akan melepaskan gadis kecil yang sudah ia tunggu selama 8 tahun ini bukan? * "Paman, kau memanggilku?" "Tentu, kemarilah! Paman ada sesuatu untukmu" * HELLO, MY LITTLE GIRL! Written by : Siskafriestianii Publish Web Novel : 1 Juli 2021

Siskafriestianii · Urban
Not enough ratings
16 Chs

Accident

Written by : Siska Friestiani

Hello, My Little Girl! : 2021

Publish Web Novel : 31 Juli 2021

Instagram : Siskahaling

*siskahaling*

PARK AVANUE APARTEMENT. Portland, Amerika Serikat.

Alex uring-uringan begitu sampai di apartemen. Mood-nya hancur setelah mendapat telepon dari Mommynya yang menanyakan perihal Viona Angeline.

Sial! Dari mana wanita menyeramkan itu mengetahui Viona Angeline, Alex bahkan sudah berusaha sebaik mungkin menutupinya selama 8 tahun ini. Tapi bahkan Mommynya sudah mengertahuinya.

Alex meneguk kembali Winenya. Ia harus berpikir cepat. Bagaimana agar ia bisa secepat mungkin membawa Viona ke mansion sebelum Mommynya itu bertindak lebih gila jika ia tidak segera menuruti keinginannya.

Alex mengambil ponsel di atas nakas, menghubungi Louis. Tidak perlu menunggu lama, suara Louis terdengar di seberang sana.

"Di mana Angel?" tanya Alex nadanya terdengar tidak sabar.

"Nona Viona sedang shift malam di Bougenfil Resto, Tuan" jawab Louis, Alex mengerutkan kening tak suka. Kenapa Angelnya masih harus bekerja di sana? Bukankah gaji karyawan magang yang ia berikan sudah bisa memenuhi kebutuhannya? Angelnya akan kelelahan jika pulang dari kantor harus kembali bekerja di menjadi pelayan di sebuah resto.

Alex harus bertindak sekarang. Ia tidak mau Angelnya sakit karena terlalu lelah bekerja.

"Siapkan mobilku, aku ingin ke sana sekarang" perintah Alex yang langsung mendapat jawaban patuh dari Louis di seberang sana.

*siskahaling*

BOUGENFIL RESTO. Portland, Amerika Serikat. 09:15 PM

"Viona"

"Ya?"

"Pesanan meja nomor 20"

"Viona, layani pelanggan yang baru datang di meja nomor 13"

"Viona, cepat. Pelanggan hari ini ramai. Kenapa kau lelet sekali"

Viona mengusap keringat di dahinya sambil menghembuskan napas. Hari ini pelanggan resto lebih ramai dari pada hari biasa. Ia dan pelayan lainnya bahkan sedikit kerepotan.

"Viona, meja 19 minta bill" ujar salah satu karyawan kasir sembari menyerahkan Bill ke arah Viona. Viona mengangguk lalu kembali menghembuskan napas sebelum akhirnya beranjak menuju meja 19.

"Billnya, Tuan" ucap Viona menyerahkan Bill kepada pelanggan pria paruh baya yang kini menatap Viona dengan tatapan kurang ajar.

"Kau menerima pelayanan tambahan?" tanya pria sambil mengelus bokong Viona, Viona sontak mundur kebelakang.

"Maaf Tuan, harap jaga tangan anda" ucap Viona masih berusaha untuk sopan. Jika bukan pelanggan, Viona mungkin sudah memukul pria kurang ajar ini.

"Jalang sepertimu ingin jual mahal?" kekeh pria itu mengejek.

"Katakan saja kau ingin apa aku akan memberikan apa pun yang kau mau" ucap pria itu semakin menjadi, kini bahkan sudah mencengkram erat tangan Viona, menarik ke pangkuannya.

Viona ketakutan, tubuhnya bergetar dengan air mata yang siap meluncur kapan saja.

"Tuan, saya bisa melaporkan anda....."

"Sudah, kau tidak perlu jual mahal. Aku tau kau menyukainya" tangan pria itu mulai naik menuju bukit Viona, meremas dengan sedikit kasar. Viona tersentak, lalu mendorong tubuh pria itu sekuat tenaga lalu menamparnya.

"Jalang sialan!" teriak pria itu murka yang seketika menarik perhatian seluruh pelanggan resto.

Plakkkk!

Satu tamparan keras melayang di pipi Viona. Viona meringis kesakitan.

"Panggil managermu, bagaimana mungkin pelayan tidak sopan sepertimu di pekerjakan"

"Maaf, Sir. Apa ada yang membuat anda tidak nyaman?" tanya sang manager yang tiba-tiba sudah datang menghampiri keduanya.

Suasana resto sudah tidak kondusif, semua pelanggan bahkan saat ini fokus menatap Viona dan pria itu.

"Bagaimana mungkin kau memperkerjakan pelayan seperti ini, menampar pelanggan, tidak tau sopan santun" ucap pria itu marah, Viona menunduk dengan bahu bergetar. Ia begitu ketakutan, perlakuan buruk yang ia dapat barusan cukup membuat mentalnya down seketika. Bayangan menakutkan di masa lalunya seketika berkelebatan dikepalanya.

"Maaf, Sir. Pelayan saya tidak mungkin melakukannya tanpa alasan" ucap sang manager, membuat pria itu kembali murka.

"Apa maksudmu? Kau pikir apa yang bisa aku perbuat dengan pelayan bodoh seperti ini?" pria itu menarik kasar rambut Viona.

"Akhhh" ringis Viona kesakitan. Kulit kepalanya terasa sakit sekali.

"Tuan, tolong jaga sikap anda. Saya bisa saja mengusir anda dari sini kalau..."

"Kalian pikir apa yang kalian lakukan, hahh?!"

Suara tegas penuh amarah itu menyela. Sontak membuat seluruh penghuni resto menatap kearahnya.

Alexander Anderson, menatap nyalang pada pria tua yang sedang menarik rambut Viona. Angelnya.

Suasana mendadak hening mencekam. Pria itu pun melepas tangannya dari rambut Viona.

Bugh!

Alex tidak segan-segan melayangkan satu pukulan kearah pria itu yang langsung jatuh tersungkur ke lantai. Matanya memerah menahan amarah, tangannya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Alex tidak pernah semarah ini sebelumnya.

Sialan! Bahkan seujung kuku pun Ia tidak berani menyakiti Angelnya. Dan pria berengsek itu bahkan berani menyakiti sesuatu yang selama ini selalu ia jaga.

"Akhhh" pekikan kesakitan itu terdengar membuat siapa saja meringis ikut merasakan sakit yang dirasakan pria itu. Alex kini beralih menginjak dada pria itu dengan kaki kanannya.

"Kau pikir apa yang aku bisa lakukan untuk manusia sampah sepertimu yang sudah menyakiti wanitaku huh?" desis Alex penuh amarah. Emosinya tidak surut sejak pertama kali melihat Angelnya di perlakukan buruk oleh si berengsek ini.

Sial!! Bagaimana jika ia tidak datang tadi. Apa yang akan di berengsek ini lakukan pada Angelnya.

Ketika Alex ingin menginjakkan kakinya lebih kuat. Suara pekikan dari arah lain menghentikannya. Viona jatuh tak sadarkan diri.

Alex menangkap tubuh Viona tepat sebelum membentur lantai. Alex tidak tau lagi bagaimana ia harus menahan emosinya ketika melihat ujung bibir Viona robek dan mengeluarkan darah.

Berengsek! Siapa pun akan mendapatkan balasan lebih sakit dari apa yang Viona rasakan.

"Louis!!" teriak Alex penuh emosi.

"Saya disini, Tuan"

"Urus si berengsek itu! Siksa sampai ia memilih untuk membunuh dirinya sendiri" perintah Alex lalu membopong Viona dengan gaya bridal dan membawanya pergi dari sana. Meninggalkan semua orang yang nyaris kehabisan napas karena ketakutan.

*siskahaling*

Alex membawa Viona kepangkuannya. Jantungnya berdebar karena takut. Takut terjadi hal buruk dengan Angelnya.

Pikiran Alex kembali ke 8 tahun yang lalu ketika ia pertama kali bertemu dengan Viona.

Sial!! Alex tidak suka. Ia tidak suka rasa cemas yang sekarang mengusai dirinya.

Angelnya akan baik-baik saja. Rapal Alex dalam hati.

Tatapan Alex kembali ke sudut bibir Viona yang berdarah dan seketika kembali menyulut emosinya. Ini terakhir! Tidak akan ada luka lainnya yang akan Viona dapatkan lagi. Karena Alex tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti Viona.

"Angel...." lirih Alex menyatukan dahinya dengan dahi Viona.

"Maaf aku datang terlambat, sayang"

*siskahaling*

Hallooo...

Ketemu lagi kan sama aku-nya. Hahaha...

Semoga suka sama cerita baru ku kali ini ya. Terima kasih sudah membaca.

Jangan lupa baca cerita ku yang lain juga ya. Terima kasih banyak udah mampir untuk baca guys.