webnovel

Hell Keeper (Jigoku No Ban'nin)

Support saya di Patreon dan Trakteer (Link di Bawah) Hell Keeper atau Penjaga Neraka adalah sebutan orang-orang kepada mereka sekelompok orang-orang yang mengurus dan menjaga beberapa tempat dan wilayah di sekitar kota. Di sebut begitu karena mereka memanglah seorang Gangster. Tugas mereka berbagai macam, Seperti menjaga Keamanan, Menarik uang iuran keamanan dan lain-lainnya. Hal ini juga tidak jauh dari adanya tindak kekerasan yang timbul dari mereka. Mereka adalah kelompok yang mengendalikan Kota dari balik bayangan. Alisia Mirai seorang remaja perempuan berumur 20 tahun, Sudah pernah menjadi seorang gangster atau berandalan sejak masih SMA. Kini dia tanpa sebuah alasan yang jelas memutuskan untuk terjun ke dunia Hell Keeper dimana dia ingin menjalankan bisnis Hell Keeper walau masih tidak di ketahui apa alasannya dan keinginan aslinya. Dapatkah Alisia berbisnis di dunia Hell Keeper bersama kakak sekaligus saudara kembarnya Red’Ain Mirai dan adiknya Gol’D Mirai juga bersama teman-temannya dimana mereka menyebut diri mereka sebagai “Mirai Family” menjalani hidup dan bisnis baru mereka di dunia Hell Keeper? -------------------------------------- Patreon : https://www.patreon.com/user?u=39653099 Dengan mendukung ku di Patreon dan bergabung dengan Membership ku, Kalian dapat : -Mendukung ku untuk tetap berkarya dan melanjutkan Novel ku. -Membaca Chapter terbaru sebelum di Publish -Membaca Chapter NSFW di setiap Novel ku Trakteer : https://trakteer.id/fh-noraiou-depgs

FHNorai · Action
Not enough ratings
9 Chs

CH 1 - Mirai - Part Three

Malam hari sekitar pukul 21:00 di sebuah tempat Karaoke terbesar di Kota J.

Suara tawa gabungan dari 4 gadis muda dan 3 remaja laki-laki mengisi salah satu ruang Karaoke. Di dalam ruang karaoke tersebut sangat berkelip-kelip, Banyak makanan dan minuman juga musik yang terus di putar.

Kali ini tidak ada yang mendapat giliran nyanyi, Mereka semua saling mengobrol mengenai kehidupan pribadi mereka.

"Heee, Jadi kau belum pernah berpacaran ya~"

Tanya salah satu remaja perempuan ke salah satu remaja pria di hadapannya.

"Benar benar~. Kawan kami yang satu ini belum berpengalaman sama sekali~"

Jawab salah satu remaja pria yang meledek temannya yang di tanya oleh salah seorang perempuan sebelumnya.

"K-Kau ini..." Balas malu dan kesal setelah di ledek oleh temannya.

"Bagaimana kalau salah satu dari kalian membantu teman kami ini mendapatkan pengalaman berartinya~"

Ledek salah satu temannya lagi.

"Heeee~ Bagaimana ya~"

Jawab salah satu perempuan yang menjawabnya dengan nada yang sedikit menggoda.

"Acha~ Sepertinya kau di tolak~" Ledek salah satu temannya lagi.

"Kau terlalu cepat menyimpulkan, Bodoh!"

Balas kesal nada bercanda dari seorang remaja pria yang di ledek.

"Kalau kalian sendiri, Apa sudah berpengalaman?~" Tanya salah seorang gadis.

"Kami berdua? Tentu saja~" Jawab salah seorang remaja pria.

"Waaaaa, Hebat~ Lalu..Apa masih punya pacar?~"

"E....I-Itu....." Jawab ragu salah seorang remaja pria.

"Hehe...Mereka mungkin sudah pernah pacaran, Tapi selalu putus dalam sekejap"

Balas dendam dari temannya yang dari tadi mereka ledek.

"Hooo...Jadi kau ingin membalas kami ya~" Jawab temannya yang baru saja di ledek dengan nada bercanda.

"Oho...Itu kenyataannya, Bukan~"

"Kau ini~"

Temannya melompat dan mengunci leher temannya dengan lengannya sambil tertawa.

Keseruan dari saling meledek dan bercanda juga menggoda mengisi ruang karaoke itu. Lalu para perempuan merasa penasaran dengan salah satu remaja laki-laki yang daritadi terdiam tapi terlihat "Cool" di mata mereka dan membuat para 4 gadis perempuan itu menaruh mata dan pandangan juga perasaan padanya.

"Nee~ Nee~...Kalau kau bagaimana?~"

Salah seorang perempuan yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya dan sangat ingin tahu ke salah seorang remaja laki-laki itu bertanya langsung kepadanya.

Sebenarnya ada 4 Gadis remaja dan 4 remaja laki-laki di dalam ruang karaoke itu. Namun, Salah satu remaja laki-laki selalu terdiam dan kadang hanya tersenyum dengan santainya jika ada yang membuatnya tertarik.

Siapa remaja laki-laki itu?

Dia berumur 19 tahun yang mengenakan topi beanie berwarna hijau tua dengan gambar tengkorak berwarna putih ukuran sedang di tengahnya, Jaket berwarna hitam keseluruhan dan kuning di beberapa bagian dengan logo angka "0" dan ada dua sayap kecil di sisi angka "0" di bagian dada sebelah kirinya, Celana bermotif loreng berwarna hijau gelap, Sepatu berwarna hitam keseluruhan, Kaos berwarna kuning lengan pendek, Dia mengalungi harmonika yang sudah dia sambungkan dengan rantai dan dia juga memakai kacamata minus.

Dia memiliki rambut berwarna coklat muda cerah mendekati warna rambut pirang dan mata berwarna Kuning, Kulitnya sedikit gelap akibat terpanggang oleh sinar matahari sejak kecil. Dia memiliki tubuh yang besar dan terlihat cukup terbentuk. Dengan ukuran tubuh yang seperti itu, Dia terlihat sangat kuat dan mudah mengintimidasi siapa saja, Dia memiliki tinggi 20cm lebih tinggi dari laki-laki yang berada di sebelahnya, Dia memiliki wajah yang tampan dan tatapannya selalu terlihat sangat tajam seperti seekor elang.

Dia adalah adik dari Red'Ain dan Alisia Mirai, Yaitu Gol'D Mirai.

"Aku...Apa yang kau tanyakan?"

Tanya balik Gold kepada si perempuan.

"Tentu saja, Apa sudah punya pacar atau belum?"

Gold menutup matanya dan tersenyum lalu menjawab-

"Tentu saja sudah"

"Heeeeeeeeeee?~" Keempat remaja perempuan itu terkejut dan juga sedikit merasa kecewa mengetahui kalau Gold sudah punya pacar.

"Teman kami ini memang hebat, Loh~"

"Benar benar, 4 tahun dia masih dapat bertahan dengan pacarnya"

"Tidak seperti kalian~" Ledek salah seorang gadis.

"O-Oi...Jagan kasar gitu dong~"

"Lalu lalu, Kalau sudah punya kenapa kesini?~" Tanya genit salah seorang gadis.

"Hmph-"

Gold mengangkat kaki kanannya dan menaruh telapak kakinya di lutut kaki kirinya, Menaruh kedua tangannya di atas sofa, Lalu tersenyum sambil memiringkan kepalanya dan menjawab-

"Memangnya kenapa? Aku hanya ingin bersenang-senang dengan kalian saja~"

Jawab Gold yang terlihat keren di mata para gadis.

"Kyaaaaaaa~ Gol'D keren~"

"Salah salah. Namanya memang Gol'D tapi kami memanggilnya Gold biar lebih mudah"

"Heeeeee~ Apa masalahnya juga, Yakan~"

"Itu terserah kalian ingin memanggil ku apa. Aku tidak akan pernah berubah dimata kalian ini"

"Kyaaaaaa~ Gold~"

Sekejap keempat gadis itu sudah berada di Lengan, Badan, dan kaki Gold memeluknya.

"O! GOLD MENANG BANYAK LAGI~"

"SIAL~ GOLDDDD AYOLAHHH~"

Ketiga temannya merasa iri namun di campur dengan candaan dan tawaan juga ledekan mengartikan mereka tidak serius merasa iri dan kesal kepada Gold.

"Ayolah Gold, Kau kan sudah punya pacar~"

"Lalu?~"

"Bagi-bagi, Lah~"

"Hmph~ Maaf ya. Aku ambil semua hadiahnya~"

"Kyaaaaaaaaa~" Teriak genit para gadis.

"Kalau begitu~ Rencana 'Anti Gold' laksanakan!~"

"Siap~

Salah seorang temannya memberikan aba-aba rencana "Anti Gold" dimana salah seorang temannya langsung meresponnya..Tentu saja dengan nada bercanda.

"...'Rencana Anti Gold'?" Tanya Gold keheranan.

Salah seorang temannya mengambil HP lalu menelpon kesalah seorang perempuan yang ada di dalam kontaknya.

"Halo, Hikari, Gold sekarang-"

Mengetahui siapa yang temannya hubungi, Gold langsung melompat ketemannya dan berusaha untuk mengambil HP temannya...Dengan wajah sedikit panik di campur tawa.

"Ey Ey Ey~ Tidak bisa~" Temannya berusaha untuk bertahan dengan menjauhkan Hpnya dari jangkauan Gold walaupun dia tahu kalau Gold tubuhnya lebih besar darinya.

Gold langsung mengunci leher temannya di lengannya lalu berbisik pelan padanya-

"Ku berikan yang paling muda itu dan kita berdamai"

"Diterima"

Mereka melakukan transaksi tukar-menukar. Gold untuk keamanannya dari pacarnya dan temannya untuk salah seorang gadis.

Kedua temannya langsung menghampirinya dan berbisik pelan bertanya-

"Bagaimana dengan kami?"

"....Berusaha sendiri"

"OK. MASUK KE RENCANA-"

"PILIH SENDIRI!" Setelah kedua temannya berhasil mengancam Gold dengan candaan, Gold akhirnya menyerah.

Pukul 23:00 di luar gedung Karaoke.

Setelah bersenang-senang selama berjam-jam, Mereka akhirnya selesai dan memutuskan untuk kembali pulang.

Sebelum berpisah, Mereka sedikit berbincang kecil di luar.

"Terima kasih untuk hari ini, Gadis-gadis~"

"Mmm~ Tentu. Itu tadi menyenangkan~"

"Lain kali, Hubungi kami lagi ya~"

"Kami akan datang~"

"Tentu~"

Setelah itu, Keempat gadis remaja berpisah dengan para laki-laki dan berjalan pulang bersama. Keempat remaja laki-laki itu juga berjalan pulang bersama sambil berbincang-bincang.

"Lagi-lagi Gold menang banyak~"

"Apa rahasianya, Gold?"

"Tidak ada. Aku bertingkah seperti biasanya saja"

"Tidak tidak tidak. Mungkin saja karna Tubuh mu yang besar, Berotot, Kuat, dan berkulit kecoklatan eksotik yang di sukai perempuan jaman sekarang"

"Padahal ini karena aku sering main saat kecil"

"Enaknya jadi dirimu, Gold"

"Kenapa?"

"Kuat, Tubuh mu besar dan berotot..Tidak seperti kita..Juga punya 2 kakak kembar. Red Senpai dan Alisia Senpai sangat populer dulu pas SMA, Iya kan"

"Itu lah mereka. Kakak-kakak ku punya daya tarik mereka sendiri"

"Dan kau juga"

"Omong-omong...Bagaimana kakak mu, Alisia senpai bisa secantik dan se-cool itu?"

"Haha...Kalau kau ingin mengetahuinya...'Itu adalah Neraka yang kau lewati'"

"H-Heeeeeeee...."

"Itu artinya mustahil"

"Padahal kan aku cuman tanya bagaimana bisa secantik itu..."

"Itu sama saja. Kau berusaha bertanya seperti itu kepada ku mengenai kakak-kakak ku, Itu artinya kau harus berurusan dengan ku terlebih dahulu~"

"K-Kalau begitu tidak jadi"

Gold dan dua temannya tertawa terbahak-bahak melihat reaksi temannya yang sedikit ketakutan.

"Satu hal. Apa Red Senpai dan Alisia Senpai belum pernah pacaran?"

"Belum"

��Berarti hanya kau saja...Adik macam apa kau mendahului kedua kakaknya..."

"Hmph~ Adik yang luar biasa tentunya~"

"Darimananya...."

"Tapi...Bukannya Red Senpai dulu pernah dekat dengan seseorang?"

Gold terdiam sejenak berusaha mengingat-ingat mengenai hubungan kakaknya Red. Dia melihat ke atas langit sambil berpikir mengeluarkan suara "Mmmmmm?" Pelan.

"....Pernah...(?)...Ya. Pernah...Kalau tidak salah...Ya"

"...Bagaimana???"

"Kalau tidak salah...Dengan-"

Saat mereka sedang berjalan, Mereka melewati salah satu toko busana. Di toko itu ada sebuah TV yang banyak yang memperlihatkan beberapa model yang sedang trend tahun ini. Di salah satu TV itu memperlihatkan seorang model remaja perempuan muda yang sedang terkenal dan menarik banyak perhatian orang-orang.

Mereka berempat melihat ke arah TV itu dan dari reaksi mereka, Mereka mengetahui siapa model yang sedang terkenal itu...Sekaligus mendapat jawaban dari pertanyaan sebelumnya

"A! ITU DIA!!!"

Pukul 00:00, Di rumah Keluarga Mirai

"Aku pulang"

Ucap Gold yang baru saja sampai di rumah.

"Selamat datang" Jawab Alisia dan Red dari jauh di ruang TV.

Mengetahui sumber suara tersebut, Gold langsung menuju ruang TV untuk menemui kedua kakaknya.

Alisia dan Red kini sedang menonton acara TV spesial malam hari yang biasanya di khusus kan untuk orang dewasa. Di atas meja ada Beer yang mereka gunakan untuk minum dan asbak rokok untuk Alisia juga beberapa snack.

"Darimana saja?" Tanya Alisia pada Gold.

"Main" Jawab Gold dengan seadanya.

"Apa yang kalian tonton?" Tanya Gold balik.

"Model" Jawab Alisia seadanya juga.

Saat Gold melihat ke arah TV, Dia menyadari kalau yang mereka tonton itu adalah orang yang sama yang Gold dan teman-temannya bicarakan sebelumnya.

"A..Itu kan..."

"Yup. Kita semua pasti mengenalinya" Balas Alisia.

"Heee~"

Gold melihat ke arah kakaknya Red yang terlihat cukup serius melihat kearah TV.

"Hmmmm~"

Sekejap Gold memiliki pikiran untuk meledek kakaknya itu.

Gold juga dapat melihat majalah model di atas meja dimana dia sangat tahu kalau kakaknya Red tidak menyukai hal-hal yang seperti itu.

"Anehnya~ Aku kira kakak tidak suka model~"

"Memang tidak"

"Lalu...~ Kenapa beli majalah model dan nonton acara model?~"

Red melihat ke arah Gold dengan tatapannya yang sangat datar tapi ada arti di baliknya yang mengartikan "Diam!".

"Benar benar~ Mungkin saja-" Alisia juga ikut menggoda dan meledek Red.

Red langsung menghela nafasnya dan menjawab-

"Penasaran aja"

"Hooooooo~" Jawab serentak Alisia dan Gold..

"Diam!"

"Kalau masih 'Tertarik', Kenapa tidak hubungi 'Dia' saja lagi?"

Red terdiam dan wajahnya masih datar seperti biasanya. Setelah terdiam selama beberapa detik, Red menjawab-

"Tidak bisa"

"Hah?" Alisia dan Gold merasa keheranan.

"Jika bisa...Aku sudah menelponnya..Sejak 1 setengah tahun yang lalu"

"Heh?!" Gold dan Alisia terkejut.

"Tunggu tunggu...Jadi 'Dia' sudah tidak bisa di hubungi sejak selama itu?"

"Pasti susah memiliki hidup seorang artis yang di kekang seperti itu. Bukan begitu"

"Mau bagaimana lagi. Itu sudah menjadi impiannya"

Alisia dan Gold tahu satu hal mengenai perasaan Red sekarang ini..Tapi mereka tidak ingin menambahkan masalah itu dan berhenti menggodanya.

Keesokan harinya, Pukul 10:00, Di rumah keluarga Mirai.

Gold terlihat sedang bersiap-siap untuk pergi ke luar. Dia memakai setelan favoritnya dan setelah semuanya sudah beres, Gold langsung turun ke lantai 1 menemui kedua kakaknya sedang berada di dapur sedang sarapan.

"Ini sudah jam 10 dan kalian baru sarapan sekarang"

"Kami baru saja bangun"

"Acara Model tadi malam ternyata bisa begitu lama"

"Omong-omong. Kamu mau kemana lagi hari ini? Apa tidak bisa sehari tanpa jalan-jalan?"

"Maunya sih juga gitu. Tapi Hikari minta jalan-jalan"

"Aahhhh..."

"Pacaran terus"

"Daripada yang tidak pernah~"

"CEPAT KELUAR!"

Setelah berhasil meledek kedua kakaknya dan di usir keluar oleh kedua kakaknya, Gold langsung pergi keluar rumah.

"Haha~ Itu hal yang menarik untuk memulai hari~"

Gold meregangkan tubuhnya lalu menarik nafas dalam kemudian membuangnya untuk mengumpulkan semangat dalam dirinya.

"Ok. Saatnya bagian yang paling repot dimulai"

Gold dan Hikari berjanjian untuk bertemu di Mall tersbesar di kota J. Mereka berjanji untuk bertemu pada pukul 11:30. Jarak Mall dari rumah cukup jauh. Gold berencana naik motor hari ini tapi dia batalkan karena Hikari meminta untuk lebih menikmati kencan mereka dengan berjalan kaki.

Gold harus naik kendaraan umum seperti busway agar dapat sampai dengan cepat ke Mall. Perkiraan 45 menit perjalanan, Gold akhirnya sampai di tempat yang di janjikan. Masih ada waktu sekitar 15 menit dan sambil menunggu, Gold membeli minuman di salah satu mesin soda.

Dia bersender pada tembok yang ada di sekitar Mall sambil meminum soda yang dia beli menunggu Hikari datang.

Dia melihat ada banyak sekali orang-orang di sekitar mall. Kebanyakan dari mereka adalah sepasang kekasih yang berpacaran, Ada kumpulan pertemanan, Keluarga yang terdiri dari orang tua dan anaknya, Bahkan ada juga yang sendiri.

Tidak perlu menunggu waktu lama, dalam 5 menit, Hikari datang dan memanggil Gold dari jarak beberapa meter.

"Gooollllldddd~"

"A..Itu dia suaranya"

Gold mengetahu kalau itu suara Hikari dan melihat ke sumber arah suara. Gold dapat melihat Hikari yang baru saja sampai sambil tersenyum memakai pakaian yang cukup indah..Namun bukan setelan yang biasanya dia pakai.

Hikari Boshi, 19 tahun, Seorang perempuan yang sangat cantik dan sudah mengenal Gold sejak masih di bangku SMP. Memiliki tubuh yang feminim dan tinggi yang lebih pendek 30cm dari Gold membuatnya terlihat sangat imut. Rambut panjang berwarna Pirang yang cerah dan halus, Mata berwarna Biru yang indah dan cerah, Kulit putih yang halus dan mulus, Juga sifat yang ceria juga protektif membuat dia terlihat sangat menarik.

Gold dan Hikari mulai berpacaran saat mereka baru saja menduduki bangku kelas 1 SMA dan hubungan mereka sangat baik selama ini. Walau terkadang sering berdebat dan beda pendapat, Mereka dapat berbaikan dengan cepat dan menjaga hubungan mereka kembali.

"Maaf, Apa kau menunggu lama?"

"Tidak. Aku baru saja datang"

"Benarkah?"

"Kapan aku pernah bohong"

"Aha~ Begitu ya. Kalau begitu ayo~"

Hikari dengan cerianya langsung memeluk lengan Gold dan mereka memulai kencan mereka hari ini.

Tidak ada rencana sama sekali. Mereka pergi kemana saja dan melakukan apa saja yang mereka mau dan mereka jumpai di sepanjang jalan. Mulai dari menonton Film di bioskop tapi bukan film bergenre romantis yang mereka tonton melainkan yang bergenre Aksi karna itu adalah genre favorit mereka, Lalu berbelanja beberapa hal walaupun Hikari dan Gold sedang tidak ingin membeli apa-apa, Makan di restaurant yang terbilang mahal, dan lain-lain.

Mereka tidak peduli menghabisi uang mereka dalam sehari atau untuk apa saja karena yang mereka utamakan adalah bersenang-senang bersama dengan apapun yang mereka inginkan bersama.

Di jalan, Mereka sedikit berbincang membicarakan beberapa hal.

"Omong-omong..."

"Hmm?"

"Kemarin kamu pergi karaoke sama yang lain lagi ya~"

"E! I-Ituuuuuuu..Aku Cuma di ajak"

"Hooooooo~"

"M-Mereka Cuma kekurangan anggota...Yaaa..Jadinya aku ikut aja..Gitu.."

"Hmmmmmm~"

"...Maaf. Tidak akan lagi"

"Ahahahahahaha~ Tidak apa, Tidak apa. Lagi pula aku tidak masalah juga kok"

"He?"

"Lagian juga sifat mu juga kadang kaya gitu sih. Maunya keluar rumah terus dan bersenang-senang dengan yang lain. Jadi tidak mungkin aku melarang sifat dan kebiasaan mu sendiri~"

Gold terkejut mengetahui kalau Hikari tidak marah sama sekali atas perbuatannya kemarin. Gold hanya dapat melihat senyuman Hikari yang lebar dan bersniar cerah dimana Gold juga di buat tersenyum melihatnya.

"Hmph~ Kalau begitu, Tidak akan lagi deh"

"He?"

"Aku akan menolak ajakan Karaoke berikutnya lagi nanti"

"Tidak apa kok. Kau boleh bebas melakukan apa-apa"

"Tidak. Yang lain sih Ok, Tapi tidak untuk bertemu perempuan yang lain~"

Mendengar Gold mengatakan hal seperti itu membuat Hikari kembali tersenyum dan langsung merangkul lengan Gold dengan erat.

"Kemana kita sekarang?~"

"Emmm...Entahlah. Kau mau kemana?~"

"Kemana saja~"

Dengan begitu, Mereka melanjutkan kencan mereka.

Sementara itu, Di rumah keluarga Mirai...

Red terlihat pada rutinitas biasanya, Yaitu membaca novel misteri di ruang TV di Sofa yang biasa ia tempati. Sementara itu Alisia menonton TV sambil merokok dan meminum kopi cappucino.

Yang sedang Alisia tonton adalah berita lokal Kota J dimana berita yang di tayangkan selalu berhubungan dengan aksi kekerasan dan kejahatan di jalanan mulai dari Pencopetan, Pemerkosaan, Perkelahian, dan masih banyak lagi.

"Sepertinya yang melakukannya itu anak buah Isamu sendiri" Ucap Alisia.

"Apanya?" Tanya Red yang sedang fokus membaca Novel.

"Kejahatan di jalan"

"Bukannya menjaga tapi yang berbuat, Yaa..Mungkin itu juga harus di lakukan"

"Memang sih. Mungkin aku akan memerintah kalian melakukan hal seperti itu juga nantinya. Tapi, Tugas utama mereka adalah menjaga ketertiban bukannya sebaliknya"

"Jika itu bukan anak buah Isamu, Berarti anak buahnya tidak ada yang becus menjaga keamanan"

"Bukannya kemarin kau menghajar 3 orang pria yang mengancam 2 gadis SMA?"

"Yup"

"Apa benar mereka anak buah Isamu?"

"Kelihatannya begitu"

"Lihat. Bahkan tanpa sebuah perintah pun mereka bertindak kasar"

"Hmph. Mereka merasa yang berkuasa padahal yang paling berkuasa adalah Boss mereka"

"Aku semakin penasaran bagaimana Isamu ini"

"Aku dengar Isamu seorang pria berumur 30 tahunan"

"O-, Masih lumayan muda ternyata"

"Tapi aku tidak tahu secara spesifik fisiknya. Dia tidak pernah terlihat turun ke lapangan"

"Dia tipe Boss yang memerintah dari balik meja"

"Bukannya kau juga"

"Hah~ Aku terkadang juga suka turun kelapangan, OK"

"Ok Ok..."

Sementara itu di Busway yang di naiki oleh Gold dan Hikari.

Busway yang mereka naiki cukup penuh dengan orang-orang. Gold dan Hikari memberikan kursi mereka kepada sepasang orang tua lanjut usia untuk dapat duduk. Gold dan Hikari kini berdiri di dalam Busway sambil memegang tali untuk para penumpang yang berdiri.

Tanpa sepengetahuan Hikari, Di belakangnya ada seorang pria yang terlihat memiliki niat yang buruk. Gold tidak terlalu memperhatikan tapi pandangannya lurus ke Hikari yang sepertinya tidak sadar akan sesuatu.

Pria itu melirik ke kanan dan ke kiri dengan wajah yang sedikit berkeringat dan mata terbuka lebar. Jantungnya seolah-olah berdetak dengan kencang dan nafasnya berat.

Hikari kini hanya menggunakan rok mini dan roknya dia pakai sangat tinggi.

Pria itu ternyata diam-diam ingin melakukan hal yang buruk pada Hikari..Dan Gold tidak menyadarinya.

Perlahan demi perlahan, Tangan kanan pria itu berusaha menjangkau tubuh bagian bawah Hikari.

Untuk sifat sendiri, Hikari di kenal tidak terlalu berani untuk mengadu kepada orang-orang jika ada hal yang buruk terjadi padanya..Bahkan kepada Gold sendiri karena sifatnya memang cukup penakut dan kadang kurang percaya diri.

Perlahan, Tangan si pria sudah hampir sampai pada bagian bawah tubuh Hikari dimana Hikari dan Gold masih tidak menyadari itu.

Gold pandangannya lurus kebawah melihat ke atas lantai Busway dan pandangan Hikari lurus kedepan melihat ke arah jendela.

Masih dengan perlahan namun sudah sangat dekat, Tangan si pria dalam beberapa inci lagi dapat menyentuh bagian bawah tubuh Hikari tanpa di ketahui orang lain dan kelihatannya dia sangat yakin kalau Hikari, Taregtnya, Tidak akan berteriak.

Saat tangan si pria ingin menyentuh tubuh bagian bawah Hikari-

Terdengar siulan lagu klasik "Eine Kleine Nachtmusik" yang keluar dari Gold. Mendengar itu membuat si pria sedikit terkejut dan dia bergerak sedikit melihat ke sumber suara dan menarik tangannya sedikit.

Dia dapat melihat Gold yang bersiul sambil melihat kebawah dan tidak menyadari tindakan yang ingin dia lakukan.

Merasa sudah tenang kembali dan kembali yakin, Si pria melanjutkan aksinya.

Beberapa Inci lagi, Tangan si pria akan menyentuh tubuh bagian bawah Hikari dan Hikari juga Gold masih belum menyadarinya.

Lalu, Saat itu pun tiba..Tangan si pria akan menyentuh tubuh bagian bawah Hikari dan dia sudah merasa tidak sabar untuk menyentuh dan merasakan tubuh bagian bawah Hikari...

Hingga pada akhirnya..

Tanpa ia sadari..

Tangannya sudah berada di atas di angkat oleh seseorang dengan sangat cepat.

"He?!" Si pria terkejut dan matanya terbuka sangat lebar dimana saking terkejutnya dia langsung membeku tidak bereaksi lebih.

Penuh dengan keheranan dan kebingungan, Si pria melihat kenapa tangannya berada di atas. Saat dia mengangkat kepalanya untuk melihat ke atas, Dia dapat melihat pergelangan lengannya di pegang dengan sangat erat oleh seseorang dan orang itu adalah...

Gol'D Mirai.

Sekejap karena hal itu, Orang-orang langsung melihat ke arah mereka berdua, Terutama Hikari yang kebingungan.

Si Pria berusaha melihat ke arah Gold yang memegang lengannya. Saat dia melihatnya, Dia dapat melihat Gold dengan wajah yang serius dan marah dimana matanya menatapnya dengan sangat tajam bagaikan seekor burung elang yang melihat mangsanya.

Merasa takut namun tidak dapat berbuat apa-apa dan bereaksi apa-apa, Si pria hanya bisa berteriak "Lepaskan!" kepada Gold. Dia meronta-ronta berusaha menarik tangannya kembali dan berusaha menggunakan tangannya yang satunya lagi untuk melepaskan genggaman Gold.

Tapi itu semua tidak berhasil.

Gold semakin lama menggenggam dengan erat dan kuat pergelangan tangannya sampai dia dapat merasakan tulang lengan si pria berada di genggamannya.

"AAAAAGGGHHH!!!"

Si pria teriak kesakitan akibat lengannya di genggam dengan sangat erat dan kuat oleh Gold.

Semua orang semakin merasa penasaran juga beberapa dari mereka merasa takut. Hikari juga merasa sangat bingung dan wajahnya terlihat ke takutan seperti menggambarkan kalau dia berusaha untuk mengatakan "Gold hentikan" tapi tidak bisa.

Teriakan si pria mulai lebih nyaring dari sebelumnya dan dia terlihat sangat kesakitan dan lebih kesakitan dari biasanya. Gold menggenggamnya dengan sangat kuat dan erat sampai pergelangan lengan si pria membiru dan tangannya terlihat lemas.

Lalu pada tekanan genggaman yang terakhir, Gold memperkuatnya dan dapat terdengar sebuah bunyi yang cukup nyaring..

CRACK!

"AAAAAAAARRRRRRRRGGGGGGGHHHHHH!!!"

Setelah bunyi itu, Di susul teriakan yang penuh dengan kesakitan dari si pria.

Lengannya yang sebelumnya membiru kini berubah memerah dan terlihat seperti..

Patah.

Setelah itu, Gold melepaskan lengan si pria dan membiarkannya tergeletak ke sakitan di atas lantai busway.

Gold kemudian berteriak kepada si sopir-

"HENTIKAN BUSNYA!"

Mendengar perintah itu..Karena si sopir juga merasa sedikit ketakutan..Si sopir langsung menuruti perintah Gold dan menghentikan jalannya busway.

Gold kemudian menyeret si pria dengan cara menarik rambutnya dengan satu tangan. Gold membawa si pria sampai ke depan pintu busway dan meminta si sopir untuk membuka pintunya dimana langsung di turuti.

Dengan kekuatan yang sangat kuat dan penuh tenaga, Gold melempar keluar pria tersebut sampai membentur aspal dengan sangat keras dimana bunyinya dapat di dengar oleh orang-orang di dalam busway.

Orang-orang yang berada di pinggir jalan juga kaget melihat ada seseorang yang di lempar keluar dari busway dengan cara paksa dan kasar seperti itu.

Setelah berhasil melempar si pria keluar, Gold memerintahkan si sopir untuk melanjutkan kembali perjalanan.

Si sopir menutup pintu busway dan kembali menyetir.

Setelah masalah itu selesai, Si sopir bertanya kepada Gold-

"M-Maaf...T-Tapi...Tadi itu...Dia siapa dan kenapa?"

Gold menjawab langsung.

"Peraba"

"B-Begitu ya...Untung saja kau langsung bertindak"

"Hm"

Ketakutan semua orang di dalam busway berubah menjadi perasaan lega. Pertama mereka kira kalau itu adalah pertengkaran yang tidak ada arti namun ternyata sebuah perlindungan diri. Hikari juga merasa lega dan merasa berterima kasih.

Saat Gold kembali ke sisi Hikari, Hikari langsung memeluk lengan Gold dengan sangat erat penuh dengan senyuman.

"Kau tidak apa?" Tanya Gold.

"Tidak apa~ Semua berkat kamu~"

"Syukurlah"

"Ehe~ Aku punya pria yang kuat yang selalu ada di samping ku~"

"D-Diam lah~"

"Ehehehehe~"

Di rumah Keluarga Mirai, Pukul 20:00.

"Aku pulang"

"O, Selamat datang. Tumben tidak sampai malam" Jawab dan tanya Alisia.

"Tidak sekarang"

"Tumben tidak nginap di rumah Hikari" Tanya Red.

"Tidak sekarang"

"Tumben Hikari tidak mampir" Tanya Alisai.

"Tidak sekarang"

"Tumben-"

"TIDAK SEKARANG!"

Red dan Alisia tertawa kecil setelah berhasil meledek Gold walaupun Red tidak terlalu terlihat tawanya dan hanya terlihat senyuman kecilnya.

"Darimana saja?" Tanya Alisia.

"Darimana aja" Jawab Gold dengan seadanya.

"Tidak ada rencana lagi?"

"Tidak"

"Heee"

Gold melepas Jaket dan Topi beanienya lalu menaruhnya di atas meja depan TV. Dia kemudian di tawari Red snack dimana dia mengambilnya kemudian duduk di salah satu sofa.

"Apa ada sesuatu yang menarik terjadi?" Tanya Alisia kembali.

"Emmm...Aku Cuma mematahkan lengan seseorang yang beruaha meraba Hikari"

"Waaaaaa~ Aku kira leher"

"Maunya juga gitu. Tapi urusannya akan lebih sulit nanti"

"Bukannya kamu yang sering bilang 'Urusan Polisi belakangan'"

"Ya..Tapi tidak sekarang"

"'Belum'...Mungkin"

"....Aa, Belum"

"Tenang saja...Itu akan terjadi nanti...Segera"